Wednesday, June 23, 2010

Saya wanita boros tidak?



Beberapa teman atau sahabat saya sering bilang kalau saya adalah wanita boros.  Saya jadi mengerutkan dahi saya, koq bisa-bisanya menyimpulkan saya wanita boros. Saya selalu merasa bahwa saya adalah wanita yg paling bisa menahan diri dalam hal berbelanja. Jadi saya tak merasa diri saya boros. Karena terlalu sering dengar saya jadi heran, dasar mereka menyimpulkan hal tsb apa yah? Saya coba-coba menganalisa sendiri nie, siapa tahu mereka benar. Jangan-jangan saya sebenarnya tidak sadar sudah menghambur-hamburkan uang.

Asumsi 1

Kalau ada tawaran tiket berlibur murah meriah muntah, maka saya pasti jarang menolaknya. Mau lagi ada uang keq mau nga ada keq, pokoke kalau ada tiket murah saya pasti beli. Tak perduli nanti bisa berangkat berlibur atau tidak, yg penting punya tiket dulu dech. Dan beberapa kali tiket saya ada yg hangus karena saya tak jadi berangkat. Capek dech!


Asumsi 2

Kalau lagi berlibur, mau di dalam negeri keq mau di luar negeri keq, pokoke sami mawon lah, saya selalu berjanji bahwa saya tak akan dan tak berminat untuk belanja-belinji. Tak mau beli oleh-oleh dan barang-barang souvenir yg tak penting. Itu janji saya. Sehingga saya membatasi biaya belanja tapi membuat biaya tak terduga yg cukup besar. Tapi janji-janji tinggal janji, kalau sudah  sampai di tempat berlibur, melihat souvenir yg lucu dan bagus atau lihat tas yg unik atau lihat perfume yg lagi sale besar-besaran, atau lihat sepatu high heels yg sexy sekali, langsung diborong euy. Sampai biaya tak terduga habis ludes des. Capek dech!

Asumsi 3

Saya sudah berencana untuk menghentikan kebiasaan makan di luar, di resto, di mall dll. Tapi kalau sudah janjian jalan sama sahabat2 saya, maka semua rencana penghematan tadi langsung dilanggar habis, tahu2 uang saya sudah berkurang banyak. Kadang2 saya secara spontanitas bisa belanja macem2 tanpa direncanakan. Capek dech! Hobbi saya menbaca buku, menonton film di bioskop, beli DVD dan VCD, membuat saya sering menghabiskan uang dalam jumlah yg lumayan besar.

Asumsi 4

Berhubung saya wanita tulen alias punya bakat untuk berleyeh-leyeh sembari masuk salon kecantikan. Kebayang nga kalau wanita masuk salon apa saja yg dikerjakan di sana, mulai dari cream-bath, lulur seluruh badan, manicure, pedicure, facial, meluruskan rambut, dll. Kebayang nga menghabiskan dana berapa banyak? Gelap nga sich?

Asumsi 5

Belum lagi ditambah mengkoleksi berbagai aksesoris, yah gelang yah kalung yah giwang berbagai macam bentuk semua dikoleksi, Ampyuuunnnn! Tambah lagi koleksi tas koleksi sepatu koleksi baju dan segudang koleksi lainnya. Membayangkannya saja udah ruweeettt. Masih ditambah dengan daftar kebutuhan yg lainnya. Kalau tidak kuat iman dan tidak lirik sana sini bisa-bisa besar pasak dari tiang tuch alias tekor melulu hahhaha.

Nach setelah semua saya evaluasi dengan tenang, kayaknya komentar teman-teman saya itu cukup masuk diakal juga yah. Saya memang jarang membukukan semua pengeluaran saya. Sepanjang masih ada uang, saya tak pernah menganalisa atau menghitung2 berapa banyak uang yg sudah saya hambur2kan untuk semua kesenangan saya yg tidak penting itu. Kayaknya saya harus berbenah diri dan berusaha menemukan cara yg efektif untuk menghentikan kebiasaan saya yg buruk ini. Setelah saya pikir2 dgn matang, kayaknya kalau saya punya suami tuch, bisa berpotensi korupsi tuch suami saya untuk memenuhi berbagai biaya yg saya keluarkan ini hahaha. Sepertinya teman saya benar juga analisanya, menyebutkan saya wanita boros hahaha... Capek dech!

Moral dari cerita ini adalah :
Sering kali kita tak menyadari tindakan dan gaya hidup kita yg cenderung boros, tapi sulit mengakuinya karena kita terpaku dengan pikiran bahwa kita tak merasa boros hehehe.Semoga bermanfaat!

nuchan@23062010
copyright

No comments:

Post a Comment