Monday, June 14, 2010

Aku Jatuh Cinta

Li
Aku Jatuh Cinta

Jatuh cinta berjuta rasanya/Biar siang biar malam terbayang wajahnya/Dia jauh aku cemas tapi hati rindu/Dia dekat aku diam dan salah tingkah/Oh repotnya….he..he…sayup-sayup lagu ini terdengar berkumandang di radio Gaya FM, lagu ini pernah booming di tahun 80-an yg dipopulerkan penyanyi asal Sumatra Utara Eddy’S. Dulu waktu mendengar lagu ini saya suka bingung, bagaimana rasanya ya? Siang malam terbayang wajahnya? Koq bisa ya? Aneh ngak sich? Karena saya semasa sekolah nyaris nga pernah jatuh cinta seperti yg ditulis di banyak syair-syair lagu itu. Saya lebih banyak bermain-main naik sepeda ke tempat air terjun di kampung halaman saya atau camping di bukit-bukit bersama teman-teman saya.

Ketika saya masih sekolah, kakak laki-laki saya, atau biasa saya panggil abang, menikah dengan salah satu bidan yg bertugas di salah satu perkebunan ternama yg ada di Sumatra Timur. Karena saat itu abang saya hanya seorang wiraswasta, maka jadilah statusnya saat menikah ikut istrinya berdiam di rumah yg disediakan perkebunan buat para staffnya, kalau saat ini popular istilah PIM ( Pondok Indah Mertua ), maka abang saya masuk PII ( Pondok Indah Istri )..he..he..he…
Ciri khas rumah-rumah staff di perkebunan ini adalah selain rumah yg cukup besar dan luas, masih dimanjakan dengan para tukang kebun dan pembantu di rumah…waaahhh…kedengarannya sangat menyenangkan…tapi bagi saya yg orang luar melihatnya seperti penjara di tengah hutan.Minus segala hiburan dan hanya disuguhi pemandangan karet dan karet dan karet….:D

Suatu kali ketika liburan sekolah, kakak ipar saya mengundang saya untuk berlibur di kebon istilah untuk perkebunan saat itu. Sebenarnya saya kurang tertarik, tetapi karena dia kesepian sering ditinggal abang saya, maka dengan setengah terpaksa saya ikut saja berlibur di kebon. Saya sudah membayangkan liburan yg garing dan membosankan.

Pagi-pagi buta pukul 5:00 pagi saya mendengar suara mirip sirene yg membangunkan saya dan semua orang yg mendengarnya, saya kaget dan bertanya ke kakak ipar saya ada apa? koq ada bunyi sirene? Dia tertawa bilang itu bunyi yg menandakan para buruh perkebunan harus sudah naik ke truk yg akan membawa mereka men-deres karet ( saya kurang paham sebutan men-deres ini maksudnya adalah meng-iris pohon karet melingkar dan di beri wadah untuk menampung aliran getah karet yg mengalir dan jatuh ke wadah yg tersedia, itu namanya men-deres ) dan membersihkan rumput-rumput (gulma yg tidak baik yg tumbuh di sekitar pohon karet). Pekerjaan di mulai dari pagi pukul 6:00 s/d puku l6:00 sore.

Yang paling unik adalah para buruh pria disini, setelah menikah akan diberikan sebuah rumah ukuran type 36 dgn 2 kamar. Itu sebabnya mereka banyak yg menikah dalam usia yg sangat muda belia. Bahkan saya sangat kaget setengah mati, ketika pembantu rumah kakak ipar saya, sudah menikah dalam usia 10 tahun, dan ketika dia bekerja dengan kakak ipar saya usianya masih 15 tahun tapi sudah menyandang predikat janda kembang…wah..super! Dan perempuan-perempuan di sana cenderung cepat dewasa, dalam usia 9 tahun sudah punya ketertarikan seks dengan lawan jenisnya. Padahal buat saya yg masih sekolah itu cukup membuat saya syok luar biasa…Dan memang anak-anak buruh di sana kurang tertarik sekolah. Mungkin mereka berpikir sekolah itu buat apa ya? Kalau sudah bisa baca tulis dan berhitung sudah cukuplah buat mereka.

Biasanya setelah lulus SMP mereka lebih suka jadi buruh kebon karena setiap minggu mereka bisa dapat uang. Dan setelah setahun bekerja biasanya para pria akan segera mencari calon istri dan menikah. Selain minus hiburan tentu setelah lelah bekerja seharian para pria akan lebih terhibur kalau ada istri di rumah. Masa itu belum terlalu popular dengan TV, karena TV biasanya masih milik para staff kebon, TV masih menjadi benda tertier alias kategori barang mewah buat para buruh ini. Dulu kalau beli TV masih B/W dan mereknya masih terkenal Philips mirip seperti meja ada kakinya. Sehingga hiburan yg paling mengasyikan adalah mendengar radio bareng-bareng tetangga di beranda rumah. Masa itu juga pasokan listrik masih sangat terbatas, listrik hanya menyala sejak pukul 17:00 sore s/d pukul 6 pagi. 

Sekali seminggu, di malam minggu para buruh ini akan diberikan hiburan nonton layar tancap di alun-alun. Biasanya sejak pukul 19.00 orang-orang sudah ramai berkumpul, ada yg bawa tikar dan berbagai penganan ringan dan juga bangku-bangku kecil, dan sibuk mencari tempat yg paling strategis. Dan saat itu film-film Indonesia yg paling banyak di putar adalah film-film jadul banget layar lebar yg dibintangi oleh Rano Karno, Roy Marten, Sophan Sofyan dan Widyawati, Muksin dan Titik Sandora, dll. Kadang-kadang film kungfu Bruce Lee atau film India yg selalu dibintangi aktor Amitabachan, Rasyi Kapoor dan Hemamalini,dll. Layar tancap ini menjadi hiburan yg sangat mewah buat para buruh yg haus akan hiburan.Biasanya layar tancap diputar setiap minggu berpindah-pindah dari satu afdeling ke afdeling yg berikutnya. Yang nonton biasanya datang dari berbagai afdeling, dan mereka rela berjalan sejauh 2 km dari tempat tinggal mereka hanya untuk bisa nonton layar tancap ini. Tapi yg lebih unik adalah mereka umumnya datang berpasang-pasangan. Dan yg belum punya pasangan akan berusaha larak lirik cari ngebetan di sini…ha..ha..ha..pokoknya asyik melihatnya. Kalo udah nemu ngebetan yg ditaksir biasanya sich mereka akan duduk dipojok-pojok alun-alun…sambil duduk dempet-dempetan…ha..ha..ha…

Satu ketika di malam minggu kakak ipar saya, dipanggil karena ada salah satu pasiennya yg akan melahirkan, sehingga saya ditinggal sendirian di rumah bersama pembantu. Karena malam minggu dan sedang ada layar tancap, sang pembantu mengajak saya nonton bareng karena kebetulan letak alun-alun tidak terlalu jauh dari rumah kakak ipar saya. Yah dari pada bengong di rumah saya berpikir lebih asyik kali nonton layar tancap, maka saya memutuskan setuju nonton bareng.Setelah kemas-kemas pakai jaket dan bawa bangku kecil, kami bareng2 menuju alun-alun yg sudah ramai sekali, dan kami memilih nonton di belakang saja agar tidak terlalu berisik. Sedang asyik menonton tiba-tiba ada seorang pria yg menghampiri pembantu kakak saya, dan mereka terlibat perbincangan yg seru dalam bahasa Jawa yg tidak saya pahami sama sekali.Sesekali pembantu saya tertawa lepas, sehingga memaksa saya harus melirik sejenak apa yg mereka tertawakan? Tanpa sengaja saya melirik pria yg berbincang dengannya, hmmm..lumayan badannya tinggi dan atletis, dan yang menarik adalah hidungnya mancung dan alis matanya lebat beraturan seperti cewek aja…Dalam hati saya, gila pintar juga pembantu kakak saya cari ngebetan…anehnya itu pertama kalinya saya melirik pria dan terkesan. Tapi saya berpura-pura serius menonton film dan mencoba mengacuhkan mereka berdua. Tapi dalam hati saya bertanya-tanya, siapa nich cowok? Kalau dilihat dari caranya berpakaian tidak terlihat seperti buruh kebon. Cenderung rapi dan berpakaian casual yg menonjolkan lekuk tubuhnya yg atletis.Walaupun saya sudah berusaha untuk konsentrasi melihat film, tapi akhirnya gagal karena memang saya terganggu dengan derai tawa mereka berdua, lengkap dengan bahasa Jawa yg tidak saya pahami.

Karena sudah menyerah, saya bilang sama pembantu kakak saya kalau saya mau pulang duluan aja, alasannya karena saya sudah ngantuk dan tidak tertarik dengan filmnya. Tanpa diduga sang pria, dengan tersenyum menawarkan diri untuk mengantarkan saya pulang, saya kaget karena jarak alun-alun ke rumah kakak ipar saya dengan jalan kaki tak lebih dari 5 menit. Dan pembantu kakak ipar saya buru-buru bilang kalau dia masih pengen nonton, padahal saya tahu persis sejak tadi dia tak melihat film karena sibuk ber hahahihi dengan pria itu. Koq sekarang tiba-tiba masih pengen nonton…aneh juga ya..? Tapi karena sudah terlanjur pengen pulang, saya tetap bilang kalau saya mau pulang duluan saja, dan tampaknya sang pria pun masih ngotot pengen antar pulang, saya cuma angkat bahu saja, ngak bilang setuju ngak bilang menolak. 

Sepanjang jalan saya hanya terdiam tak berniat membuka pembicaraan…Dan saya pun tak tahu apa yg sedang bergolak dalam pikirannya…Setelah sampai di depan rumah, saya membuka mulut ingin mengucapkan terima kasih tapi belum sempat suara saya keluar dia sudah terlebih dahulu bilang “ Boleh ngobrol- ngobrol nga sebentar?” Hmmm saya sedikit ragu dan agak jengah karena kebetulan tidak ada orang di rumah, kakak ipar saya sedang menolong orang bersalin dan pembantunya sedang asyik nonton layar tancap…entah angin apa yg mendorong saya menjawab “ Boleh aja tapi jangan lama-lama ya!” Jawaban saya membuat dia senyum simpul…
Akhirnya kami duduk di teras, duduk dalam kondisi berseberangan meja…Dia mulai dengan menanyakan sekolah dimana? Kelas berapa?bla..bla..bla… Mirip kayak polisi yg sedang menginterogasi seorang tersangka…Saya hanya menjawab sesuai isi pertanyaan saja tidak lebih dan kurang…dan tidak berusaha bertanya ulang..karena saya pun tak tahu harus tanya apa…otak dan pikiran saya mandek nga tahu mau ngomong apa:D

Anehnya saya sedikitpun tak merasa kesal dengan pertanyaan2nya yg nga penting2 amat menurut logika saya…Saya menikmati pembicaraan yg sebenarnya kurang bermutu itu…sesekali karena grogi dia suka salah ngomong yg membuat saya tertawa terpingkal2…justru kalau saya tertawa geli …dia semakin bersemangat melakukan kesalahan-kesalahan yg lainnya…he..he..he.. Pukul 10 malam kakak saya balik ke rumah dan  kami harus tahu diri segera menyudahi perbincangan ini…Tampaknya kakak ipar saya sudah sangat kenal baik dengan dia..terlihat mereka ketika berbicara saling meledek dalam bahasa Jawa yg tidak terlalu saya pahami…

Besok paginya ketika saya bangun pagi, saya kaget karena dia sudah nongkrong lagi di dapur dengan pembantu kakak saya…gila ini orang pagi2 udah bertamu…nga ada kerjaan apa? Aneh sekali, kakak ipar saya pun tampaknya biasa saja nga terlihat kaget …Dia justru bilang gini, eh ntar kalau udah rada siangan tolong bantu ngantar susu donk ke puskesmas…daripada liburan ngangur di rumah, mendingan kalian berdua bantuin ngantar stock susu ke klinik anak…Eh..tanpa minta persetujuan saya, dia langsung jawab boleh-boleh nga apa-apa…idih ini orang nga ada basa-basinya…mbok yah nanya dulu keq..saya setuju apa nga?…main jawab aja…gimana sich…dengan wajah cemberut saya kembali melengos masuk kamar…Aneh …jujur sich kalau ditanya saya sich senang-senang aja pergi berdua ama dia… tapi kenapa tiba2 saya senewen yah?apa karena dia lancang menjawab “ya” tanpa andil konfirmasi dari saya…entah lah saya sendiri merasa aneh dengan sikap saya…

Hari-hari berikutnya saya justru menjadi terbiasa berada di dekat dia…Aktivitas mengantar susu dan membantu bayi-bayi minum susu dari dot di klinik tidak melelahkan saya…tangisan2 bayi yg kehausan pengen minum susu seperti nyanyian musik merdu di telinga saya…sikapnya yg kocak dan humoris membuat saya lupa waktu…Dan saya terbiasa menyaksikan ada sinar yg lain di matanya…Dan sinar mata yg teduh itu membuat saya sering tersenyum sendiri…dan menyejukkan hati saya sekaligus  membuat saya terganggu tidurnya dan selalu tak sabar ingin segera menjelang sinar mentari pagi hari agar segera dapat bertemu dengannya… Dulu bahkan saya tak mengerti apa artinya…ternyata untuk pertama kalinya “Aku Jatuh Cinta” nun jauh di ujung Sumatra di sebuah perkebunan yg jauh dari keramaian dan hingar bingar kota
 Tuk seseorang yg pernah sekejab mengisi hari-hari saya…
Semoga kamu sudah bahagia di surga!

nuchan@22102008
copyright

No comments:

Post a Comment