Tuesday, June 15, 2010

Catatan Tak Terlupakan Tahun 2008


Lara dan tangis, suka duka,cinta dan benci silih berganti mewarnai perjalanan hidup kita di sepanjang tahun 2008. Tapi semuanya itu hanyalah kunci untuk mendewasakan kita, membuat kita semakin mencintai warna-warni hidup itu sendiri. Kehilangan seseorang akan membuat kita cepat belajar untuk mengasihi apa yg sudah kita miliki saat ini. Dicaci dan dimaki tanpa sebab yg jelas membuat kita semakin belajar memahami seberapa hebat tingkat kesabaran kita...Ahh lepas dari semua itu, mari kita jelang tahun 2009 dengan belajar untuk hidup lebih baik lagi, lebih banyak lagi memberi yg terbaik buat sesama, menjadi garam dan terang kasih bagi dunia yg sudah cukup sumpek dan fana ini..he..he..he...Met Natal dan Met Menjelang Tahun Baru 2009 buat semuanya.

Awal Januari 2008 ditandai dengan hujan deras yg terus-menerus mengguyur Jakarta dan sekitarnya membuat aku jadi resah dan senewen. Pasalnya bukan karena aku khawatir Jakarta akan kebanjiran atau jalanan akan macet total. Kalau itu mah sudah biasa dan menjadi langganan tetap ibukota tercinta ini, banjir...banjir...dan matot.

Alkisah Agustus 2007, saya berhasil mengabadikan  sunset alias matahari terbenam yg sangat fantastis buat saya di Tanah Lot - Bali. Buat sebagian orang mungkin saja hal ini biasa-biasa saja, tapi buat saya setiap kali melihat peristiwa matahari terbit atau matahari tenggelam, saya tiba-tiba bisa menjadi aktris cenggeng mendadak dangdut. Bagaimana tidak, saya tiba-tiba bisa menitikkan airmata bahagia hanya karena berhasil melihat semburat merah oranye yg membias di permukaan laut dan suara ombak yg menderu-deru terdengar merdu berkejaran menuju pantai, memukul dinding-dinding karang yg tegak berdiri di sekeliling pantai...halah...halah dangdut banget nga sih?

Sekilas saya ingin menceritakan bagaimana saya menantikan sunset di Tanah Lot Bali,27 Agustus 2007.Maksudnya biar Anda juga bisa merasakan dag-dig-dug-der catatan perjalanan saya yg tak terlupakan.

Senja telah merangkak, aku pun harus segera beranjak dari sisidanau,perjalananku masih berlanjut menuju Tanah Lot. Rencananya aku ingin melihat sunset di sini.Katanya sunset di Tanah Lot itu sangat indah...perjalanan dari Ulun Danu-Bedugul menuju Tanah Lot tidak terlalu jauh cuma makan waktu sekitar 1jam-an saja.Pukul 18.00an sore aku sudah memasuki area Tanah Lot, begitu masuk area parkir mobil2 dan bis pariwisata  sudah banyak memenuhi area parkir dan pengunjung yg akan melihat sunset sangat ramai sekali. Terlihat banyak sekali turis2 asing yg menuju Tanah Lot....Dibandingkan dengan kondisi 7 tahun yg lalu, saya pikir perkembangan Tanah Lot saat ini sangat bagus, karena kini sudah tersedia semacam lapangan yg di bangun permanent dan kita bisa melihat ke arah pantai dari lapangan ini. Saya sudah siap-siap dengan Digicam Lumix FX-9 saya, berharap2 cemas menunggu sunset, karena guide saya bilang,kalau lagi mujur dan cuaca senja mendukung alias tidak mendung maka kita bisa menyaksikan proses alam yg luar biasa ini....dan semburat mentari merah yg luar biasa ini pun bergerak perlahan2 bak film slow moving,matahari pun akan  terbenam menukik perlahan seolah tertelan air laut, sesudah tertelan setengahnya maka semburat merah akan memenuhi lautan seolah2 warna air laut menjadi kemerah-merahan menimbulkan siluet yg luar biasa indahnya....ahhh hatiku jadi tambah deg-degan takut tiba2 mendung....

Ternyata saya mujur hari ini, karena kini mentari sudah memancarkan semburat warna ke orange-orange an....dan perlahan mentari mulai menukik turun......ketika mentari sudah menghampiri batas laut maka perlahan2 mentari berubah memancarkan semburat merah yg sangat indah sekali...ahhh...aku bahagia sekali ...akhirnya penantianku tidak sia-sia....sunset yg kutunggu akhirnya tiba juga...rasanya lega sekali...ah....indah sekali....tak sabar rasanya ingin berbagi cerita dengan teman2ku yg lain...Baliku....Baliku...begitu indah dan mempesona.Pantaslah di kau menjadi "The best Island in the world" aku pun sibuk jepret sana sini....tapi sialnya hasilnya sangat mengecewakan ...obyek yg terambil sangat gelap....aku jadi panik mensetting ulang digicamku...mencoba berbagai setting-an untuk bisa mengabadikan sunset ini dengan hasil yg memuaskan ...tapi tetap gagal....ah..aku jadi resah nga karuan kenapa digicamku nga bisa mengambil dengan jelas.....Karena khawatir tidak bisa mengabadikan moment ini, aku pun nekat minta seorang photographer keliling untuk memotret aku di pinggir pantai dengan background siluet sunset yg indah ini....Setelah diphoto hasilnya ternyata tidak memuaskan juga...akhirnya aku tetap harus berusaha lagi memakai digicamku....Pukul 18.30an setelah berkali2 mencoba berulang2 dan berpindah sudut pengambilan, akhirnya....akhirnya aku berhasil mengabadikannya dengan sangat baik dan sempurna...indah..indah sekali dan aku pun tertawa2 bahagia karena sudah berhasil mengabadikan moment yg paling fantastis buat aku pribadi....

Suasana ketika menantikan sunset di Tanah Lot Bali.Semua pengunjung sedang sibuk setting kamera membidikkan kamera ke arah sunset yg ditunggu..

 
Matahari yg sedang menukik turun berpendar seperti bara api yg menembus lautan.Indah sekali buat saya.


Ombak yg berkejaran menuju pantai menghempas ke dinding-dinding karang....sementara matahari sudah habis tertelan laut tapi masih menyisakan semburat merah yg berpendar di langit membentuk ekor api yg memanjang..he..he...

Anehnya semakin malam semburat merahnya semakin terang banget seperti api yg terbakar di langit...


Nathalie, si gadis Jerman yg terheran-heran melihat saya masih sibuk berlenggak-lenggok di depan kamera di bibir pantai padahal pengunjung sudah sepi dan waktu sudah menunjukkan pukul 19:00an saya masih betah berphoto-ria...Lalu dia tanya kamu photo untuk bisnis atau cuma koleksi pribadi? Saya jawab saya cuma pengen bernarsis-ria buat koleksi pribadi...Kamu kelihatan bahagia sekali senang photo ya?Yah..yah...saya suka photo. Lalu dia minta saya memotret dia dengan kameranya..tapi dia tidak yakin hasilnya bagus apa nga? Kemudian saya tawarkan untuk berphoto bareng pakai kamera saya..jadi lah kami berdua bernarsis-ria berdua di pantai yg rada gelap..ha..ha..ha..Singkat cerita kami bertukar alamat email dan berjanji saling kirim kabar...tapi akibat kecerobohan saya alamat yg diberikannya hilang raib entah kemana...Untuk mengobati rasa bersalah saya, saya tayangkan photo ini, siapa tahu ada yg kenal ama Nathalie si gadis Jerman itu..he..he..maap ya...numpang cari orang hilang :+)

Setelah panjang lebar bercerita, tapi bukan kisah ini yg sedang ingin saya ceritakan buat Anda. Tentu setelah berhasil mengabadikan sunset di Tanah Lot - Bali, tiba-tiba saya pun terobsesi ingin mengabadikan sunrise sebagai pelengkap album saya. Kalau ada sunset tentu harus ada sunrise-nya donk?Pertanyaannya dimana sebaiknya saya mengabadikan sunrise? Untuk mendapatkan jawabannya, tentu saya harus segera bertanya ke Mang Google.

Tidak perlu menunggu waktu yg lama saya segera mendapatkan ratusan informasi beserta photo-photo yg amboi sangat indah dari Mang Google. Saya pikir saya sangat beruntung hidup di Era Informasi ini, bagaimana tidak, untuk mendapatkan informasi yg sangat lengkap Anda tak perlu bersusah-payah pergi ke Dinas Pariwisata, cukup duduk manis di depan komputer Anda, lalu klik tombol  Mang Google, semua informasi yg Anda cari ada disana...he..he..he..asyik khan?

Setelah menyeleksi beberapa informasi, maka saya putuskan untuk mengabadikan sunrise di Bromo - Jawa Timur.Kedengarannya asyik nih?Tapi bagaimana caranya saya harus ke sana?Dan siapa kira-kira teman yg berminat diajak naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali.Akibat faktor "U" maksudnya uzur, sebagian teman saya ogah diajak traveling dengan cara susah-susah dan menyiksa....emangnya anak ABG. Buat mereka masa-masa seperti itu sudah lewat, lebih baik memboroskan sedikit uang daripada harus menanggung siksaan..ha..ha..ha..Karena itu saya yakin 100% kalau mereka pasti tak berminat mendengar ide sinting saya ini. Nuchan....Nuchan....boro-boro naik gunung....bangun pagi aja malas banget...bayangkan saja kalau naik gunung dini hari, pukul 2 pagi sudah harus siap-siap jalan dari penginapan donk? Paling tidak pukul 3 dini hari kita harus sudah mendaki gunung ...gila nga sich?  Pasti mereka akan menjawab serempak " No Way".  Daripada saya harus mendengar penolakan mereka, lebih baik saya putuskan berangkat sendiri saja..he..he..nekat sibarani banget nie:D

Kalau ada ungkapan yg mengatakan " Tuhan selalu berpihak pada orang-orang yg setia berharap pada-Nya", maka saya lah orang pertama yg meyakini ungkapan itu. Sepertinya Tuhan sedang mendengar bisikan hati saya. Tidak lama berselang sejak saya merencanakan pergi sendiri mendaki Bromo, saya memperoleh email dari Airasia-salah satu penerbangan yg saat ini lagi booming di Indonesia sebagai Low Courier Carrier di Asia, ada tiket promo ke Surabaya dengan biaya "nol fare". Tanpa berpikir panjang saya langsung melakukan koneksi dengan http://www.airasia.com/ untuk mencari tiket 'nol fare' tsb. Tak sampai 15 menit saya sudah menemukan tanggal yg memungkinkan saya berangkat dgn tiket pulang-pergi 'nol fare' yaitu 25-28 Januari 2008. Saking senangnya mendapatkan tiket murah meriah muntah ini PP hanya seharga 271ribu.....271ribu rupiah boo.....gimana saya nga jingkrak2..he..he..lalu iseng saya tawarkan ke salah satu teman sekantor saya, dia pun tampaknya berminat sekali, yah iyah lah!masak iyah donk.. harganya cuma segitu doank gimana nga ngiler? dan jadilah saya beli 2 tiket PP Jkt-Sby.....Rasanya lega banget, tiket murah udah dapat ditambah bonus dapat teman jalan lagi..ah kalau lagi begini emang aku yakin banget Tuhan itu baik sekali pada saya...ha..ha..ha..Kalau lagi dapat berkat "Tuhan itu baik" tapi kalau lagi dapat cobaan atau masalah? "Tuhan di mana Kau kini? Mengapa Kau tinggalkan aku sendiri?" halah manusia banget nga sih?...Itu lah saya yg sering mau mengatur-atur Tuhan sesuai selera dan mood saya...Tapi nanti lihat bagaimana Tuhan sedang menguji kesetiaan saya....

Kini Anda mulai pahamkan kenapa saya menjadi resah dan senewen melihat hujan tak kunjung reda....Saya khawatir bukan main kalau nanti pendakian saya ke Bromo di akhir Januari 2008 akan berakhir kelabu disebabkan hujan terus menerus begini, niscaya saya tidak akan bisa melihat matahari terbit, padahal saya sudah merencanakannya hampir 3 bulan. Semua persiapan sudah beres, tinggal tunggu hari "H" saja.

Mendekati hari "H" saya semakin intensif  berdoa sama Tuhan agar pada saat pendakian saya nanti diberikan cuaca yg cerah dan berharap mendapatkan sunrise yg saya impikan.....2 minggu sebelum berangkat ke Surabaya,tiba-tiba saya dapat kabar kalau teman sekantor saya yg akan ikut bareng saya ke Bromo, mengalami demam tinggi dan masuk RS  Siloam untuk diopname.....2 hari kemudian diketahui bahwa beliau terkena typus maka diharuskan bedrest selama 2 minggu.....kali ini saya bener-bener lemes lututnya bukan hanya hujan deras yg membuat saya resah dan senewen tapi ditambah lagi saya harus kehilangan teman jalan. Padahal seluruh budget perjalanan sudah saya hitung untuk berdua patungan...Sekarang kalau masih ingin melanjutkan perjalanan ini maka saya harus menghitung ulang seluruh biaya yg dibutuhkan selama pendakian ini.....Ahh kini saya mulai mengeluh "Tuhan di mana Kau kini?" he..he..he.. Gila nga  sich urusan begini aja koq saya mest i melibatkan Tuhan...ha..ha..ha..pasti Anda pikir saya mengada-ada....ABCD!

2 hari saya terjebak dalam kebimbangan dan menghitung ulang seluruh budget, tetapi saya putuskan untuk terus melanjutkan perjalanan ini, ada atau tidak ada teman saya, hujau atau tidak, cerah atau kelabu , buat saya sudah tidak menjadi masalah lagi, bak kata orang Melayu "Sekali Layar Terkembang Pantang Bersurut"...he.he.he..Maju Terus Pantang Mundur....Saya camkan dalam benak saya seperti apapun nanti bentuk perjalanannya akan saya nikmati saja. Hebat bukan main, setelah saya putuskan maju terus pantang mundur dan rileks, kini hujan deras pun sudah tak meresahkan saya lagi....Anda percaya, berpikir positif itu ternyata baik.

Saya pun mencoba menghubungi teman saya Mvi untuk menanyakan No Hp sahabat karibnya semasa kuliah di Jepang namanya Ismi, beliau seorang dosen yg bermukim di Surabaya, apakah dia bersedia membantu saya mencari penginapan murah di sana? Ketika saya hubungi, dia tanya yg mau datang berapa orang? Saya jawab cuma sendiri saja.Oh, kalau begitu lebih baik menginap di rumah saya saja,katanya. Itupun kalau kamu bersedia.Nanti saya temani kamu ke Bromo tukasnya.....wah seketika hati saya menjadi berbunga-bunga....tiba-tiba keadaan seolah-olah berpihak pada saya..Ismi..Ismi....tentu saja saya bersedia menginap di tempatmu....secara saya buta tentang Surabaya....pernah ke Surabaya itupun rombongan jadi bisa dikatakan saya tidak paham seluk-beluk Kota Pahlawan ini....Terima kasih Ismi atas tawaranmu yg aduhai menghibur sekali....Satu masalah saya seolah terangkat. Entah kenapa pikiran positif selalu bisa merubah keadaan menjadi seperti yg kita inginkan...Bener nga sich?

Setelah sekian minggu perasaan saya silih berganti up and down bak roller coaster mempersiapkan perjalanan ini,tanggal 25 Januari 2008, saya terbang ke Surabaya dengan cuaca yg sangat cerah, ditempuh dengan waktu 1 jam 20 menit, semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. Sesampainya di Bandara Juanda-Sby, saya sms Ismi mengabarkan kalau saya sudah mendarat. Lalu dia menyarankan saya naik Damri dengan tiket hanya 10ribu rupiah ke Terminal Bis Bungur Asih, karena saat ini Damri sudah tidak boleh lagi masuk ke kota Surabaya.Damri hanya berlaku dari Bandara Juanda ke Terminal Bis Bungur Asih saja,selanjutnya kita harus naik bis lagi memasuki kota Surabaya.. Saya jawab Ok No Problemo, saya minta dipandu naik bis apa dan turun dimana. Dia lalu memberitahu saya secara ringkas via sms, saya harus turun di depan Kantor Polres Surabaya di dekat perumahan  tempat dia tinggal. Setelah semuanya beres saya pun berangkat dengan bis, sambil celingak-celinguk lihat kiri-kanan jalan,karena saat saya mendarat sudah pukul 5 sore....ketika memasuki kota Surabaya lampu-lampu jalan sudah bersinar terang, kerlap-kerlip lampu jalan membuat suasana jalanan terlihat indah di mata saya. Walaupun ada sedikit rasa  was-was, khawatir saya nyasar dan tak bisa bertemu Ismi tapi saya sudah mempersiapkan mental saya, kalaupun tidak bertemu dengan dia saya akan segera mencari hotel saja di seputar pusat kota..he..he..

Tapi ternyata tidak terlalu sulit, akhirnya saya bertemu Ismi di Kantor Polres Sby..he..he..sekarang kalau ingat janji tempat bertemu ini, saya suka tertawa geli sendiri, bagaimana tidak, janjian ketemu di tempat begitu kayak orang habis melakukan kejahatan saja. Btw,saya bersyukur bisa selamat sampai rumah Ismi dan tidur nyenyak di lantai 2 yg berbalkon ..halah kayak hotel bintang 5 saja...kali ini saya bener-bener sedang mujur....Tuhan ternyata mendengar doa saya..he..he..he...

Besoknya setelah bangun pagi, Ismi mengabarkan ke saya bahwa salah satu mahasiswanya yg baru balik dari Jepang William,dkk ada rencana mau ke Bromo. Dan Willy punya sahabat orang Jepang sedang berkunjung ke Surabaya,karena itu Willy,dkk berencana akan membawa sobatnya ini naik ke Bromo melihat sunrise,saya nga tahu entah ini sebuah kebetulan atau memang Tuhan memberikan saya kemudahan, jadwal saya pun hampir sama dengan mereka, jadi Ismi pikir sebaiknya saya bergabung saja dengan mereka.Saya jawab nga masalah, justru saya sangat senang punya teman buat mendaki. Woow saya benar2 exciting mendengar rencana ini:+)....Tiba-tiba saya merasakan kelegaan yg luar biasa, seolah-olah Tuhan sedang berbisik di telinga saya, semua harapan saya tentang perjalanan ini nyaris terjawab sempurna....Terima kasih Tuhan!

Willy,dkk sudah membuat rencana yg matang, maka saya pun akhirnya ikut saja dengan rencana mereka.Dari Ismi saya dengar bahwa mereka rental satu buah mobil Kijang dari Surabaya langsung ke Bromo. Berangkat pukul 12 malam dan direncanakan akan tiba di daerah Probolinggo kira2 pukul 3 pagi. Biasanya sich dari Surabaya ke Probolinggo bisa ditempuh hanya 2 jam saja, tapi karena kami akan melewati Lapindo alias Lumpur Panas di Sidoarjo maka kemungkinan jalanan agak tersendat. Tapi tampaknya jalanan lancar2 saja, hanya jalanan di daerah Lapindo ini terlihat becek dan berlumpur hitam sehingga di sisi jalan yg beraspal hitam terlihat sangat kotor dan berbau tidak sedap,tapi tidak begitu menghambat perjalanan kami, semuanya lancar.

Dari Probolinggo kami akan rental mobil Jeep lagi sejenis mobil Hardtop untuk mendaki Gunung Pananjakan.Memasuki daerah Probolinggo udara sangat dingin sampai menusuk tulang untung saya memakai jaket tebal dan sarung tangan, dan disepanjang jalan banyak mobil-mobil Jeep yg di parkir di pinggir jalan dan laki-laki yg menggunakan  sarung serta topi kupluk sibuk menawarkan jasa untuk mengantarkan kami menuju puncak Pananjakan. Setelah tawar menawar yg cukup alot akhirnya sepakat untuk merental Jeep ini seharga 300ribu dengan tujuan melihat sunrise dari Gunung Pananjakan, kemudian kami akan turun ke Bromo untuk melihat Kawah Bromo dan lautan pasir hitam yg membentang di sekitar Gunung Bromo.

Semula saya mengira bahwa mobil Jeep ini akan naik sampai ke puncak Gunung Pananjakan dan saya cukup duduk manis di dalam mobil ketika sampai di puncak nanti tinggal jeprat-jepret ambil photo.....Ternyata dugaan saya itu salah 100%, mobil Jeep ini hanya mengantarkan kami ke sisi bukit,supirnya bilang lebih cepat  mendaki pakai kaki sendiri dibandingkan naik mobil Jeep karena jalan menuju puncak Pananjakan berliku-liku dan curam sekali, kemudian dari sana kami dipandu seorang penduduk lokal untuk mendaki Gunung Pananjakan ini dengan cara mengitari bukitnya...he..he..kayak mau bertawaf aja. Saya lupa berapa ketinggian sebenarnya kira-kira 800-850 meter tapi yg jelas untuk mendaki bukit ini dibutuhkan waktu satu jam untuk sampai di puncaknya....Saya yg semula memakai baju 3 lapis untuk menahan rasa dingin, kini setelah mendaki sekitar 30 menit, saya mulai berkeringat karena kegerahan, dan terpaksa melepas jaket saya,kemudian menghela nafas saya sedalam-dalamnya u ntuk membuang rasa lelah yg mulai menggelayuti saya:D.....Perlahan-lahan saya coba menghirup udara dan merasakan udara gunung yg bersih memasuki rongga dada saya,udara dingin yg semula menusuk tulang ini, kini terasa sangat sejuk memasuki pori-pori di kulit saya yg sudah kegerahan.....Ah rasanya nikmat sekali....nikmat banget....Andai kau ada di sini Kawan....Meskipun bersusah-payah sampai nafasku ngos-ngosan tapi akhirnya sampai juga di puncak Gunung Pananjakan....Kelelahanku yg luar biasa akhirnya terbayar lunas seiring dengan memancarnya semburat kekuningan dari balik gunung nun jauh di sana...Jarak yg cukup jauh dan jenis kamera saku saya ternyata kurang ampuh untuk mengabadikan moment ini dengan baik....Hasilnya cukup cukup gelap di kamera sakuku...menyedihkan bukan? Andai rekaman indah yg ada di memori kepalaku bisa dicetak atau di print-out tentu hasilnya sangat indah dan menawan....Perlahan-lahan cahaya kekuningan dan merah oranye mulai mengintip dan menyem bul dari balik gunung di seberang kami, bayangkan saja bak film slow moving....,aku duduk menyandar pada sebuah pohon sembari meneguk air mineral dan sesekali memotret...Tapi lebih banyak diam dan merenung menyaksikan peristiwa alam yg menggetarkan ini....Setiap kali melihat matahari terbit, saya selalu terkagum-kagum akan kebesaran-Nya....Karena saya tak pernah bisa membayangkan "Andai matahari tak terbit satu hari saja,seperti apa rasanya gelap dunia ini?" Ahh...saya pun tak mau iseng memikirkannya...,terlalu berat pertanyaan itu untuk bersemayam di benak saya...Saya hanya ingin mengucapkan puji  syukur kepada Sang Pencipta karena Mahakarya-Nya yg luar biasa sempurna maka Sang Mentari itu masih tetap setia terbit dari ufuk Timur...

Moral dari cerita saya ini adalah :  tahun-tahun yg penuh makna buat saya....obsesi saya untuk bisa menyandingkan sunset di Tanah Lot dan sunrise di Gunung Pananjakan  tercapai sudah...meskipun dengan berbagai campur sari rasa  yg menghinggapi hati saya...bahagia,sedih,galau,resah,khawatir,marah,mengeluh dan bersyukur campur sari rasa membuat saya belajar banyak tahun ini...bahwa Anda boleh berencana apa saja, tapi semuanya itu bisa terlaksana karena campur tangan Tuhan...Saya selalu mengeluh kalau rencana saya tidak berjalan sebagaimana saya rancang, karena terkadang saya lupa Rancangan Tuhan selalu lebih indah dan tepat pada waktunya...Mungkin Anda pun mengalami hal yg sama seperti saya...Kiranya tahun depan 2009 kita bisa lebih banyak belajar dan menerima rancangan Tuhan adalah yg terbaik..meskipun kadang berliku-liku dan curam seperti jalan yg saya tempuh menuju puncak Gunung Pananjakan..berliku dan curam sekali tapi ketika Anda berada di puncaknya Anda akan lupa semua proses yg menyakitkan untuk mendakinya..Yg tersisa adalah kenangan manis tak terlupakan sepanjang hayat dikandung badan...Salam damai dari Nuchan!

Jeep Hardtop seharga 300ribu yg membawa kami menyusuri Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur...


Ketika semburat cahaya kekuningan itu memancar, saya masih belum sampai puncak Pananjakan hanya berada di sisi gunung terduduk kelelahan, sambil minum air mineral, mencoba memotret hasilnya kurang memuaskan..:D



Setelah mencapai puncak Pananjakan, mentari belum bersinar penuh,mengintip malu-malu di balik gunung.

Kini dia mentari yg kutunggu telah bersinar penuh ..siap-siap menghangatkan dunia dengan apinya yg membara...Selamat pagi mentariku!


Pelataran permanent sudah dibangun di puncak Pananjakan seluas 5X5 meter, Anda bisa naik ke atasnya sembari menikmati pemandangan Gunung Bromo,Semeru dan Batok yg terlihat indah dari pelataran ini.


Lihat beberapa dari gunung ini masih aktif...Anda akan terpesona melihatnya dari kejauhan, sayang kameraku kurang canggih tak bisa menangkap dengan sempurna...
Waktu turun dari G.Pananjakan aku menemukan bunga yg mirip edelweis berwarna ungu...bagus sekali tapi tidak seawet edelweis bunga ini mudah layu kalau dipetik...
Kau lihat lautan pasir ini, sangat indah bukan? Hati-hati kalau angin kencang bertiup, pasirnya bisa masuk ke mata jadi kelilipan dech..siapkan topi kupluk biar rambut nga beterbangan dan berdebu...Lautan pasir ini pemandangan langka dan luar biasa buat saya..dan lihat tangga yg dibangun menuju Kawah Bromo...

Dibangun tangga permanent menuju puncak kawah Bromo ini, dibuat 250 anak tangga, sewaktu naik tangga menuju puncak kawah aku coba hitung sambil melangkah naik, koq ada 251 anak tangga yah? Katanya memang kalau dihitung tiap orang suka beda...saking banyaknya jadi belepotan menghitungnya..he..he..



Di Kawah Bromo ini ramai sekali pengunjungnya..walaupun kadang-kadang mengeluarkan bau tak sedap tapi kita cukup betah duduk di sana menyaksikan kedalaman kawah...iihh serem lho takut jatuh ....
Pengunjung sedang naik dan turun melalui anak tangga 250 buah

Ini adalah William,dkk yg menjadi sahabat saya selama menyusuri Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini...yg paling kiri adalah orang Jepang sahabat Willy, orangnya manis emang gula kalee..baik hati pula...Yg paling kanan adalah Willy navigator selama perjalanan ini..narsis sekali dia tapi baik hati dan tidak sombong..ditambah dua dayang-dayang yg cantik juga menemani Willy,dkk. Mereka berempat adalah malaikat-malaikat yg berwujud manusia dikirimkan Tuhan untuk membantu dan menemani saya mengisi perjalanan ini untuk menyandingkan sunset dan sunrise, 2 keajaiban Tuhan yg tak mungkin bisa Anda lewatkan....Thank you so much to all of you...God bless you!


Nuchan@30-12-2008
copyright

No comments:

Post a Comment