Sunday, May 20, 2012

Mengapa harus solo travel?


Mengapa harus solo travel? Perempuan pula. Bahaya tidak? Apakah cukup berharga untuk melakukan solo travel? Pertanyaan seperti ini pasti akan muncul saat kamu akan melakukan solo travel, apalagi ke luar negeri. Hmm tambah dicecar banyak pertanyaan.

Kalau saya pribadi ditanya, kenapa sich harus repot-repot solo travel. Sepi lagi. Garing banget, jalan sendiri. Tidak punya teman ngobrol atau ngerumpi atau apalah. Apa nga jadi bisu tuch jalan sendiri. Mungkin tidak semua orang bisa memahami hal ini. Tapi jangan kecil hati, nga usah pusing juga memikirkan jalan pikiran atau sudut pandang orang lain yg tidak bisa memahami hal ini. Karena memang bukan tugas kamu membuat mereka mengerti. Kalau saya pikir lebih baik berprinsip : Anjing menggongong, kafilah berlalu hehehe..EGP! Emang gue pikiran!

Kenapa saya harus solo travel?

Dulu saya termasuk kategori perempuan paling penakut. Tidur sendirian saja saya ketakutan, bisa semalaman saya tak bisa tidur kalau tidak ada teman tidur. Dari sejak kecil, saya selalu tidur satu ranjang dengan kakak perempuan saya. Jadi praktis selama ¼ abad hidup saya, tidur bareng kakak saya.

Saya mulai belajar tidur sendirian sejak kakak saya memutuskan menikah dan mengikuti suaminya hidup di luar Pulau Jawa. Saat itu saya sempat mengalami depresi dan susah tidur. Selama 3 bulan saya selalu tidur ketakutan, seperti ada bunyi-bunyi yg aneh saat saya mau tidur. Dan kerapkali tengah malam saya terbangun dan memeriksa ulang semua jendela dan pintu rumah, terkunci atau tidak. Dan itu sungguh sangat menyiksa sekali buat saya. Saya malah sempat diopname seminggu di RS Jakarta karena terserang penyakit typus. Katanya kecapean dan kurang tidur. Yah iyahlah gimana nga kurang tidur, wong tiap hari saat  tengah malam pasti terbangun. Bener-bener edan!

3 bulan lamanya tidur malam adalah menjadi ajang penderitaan buat saya. Plus bonus opname di RS. Saat itu saya pikir ini bener-bener gila. Saya harus berubah, kalau tidak mau hidup saya bak di neraka. (Belum tahu juga sih hidup di neraka kayak apa hahaha) Tapi intinya saya harus memutuskan bahwa saya harus berani. Mind-set saya harus segera dirubah.

Momen yg paling penting kenapa saya berubah adalah saat kontrak rumah saya di Bulak Rantai Kramat Jati Jakarta Timur sudah habis. Dan saya harus segera memperpanjang dan membayar biaya kontrakan setahun penuh. Saat yg sama juga rumah yg sudah saya beli di Mutiara sudah bisa dipakai tapi penduduk di sekitar perumahan itu masih sepi banget. Dua hal ini membuat saya harus segera memutuskan sikap saya, mau meneruskan perpanjangan kontrak rumah atau pindah rumah segera ke Mutiara tapi resikonya hidup di daerah yg masih sepi dan jauh dari pusat keramaian. Malah di perumahan saya ini, suara jangkrik masih bisa terdengar jelas hehehe.Setelah diperhitungkan dengan matang, akhirnya saya putuskan pindah rumah segera.

Keputusan ini adalah awal di mana saya mulai belajar berani menghadapi kenyataan bahwa saya harus berani tidur sendiri. Aneh bin ajaib, setelah seminggu saya tinggal di rumah saya sendiri, lambat laun saya tidak parno lagi saat tidur malam hari. Bahkan setelah berjalan setahun penuh, saya pikir saya sudah sembuh total. Saya tidak takut lagi tidur sendiri. Bahkan saya mulai menikmati betapa asyiknya tidur sendirian. Saya bebas melakukan aktivitas di kamar saya tanpa ada yg mengganggu. Tempat tidur yg luas 2x2m membuat saya bebas tidur berguling ke mana saja. Tak ada yg mengganggu. Saya bebas bangun menurut kemauan saya. Tidak ada yg menyuruh saya harus bangun, atau tidak ada yg memerintah saya harus melakukan apa. Saya bener-bener bebas dan menikmati kesendirian saya yg menurut saya membuat saya jadi tenang dan bahagia banget. Top! Saya tak pernah menduga kalau saya bisa sembuh dan tidak phobia lagi tidur sendiri. Begitu mudah obatnya. Saya hanya memutuskan di otak dan hati saya bahwa saya harus berani dan tidak boleh takut. Hebat. Mungkin kalau kamu penakut kayak saya, boleh coba tips saya tadi. Memutuskan menjadi berani di hati dan pikiran kamu, meskipun terpaksa. Pasti bisa sembuh.

Tahun 2005, saya dan sahabat saya mulai belajar travelling ke luar negeri.  Itupun karena dapat penawaran tiket murah banget dari AA. Saya senang banget. Travelling bareng sahabat  saya dengan rute KL-Penang-Hatyai-BKK-KL-JKT. Waktu itu saya bahagia banget. Walaupun banyak suka-dukanya tapi saya pikir itu adalah proses pembelajaran yg manis buat saya.

Perjalanan itu bener-bener memberikan kenangan yg manis buat saya. Dan saya mulai tertarik bahkan cenderung terbius pengen mengulangi kenikmatan saat traveling tersebut. Tapi kendala utama, saya sulit mengatur antara cuti saya dan cuti sahabat saya. Karena sahabat saya bekerja di perusahaan yg beda dgn saya. Aturan cutinya pun sangat beda dengan kantor saya. Acapkali ada penawaran tiket murah dari AA tapi ketika saya kemukakan hal ini dengan sahabat saya , selalu akhirnya terbentur jadwal yg berbeda. Awalnya saya frustrasi juga dengan keadaan ini. Pengen jalan dengan tiket murah tapi nga ada sahabat yg bisa diajak bareng. Mau jalan sendiri kog kayaknya janggal dan kurang nyaman juga.

Penawaran tiket AA yg datang bertubi-tubi membuat saya tak sanggup menahan godaan untuk segera travelling. Akhirnya saya putuskan untuk melakukan solo travel saja. Saya tak mau kehilangan kesempatan hanya karena harus tergantung ada teman jalan bareng atau tidak. Tahun 2006, saya putuskan untuk jalan sendiri lagi. Dengan rute JKT-Medan KL-Kuala Trengganu-KL-Malaka-KL-BKK-KL -JKT. Itu pertama kalinya saya melakukan solo travel. Banyak suka-duka yg saya alami selama perjalanan sendirian. Dan travelling  ini menjadi turning point untuk melakukan solo travel berikutnya dan berikutnya.

Setiap saat akan muncul pertanyaan yg sama : Mengapa harus solo travel?

Ketika saya memutuskan untuk solo travel, maka semua hal akan menjadi tugas dan tanggung-jawab saya pribadi. Saya harus mengandalkan segala kemampuan saya untuk memastikan perjalanan saya ini berjalan lancar. Karena saya tak punya teman untuk berbagi tugas.

Yg menarik bagi saya saat sudah memutuskan untuk solo travel adalah saya benar-benar harus mempersiapkan :

1. Mental
Ada sebagian orang yg berpikir bahwa kalau sudah sering travelling sendirian, maka lantas saya sudah memiliki mental baja dan pasti semua serba mudah. Sepertinya dugaan itu sedikit berlebihan atau kurang tepat. Saya tetap punya kekhawatiran sendiri. Memasuki negara lain yg belum pernah saya kunjungi sebelumnya, pasti punya kesulitannya sendiri. Untuk mempersiapkan mental saya dan rasa percaya diri saya memasuki negara tersebut, biasanya saya harus melakukan observasi sendiri melalui buku, website, mass media, atau berbagai blog-blog apa saja yg terkait dengan kondisi negara tersebut. Saat observasi ini, justru membuat saya belajar  banyak dan sering menemukan hal-hal yg unik dari negara tersebut. Kadang-kadang informasi di website ini memberikan saya perspective baru tentang negara tersebut. Bak kata orang bijak, tak kenal maka tak sayang. Mau tak mau saya harus belajar  tentang membaca  peta di dalam kota yg akan dituju, belajar tentang  wisata kuliner dan makanan khas negara tersebut, mencari tahu souvenir-souvenir yg unik yg dijual di negara tersebut, memastikan dengan baik kondisi cuaca atau musim-musim yg dianjurkan saat mengunjungi negara tersebut, mempelajari ikon wisata yg paling popular dan wajib dikunjungi serta highlights yg ada di sana, menganalisa biaya hidup,konversi mata uangnya, pakaian yg harus disesuaikan dengan musim di negara tersebut, moda-moda transportasi umum yg ada disana, tingkat keamanan bagi traveller wanita, berbagai lokasi guest houses,hostels dan tempat penginapan yg murah dan terjangkau yg umum dikunjungi para backpacker dari seluruh dunia. Semua proses  persiapan ini justru yg menjadi momen terbaik buat saya menambah pengetahuan-pengetahuan baru tentang negara lain. Semakin banyak saya menguasai tentang negara tersebut, maka semakin percaya diri saya memasuki negara tersebut. Dan ini yg akan membuat mental saya semakin teruji dan terasah, apakah saya sanggup bertahan di negeri orang sendirian.

2. Jadwal yg paling efisien

Saat memutuskan kapan berangkat, berapa lama akan tinggal di negara tujuan, kapan pulang, dan moda transportasi apa saja yg akan saya gunakan. Hal ini semua terkait erat dengan cara menyusun budget yg paling hemat dan efisien dan menetapkan jadwal yg sistematis sehingga budget yg dirancang tidak meleset terlalu jauh. Sehingga secara keseluruhan plan dan actual tidak terlalu banyak gap-nya. Sebelum menyusun jadwal, maka perlu dilakukan observasi melalui buku atau internet, sehingga saya bisa menentukan jadwal yg efisien. Dan ini bener-bener harus mengecek semuanya, mulai dari letak bandara, letak guest house, moda transportasi dan daerah-daerah yg akan dikunjungi berikutnya harus saya kuasai dengan bener. Agar bisa membuat travel plan yg efisien dan efektif.

3. Pakaian yg paling praktis dan minim

Berhubung jalan-jalan ini ala backpacker, maka seluruh pakaian yg disiapkan harus praktis dan tidak terlalu banyak. Semua jenis pakaian yg dibawa kalau bisa memang sangat ringan dan tidak terlalu tebal, biar tidak berat dan menyusahkan. Pastikan semua pakaian yg dibawa memang bener-bener diperlukan. Alagkah baiknya juga, kalau sebelumnya sudah mengecek kondisi cuaca di negara tujuan, agar tidak salah kostum. Khan gawat kalau datang saat musim dingin tapi lupa bawa warm clothes, bisa mati kedinginan atau justru budget meledak karena kudu beli baju dingin hehehe

4. Kondisi cuaca di negara tujuan

5. Cara menemukan lokasi lokasi yg akan dituju
6. Menyiapkan gadget dan alat bantu electrical type yg sesuai dgn negara tsb
7. Mata uang ...belajar cara praktis ngitung konversinya diluar kepala..biar nga mumet
8. Cara mengatur uang maupun dokumen penting sejenis passport biar aman
9. Jenis alat alat mandi dan make up yg pas dgn cuaca di negara tsb.
10. Menahan gairah untuk shopping berlebihan dll

to be continue,
nuchan@20052012


Sunday, May 13, 2012

Sial atau berkah menjadi warga negara Indonesia versus Aplikasi Visa


Salah satu hal yg paling konyol bagi para traveller Indonesia yg punya minat dan mimpi bertualang ke berbagai negara di dunia, khususnya ke negara-negara maju seperti USA,Eropa, Canada, New Zealand, Australia, Japan, Korea, dll adalah mengurus VISA. Visa adalah izin yg diberikan negara tertentu untuk memasuki negaranya dalam waktu tertentu.

Sialnya jadi orang Indonesia, sudah harus berjibaku menyediakan dana untuk bertualang ke negara-negara yg diimpikan, masih juga bisa tercekal bahkan terjungkal impiannya karena sulitnya mendapatkan visa dari negara-negara maju tersebut.  Saya suka iri  dan pengen menangis melihat negara jiran saya Malaysia, mereka bisa dengan bebas memasuki hampir semua negara di dunia ini tanpa harus repot-repot mengurus visa segala. Enaknya. Kapan orang Indonesia bisa dapat privilege begitu ya.

Sejak akhir bulan  April 2012 yg lalu, saya mulai disibukkan urusan mengurus visa ke salah satu negara maju. Memang sejak awal saya sudah mendengar kabar burung atau beberapa info dari website, bahwa orang Indonesia sangat sulit mendapatkan visa ke negara tersebut. Ada yg bilang negara tersebut cenderung mempersulit orang Indonesia memasuki negaranya. Entah apa alasannya, saya pun tidak tahu. Mungkin dikira teroris kali yeee. Atau mungkin takut jadi alien immigrant  kali yeee. Entahlah. Sebagai salah satu negara pengekspor pembokat terbesar di dunia, lengkap dengan berbagai drama penganiayaan terhadap pembokat Indonesia di luar negeri tanpa perlindungan yg jelas dari pemerintahnya, maka ini menjadi citra buruk yg membuat wajah Indonesia belang-bentong di mata negara maju tersebut. Orang Indonesia itu identik dengan troublemaker bagi mereka. Ohlala sedihnya. Jadilah saya orang Indonesia yg selalu direpotkan dengan urusan mengurus visa ini.

Sebenarnya seperti biasa, saya suka nekat. Beli tiket return dulu ke negara tersebut. Padahal sejak awal saya sudah tahu bahwa tak ada jaminan kalau saya bisa mendapatkan visa ke negara tersebut. Kalau sampai visa saya ditolak mentah-mentah maka melayanglah uang tiket saya itu dengan sia-sia. Tapi kalau saya tidak nekat pun, maka saya yakin banget tak akan pernah berusaha semaksimal mungkin untuk  menembus batas negara ini. Itu sebabnya saya menantang diri saya sendiri untuk bisa memasuki negara tersebut. Walaupun resikonya uang saya bisa hangus sia-sia. Ohlala bener-bener weeedaaann!

Setelah waktunya sudah mepet, baru saya sibuk browsing-browsing di internet mengenai syarat-syarat pengajuan visa ke negara tsb. Dan info yg saya dapat di internet memang beragam dan juga bisa membingungkan sekali. Mulai dari yg bikin ciut nyali  karena izinnya yg superrumit, sampai yg gampang banget katanya,karena kadang-kadang isu-isu di internet itu belum tentu benar. Maka semua artikel yg terkait syarat pengajuan visa itu, saya copy and paste ke word dan disimpang di laptop saya. Dalam waktu luang saya baca ulang semuanya dan saya coba bandingkan isinya, dan cek  kapan terakhir data tersebut diposting di internet untuk melihat berita tersebut masih uptodate atau tidak. Dan ini membantu saya dalam menyusun data dan dokumen yg diperlukan secara lengkap. Sebelumnya saya sudah punya pengalaman yg sama rumitnya, tahun lalu saya sudah pernah menyusun data dan dokumen pengajuan visa ke Korea Selatan, maka seluruh dokumen itu sangat berguna juga buat saya. Jadi saya sudah tahu mana yg harus disiapkan secara berurut biar saat  dicek pihak kedutaan mudah dibaca dan dimengerti seluruh isinya. Berharap hal ini bisa memperlancar izin masuk saya.

Setelah berjibaku menyeleksi semua informasi yg saya dapat, maka saya putuskan untuk melengkapi dokumen saya ini dengan perpaduan dari beberapa info yg saya dapat dari internet. Itulah salah satu gunanya Mang Google buat hidup saya. Saya bisa melacak info apa saja di sana. Dan dalam hitungan menit saja, duduk manis di depan laptop saya, saya bisa  mendapatkan berita atau info penting yg saya butuhkan. Terima kasih buat semua penemu-penemu hebat di jagat raya ini, yg sudah membuat hidup saya jadi jauh lebih mudah, berkat kecanggihan informasi teknologi di abad ini. Top markotop.

Persyaratan umum yg wajib diajukan itu sbb. :
  1. Mengisi formulir aplikasi visa dengan lengkap. Bisa diunduh via website resmi. Yg bikin saya kaget adalah  harus mengisi pertanyaan sejumlah  44 butir dan sebanyak 14 halaman. Mana bahasa Inggris pula. Edan tenan.
  2. Foto 4x6 = 1 lembar, berwarna dan terbaru dan latar belakang putih
  3. Asli. Surat sponsor diatas kop surat & diberi cap stempel perusahaan, serta dijelaskan secara lengkap nama & jabatan pemohon visa. Yg ini saya tulis dalam bahasa Inggris dan tinggal copy and paste dari surat sponsor saya, saat buat pengajuan visa ke Korea Selatan tahun lalu. Jadi sudah ada formatnya. Jadi lebih mudah buat saya.
  4. Fotokopi KTP
  5. Fotokopi Kartu Keluarga
  6. Fotokopi Akte Kelahiran
  7. Fotokopi bukti keuangan pribadi 3 bulan terakhir. (untuk bukti keuangan dapat berupa rekening koran, tabungan, dll) Sebenarnya heran juga sih kenapa harus melampirkan buku tabungan kita. Apa hubungannya? Yah suka atau tidak suka tetap saja saya lampirkan. Dan saya harus rela antri memprintout bukti keuangan saya di BCA selama 3 bulan terakhir. Takut dikira kere kali, ntar ngerepotin negara yg dituju pula. Sabar ya teman, karena kita bukan orang Malaysia yg bebas memasuki negara-negara maju tersebut. Kasihan deh.
  8. Itinerary/travel plan selama di negara tersebut. Mungkin ini akan mempermudah izin masuk karena pihak kedutaan paham apa rencana saya di sana.
  9. Asli. Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan. Kalau masih kosong sebaiknya melampirkan passport yg lama yg sudah ada isinya. Mungkin mempermudah mereka mengecek negara mana saja yg sudah pernah kita masuki.

Drama lain yg sama konyolnya sering terjadi saat menyiapkan semua dokumen ini adalah saya sering kelimpungan mencari Kartu Keluarga saya. Saat tidak dibutuhkan kog rasanya mudah ditemukan. Tapi saat perlu dan mepet begini, saya bongkar seluruh file penyimpanan dokumen saya tapi tetap tidak ketemu. Satu per satu saya rapikan isi dokumen saya, tapi tetap tidak ada. Tapi secara tak sengaja, di dekat meja TV kog ada tergeletak dokumen baru yg mirip seperti  kartu keluarga. Saya cek memang ada nama saya dan adik saya dan lengkap dengan data saya dan adik saya. Judulnya surat pemberitahuan tentang kartu keluarga terbaru. Saya pikir, oh mungkin ada penggantian format baru kali. Tanpa pikir panjang saya putuskan bahwa ini adalah pengganti kartu keluarga saya  yg lama. Saya tidak berminat lagi mencari KK yg lama. Sesudah itu saya lengkapi semua data-data yg lainnya.

Saya simak satu persatu pertanyaan di aplikasi visa tersebut, ada beberapa pertanyaan yg menurut saya bertele-tele dan lebay. Masih lebih sederhana aplikasi visa ke Korsel atau ke China. Dasar orang Barat suka lebay dan norak. Kelihatannya biar detail dan spesifik, tapi malah menjadi pertanyaan yg sangat ribet dan tidak penting. Cape deh. Tapi meskipun agak jengkel, tetap saya tuntaskan mengisi pertanyaan itu sampai butir ke-44. Kemudian saya tandatangani. Saya simpan di file saya.

Saya berencana mengajukan cuti satu hari di Senin 30 Apr 2012 tapi sudah keduluan sama atasan saya yg cuti juga di hari tersebut. Saya coba pindah ke hari Jumat 28 Apr 2012 tapi kog kurang sreg ya. Akhirnya saya putuskan mau cuti  Selasa, 1 Mei 2012 saja tapi saat saya berniat mau menulis aplikasi cuti ternyata teman saya bilang bahwa 1 Mei itu, kantor saya diliburkan karena May Day. Wadoh asyik banget. Saya langsung khasak-khusuk tanya teman saya, hari itu kantor-kantor lain pada libur tidak, katanya semua kantor pemerintah dan swasta seperti bank-bank tetap buka seperti biasa.  Hmmm itu artinya kantor kedutaan pun pasti buka donk. Asyik. Saya langsung gembira dan tidak jadi mengajukan cuti. Hehehe..Tapi teman saya bilang akan ada demo buruh di Jakarta sekitar depan istana presiden atau gedung DPR di Senayan. Wah tapi tidak masalah buat saya, karena gedung yg saya tuju ada di Plaza Abda (Plaza Asia) di Jln.Sudirman,  hanya 2 gedung jaraknya dari Gedung Summitmas. Asyik.

1 Mei 2012, pukul 9 pagi saya berniat berangkat menuju gedung Plaza Abda (Plaza Asia) Lt.22 di Jln.Sudirman Kav. 59 Jakarta Selatan. Sebelum berangkat saya cek kembali semua kelengkapan dokumen saya, alamak ternyata itinerary/travel plan belum saya printout. Wadoh, terpaksa saya ke kantor dulu, karena filenya ada di komputer kantor saya. Akhirnya saya minta izin sekuriti dulu untuk naik ke Lt.2 mengambil file tsb. Halah jadi ngantor dulu deh. Dengan terburu-buru saya nyalakan kompi saya dan memprintout itinerary tsb. Setelah itu, saya baru jalan ke Plaza Abda. Duh betapa penuh drama ya.

Suasana di Plaza Abda/Plaza Asia terlihat ramai. Saya registrasi dulu untuk mengambil kartu tamu. Saya serahkan KTP saya ke petugas. Dia tanya mau ke lantai berapa. Saya jawab lantai 22. Lalu dia menyerahkan kartu tamu. Saya segera masuk dan naik lift dari sebelah kanan. Ketika tiba di Lt.22 sudah ramai dengan para tamu yg sedang mengurus visa. Tamu sudah penuh di dekat lift, sambil memegang map dan file. Ramai banget yg berminat ke negara tsb. Sejenak saya mencoba memindai sekeliling Lt.22 ini dengan mata saya, ternyata saya baru menyadari bahwa ada 4 negara yg dikelola oleh PT VFS Service Indonesia di Lt.22 ini yaitu UK,Canada, Australia dan UEA. Pantesan ramai banget ya.
Sebelum memasuki ruangan pengurusan visa ini, saya baru ingat salah satu artikel yg ada di website yg bilang bahwa dilarang membawa barang atau tas ke dalam ruangan selain dokumen-dokumen untuk mengurus visa saja. Dan pihak PT VFS yg ditunjuk pihak kedutaan mengurus semua aplikasi visa ini pun tidak menyediakan wadah penyimpanan tas kita. Jadi sebelum masuk ruangan  kita harus memikirkan sendiri mau ditaruh di mana itu tas. Alamak. Tapi saya putuskan untuk coba masuk bawa tas saya dulu, kalau ditolak nanti saya akan simpan di kantor sales company saya, yg terletak di Summitmas 1 Lt.8, meskipun jadi ribet ya karena saya akan mondar-mandir deh demi tas ini. Tapi sudahlah nasi sudah jadi bubur. Mendingan coba dulu. Saya mencoba masuk dengan bawa tas saya, seorang satpam pria tanya saya mau ngapain, saya bilang mau mengajukan aplikasi visa. Dia hanya bilang, tolong matikan dulu HP-nya, dilarang mengaktifkan HP di dalam ruangan selama proses pengajuan visa. Saya pun dengan manis mematikan HP saya di depan satpam. Kemudian dia melakukan scan metal detector di tubuh saya, sesudah ok, satpam mempersilakan saya masuk ruangan. Ternyata boleh kog bawa tas ke dalam ruangan, tapi HP saja yg harus off.

Sesudah masuk ruangan, seorang satpam di dalam ruangan, menanyakan hal yg sama ke saya, mau ngapain, saya jawab mau mengajukan aplikasi visa. Kemudian dia bantu saya memprintout  nomor antrian dari mesin antrian yg terletak di sebelah kanan dari pintu masuk. Saya dapat nomor antrian 56. Lalu secara iseng saya tanya satpam di dalam ruangan itu, boleh tidak bayar pakai credit card untuk aplikasi visanya, karena saya baca dari  website katanya boleh. Satpam bilang tidak bisa, semua transaksi harus bayar cash. Halah mampus uang saya tidak cukup. Maka saya permisi lagi ke satpam mau turun ambil uang di BCA. Saya tanya, BCA ada tidak di gedung ini? Dia bilang ada ATM bersama di Lt.1 di Bank Windu. Tanpa pikir panjang, saya pun turun lagi ke Lt.1 menuju Bank Windu. Suasana sangat sepi di bank ini, jadi saya bisa dengan leluasa ambil uang di situ tanpa antri. Selesai, saya naik lagi ke Lt.22, saat saya balik lagi, antrian saya sudah lewat. Akhirnya saya dapat nomor antrian yg baru. Kali ini dapat antrian nomor 58, dengan nomor registrasi AJAK/010512/0058/01. Saya coba memperhatikan sekeliling ruangan, saya lihat ada 9 staff yg menangani aplikasi visa ini,dengan memakai baju warna pastel ungu muda. Kursi-kursi yg disusun berjejer rapi di depan setiap meja dengan cover kursi warna merah. Saya pilih duduk di bagian tengah sambil mengamati para applicant yg sedang khusuk merapikan dokumen-dokumen mereka. Suasana ruangan terlihat tenang dan rapi. Berasa banget ya kalau mengurusi dokumen di negara maju ini sangat rapi, teliti dan efisien banget.  Para staff juga bekerja sangat cekatan. Setiap satu aplikasi selesai, terasa tidak ada jeda, nomor antrian berikutnya sudah dipanggil dan sudah tertera di layar monitor yg dipasang di bagian plafon atas setiap meja staff. Kalau 2X dipanggil, tidak segera hadir maka akan lanjut ke nomor antrian berikutnya, resikonya mereka harus ambil nomor antrian yg baru lagi. Bener-bener tertib banget. Kapan kita bisa buat birokrasi yg efisien kayak begini yah. Mimpi kali ye.

Tak lama berselang nomor saya dipanggil. Saya menghadap petugas yg bernama Edmund di bagian pojok paling kanan. Saya menyerahkan semua dokumen saya. Dia meneliti satu persatu isi dokumen saya. Dan tiba-tiba dia minta salinan KK saya. Saya lalu menunjukkan selembar salinan KK yg saya pikir itu memang KK saya,  tapi dia bilang ini bukan salinan KK tapi hanya surat pemberitahuan KK saja. Aduh berarti salah donk. Tapi dia bilang boleh dilengkapi lagi kog hari berikutnya sebelum proses aplikasi ini dikirimkan ke pihak kedutaan katanya. Kalau mau boleh dikirimkan hasil scan KK kita via email saja sambil melampirkan scan nomor registrasi kita supaya mudah dilacak. Okay saya setuju untuk mengirimkan dokumen tambahan ini via email besok paginya. Kemudian dia memeriksa sekali lagi semua dokumen saya, sambil memastikan masih ada tidak dokumen yg perlu saya lampirkan. Saya jawab tidak ada. Lalu dia menyerahkan sebuah bukti tanda terima semua dokumen yg sudah saya serahkan ke pihak VFS, saya cek ulang lagi satu per satu dan kemudian tandatangan sebagai bukti saya setuju dan mengerti.

Setelah prosesnya selesai, Edmund menyerahkan sebuah kwitansi pembayaran sambil menjelaskan biaya yg wajib saya bayarkan sbb:
1. Visa Fees           : 1,040,000
2. Logistic Fees      :    163,636
3. VAT Charges     :      16,364
4. SMS Platinum    :      20,000

Total yg harus saya bayarkan sebesar Rp. 1,240,000 dan bila aplikasi visa saya ditolak maka uang ini tidak bisa dikembalikan, artinya ditolak atau diterima tetap saja bayar. Ohlala mantap bener ya. Begitu sulitnya mau mengurus visa saja. Betapa sialnya jadi orang Indonesia. Inilah upah atas negara yg tidak dianggap dan tidak diperhitungkan oleh dunia.  Berbahagialah warga negara Singapura dan Malaysia sebagai negeri jiran kita,  yg tidak perlu repot dengan urusan visa.

Urusan pengajuan aplikasi visa telah usai, saya pun keluar ruangan. Tinggal tunggu hasilnya. Edmund bilang proses kerjanya hanya 5 hari kerja saja. Tapi kadang-kadang 3-4 hari ada yg sudah selesai. Setiap proses akan diinfo via sms.

SMS pertama,
Permohonan Visa, no.ref. AJAK/010512/0058/01 telah diserahkan ke Kedutaan Australia pada tanggal 02/05/12 untuk diproses

SMS kedua,
Permohonan visa yang diproses dengan no.ref. AJAK/010512/0058/01 siap untuk diambil di Pusat Aplikasi Visa *******

SMS ketiga,
Permohonan visa dengan no.ref. AJAK/010512/0058/01 telah diambil dari Pusat Aplikasi Visa ******* pada tanggal 10/05/2012

To be continue,
nuchan@052012
“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – St. Augustine





Saturday, May 5, 2012

From drama to drama (Jakarta-Bali-Maumere)

Senin, 26 Maret 2012
Bangun pukul 6 pagi waktu Jakarta. Menggeliat sekejab, tapi badanku tak ingin beranjak dari tempat tidur. Wangi sprei putih di Fave Hotel Seminyak membuat aku masih betah bersembunyi di balik bedcover yg putih bersih. Aku memilih tidur lagi 30 menit,karena aku pikir baru jam 6an, tapi setelah 30 menit kemudian aku menyadari antara jam Bali dan Jakarta ada perbedaan satu jam. Oh lala aku harus segera bangun ternyata sudah siang. Ini Bali bukan Jakarta. Aku nyalakan TV mencari channel yg bagus. Pilihannya jatuh ke NHK. Asyik ada acara sejarah tarian Tango. Sembari menonton TV aku mencoba merapikan semua barang-barang hasil belanja di Joger kemarin sore. Beli 2 kaos berbentuk semi baby doll yg sexy berwarna hijau alpukat. Modelnya sederhana tapi nyaman di kulitku. Aku beli 2 buah tapi warna yg sama. Karena warna lain kurang menarik. Biasanya aku beli dua, supaya kalau yg satu sudah kusam warnanya, aku masih punya cadangan yg satunya hehehe Aneh khan?

Aku memperhatikan isi tasku yg penuh dgn beberapa jenis charger, mulai dari charger 2 HP yg berbeda, charger Samsung tablet, charger 2 buah kamera, kamera Lumix dan Canon. Ampun dah. Aku baru menyadari terlalu banyak charger yg harus dibawa saat bepergian. Kenapa sich aku mesti bawa berbagai gadget ini. Cape deh. Sebaiknya ada yg jual satu buah multi-charger tapi bisa mengakomodir berbagai jenis gadget. Gila kalau bawa laptop, 2 buah kamera dan 2 buah HP, berarti harus ada 5 jenis charger yg harus aku bawa ke sana kemari. Boros nga sich.

Semua baju yg sudah bekas pakai aku masukkan ke dalam plastik, agar tidak tercampur dgn baju yg masih bersih. Isi tas aku susun ulang biar terlihat rapi lagi. Aku pikir sebaiknya semua barang-barangku sudah rapi saat aku mau makan pagi di bawah. Jadi saat I-san dkk, siap untuk berangkat, aku sudah ready to go.

Sekarang saatnya mandi. Sembari mandi dengan air hangat, aku masih bisa menonton TV dari dalam ruang kamar mandi. Aku pikir desain kamar tidur dan kamar mandi yg dibuat oleh Fave Hotel Seminyak ini, lumayan bagus, karena ada jendela yg terbuka yg menghubungkan kamar tidur dan kamar mandi, sehingga saat mandi aku masih bisa melihat acara tarian Tango dari dalam kamar mandi. Cukup menghibur jadi aku nga perlu bosan di dalam kamar mandi.
Mandi dan berdandan di depan cermin yg lebar, sambil sesekali mengintip keluar jendela. Melihat suasana jalanan yg masih sepi. Sedang asyik berdandan, tiba-tiba aku mendengar dering telpon, ternyata  dari I-san. Mereka bertiga I-san,C-san dan S-san sudah makan pagi di lantai dasar dekat restoran. I-san minta aku turun untuk makan pagi. Aku bilang oke, aku akan segera turun menyusul mereka makan pagi.

Makan pagi hanya dengan nasi goreng dan buah-buahan saja. Minum orange juice. Mereka sudah selesai makan. Tinggal menunggu aku saja. Rasanya kurang menarik juga ditongkrongi makan sendiri. Ditambah lagi ini hari pertama aku bertemu dengan S-san. I-san dan C-san, sebelumnya sudah bertemu di kantorku saat bulan Feb 2012, saat mereka melakukan survey tentang beberapa keluarga karyawan yg sekiranya kampung halamannya belum dialiri listrik sama sekali. Saat itu aku membantu mereka menjadi translator dadakan saja.

Aku tanya I-san jam berapa mereka mendarat di Ngurah Rai Airport?Dia bilang jam 11 malam. Aku tertawa mendengarnya karena jam 11 malam aku sudah tidur lelap. Dia tanya jam berapa aku mendarat di Denpasar aku bilang jam 12:45 siang waktu Bali, setelah itu aku habiskan waktu untuk shopping di Joger dan jalan-jalan ke Dreamland. Karena Dreamland saat ini menjadi salah satu pantai terbaik yg ada di Bali. Bahkan disebut-sebut sebagai New Kuta Beach. Sepertinya mereka tertarik mendengarnya. Secara iseng aku menawarkan kalau mereka minat, sebelum ke airport kita bisa ke Dreamland dulu baru ke airport. Secara serempak mereka setuju.

Maka keputusan mendadak ini pun, membuat kami sepakat akan berangkat jam 10:30 pagi. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 10:00 pagi. Kami sepakat akan ketemu di depan lobby hotel pukul 10:30 nanti karena mereka kelihatannya pengen beli oleh2 dulu di toko-toko terdekat. Sementara itu saya kudu mencari mobil yg bisa kami rental ke Dreamland dan airport. Karena sehari sebelumnya saya sudah pernah rental di Damai Tour seharga 225,000 Rp sudah termasuk mobil,supir dan bensin. Maka kali ini aku hanya setuju kalo harganya 300-350ribu saja.

Saat telpon ke Damai Tour ternyata beliau nga bisa langsung datang, maka aku beralih minta mobil ke bell boynya hotel. Siapa tahu dia punya kenalan. Ternyata dia menawarkan harganya seharga 500ribu. Gila mahal amat. Biasalah kalau mereka tahu yg rental orang asing harganya langsung melambung tinggi. Sialan! Saya coba tawar harganya hanya 300ribu saja. Karena tadi saya terlanjur bilang harga rentalnya 300ribu ke I-san. Wong saya rental juga sehari sebelumnya hanya 225ribu saja. Setelah tawar-menawar yg agak alot, akhirnya supirnya setuju harga 350ribu rupiah saja.

Setelah urusan mobil selesai, saya titip koper saya sementara di lobbi hotel. Kemudian saya lanjutkan lagi makan pagi yg tadi tertunda karena terburu-buru. Kali ini saya memilih memanggang roti dulu dan makan buah2an lagi serta minum orange juice. Suasana restoran terlihat sepi, hanya saya dan seorang pasangan bule yg sedang sarapan. Saya pilih menikmati makan pagi saya dengan santai sambil menunggu I-san dkk.
Selesai makan pagi, saya ke toilet. Keluar dari toilet saya melihat mobil yg saya rental sudah datang dan juga I-san dan C-san sudah ada di dekat lobbi. Saya segera menghampiri mereka dan menanyakan apakah mereka sudah selesai check out. Mereka bilang sedang menunggu S-san turun dari kamar. Saya segera minta semua invoice dari resepsionis atas nama masing-masing tamu. Kayaknya mereka sudah siapkan semuanya. Saya tinggal terima semua invoice kami dalam satu amplop. Setelah beres, saya minta mereka masuk ke dalam mobil. Karena waktu sudah berputar sangat cepat. Ketika saya lihat I-san pilih duduk di belakang saya jadi kurang nyaman. Saya minta dia duduk di depan saja, tapi dia menolak dengan lembut. Kami semua sudah duduk di dalam mobil tapi S-san masih juga belum turun. Wadoh ngapain dia diatas lama banget. Saya turun ke resepsionis lagi, minta disambungkan ke kamar S-san. Dan saya telpon beliau minta segera turun, karena sudah waktunya berangkat.  S-san kaget karena ternyata dia salah mengerti dengan jam yg kita sepakati hahaha. Karena beliau salah setting jam antara Japan dan Bali hehehe…Bingung kali dia yah bedain GMT. Kalau Japan GMT +9, Bali GMT +8, Jakarta GMT +7

Meskipun dengan berbagai drama kecil-kecilan yg terjadi pagi ini tapi akhirnya kami semua melaju menuju Dreamland hahaha. Sekarang saatnya menghitung menit demi menit karena ternyata jalanan di Bali saat hari kerja justru lebih lumayan padat dibandingkan hari Sabtu dan Minggu. Alamak! Begini jadinya rasanya kalau kita harus berpacu dengan waktu yah hahaha. Kemarin saat saya sendirian ke Dreamland, saya menikmatinya dengan cara yg sangat santai sekali, karena saya tidak tergantung dengan waktu sama sekali. Mau nyampe jam berapa juga okay ajalah…Sekarang justru saya harus bisa mencapai Dreamland dengan waktu yg sesingkat2nya dan kemudian melaju menuju airport karena kami akan terbang ke Maumere dengan Lion Air hahaha pukul 14: 35 waktu Bali.

Sepanjang jalan menuju Dreamland saya berulang-ulang tanya ke supirnya, masih jauh nga? Dengan santai supirnya bilang masih jauh hehehe. Sepertinya C-san menyadari rasa khawatir saya hehehe Untuk menenangkan saya, secara bercanda dia bilang nga apa-apa kog kalo kita ketinggalan pesawat hahaha. Nanti gampang kog bikin laporan apa saja hahaha. Saya jadi tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Dan itu cukup membuat saya tenang jadinya. Saya rasanya tak perlu khawatir lagi karena punya teman-teman yg kayaknya easy going. Tak terlihat kalau mereka kayak orang Jepang yg lebih sering kelihatan membosankan buat saya hahaha…
Setelah hampir 35 menit melaju,akhirnya kami sudah sampai di gerbang depan Pecatu Indah Resort yg ada patung GWK itu lo…Wah ini udah dekat sama Dreamland. Hati jadi merasa nyaman. Menyusuri jalanan masuk menuju Dreamland terlihat pohon-pohon yg ditata rapi. Dan di kanan-kiri ada beberapa bangunan yg sedang dibangun di sana. Langit di Bali yg terlihat biru dan matahari yg bersinar penuh membuat suasana di sekitar Pecatu Indah terlihat indah dan membuat hati jadi nyaman. I-san dkk juga mulai merasa lega karena kami sudah mulai memasuki daerah Dreamland. Saat menuruni jalanan menuju Dreamland saya agak bingung melihat supirnya melewati daerah di mana kemaren saya turun saat menuju pantai. Katanya mau lewat jalanan yg lain. Katanya ada bis yg setiap saat turun ke pantai. Saya sedikit bingung bercampur kesal banget dan dengan suara agak kesal saya bilang sebaiknya kita masuk melalui jalanan yg umum dilakukan para turis saja, nga usah lewat jalan yg lain. Waktu saya sudah mepet dan saya butuh jalan pintas yg kemarin. Akhirnya setelah ngotot dan maksa supaya lewat jalan biasa akhirnya kami memasuki jalur yg biasa. Mungkin supirnya rada brengsek, nga mau lewat jalan biasa ini karena memang parkir di sana bayar 15,000 ribu sekali parkir. Nga mau rugi banget tuch supir. Cape deh.














Akhirnya kami sampai juga di Dreamland. Dengan sedikit tergesa-gesa saya jalan cepat menuruni anak tangga menuju pantai.  Sekarang jalan menuju ke pantai ini sudah diisi dengan para pedagang souvenir dan juga beberapa restoran. Setelah berjalan tak lebih 2 menit, kami sudah melihat deburan ombak dan juga pantai Dreamland yg mempesona. Saya tak pernah bosan melihat birunya pantai Deamland ini. Beberapa tahun yg lalu saya pernah ke sini dan suasana di pantai ini masih sangat sepi sekali, saya sampai terharu  melihat betapa indahnya pantai ini. Deburan ombak dan suasananya yg sepi membuat saya tak henti-hentinya bersyukur atas keindahan alam yg diberikan oleh Sang Pencipta. Rasanya pengen berlama-lama melamun  di sini.
 
Saat ini walaupun kami datang tergesa-gesa dan waktu yg tersedia juga sangat terbatas, dan  harus bisa puas melihat deburan ombak dan keindahan pantai Dreamland ini dalam waktu 15 menit saja. Dengan sedikit tergesa-gesa juga kami mencoba mengabadikan photo kami di sini hahaha...Bener-bener supercepat. Saya memaksa otak saya memindai semua keindahan ini, hanya dalam waktu 15 menit saja. 

to be continue
nuchan@24042012 
Live up your dream!