Friday, June 18, 2010

The most beautiful island in South Sumatra ( Pesona Belitung)


Sudah sekian tahun lamanya saya tidak begitu mengikuti perkembangan novel2 laris terbitan penulis Indonesia. Tapi kali ini saya menghabiskan banyak waktu meneliti beberapa novel yg menarik hati saya dengan judul Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor yg ditulis oleh Andrea Hirata. Nama penulis ini tak pernah singgah di benak saya, karena ternyata beliau adalah penulis novel baru dan Laskar Pelangi adalah novel perdananya yg berhasil menjadi best seller.Kemudian diikuti novel kedua Sang Pemimpi dan yg ketiga Edensor. Ketiga novel ini adalah tetralogi yg merupakan memoar kehidupan Andrea Hirata dari sejak kecil hingga dewasa kini.

Terlahir sebagai anak Melayu yg sangat miskin di sebuah pulau yg bernama Bangka-Belitung, pulau yg dalam gambaran Andrea Hirata sebagai pulau yg sangat indah dan kaya akan potensi alam tetapi ironisnya kehidupan yg dijalaninya jauh dari kesejahteraan dasar, seperti anak ayam yg hampir mati di lumbung padi. Kekayaan alam Bangka Belitung ini hanya bisa dinikmati segelintir orang pendatang yg ditunjuk sebagai pejabat2 yg menangani PT Timah terbesar di Indonesia.

Kehidupan penduduk Melayu Belitung begitu menggenaskan semasa PT Timah di Bangka berjaya mengekspor hasil alamnya ke berbagai negara di dunia, sementara penduduk aslinya hidup melarat. Itu adalah sebagian cuplikan kisah yg saya baca melalui novel ini.Ditengah kemelaratan hidupnya,Andrea Hirata kecil bersekolah pada sebuah sekolah Muhammadiyah yg sudah akan tutup, selain sudah doyong dan hampir tumbang karena sangat lapuk, yg berniat sekolah pun pada masa itu sangat sedikit, biasanya dapat dihitung dengan jemari tangan karena tekanan ekonomi yg luar biasa, untuk bisa makan 2X sehari pun sangat sulit di masa itu. Infrastruktur yg minim dan lapangan pekerjaan yg sempit dan mereka hanya hidup sebagai kuli atau pegawai di pabrik timah atau hidup sebagai nelayan miskin di pulau2 terpencil.

Kemiskinan ternyata tak membuat Andrea Hirata putus asa dan kehilangan mimpi-mimpinya. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris,Sorbonne,Prancis dan Sheffield Hallam University,United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yg ditulis oleh orang Indonesia.

Ketiga novel best seller inilah yg menjadi cikal bakal, saya mulai tergoda untuk lebih mengenal Pulau Bangka - Belitung. Kalau dulu semasa SD saya selalu menghapal bahwa Pulau Bangka adalah pulau penghasil timah terbesar di Indonesia…Maka di masa kini, saya mengenalnya bukan sebagai penghasil timah lagi tetapi sebagai pulau yg melahirkan seorang Andrea Hirata, novelis handal yg mampu membuat Anda percaya pada tenaga cinta,percaya pada kekuatan mimpi dan pergorbanan. Lebih dari itu akan membuat Anda percaya kepada Tuhan.Andrea akan membawa Anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana Anda akan menemukan pandangan yg berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yg meluap-luap, sekaligus kesedihan yg mengharu biru (kutipan dari Sang Pemimpi).

Untuk mewujudkan mimpi saya, agar dapat berlibur ke sana, maka saya menghubungi beberapa teman yg sekiranya bersedia menghabiskan liburan Agustus-an 2008 di Pulau Belitung tsb. Dalam satu acara kumpul bareng alias farewell party teman saya yg akan berangkat ke Jerman menyusul sang suami yg bermukim di sana, sekilas kami membicarakan siapa2 yg kiranya bersedia ikut libur bareng ke Pulau Belitung sehingga dari sekarang kami akan membuat susunan rencana selama berlibur di sana.Polling pertama ternyata ada 6 orang yg berminat berlibur bareng. Asyik…asyik bisa ramai deh liburnya….

Dua minggu setelah acara kumpul bareng berakhir, peserta yg semula 6 orang, akhirnya rontok menjadi tinggal 3 orang saja. Alasannya jelas, karena pekerjaan kantor yg menggunung sehingga tidak bisa ditinggalkan…Itulah salah satu duka menjadi orang gajian…Punya uang tapi nga punya waktu…jadi kerja lagi…kerja lagi…kacian dech:D
Kalau saya justru beda lagi, punya waktu banyak tapi nga punya uang…ini, mana yg lebih menyedihkan yah? Yg pertama apa yg kedua??? Auh ah gelap…ABCD!

Untuk mendapatkan informasi yg lengkap tentang wisata di Pulau Belitung ini, maka saya mulai menjelajahi dunia maya, melalui salah satu blog, www.belitungislands.com, saya mendapatkan informasi yg sangat lengkap tentang wisata dan infrastruktur yg ada di sana. Bahkan blog ini pun menawarkan berbagai paket wisata selama Anda di Pulau Belitung. Semuanya begitu mudah dan penjelasannya sangat rinci, sehingga memudahkan Anda untuk mengatur rencana berlibur di sana. Melalui blog ini juga saya mendapatkan nomor telpon salah satu travel agent yg menawarkan jasa pembelian tiket penerbangan Linus Air atau Sriwijaya Air dengan harga yg lebih miring dibandingkan dengan saya booking langsung ke pihak Sriwijaya Air.

Setelah berminggu2 mencari tiket yg relatif murah, akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiket Linus Air Jakarta-Tanjung Pandan one way 561rb rupiah dan tiket return Tanjung Pandan-Jakarta dgn Sriwijaya Air seharga 560rb rupiah. Walaupun akhirnya harga PP melebihi batas max budget yg sudah kami tetapkan tapi setidaknya masih lebih murah dibandingkan harga awal….ha..ha..ha…begitulah
duka orang yg pengen berlibur 3M…murah meriah muntah…ahh…cape deh!

Untuk urusan akomodasi dan booking mobil selama di Belitung diserahkankepada sahabat saya Evi…Karena tergiur dengan promosi Celeb on Vacation yg di Trans TV, maka saya wanti2 Evi untuk mem-booking hotel di Lor In Resort saja yg terletak di Tanjung Tinggi Beach…yg pasti harganya cukup mahal untuk ukuran kocek saya:D… Tapi karena pengen merasakan suasana yg sama dengan yg dipromosikan di Celeb on Vacation, maka kami sepakat untuk menyewa satu buah cottage dan biayanya patungan bertiga…Untuk mempermudah pemesanan hotel, saya memberikan daftar beberapa hotel di Belitung, lengkap dengan alamat dan nomor telpon hotel2 tsb kepada sahabat saya Evi

Ternyata setelah coba booking ke Lor In Resort Hotel semua kamarnya fullybooked di bulan Agustus 2008. Woww luar biasa…tampaknya yg berminat liburan ke Belitung sangat ramai. Tidak berhasil di Lor In Resort, maka kami beralih ke Martani Hotel, ini adalah salah satu hotel yg sudah cukup lama berdiri di Belitung Barat, bangunannya pun seperti rumah-rumah zaman Belanda, jendelanya tinggi2 dan lebar…warna catnya yg cenderung buram berwarna abu-abu…tidak mengesankan sebuah hotel…tapi letaknya yg strategis tepat di jantung kota Belitung Barat dan aksesnya sangat mudah kemana-mana membuat hotel ini menjadi pilihan yg tepat buat kami bertiga. Dan tanpa banyak pertimbangan maka kami memutuskan untuk menginap di hotel ini selama 3 malam…Harga per malam untuk sebuah kamar seluas 3X4 meter persegi seharga 258rb rupiah…Di dalam kamar tersedia kulkas, TV,sofa tamu dan kamar mandi yg menggunakan shower serta tersedia air hangat…Saya pikir harga tersebut cukup pantas bukan?

Sedikit berbeda dengan di Pulau Bali, pemesanan mobil di Pulau Belitung rada mahal menurut ukuran saya, yg senangnya serba 3M. Rental satu buah mobil Kijang Kapsul seharga 350rb/mobil, pemakaiannya selama 24 jam,sudah termasuk supir tetapi tanpa bensin. Dan bensin disesuaikan dengan jumlah pemakaian sehari-hari…Uniknya harga bensin di sini sangat mahal, yg berlaku adalah harga industri 11ribu/liter…Langkanya bensin, membuat pom bensin di sana pukul 10 pagi sudah tutup karena pasokan bensin yg serba terbatas…Untuk mendapatkan bensin yg bersubsidi, Anda harus antri selama 4 jam,itu pun belum tentu dapat…Uhh sungguh menakutkan:D masih beruntung saya dan Anda yg bermukim di Jabodetabek…jarang kekurangan bensin…Oh,terima kasih Tuhan!

Tiga hari sebelum hari "H" saya sudah mempersiapkan semua perlengkapan saya untuk berlibur selama 4 hari 3 malam di Pulau Belitung. Perlengkapan wajib yg sudah harus disiapkan sebelumnya,satu set digicam Lumix FX9 dilengkapi dengan battery yg sudah terisi penuh, bila dibutuhkan Anda harus membawa battery cadangan..Jangan lupa membawa memory card sebesar 2Gb, untuk mempermudah Anda memotret tanpa cemas dgn urusan memory full….jengkel khan ketika ingin memotret tiba2 digicam Anda teriak bilang memory full…aduh crunchy banget cih:D maksud gue garing boo…he..he.. Untuk kali ini,saya membawa 2 buah kartu untuk pengambilan photo2 yg tidak terbatas.Satu kartu sebesar 1Gb, sudah dikosongkan dan satu buah lagi 512Mb sudah dikosongkan juga…total memory yg dibawa 1.5Gb…dan ini mampu menerima 1000 photo dengan kualitas 3Mpx…yah saya pikir 1000 photo lebih dari cukup khan??he..he..he…

Satu set tripod dan memastikan fungsi tripod normal atau tidak, karena pada saat Anda ingin mengambil momen penting ternyata teman Anda sedang kelayapan juga cari obyek photo…Aduh bisa nangis darah dech kalo Anda harus menunggu teman Anda untuk menjadi juru photo…udah keburu hilang momennya…so Anda harus bijak, setia setiap saat bawa tripod…lumayan berat sich…tapi pilih mana kehilangan momen atau berat2 dikit lah…ha..ha..ha..repot khan yg narsis….

Satu set Handycam Sony yg menggunakan MiniDV…dua buah MiniDV sudah disiapkan untuk menampung rekaman perjalanan selama 4 hari 3 malam…he..he…jadul banget yah masih pakai MiniDV…ini salah satu gadget yg bertambah seiring makin meningkatnya keinginan untuk menyimpan momen dalam wadah film bergerak…supaya dapat merekam kejadian2 lucu dan konyol…

Banyaknya jenis gadget yg saya bawa, membuat tas ransel saya semakin membuncit karena dipenuhi charger dari setiap gadget yg saya bawa…Belum ditambah tripod yg cukup memberatkan tas punggung saya…Saya sampai 3X harus membongkar ulang isi tas saya, untuk mengurangi benda2 yg tidak diperlukan. Tapi setelah dipertimbangkan dengan matang maka saya putuskan membawa semua gadget ini untuk mengabadikan perjalanan saya lebih lengkap dan tidak ada penyesalan lagi kalau saya harus kehilangan momen2 penting hanya karena malas membawa gadget2 tsb…he..he…berkorban tenaga sedikit demi kesempurnaan …iyah nga sich??

Hari pertama, Jumat,15 Aug 2008
Dini hari pukul 4 pagi kami bertiga sudah bangun dan harus segera mandi karena Taxi Express yg kami pesan akan tiba di Benhil pukul 5 pagi…Rasa dingin yg mendera membuat kami harus berunding siapa yg terlebih dahulu mandi…Ternyata yg mandi duluan adalah Jeng Soso…sementara dia mandi, saya masih bergulung2 di dalam selimut, menahan rasa dingin dan malas yg tiba2 menguasai tubuh saya…ah rasanya masih ingin melanjutkan tidur lelap saya:D

Penerbangan kami dengan Linus Air, take off pukul 7:30 pagi…maka seyogyanya kami harus tiba di bandara Sutta paling lambat pukul 6.30 pagi…Suasana pagi yg sepi tentu tidak akan terlalu memakan waktu yg panjang dari Benhil ke bandara Sutta. Tapi ketika memasuki jalan yg ke Slipi tiba-tiba terlihat kemacetan yg sungguh panjang…Dan kami tidak tahu apa sebabnya di pagi buta seperti ini masih saja macet…mungkin ada mobil yg kecelakaan atau sebab lainnya…tapi yg jelas kondisi ini sempat membuat jantungku berdebar kencang dan rasa khawatir menyelinap di dadaku …Kalau sampai macet ini tidak bisa dihindari maka ada kemungkinan kami akan ketinggalan pesawat …Yah,Tuhan tolong saya!Kalau lagi kepepet begini, benar2 ingat Tuhan dan rasa was2 kalo telat naik pesawat maka uang akan melayang… Perasaanku jadi campur aduk sejenak…tapi ketika melintasi 1km disisi jalan tol, ternyata jalanan kembali lancar…oh rasanya lega banget…Terima kasih Tuhan!

Pesawat Linus Air yg kami tumpangi take off tepat waktu dan perjalanan selama 45 menit ini terasa sangat lancar dan tidak ada gangguan sama sekali…pada saat mendarat pun mulus…Wah rasanya lega banget sudah mendarat di Bandara H. A. S. Hanandjoeddin …Kondisi bandara sedang dalam masa renovasi..jadi terlihat kotor di bagian klaim bagasi…Bandara ini pun cukup kecil dan sederhana sekali…tidak terlihat ada pesawat yg parkir di sini…hanya ada pesawat kami Linus Air…suasana bandara juga cukup lengang tak ada kesibukan yg berarti…Seluruh tas juga diturunkan dari pesawat dan didorong ke klaim bagasi dengan gerobak barang yg pakai roda saja didorong oleh tenaga manusia….bener2 jadul banget dech…tapi tentu sangat mengasyikan juga suasananya yg tenang membuat kita nga perlu terburu2….suasananya cukup santai…

Tiba di bandara kami sudah dijemput oleh supir yg sudah kami pesan via Martani Hotel.Rasanya lega banget karena sudah tiba dengan selamat plus dijemput tepat waktu pula sama supir kami…Oh rasanya pengen berteriak sekencang2nya …"Aku datang di kampungmu Andrea Hirata"!!!!!!!!! Pesona Pulau Belitung seolah2 sudah menari-nari di benakku…perlahan-lahan aku coba mengingat2 gambaran Andrea Hirata tentang Pulau Timah yg cantik dan menawan ini…:P

Dari bandara H. A. S. Hanandjoeddin sampai Martani Hotel ternyata tidak terlalu jauh…sangat dekat cuma butuh waktu 10menit saja…Tiba di hotel kami check in, petugas membawa kami ke kamar No.117 dan seperti biasa kami mencoba men-test semua peralatan dan fasilitas yg tersedia di kamar, termasuk toilet,flushing,shower,air
panas dan dingin semuanya dicek agar tidak ada yg terlewat…sebelumnya di Bali, karena lupa melakukan test dengan baik, akhirnya dapat kamar yg kurang bagus…bikin bete dan kesel abis booo….karena saya termasuk yg suka mengeluh jadi harus ekstra hati-hati…:D

Agenda pertama : Gettin' there Tanjung Tinggi Beach
Pukul 10:00 pagi kami meluncur dari hotel menuju Tanjung Tinggi Beach di daerah Pulau Bilik Belitung Barat.Jaraknya cukup dekat hanya ditempuh selama 20 menit saja. Mobil kami melaju menuju Tanjung Tinggi Beach, suasana jalanan yg begitu sepi dari kendaraan membuat kami tak perlu merasakan kemacetan…Berbeda dengan suasana Jakarta yg sehari-harinya dipenuhi dengan kemacetan kendaraan di jalanan seolah-olah menghilang dari ingatan saya…otak saya terasa ringan dan nyaman…Sisi jalanan ditumbuhi pepohonan yg rindang dan rumah-rumah penduduk pun masih sangat jarang sehingga sepanjang perjalanan begitu sejuk dan damai… sangat berbeda dengan suasana Jakarta yg padat dan pemukiman penduduk diwarnai tembok2 tinggi dan kawat2 listrik yg berseliweran centang-perenang nga karuan…bikin mata jadi cepat lelah dan pikiran pun ikut2an kusut kayak kawat listrik…ihh serem bgt:D


Salah satu pemandangan yg sukar lepas dari ingatan saya adalah pohon-pohon nyiur yg tumbuh sangat tinggi seolah-olah mengapai langit biru, tumbuh subur di kiri-kanan jalan…rasanya tangan saya sudah gatal pengen segera mengabadikannya dengan digicam Lumix saya…betapa indahnya terlihat dari kejauhan laut yg luas dan airnya sangat biru..Terima kasih Tuhan untuk semua keindahan ini!
Tiba di Tanjung Tinggi Beach, Anda hanya bisa bergumam dan terkagum-kagum betapa besarnya Kasih Tuhan akan dunia ini…diciptakan-Nya keindahan alam yg luar biasa ini…Anda hanya perlu duduk sejenak meluruskan kaki di tepian pantai yg begitu damai dan Anda dapat merasakan pasir putih yg sangat halus bagaikan tepung terigu…airnya yg bersih dan jernih sehingga ikan-ikan kecil nan cantik terlihat berenang dengan bebas ke sana ke mari, tak ada rasa takut bahwa manusia-manusia serakah akan datang memangsanya he..he..Duduk melamun dan membayangkan bahwa berabad-abad yg lalu apakah ledakan gunung berapi yg luar biasa besar pernah mengguncang dan membumi-hanguskan pulau ini…sehingga melalui proses alam yg sangat panjang maka terciptalah pulau-pulau kecil yg sangat indah ini…
Lautan luas nan biru dan dari tengah2nya bermunculan batu-batu granite yg sangat besar dan batu-batu granite ini pun mengeluarkan bentuk2 yg sangat unik…Ada yg terlihat dari kejauhan seperti burung sehingga disebut Pulau Burung.Apakah benar ini terlihat seperti burung??Saya serahkan penilaiannya terhadap Anda sekalian..he..he…

Kelayang Beach ini hanya ditempuh kira-kira 10menit dari Tanjung Tinggi Beach…Dari sini Anda dapat melihat Pulau Burung..Perhatikan batuan besar yg ada ditengah lautan itu…terlihat seperti burung bukan?he..he..

Hari kedua,Sabtu 16 Aug 2008, kami pergi menuju Pulau Lengkuas, Pulau Burung dan Pulau Kera…ketiganya memiliki keindahan dan keunikan yg berbeda-beda..tapi dijamin Anda tidak akan menyesal menyisir semua isi pulau ini…Untuk bisa mencapai tempat ini, Anda harus menyewa perahu nelayan dari Tanjung Binga atau dari Tanjung Kelayang.Tapi saya dan teman2 memilih berangkat dari Tanjung Binga.Tanjung Binga ini dikenal sebagai Fishery Village alias kampong nelayan.Waktu yg tepat untuk datang ke Tanjung Binga adalah dini hari menyaksikan matahari terbit dan kesibukan para nelayan yg sedang membongkar muatan perahu yg berisi ikan-ikan hasil tangkapan mereka semalaman…Dari sini kami menyewa perahu menuju ketiga pulau ini seharga 350ribu rupiah…cukup pantas bukan?
Gambar di atas saya ambil dari puncak Mercusuar yg ada di Pulau Lengkuas dari ketinggian 18 lantai. Indah,cantik dan mempesona si zamrud Khatulistiwa terletak di Indonesia Raya.

nuchan@27102008
copyright

No comments:

Post a Comment