Tuesday, October 25, 2011

Piltranco (airport bus) in DMIA Manila-Philippines


Saya tak pernah tahu bahwa wajah orang Philippines itu mirip banget dengan wajah orang Indonesia. Saya baru sadar bahwa wajah dan bentuk tubuh orang Philippines itu sangat mirip dengan orang Indonesia ketika saya mengunjungi Manila Oct 2011. Ketika saya mendarat di Diosdado Macapagal International Airport (DMIA),turun dari pesawat memasuki ruang imigrasi, saya lihat wajah petugas imigrasinya mirip wajah-wajah petugas imigrasi di Cengkareng - Jakarta. Ohlala, saya merasa kayak di Indonesia aja, nga merasa sedang di luar negeri. Ampun dah. DMIA ini untuk ukuran international, saya pikir sangat sederhana sekali yah. Nga ada-ada tanda-tanda standar international sama sekali, saya malah nga ketemu duty free. 

Tuesday, October 18, 2011

Gemerlap dunia malam di Bukit Bintang

Selama ini kalau saya menuju Kuala Lumpur maka tempat menginap yg biasa saya pakai adalah Rainforest. Lokasinya tak jauh dari Istana Hotel yg ada di daerah Bukit Bintang. Posisinya cukup strategis karena sedikit jauh dari KL Monorail yg ada di jalan Raja Chulan. Sehingga tidak terlalu bising dengan suasana malam yg menghiasi sepanjang daerah Bukit Bintang.

Tapi kali ini saya terpaksa membagi dua lokasi tempat saya menginap karena di Rainforest sudah fully booked. Khawatir bahwa saya tidak dapat kamar maka saya booking langsung selama 3 malam di Rainforest tapi tanggalnya acak. Selebihnya saya coba cek via internet, hostel mana lagi yg kira-kira strategis dan harganya kompetitif, sesuai isi kantong saya. Dari sekian hostel yg muncul melalui hostelworld, maka saya coba pilih Sunshinebedz yg menduduki rating ke-2 tapi lokasinya tepat di depan Lot 10 Bukit Bintang. Opps lokasi yg lumayan bagus dengan harga yg pas isi kantong saya. Saya titip semua tas saya di Rainforest, karena saya tak ingin membawa tas saya dengan kondisi sudah lelah sekali.

Saya jalan kaki dari Rainforest menuju Sunshinebedz di Jln. Sultan Ismail, jaraknya hanya 5 menit berjalan kaki, Saya coba datang langsung dan menanyakan ada kamar kosong atau tidak? Jawabnya sudah penuh. Aneh, padahal saya cek via website masih banyak yg kosong. Ternyata menurut sang manajer, mereka sudah melepas beberapa kamar ke hostelworld, sesuai perjanjian, jadi mereka tak bisa memberikan kamar itu kalau tidak melalui hostelworld. Dan sang manajer Patrick Jones, menawarkan saya supaya booking via internet. Akhirnya saya harus ke kios internet lagi. Untung jaraknya hanya 3 pintu dari hostel Sunshinebedz ini. Saya coba booking via internet selama 2 malam saja. Tapi hasilnya menjadi buruk banget karena saya harus mondar-mandir Rainforest dan Sunshinebedz. Capek deh! Tapi sudahlah yg penting saya punya tempat menginap yg lumayan bagus, tepat di seberang Lot 10.

Saya pikir kalau menginap di Sunshinebedz ini maka suasana malam yg sangat riuh dan sangat dekat dengan KL Monorail maka akan bising dan mengganggu sekali. Tapi nyatanya tidak terlalu menganggu sich. Biasa saja. Mungkin karena letaknya di lantai 2 dan dibuat kedap suara kayaknya jadi saya nga bisa dengar suasana bising di bawah sana  hehehe. Atau saya terlalu lelah jadi nga bisa dengar lagi keriuhan malam di Bukit Bintang.Entahlah.

Malam pertama di Sunshinebedz semuanya berjalan lancar. Saya bertemu dengan teman sekamar dari China, yg sedang bertualang di Southeast Asia. Kayaknya anaknya senang bertualang dan sudah menjelajah beberapa negara. Bahasa Inggrisnya pun sangat baik dan lancar sekali.  Malam kedua, saya bertemu dengan teman sekamar dari Jepang  dan dari Taiwan. Dua-duanya travelling sendirian saja. Yg perempuan dari Jepang malah sangat mengagetkan sekali karena dia tak terlihat seperti orang Jepang lainnya yg cenderung tertutup dan jarang bicara sama sekali.  Namanya Chie, badannya kurus tinggi dan terlihat cantik sekali. Dia senang berbicara dan bertanya apa saja. Bahasa Inggrisnya sangat bagus, dia bebrbicara cepat sekali dan sangat terbuka dengan siapa saja.Setiap kali berbicara dia sangat terlihat antusias terhadap segala hal baru yg dia lihat. Ohlala menakjubkan sekali hahaha. Baru kali ini ketemu perempuan Jepang yg sangat terbuka dan senang berbicara apa saja.

Karena sama-sama travelling sendirian, Chie mengajak saya makan siang bareng dengannya. Katanya dia tertarik untuk mencoba makanan lokal yg ada di KL. Dia menunjukkan lokasi tempat makan yg sangat populer di KL yg dia dapat dari buku Lonely Planet dan hasil browsing dari internet juga. Chie sudah memprintout peta menuju tempat makan tersebut. saya yg tak punya clue sama sekali tentang dunia kuliner maka ikut sajalah dengan ide si Chie ini hehehe. Saya bukan penggemar makanan dan jarang pula berwisata kuliner hehhee Lidah saya agak kampungan karena hanya doyan makanan Indonesia saja. Tapi daripada makan sendirian maka saya pilih untuk ikut berwisata kuliner saja dengan Chie.

Pukul satu siang setelah selesai mandi dan dandan, saya ajak Chie untuk jalan bareng, karena ini bukan pengalaman pertama saya berada di KL, maka saya dengan cepat tahu posisi Jalan Alor yg dimaksud oleh Chie. Memang Jalan Alor terkenal sebagai tempat makan di seputar Bukit Bintang. Kalau malam hari Jalan Alor ini penuh dengan pengunjung yg makan di sana. Jalan Alor itu sudah mirip kayak pasar malam saja. Sampai dini hari pun suasana di sana masih ramai.  Tapi rasanya siang hari biasa saja sich menurut saya. Suasananya tidak terlalu menarik. Beda kalau malam hari penuh sinar lampu jalan yg meriah membuat Jalan Alor ini menarik untuk dikunjungi.

Siang itu suasana Jalan Alor masih sepi dengan pedagang makanan. Berbekal data dari Lonely Planet dan hasil browsing internet Chie-san mencoba mencari makanan yg bernama Bak kut teh (Chinese: 肉骨茶; Pe̍h-ōe-jī: bah-kut-tê) di seputar Jalan Alor. Saya sich seumur hidup belum pernah tahu yg namanya Bak kut teh, bentuknya kayak apa, terbuat dari bahan apa, sama sekali nga tahu. Yah harap maklumlah, saya tidak begitu suka wisata kuliner. Bagi saya makanan Indonesia khususnya masakan Batak, Sunda dan Padang saja yg cocok di lidah saya. Selebihnya gelap.

Kelihatannya Chie-san ini sangat serius pengen makan  Bak kut teh. Baginya berlibur itu identik dengan wisata kuliner dan Chie-san merencanakan di setiap negara dia harus mencicipi masakan lokal saja. Yg namanya McDonald,KFC,Wendy's,dll itu haram hukumnya untuk dimakan. Ampun dah! Jadilah siang-siang dengan udara yg lumayan panas begitu, kami jalan kaki cari makanan yg namanya  Bak kut teh di Jalan Alor. Setelah dari ujung ke ujung kami jabani, nga ketemu pula dengan warung Bak kut teh seperti yg tertulis di Lonely Planet. Akhirnya karena penasaran kami coba bertanya ke salah satu  petugas resto yg ada di Jalan Alor, dimana letak warung Bak kut teh yg sangat terkenal di KL?

Sungguh diluar dugaan, dengan senang hati petugas resto tsb menjelaskan dengan bahasa Inggris dan bahasa Jepang,dimana letak resto Bak kut teh yg terenak di KL.Ternyata letaknya di Jalan Imbi, kalau jalan kaki sekitar 15 menit dari Jalan Alor.

Monday, October 17, 2011

No more drama my friend! ( Part 2)

Sabtu 08 Oct 2011

Pagi ini ketika bangun pagi sudah disambut hujan pagi yg lumayan deras. Setelah sekian lama tak turun hujan, maka hujan kali ini seharusnya menjadi anugerah buat saya dan semua orang yg sudah lama menantikan turunnya hujan. Tapi kali ini saya tak berbahagia, karena hari ini pukul 11:30AM, saya harus terbang ke KL. Ohlala hujan deras justru membuat hati saya ikutan kelabu. Entah kenapa perjalanan kali ini tidak membuat saya bersemangat seperti travelling sebelumnya. Pikiran saya sedang tak konsentrasi untuk bersenang-senang. Apa pasalnya? Karena sejak minggu lalu secara resmi perusahaan memutasikan saya dari Innovation Team ke Business Development Group. Pekerjaan ini masih baru buat saya, dan kebetulan saya tak punya latarbelakang yg cukup untuk bidang ini. Bukan karena saya khawatir, saya tak sanggup menangani pekerjaan ini tapi rasanya ada rasa sedih yg mencuat dari lubuk hati saya, karena harus berpisah dengan rekan kerja saya di IT. 4 tahun lebih saya bersukacita dan merenda hari-hari bersama mereka tapi sekarang saya harus berubah dan berpisah. Yeah c'est lavie.

Berat rasanya badan saya untuk bangkit dari tempat tidur, tapi saya paksakan saja untuk turun dari tempat tidur. Saya cek ulang semua dokumen, tiket, pakaian, underwear, alat-alat mandi,  make up dan semua keperluan selama travelling seperti kamera, charger, tripod, dll. Saya pilih hanya membawa 4 potong T-Shirt tipis, 1 potong celana  pendek dan 2 potong celana 3/4. Saya nga pusing membawa barang2 yg terasa berat. Tapi berhubung saya nga kuat udara dingin, maka saya putuskan bawa jaket. Saya pilih bawa ransel kecil saja. Jadi semua keperluan travelling harus bisa masuk ke dalam satu ransel saja. Ohlala kelihatannya ransel saya jadi agak tebal.

Karena saya sudah melakukan web check-in, jadi saya pikir saya tak perlu terburu-buru untuk



Monday, October 10, 2011

Manila or Jakarta??

Hari ini gue menjelajahi daerah Intramuros, salah satu daerah heritage atau bangunan-bangunan bersejarah di Manila. Dari Makati Avenue, gue naik Jeepney jurusan LRT-TAFT, bayar PHP8. Dari Taft ganti naik Metro menuju United Nation Avenue seharga PHP 12, naik dari Gil Puyat Station dan turun di UN Avenue. Dari Gil Puyat hanya 4X stop. Kalau nga salah sich Gil Puyat - Vito Cruz - Pedro Gil - U N Avenue. Turun di U N Avenue menyeberangi jalan menuju daerah Intramuros....Gue susah menjelaskannya tapi jalan dulu kira2 5 menit nanti menyeberangi jalan lagi sebelah kanan. Pokoknya rajin aja bertanya sama orang yg ketemu dijalan, mereka dengan senang hati menjelaskan bagaimana ke Intramuros.

Begitu sampai daerah Intramuros nanti ada tulisan di gerbangnya itu tulisan INTRAMUROS. Jadi langsung tahu itu sudah Intramuros apa tidak. Sepanjang jalan kamu akan melihat bangunan-bangunan tua yg masih bergaya  Spanyol banget. Dan yg paling membantu adalah mereka membuat papan semacam pengumuman  bahwa bangunan tersebut sebelumnya pernah menjadi sejarah di Philippines. Jadi walaupun sudah berubah fungsi tapi masih ada sejarahnya di sana.

Saya suka dengan bangunan Manila Catedral dan Church of Santo Augustine. Dua-duanya bagus banget sangat indah arsitekturnya. Terutama Church of  Santo Augustine penuh dengan ratusan lukisan yg ukurannya besar-besar banget , kalau nga salah ada malah yg lebih dari 5 meter panjangnya lukisannya. Terutama lukisan makan perjamuan Yesus Kristus bagus banget. Semua lukisan ttg sejarah para santo dan santa. Dan lukisan ttg sejarah para penyebar agama Kristen Khatolik di Philippines. Melihat seluruh isi bangunan Church of  Santo Augustine gue seperti memasuki masa-masa di mana para penjajah dari Eropa berlayar menuju Timur dan berpetualang di lautan ratusan hari hanya untuk mencari rempah-rempah sembari menyebarkan ajaran atau agama baru bagi semua daerah jajahannya. Gue melihat betapa hebatnya orang-orang Spanyol di masa lalu. Usaha mereka membangun  gereja yg luar biasa bagusnya karena tepat tahun ini Church of St.Augustine sudah berusia 440tahun. Bayangkan dibangunan 1571-2011, sudah 440tahun, bangunannya masih kokoh berdiri dengan ornamen-ornamen yg super indah. saya yakin banget dulu langit-langitnya gereja itu dilukis dengan tangan alias handmade...Ohlala sebuah karya yg luar biasa. Mungkin kalau boleh gue bilang selain mewariskan agama yg belum luntur sepanjang sejarah, oran Spanyol juga mewariskan berbagai bangunan gereja yg sangat indah hampir di semua provinsi yg ada di Philippines.

 Selain Intramuros, mungkin Jose Rizal Park adalah salah satu daerah yg wajib anda kunjungi kalau berlibur ke Manila. Di sini ada statue pahlawan Phipippines yaitu Jose Rizal. Ini semacam taman yg sangat luas mirip kayak Monas yg ada di Jakarta. Kalau malam hari ada air mancur yg bisa menari-nari dan warna warni sangat indah. Dan Jose Rizal Park juga banyak barisan bendera - bendera Philippines yg kalau anda pengen bernarsis ria cocok banget hehehhehe mirip kayak Merdeka Square yg ada di Kuala Lumpur.  Dari sini kamu bisa menuju bay. Karena kalau menyeberangi dari Jose Rizal Park kamu bisa menemukan lapangan luas tempat orang Filipina berolahraga dekat dengan Manila Bay hehehhe

Hari ini kaki gue gempor hanya ke 2 tempat itu saja booo...kalau besok udah ada cerita baru baru disambung deh..gue nulis ini biar nga lupa saja sich ..hehhehe

Manila atau Jakarta susah gue membedakannya...semuanya mirip banget. Profil orangnya juga sama aja sich..Yg bedainnya cuma Jeepney doang...pokoknya unik banget deh...makanannya banyak B2 hehhehehe serba B2 hahahhaha maklum bekas jajahan Spanish hehehehhe jadi boleh dong B2 hehhehehe

Maaf ada yg ketinggalan nie..gue nginap di daerah Makati Avenue. Nama Guesthousenya Our Melting Pot...kalo nga mau rumit sama lokasinya dengan hotel The Avenue Suites...#.7829 Makati Avenue...

nuchan@102011