Salah
satu hal yg paling konyol bagi para traveller Indonesia yg punya minat dan
mimpi bertualang ke berbagai negara di dunia, khususnya ke negara-negara maju
seperti USA,Eropa, Canada, New Zealand, Australia, Japan, Korea, dll adalah
mengurus VISA. Visa adalah izin yg diberikan negara tertentu untuk memasuki
negaranya dalam waktu tertentu.
Sialnya
jadi orang Indonesia,
sudah harus berjibaku menyediakan dana untuk bertualang ke negara-negara yg
diimpikan, masih juga bisa tercekal bahkan terjungkal impiannya karena sulitnya
mendapatkan visa dari negara-negara maju tersebut. Saya suka iri
dan pengen menangis melihat negara jiran saya Malaysia, mereka bisa
dengan bebas memasuki hampir semua negara di dunia ini tanpa harus repot-repot
mengurus visa segala. Enaknya. Kapan orang Indonesia bisa dapat privilege
begitu ya.
Sejak
akhir bulan April 2012 yg lalu, saya
mulai disibukkan urusan mengurus visa ke salah satu negara maju. Memang sejak
awal saya sudah mendengar kabar burung atau beberapa info dari website, bahwa
orang Indonesia
sangat sulit mendapatkan visa ke negara tersebut. Ada
yg bilang negara tersebut cenderung mempersulit orang Indonesia
memasuki negaranya. Entah apa alasannya, saya pun tidak tahu. Mungkin dikira teroris kali yeee. Atau mungkin
takut jadi alien immigrant kali yeee. Entahlah.
Sebagai salah satu negara pengekspor pembokat terbesar di dunia, lengkap dengan
berbagai drama penganiayaan terhadap pembokat Indonesia di luar negeri tanpa
perlindungan yg jelas dari pemerintahnya, maka ini menjadi citra buruk yg
membuat wajah Indonesia belang-bentong di mata negara maju tersebut. Orang
Indonesia itu identik dengan troublemaker bagi mereka. Ohlala sedihnya. Jadilah
saya orang Indonesia yg selalu direpotkan dengan urusan mengurus visa ini.
Sebenarnya seperti biasa, saya suka nekat.
Beli tiket return dulu ke negara tersebut. Padahal sejak awal saya sudah tahu
bahwa tak ada jaminan kalau saya bisa mendapatkan visa ke negara tersebut.
Kalau sampai visa saya ditolak mentah-mentah maka melayanglah uang tiket saya
itu dengan sia-sia. Tapi kalau saya tidak nekat pun, maka saya yakin banget tak
akan pernah berusaha semaksimal mungkin untuk
menembus batas negara ini. Itu sebabnya saya menantang diri saya sendiri
untuk bisa memasuki negara tersebut. Walaupun resikonya uang saya bisa hangus
sia-sia. Ohlala bener-bener weeedaaann!
Setelah waktunya sudah mepet, baru saya
sibuk browsing-browsing di internet mengenai syarat-syarat pengajuan visa ke
negara tsb. Dan info yg saya dapat di internet memang beragam dan juga bisa
membingungkan sekali. Mulai dari yg bikin ciut nyali karena izinnya yg superrumit, sampai yg
gampang banget katanya,karena kadang-kadang isu-isu di internet itu belum tentu
benar. Maka semua artikel yg terkait syarat pengajuan visa itu, saya copy and
paste ke word dan disimpang di laptop saya. Dalam waktu luang saya baca ulang
semuanya dan saya coba bandingkan isinya, dan cek kapan terakhir data tersebut diposting di
internet untuk melihat berita tersebut masih uptodate atau tidak. Dan ini membantu
saya dalam menyusun data dan dokumen yg diperlukan secara lengkap. Sebelumnya
saya sudah punya pengalaman yg sama rumitnya, tahun lalu saya sudah pernah
menyusun data dan dokumen pengajuan visa ke Korea Selatan, maka seluruh dokumen
itu sangat berguna juga buat saya. Jadi saya sudah tahu mana yg harus disiapkan
secara berurut biar saat dicek pihak
kedutaan mudah dibaca dan dimengerti seluruh isinya. Berharap hal ini bisa
memperlancar izin masuk saya.
Setelah berjibaku menyeleksi semua
informasi yg saya dapat, maka saya putuskan untuk melengkapi dokumen saya ini
dengan perpaduan dari beberapa info yg saya dapat dari internet. Itulah salah
satu gunanya Mang Google buat hidup saya. Saya bisa melacak info apa saja di
sana. Dan dalam hitungan menit saja, duduk manis di depan laptop saya, saya
bisa mendapatkan berita atau info
penting yg saya butuhkan. Terima kasih buat semua penemu-penemu hebat di jagat
raya ini, yg sudah membuat hidup saya jadi jauh lebih mudah, berkat kecanggihan
informasi teknologi di abad ini. Top markotop.
Persyaratan umum yg wajib diajukan itu sbb.
:
- Mengisi formulir aplikasi visa dengan lengkap. Bisa diunduh via website resmi. Yg bikin saya kaget adalah harus mengisi pertanyaan sejumlah 44 butir dan sebanyak 14 halaman. Mana bahasa Inggris pula. Edan tenan.
- Foto 4x6 = 1 lembar, berwarna dan terbaru dan latar belakang putih
- Asli. Surat sponsor diatas kop surat & diberi cap stempel perusahaan, serta dijelaskan secara lengkap nama & jabatan pemohon visa. Yg ini saya tulis dalam bahasa Inggris dan tinggal copy and paste dari surat sponsor saya, saat buat pengajuan visa ke Korea Selatan tahun lalu. Jadi sudah ada formatnya. Jadi lebih mudah buat saya.
- Fotokopi KTP
- Fotokopi Kartu Keluarga
- Fotokopi Akte Kelahiran
- Fotokopi bukti keuangan pribadi 3 bulan terakhir. (untuk bukti keuangan dapat berupa rekening koran, tabungan, dll) Sebenarnya heran juga sih kenapa harus melampirkan buku tabungan kita. Apa hubungannya? Yah suka atau tidak suka tetap saja saya lampirkan. Dan saya harus rela antri memprintout bukti keuangan saya di BCA selama 3 bulan terakhir. Takut dikira kere kali, ntar ngerepotin negara yg dituju pula. Sabar ya teman, karena kita bukan orang Malaysia yg bebas memasuki negara-negara maju tersebut. Kasihan deh.
- Itinerary/travel plan selama di negara tersebut. Mungkin ini akan mempermudah izin masuk karena pihak kedutaan paham apa rencana saya di sana.
- Asli. Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan. Kalau masih kosong sebaiknya melampirkan passport yg lama yg sudah ada isinya. Mungkin mempermudah mereka mengecek negara mana saja yg sudah pernah kita masuki.
Drama lain yg sama
konyolnya sering terjadi saat menyiapkan semua dokumen ini adalah saya sering
kelimpungan mencari Kartu Keluarga saya. Saat tidak dibutuhkan kog rasanya
mudah ditemukan. Tapi saat perlu dan mepet begini, saya bongkar seluruh file
penyimpanan dokumen saya tapi tetap tidak ketemu. Satu per satu saya rapikan
isi dokumen saya, tapi tetap tidak ada. Tapi secara tak sengaja, di dekat meja
TV kog ada tergeletak dokumen baru yg mirip seperti kartu keluarga. Saya cek memang ada nama saya
dan adik saya dan lengkap dengan data saya dan adik saya. Judulnya surat
pemberitahuan tentang kartu keluarga terbaru. Saya pikir, oh mungkin ada
penggantian format baru kali. Tanpa pikir panjang saya putuskan bahwa ini
adalah pengganti kartu keluarga saya yg
lama. Saya tidak berminat lagi mencari KK yg lama. Sesudah itu saya lengkapi
semua data-data yg lainnya.
Saya simak satu
persatu pertanyaan di aplikasi visa tersebut, ada beberapa pertanyaan yg
menurut saya bertele-tele dan lebay. Masih lebih sederhana aplikasi visa ke
Korsel atau ke China. Dasar orang Barat suka lebay dan norak. Kelihatannya biar
detail dan spesifik, tapi malah menjadi pertanyaan yg sangat ribet dan tidak
penting. Cape deh. Tapi meskipun agak jengkel, tetap saya tuntaskan mengisi
pertanyaan itu sampai butir ke-44. Kemudian saya tandatangani. Saya simpan di
file saya.
Saya berencana
mengajukan cuti satu hari di Senin 30 Apr 2012 tapi sudah keduluan sama atasan
saya yg cuti juga di hari tersebut. Saya coba pindah ke hari Jumat 28 Apr 2012
tapi kog kurang sreg ya. Akhirnya saya putuskan mau cuti Selasa, 1 Mei 2012 saja tapi saat saya
berniat mau menulis aplikasi cuti ternyata teman saya bilang bahwa 1 Mei itu,
kantor saya diliburkan karena May Day. Wadoh asyik banget. Saya langsung
khasak-khusuk tanya teman saya, hari itu kantor-kantor lain pada libur tidak,
katanya semua kantor pemerintah dan swasta seperti bank-bank tetap buka seperti
biasa. Hmmm itu artinya kantor kedutaan
pun pasti buka donk. Asyik. Saya langsung gembira dan tidak jadi mengajukan
cuti. Hehehe..Tapi teman saya bilang akan ada demo buruh di Jakarta sekitar
depan istana presiden atau gedung DPR di Senayan. Wah tapi tidak masalah buat
saya, karena gedung yg saya tuju ada di Plaza Abda (Plaza Asia) di
Jln.Sudirman, hanya 2 gedung jaraknya
dari Gedung Summitmas. Asyik.
1 Mei 2012, pukul 9
pagi saya berniat berangkat menuju gedung Plaza Abda (Plaza Asia) Lt.22 di
Jln.Sudirman Kav. 59 Jakarta Selatan. Sebelum berangkat saya cek kembali semua kelengkapan
dokumen saya, alamak ternyata itinerary/travel plan belum saya printout. Wadoh,
terpaksa saya ke kantor dulu, karena filenya ada di komputer kantor saya.
Akhirnya saya minta izin sekuriti dulu untuk naik ke Lt.2 mengambil file tsb.
Halah jadi ngantor dulu deh. Dengan terburu-buru saya nyalakan kompi saya dan
memprintout itinerary tsb. Setelah itu, saya baru jalan ke Plaza Abda. Duh
betapa penuh drama ya.
Suasana di Plaza
Abda/Plaza Asia terlihat ramai. Saya registrasi dulu untuk mengambil kartu
tamu. Saya serahkan KTP saya ke petugas. Dia tanya mau ke lantai berapa. Saya
jawab lantai 22. Lalu dia menyerahkan kartu tamu. Saya segera masuk dan naik
lift dari sebelah kanan. Ketika tiba di Lt.22 sudah ramai dengan para tamu yg
sedang mengurus visa. Tamu sudah penuh di dekat lift, sambil memegang map dan
file. Ramai banget yg berminat ke negara tsb. Sejenak saya mencoba memindai
sekeliling Lt.22 ini dengan mata saya, ternyata saya baru menyadari bahwa ada 4
negara yg dikelola oleh PT VFS Service Indonesia di Lt.22 ini yaitu UK,Canada,
Australia dan UEA. Pantesan ramai banget ya.
Sebelum memasuki
ruangan pengurusan visa ini, saya baru ingat salah satu artikel yg ada di
website yg bilang bahwa dilarang membawa barang atau tas ke dalam ruangan
selain dokumen-dokumen untuk mengurus visa saja. Dan pihak PT VFS yg ditunjuk
pihak kedutaan mengurus semua aplikasi visa ini pun tidak menyediakan wadah
penyimpanan tas kita. Jadi sebelum masuk ruangan kita harus memikirkan sendiri mau ditaruh di
mana itu tas. Alamak. Tapi saya putuskan untuk coba masuk bawa tas saya dulu,
kalau ditolak nanti saya akan simpan di kantor sales company saya, yg terletak
di Summitmas 1 Lt.8, meskipun jadi ribet ya karena saya akan mondar-mandir deh
demi tas ini. Tapi sudahlah nasi sudah jadi bubur. Mendingan coba dulu. Saya
mencoba masuk dengan bawa tas saya, seorang satpam pria tanya saya mau ngapain,
saya bilang mau mengajukan aplikasi visa. Dia hanya bilang, tolong matikan dulu
HP-nya, dilarang mengaktifkan HP di dalam ruangan selama proses pengajuan visa.
Saya pun dengan manis mematikan HP saya di depan satpam. Kemudian dia melakukan
scan metal detector di tubuh saya, sesudah ok, satpam mempersilakan saya masuk
ruangan. Ternyata boleh kog bawa tas ke dalam ruangan, tapi HP saja yg harus
off.
Sesudah masuk
ruangan, seorang satpam di dalam ruangan, menanyakan hal yg sama ke saya, mau
ngapain, saya jawab mau mengajukan aplikasi visa. Kemudian dia bantu saya
memprintout nomor antrian dari mesin
antrian yg terletak di sebelah kanan dari pintu masuk. Saya dapat nomor antrian
56. Lalu secara iseng saya tanya satpam di dalam ruangan itu, boleh tidak bayar
pakai credit card untuk aplikasi visanya, karena saya baca dari website katanya boleh. Satpam bilang tidak bisa,
semua transaksi harus bayar cash. Halah mampus uang saya tidak cukup. Maka saya
permisi lagi ke satpam mau turun ambil uang di BCA. Saya tanya, BCA ada tidak
di gedung ini? Dia bilang ada ATM bersama di Lt.1 di Bank Windu. Tanpa pikir
panjang, saya pun turun lagi ke Lt.1 menuju Bank Windu. Suasana sangat sepi di
bank ini, jadi saya bisa dengan leluasa ambil uang di situ tanpa antri.
Selesai, saya naik lagi ke Lt.22, saat saya balik lagi, antrian saya sudah
lewat. Akhirnya saya dapat nomor antrian yg baru. Kali ini dapat antrian nomor
58, dengan nomor registrasi AJAK/010512/0058/01. Saya coba memperhatikan sekeliling
ruangan, saya lihat ada 9 staff yg menangani aplikasi visa ini,dengan memakai
baju warna pastel ungu muda. Kursi-kursi yg disusun berjejer rapi di depan
setiap meja dengan cover kursi warna merah. Saya pilih duduk di bagian tengah
sambil mengamati para applicant yg sedang khusuk merapikan dokumen-dokumen
mereka. Suasana ruangan terlihat tenang dan rapi. Berasa banget ya kalau
mengurusi dokumen di negara maju ini sangat rapi, teliti dan efisien
banget. Para staff juga bekerja sangat
cekatan. Setiap satu aplikasi selesai, terasa tidak ada jeda, nomor antrian
berikutnya sudah dipanggil dan sudah tertera di layar monitor yg dipasang di
bagian plafon atas setiap meja staff. Kalau 2X dipanggil, tidak segera hadir
maka akan lanjut ke nomor antrian berikutnya, resikonya mereka harus ambil
nomor antrian yg baru lagi. Bener-bener tertib banget. Kapan kita bisa buat
birokrasi yg efisien kayak begini yah. Mimpi kali ye.
Tak lama berselang
nomor saya dipanggil. Saya menghadap petugas yg bernama Edmund di bagian pojok
paling kanan. Saya menyerahkan semua dokumen saya. Dia meneliti satu persatu
isi dokumen saya. Dan tiba-tiba dia minta salinan KK saya. Saya lalu
menunjukkan selembar salinan KK yg saya pikir itu memang KK saya, tapi dia bilang ini bukan salinan KK tapi hanya
surat pemberitahuan KK saja. Aduh berarti salah donk. Tapi dia bilang boleh
dilengkapi lagi kog hari berikutnya sebelum proses aplikasi ini dikirimkan ke
pihak kedutaan katanya. Kalau mau boleh dikirimkan hasil scan KK kita via email
saja sambil melampirkan scan nomor registrasi kita supaya mudah dilacak. Okay
saya setuju untuk mengirimkan dokumen tambahan ini via email besok paginya. Kemudian
dia memeriksa sekali lagi semua dokumen saya, sambil memastikan masih ada tidak
dokumen yg perlu saya lampirkan. Saya jawab tidak ada. Lalu dia menyerahkan
sebuah bukti tanda terima semua dokumen yg sudah saya serahkan ke pihak VFS,
saya cek ulang lagi satu per satu dan kemudian tandatangan sebagai bukti saya
setuju dan mengerti.
Setelah prosesnya
selesai, Edmund menyerahkan sebuah kwitansi pembayaran sambil menjelaskan biaya
yg wajib saya bayarkan sbb:
1. Visa Fees : 1,040,000
2. Logistic Fees :
163,636
3. VAT Charges :
16,364
4. SMS Platinum :
20,000
Total yg harus saya
bayarkan sebesar Rp. 1,240,000 dan bila aplikasi visa saya ditolak maka uang
ini tidak bisa dikembalikan, artinya ditolak atau diterima tetap saja bayar.
Ohlala mantap bener ya. Begitu sulitnya mau mengurus visa saja. Betapa sialnya
jadi orang Indonesia. Inilah upah atas negara yg tidak dianggap dan tidak
diperhitungkan oleh dunia. Berbahagialah
warga negara Singapura dan Malaysia sebagai negeri jiran kita, yg tidak perlu repot dengan urusan visa.
Urusan pengajuan
aplikasi visa telah usai, saya pun keluar ruangan. Tinggal tunggu hasilnya.
Edmund bilang proses kerjanya hanya 5 hari kerja saja. Tapi kadang-kadang 3-4
hari ada yg sudah selesai. Setiap proses akan diinfo via sms.
SMS pertama,
Permohonan Visa, no.ref. AJAK/010512/0058/01 telah
diserahkan ke Kedutaan Australia pada tanggal 02/05/12 untuk diproses
SMS kedua,
Permohonan visa yang diproses dengan
no.ref. AJAK/010512/0058/01 siap untuk
diambil di Pusat Aplikasi Visa *******
SMS ketiga,
Permohonan visa dengan no.ref.
AJAK/010512/0058/01 telah diambil dari Pusat Aplikasi Visa ******* pada tanggal
10/05/2012
To be continue,
nuchan@052012
“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – St. Augustine
sebenarnya negara2 seperti malaysia dan singapura bisa dengan mudah mendapatkan visa, karena mereka dulunya jajahan inggris, jadi masih ada kong kalikong gitu...:D...makax mudah kalo ngurus visa...
ReplyDeleteHmmmm sebenarnya kalau cuma tujuan berlibur atau wisata, warga negara Singapura dan Malaysia tidak perlu mengurus visa sama sekali...Malah mereka dapat privilege untuk tinggal di negara tujuan selama max 6 bulan tanpa visa...Praktis tak merepotkan.
DeleteTapi warga negara Singapura dan Malaysia bukan hanya memasuki UK, Canada dan Australia saja TANPA visa...tapi hampir seluruh dunia...seluruh Eropa, USA dll...Jadi ini bukan soal negara mereka ex-jajahan Inggris atau tidak..lebih kepada negaranya jauh lebih maju dan dunia mengakui dengan baik bahwa warga negaranya tidak akan menimbulkan masalah di negara tujuan..
Kalau pun ada masalah bagi warga negaranya di LN, biasanya pihak kedutaan atau diplomat mereka bekerja dengan sangat efisien tanpa ada birokrasi yg berbelit2...Jadi agak kurang tepat juga kalau kita menilai karena negara mereka bekas jajahan Inggris...walaupun mungkin ada nilai plusnya karena ada ikatan emosi dan sejarah di masa lalu..Sehingga saat mengurus VISA untuk belajar atau bekerja di beberapa negara mereka lebih dimudahkan dan tidak terlalu banyak lika-likunya...Itupun karena negara mereka punya kredibilitas di mata dunia..Btw ma kasih buat komennya...Semoga berguna!
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletetanggal berapa visanya keluar?
ReplyDeleteJangan jealous ya..kami malaysians mmg boleh ke 166 buah negara di dunia ini tanpa visa... Hanya bawa pasport saja..itu sbb kerjasama rapat pemimpin n pemerintah kami yg baik dan bagus :-)
ReplyDelete