Sunday, May 13, 2012

Sial atau berkah menjadi warga negara Indonesia versus Aplikasi Visa


Salah satu hal yg paling konyol bagi para traveller Indonesia yg punya minat dan mimpi bertualang ke berbagai negara di dunia, khususnya ke negara-negara maju seperti USA,Eropa, Canada, New Zealand, Australia, Japan, Korea, dll adalah mengurus VISA. Visa adalah izin yg diberikan negara tertentu untuk memasuki negaranya dalam waktu tertentu.

Sialnya jadi orang Indonesia, sudah harus berjibaku menyediakan dana untuk bertualang ke negara-negara yg diimpikan, masih juga bisa tercekal bahkan terjungkal impiannya karena sulitnya mendapatkan visa dari negara-negara maju tersebut.  Saya suka iri  dan pengen menangis melihat negara jiran saya Malaysia, mereka bisa dengan bebas memasuki hampir semua negara di dunia ini tanpa harus repot-repot mengurus visa segala. Enaknya. Kapan orang Indonesia bisa dapat privilege begitu ya.

Sejak akhir bulan  April 2012 yg lalu, saya mulai disibukkan urusan mengurus visa ke salah satu negara maju. Memang sejak awal saya sudah mendengar kabar burung atau beberapa info dari website, bahwa orang Indonesia sangat sulit mendapatkan visa ke negara tersebut. Ada yg bilang negara tersebut cenderung mempersulit orang Indonesia memasuki negaranya. Entah apa alasannya, saya pun tidak tahu. Mungkin dikira teroris kali yeee. Atau mungkin takut jadi alien immigrant  kali yeee. Entahlah. Sebagai salah satu negara pengekspor pembokat terbesar di dunia, lengkap dengan berbagai drama penganiayaan terhadap pembokat Indonesia di luar negeri tanpa perlindungan yg jelas dari pemerintahnya, maka ini menjadi citra buruk yg membuat wajah Indonesia belang-bentong di mata negara maju tersebut. Orang Indonesia itu identik dengan troublemaker bagi mereka. Ohlala sedihnya. Jadilah saya orang Indonesia yg selalu direpotkan dengan urusan mengurus visa ini.

Sebenarnya seperti biasa, saya suka nekat. Beli tiket return dulu ke negara tersebut. Padahal sejak awal saya sudah tahu bahwa tak ada jaminan kalau saya bisa mendapatkan visa ke negara tersebut. Kalau sampai visa saya ditolak mentah-mentah maka melayanglah uang tiket saya itu dengan sia-sia. Tapi kalau saya tidak nekat pun, maka saya yakin banget tak akan pernah berusaha semaksimal mungkin untuk  menembus batas negara ini. Itu sebabnya saya menantang diri saya sendiri untuk bisa memasuki negara tersebut. Walaupun resikonya uang saya bisa hangus sia-sia. Ohlala bener-bener weeedaaann!

Setelah waktunya sudah mepet, baru saya sibuk browsing-browsing di internet mengenai syarat-syarat pengajuan visa ke negara tsb. Dan info yg saya dapat di internet memang beragam dan juga bisa membingungkan sekali. Mulai dari yg bikin ciut nyali  karena izinnya yg superrumit, sampai yg gampang banget katanya,karena kadang-kadang isu-isu di internet itu belum tentu benar. Maka semua artikel yg terkait syarat pengajuan visa itu, saya copy and paste ke word dan disimpang di laptop saya. Dalam waktu luang saya baca ulang semuanya dan saya coba bandingkan isinya, dan cek  kapan terakhir data tersebut diposting di internet untuk melihat berita tersebut masih uptodate atau tidak. Dan ini membantu saya dalam menyusun data dan dokumen yg diperlukan secara lengkap. Sebelumnya saya sudah punya pengalaman yg sama rumitnya, tahun lalu saya sudah pernah menyusun data dan dokumen pengajuan visa ke Korea Selatan, maka seluruh dokumen itu sangat berguna juga buat saya. Jadi saya sudah tahu mana yg harus disiapkan secara berurut biar saat  dicek pihak kedutaan mudah dibaca dan dimengerti seluruh isinya. Berharap hal ini bisa memperlancar izin masuk saya.

Setelah berjibaku menyeleksi semua informasi yg saya dapat, maka saya putuskan untuk melengkapi dokumen saya ini dengan perpaduan dari beberapa info yg saya dapat dari internet. Itulah salah satu gunanya Mang Google buat hidup saya. Saya bisa melacak info apa saja di sana. Dan dalam hitungan menit saja, duduk manis di depan laptop saya, saya bisa  mendapatkan berita atau info penting yg saya butuhkan. Terima kasih buat semua penemu-penemu hebat di jagat raya ini, yg sudah membuat hidup saya jadi jauh lebih mudah, berkat kecanggihan informasi teknologi di abad ini. Top markotop.

Persyaratan umum yg wajib diajukan itu sbb. :
  1. Mengisi formulir aplikasi visa dengan lengkap. Bisa diunduh via website resmi. Yg bikin saya kaget adalah  harus mengisi pertanyaan sejumlah  44 butir dan sebanyak 14 halaman. Mana bahasa Inggris pula. Edan tenan.
  2. Foto 4x6 = 1 lembar, berwarna dan terbaru dan latar belakang putih
  3. Asli. Surat sponsor diatas kop surat & diberi cap stempel perusahaan, serta dijelaskan secara lengkap nama & jabatan pemohon visa. Yg ini saya tulis dalam bahasa Inggris dan tinggal copy and paste dari surat sponsor saya, saat buat pengajuan visa ke Korea Selatan tahun lalu. Jadi sudah ada formatnya. Jadi lebih mudah buat saya.
  4. Fotokopi KTP
  5. Fotokopi Kartu Keluarga
  6. Fotokopi Akte Kelahiran
  7. Fotokopi bukti keuangan pribadi 3 bulan terakhir. (untuk bukti keuangan dapat berupa rekening koran, tabungan, dll) Sebenarnya heran juga sih kenapa harus melampirkan buku tabungan kita. Apa hubungannya? Yah suka atau tidak suka tetap saja saya lampirkan. Dan saya harus rela antri memprintout bukti keuangan saya di BCA selama 3 bulan terakhir. Takut dikira kere kali, ntar ngerepotin negara yg dituju pula. Sabar ya teman, karena kita bukan orang Malaysia yg bebas memasuki negara-negara maju tersebut. Kasihan deh.
  8. Itinerary/travel plan selama di negara tersebut. Mungkin ini akan mempermudah izin masuk karena pihak kedutaan paham apa rencana saya di sana.
  9. Asli. Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan. Kalau masih kosong sebaiknya melampirkan passport yg lama yg sudah ada isinya. Mungkin mempermudah mereka mengecek negara mana saja yg sudah pernah kita masuki.

Drama lain yg sama konyolnya sering terjadi saat menyiapkan semua dokumen ini adalah saya sering kelimpungan mencari Kartu Keluarga saya. Saat tidak dibutuhkan kog rasanya mudah ditemukan. Tapi saat perlu dan mepet begini, saya bongkar seluruh file penyimpanan dokumen saya tapi tetap tidak ketemu. Satu per satu saya rapikan isi dokumen saya, tapi tetap tidak ada. Tapi secara tak sengaja, di dekat meja TV kog ada tergeletak dokumen baru yg mirip seperti  kartu keluarga. Saya cek memang ada nama saya dan adik saya dan lengkap dengan data saya dan adik saya. Judulnya surat pemberitahuan tentang kartu keluarga terbaru. Saya pikir, oh mungkin ada penggantian format baru kali. Tanpa pikir panjang saya putuskan bahwa ini adalah pengganti kartu keluarga saya  yg lama. Saya tidak berminat lagi mencari KK yg lama. Sesudah itu saya lengkapi semua data-data yg lainnya.

Saya simak satu persatu pertanyaan di aplikasi visa tersebut, ada beberapa pertanyaan yg menurut saya bertele-tele dan lebay. Masih lebih sederhana aplikasi visa ke Korsel atau ke China. Dasar orang Barat suka lebay dan norak. Kelihatannya biar detail dan spesifik, tapi malah menjadi pertanyaan yg sangat ribet dan tidak penting. Cape deh. Tapi meskipun agak jengkel, tetap saya tuntaskan mengisi pertanyaan itu sampai butir ke-44. Kemudian saya tandatangani. Saya simpan di file saya.

Saya berencana mengajukan cuti satu hari di Senin 30 Apr 2012 tapi sudah keduluan sama atasan saya yg cuti juga di hari tersebut. Saya coba pindah ke hari Jumat 28 Apr 2012 tapi kog kurang sreg ya. Akhirnya saya putuskan mau cuti  Selasa, 1 Mei 2012 saja tapi saat saya berniat mau menulis aplikasi cuti ternyata teman saya bilang bahwa 1 Mei itu, kantor saya diliburkan karena May Day. Wadoh asyik banget. Saya langsung khasak-khusuk tanya teman saya, hari itu kantor-kantor lain pada libur tidak, katanya semua kantor pemerintah dan swasta seperti bank-bank tetap buka seperti biasa.  Hmmm itu artinya kantor kedutaan pun pasti buka donk. Asyik. Saya langsung gembira dan tidak jadi mengajukan cuti. Hehehe..Tapi teman saya bilang akan ada demo buruh di Jakarta sekitar depan istana presiden atau gedung DPR di Senayan. Wah tapi tidak masalah buat saya, karena gedung yg saya tuju ada di Plaza Abda (Plaza Asia) di Jln.Sudirman,  hanya 2 gedung jaraknya dari Gedung Summitmas. Asyik.

1 Mei 2012, pukul 9 pagi saya berniat berangkat menuju gedung Plaza Abda (Plaza Asia) Lt.22 di Jln.Sudirman Kav. 59 Jakarta Selatan. Sebelum berangkat saya cek kembali semua kelengkapan dokumen saya, alamak ternyata itinerary/travel plan belum saya printout. Wadoh, terpaksa saya ke kantor dulu, karena filenya ada di komputer kantor saya. Akhirnya saya minta izin sekuriti dulu untuk naik ke Lt.2 mengambil file tsb. Halah jadi ngantor dulu deh. Dengan terburu-buru saya nyalakan kompi saya dan memprintout itinerary tsb. Setelah itu, saya baru jalan ke Plaza Abda. Duh betapa penuh drama ya.

Suasana di Plaza Abda/Plaza Asia terlihat ramai. Saya registrasi dulu untuk mengambil kartu tamu. Saya serahkan KTP saya ke petugas. Dia tanya mau ke lantai berapa. Saya jawab lantai 22. Lalu dia menyerahkan kartu tamu. Saya segera masuk dan naik lift dari sebelah kanan. Ketika tiba di Lt.22 sudah ramai dengan para tamu yg sedang mengurus visa. Tamu sudah penuh di dekat lift, sambil memegang map dan file. Ramai banget yg berminat ke negara tsb. Sejenak saya mencoba memindai sekeliling Lt.22 ini dengan mata saya, ternyata saya baru menyadari bahwa ada 4 negara yg dikelola oleh PT VFS Service Indonesia di Lt.22 ini yaitu UK,Canada, Australia dan UEA. Pantesan ramai banget ya.
Sebelum memasuki ruangan pengurusan visa ini, saya baru ingat salah satu artikel yg ada di website yg bilang bahwa dilarang membawa barang atau tas ke dalam ruangan selain dokumen-dokumen untuk mengurus visa saja. Dan pihak PT VFS yg ditunjuk pihak kedutaan mengurus semua aplikasi visa ini pun tidak menyediakan wadah penyimpanan tas kita. Jadi sebelum masuk ruangan  kita harus memikirkan sendiri mau ditaruh di mana itu tas. Alamak. Tapi saya putuskan untuk coba masuk bawa tas saya dulu, kalau ditolak nanti saya akan simpan di kantor sales company saya, yg terletak di Summitmas 1 Lt.8, meskipun jadi ribet ya karena saya akan mondar-mandir deh demi tas ini. Tapi sudahlah nasi sudah jadi bubur. Mendingan coba dulu. Saya mencoba masuk dengan bawa tas saya, seorang satpam pria tanya saya mau ngapain, saya bilang mau mengajukan aplikasi visa. Dia hanya bilang, tolong matikan dulu HP-nya, dilarang mengaktifkan HP di dalam ruangan selama proses pengajuan visa. Saya pun dengan manis mematikan HP saya di depan satpam. Kemudian dia melakukan scan metal detector di tubuh saya, sesudah ok, satpam mempersilakan saya masuk ruangan. Ternyata boleh kog bawa tas ke dalam ruangan, tapi HP saja yg harus off.

Sesudah masuk ruangan, seorang satpam di dalam ruangan, menanyakan hal yg sama ke saya, mau ngapain, saya jawab mau mengajukan aplikasi visa. Kemudian dia bantu saya memprintout  nomor antrian dari mesin antrian yg terletak di sebelah kanan dari pintu masuk. Saya dapat nomor antrian 56. Lalu secara iseng saya tanya satpam di dalam ruangan itu, boleh tidak bayar pakai credit card untuk aplikasi visanya, karena saya baca dari  website katanya boleh. Satpam bilang tidak bisa, semua transaksi harus bayar cash. Halah mampus uang saya tidak cukup. Maka saya permisi lagi ke satpam mau turun ambil uang di BCA. Saya tanya, BCA ada tidak di gedung ini? Dia bilang ada ATM bersama di Lt.1 di Bank Windu. Tanpa pikir panjang, saya pun turun lagi ke Lt.1 menuju Bank Windu. Suasana sangat sepi di bank ini, jadi saya bisa dengan leluasa ambil uang di situ tanpa antri. Selesai, saya naik lagi ke Lt.22, saat saya balik lagi, antrian saya sudah lewat. Akhirnya saya dapat nomor antrian yg baru. Kali ini dapat antrian nomor 58, dengan nomor registrasi AJAK/010512/0058/01. Saya coba memperhatikan sekeliling ruangan, saya lihat ada 9 staff yg menangani aplikasi visa ini,dengan memakai baju warna pastel ungu muda. Kursi-kursi yg disusun berjejer rapi di depan setiap meja dengan cover kursi warna merah. Saya pilih duduk di bagian tengah sambil mengamati para applicant yg sedang khusuk merapikan dokumen-dokumen mereka. Suasana ruangan terlihat tenang dan rapi. Berasa banget ya kalau mengurusi dokumen di negara maju ini sangat rapi, teliti dan efisien banget.  Para staff juga bekerja sangat cekatan. Setiap satu aplikasi selesai, terasa tidak ada jeda, nomor antrian berikutnya sudah dipanggil dan sudah tertera di layar monitor yg dipasang di bagian plafon atas setiap meja staff. Kalau 2X dipanggil, tidak segera hadir maka akan lanjut ke nomor antrian berikutnya, resikonya mereka harus ambil nomor antrian yg baru lagi. Bener-bener tertib banget. Kapan kita bisa buat birokrasi yg efisien kayak begini yah. Mimpi kali ye.

Tak lama berselang nomor saya dipanggil. Saya menghadap petugas yg bernama Edmund di bagian pojok paling kanan. Saya menyerahkan semua dokumen saya. Dia meneliti satu persatu isi dokumen saya. Dan tiba-tiba dia minta salinan KK saya. Saya lalu menunjukkan selembar salinan KK yg saya pikir itu memang KK saya,  tapi dia bilang ini bukan salinan KK tapi hanya surat pemberitahuan KK saja. Aduh berarti salah donk. Tapi dia bilang boleh dilengkapi lagi kog hari berikutnya sebelum proses aplikasi ini dikirimkan ke pihak kedutaan katanya. Kalau mau boleh dikirimkan hasil scan KK kita via email saja sambil melampirkan scan nomor registrasi kita supaya mudah dilacak. Okay saya setuju untuk mengirimkan dokumen tambahan ini via email besok paginya. Kemudian dia memeriksa sekali lagi semua dokumen saya, sambil memastikan masih ada tidak dokumen yg perlu saya lampirkan. Saya jawab tidak ada. Lalu dia menyerahkan sebuah bukti tanda terima semua dokumen yg sudah saya serahkan ke pihak VFS, saya cek ulang lagi satu per satu dan kemudian tandatangan sebagai bukti saya setuju dan mengerti.

Setelah prosesnya selesai, Edmund menyerahkan sebuah kwitansi pembayaran sambil menjelaskan biaya yg wajib saya bayarkan sbb:
1. Visa Fees           : 1,040,000
2. Logistic Fees      :    163,636
3. VAT Charges     :      16,364
4. SMS Platinum    :      20,000

Total yg harus saya bayarkan sebesar Rp. 1,240,000 dan bila aplikasi visa saya ditolak maka uang ini tidak bisa dikembalikan, artinya ditolak atau diterima tetap saja bayar. Ohlala mantap bener ya. Begitu sulitnya mau mengurus visa saja. Betapa sialnya jadi orang Indonesia. Inilah upah atas negara yg tidak dianggap dan tidak diperhitungkan oleh dunia.  Berbahagialah warga negara Singapura dan Malaysia sebagai negeri jiran kita,  yg tidak perlu repot dengan urusan visa.

Urusan pengajuan aplikasi visa telah usai, saya pun keluar ruangan. Tinggal tunggu hasilnya. Edmund bilang proses kerjanya hanya 5 hari kerja saja. Tapi kadang-kadang 3-4 hari ada yg sudah selesai. Setiap proses akan diinfo via sms.

SMS pertama,
Permohonan Visa, no.ref. AJAK/010512/0058/01 telah diserahkan ke Kedutaan Australia pada tanggal 02/05/12 untuk diproses

SMS kedua,
Permohonan visa yang diproses dengan no.ref. AJAK/010512/0058/01 siap untuk diambil di Pusat Aplikasi Visa *******

SMS ketiga,
Permohonan visa dengan no.ref. AJAK/010512/0058/01 telah diambil dari Pusat Aplikasi Visa ******* pada tanggal 10/05/2012

To be continue,
nuchan@052012
“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – St. Augustine





5 comments:

  1. sebenarnya negara2 seperti malaysia dan singapura bisa dengan mudah mendapatkan visa, karena mereka dulunya jajahan inggris, jadi masih ada kong kalikong gitu...:D...makax mudah kalo ngurus visa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmmm sebenarnya kalau cuma tujuan berlibur atau wisata, warga negara Singapura dan Malaysia tidak perlu mengurus visa sama sekali...Malah mereka dapat privilege untuk tinggal di negara tujuan selama max 6 bulan tanpa visa...Praktis tak merepotkan.

      Tapi warga negara Singapura dan Malaysia bukan hanya memasuki UK, Canada dan Australia saja TANPA visa...tapi hampir seluruh dunia...seluruh Eropa, USA dll...Jadi ini bukan soal negara mereka ex-jajahan Inggris atau tidak..lebih kepada negaranya jauh lebih maju dan dunia mengakui dengan baik bahwa warga negaranya tidak akan menimbulkan masalah di negara tujuan..

      Kalau pun ada masalah bagi warga negaranya di LN, biasanya pihak kedutaan atau diplomat mereka bekerja dengan sangat efisien tanpa ada birokrasi yg berbelit2...Jadi agak kurang tepat juga kalau kita menilai karena negara mereka bekas jajahan Inggris...walaupun mungkin ada nilai plusnya karena ada ikatan emosi dan sejarah di masa lalu..Sehingga saat mengurus VISA untuk belajar atau bekerja di beberapa negara mereka lebih dimudahkan dan tidak terlalu banyak lika-likunya...Itupun karena negara mereka punya kredibilitas di mata dunia..Btw ma kasih buat komennya...Semoga berguna!

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. tanggal berapa visanya keluar?

    ReplyDelete
  4. Jangan jealous ya..kami malaysians mmg boleh ke 166 buah negara di dunia ini tanpa visa... Hanya bawa pasport saja..itu sbb kerjasama rapat pemimpin n pemerintah kami yg baik dan bagus :-)

    ReplyDelete