Tuesday, December 28, 2010

Sial. Saya ditahan Imigrasi China

Seumur hidup saya belum pernah ditahan oleh pihak petugas Imigrasi negara mana pun. Entah mimpi apa saya sampai harus berurusan dengan pihak Imigrasi China. Perjalanan perdana saya ke Shenzen - China, mana traveling sendirian pula, membuat saya gugup tak karuan saat di tahan pihak Imigrasi China ini.

Tapi saat sebelum kejadian ini,saya memang seperti punya firasat buruk tentang perjalanan ke Shenzhen-China ini. Ceritanya saat liburan ini saya mengambil rute perjalanan JKT-KL-Hanoi-KL-Shenzhen-KL-JKT. Kedua negara yg saya kunjungi ini, dua-duanya negara komunis pula, ditambah lagi dua negara ini belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Lengkaplah ceritanya, kebayang aja bikin deg-degan. Traveling sendirian, negara yg dikunjungi adalah negara komunis, saya sama sekali tak berpengalaman memasuki negara komunis, jadi berbekal tiket murah meriah dari AA dan modal nekat saja sih.

Sebenarnya saya pengen jalan berdua dengan teman saya, tapi karena jadwal cuti kami sangat jauh berbeda sehingga saya memutuskan traveling sendirian saja dan bisa mendapatkan tiket yg super murah. Kalau harus saling menyesuaikan jadwal cuti saya dan teman saya jadi agak sulit mendapatkan tiket yg super murah. Ujung-ujungnya duit juga sich hehehe. ( Dasar turis kere hahaha)

Selepas liburan 4 hari di Hanoi, saya melanjutkan perjalanan saya ke Shenzhen-China melalui KL. Saat menginap di KL, saya sedang online di FB saya, seorang teman saya tanya ke saya sedang ada di mana? Saya jawab, saya lagi liburan dan sekarang sedang ada di KL dan akan melanjutkan perjalanan ke Shenzhen-China. Tiba-tiba dia nyeletuk ngomong begini : Halah, hati-hati kalau liburan di China. Lumayan garing, karena penduduknya kurang bisa bahasa Inggris katanya. Malas ke China, apalagi traveling sendirian ya, bisa gagu tuch di sana. Tak ada yg bisa diajak ngobrol, habis nga bisa bahasa Inggris gimana donk? Belum lagi semua panduan dan nama-nama jalan ditulis dalam huruf Kanji semua. Syukur-syukur kalau ada bantuan tulisan Latinnya. Kalau tak ada habislah kau katanya. Wah dapat info seperti itu, membuat gairah saya jadi terjun bebas tuch. Yg tadinya semangat membara, mendengar info ini bikin saya ketar-ketir dan mendadak timbul rasa khawatir yg berlebihan di benak saya. Ampun dah. Teman saya bener-bener memberi pengaruh buruk buat saya.

Tapi entah kenapa, kalau saya berpikiran negatif, cenderung memang hasilnya jadi buruk. Tapi kalau saya berpikiran positif dan tidak merasa khawatir, entah kenapa hasilnya pun akan lebih baik dan lancar. Seperti di Hanoi, saya tak punya pikiran buruk, mengikuti saja apa yg akan terjadi ya terjadilah. Saya enjoy banget dan hasilnya pun berjalan lancar.

Kisah menuju Shenzhen-China ini dimulai dengan berita buruk dari teman saya, dan saya pun mendadak khawatir berlebihan dan hasilnya pun bener-bener diluar dugaan saya, buruk banget. Saya ditahan pihak Imigrasi China. Sial. Bener-bener sial.

Selama penerbangan menuju Shenzhen-China ini, hampir seluruh penumpang di pesawat ini berwajah Tionghoa semua, hanya ada beberapa bule-bule dan orang India. Kebetulan saya duduk bersebelahan dengan sepasang suami-istri orang Tionghoa tapi warga negara Malaysia. Melihat wajah saya dan kulit saya yg sawo matang plus paspor saya yg hijau tua, membuat pasangan ini segera menebak saya orang Indonesia. Dia bilang begini :

“Orang Indonesia yah?”
“Yah betul. Saya orang Indonesia.”
“Tinggal di mana di Indonesia?”
“Di Jakarta.”
“Asli orang Jakarta?
“Bukan. Saya orang Sumatra. Orang Medan.”
“Oh yah? Saya punya teman di Medan katanya.”

Saya hanya senyum saja mendengarnya. Secara kota Medan juga sangat luas, saya pasti tak tahu menahulah tentang temannya itu. Walaupun percakapan kami cukup ringan tapi bisa mencairkan sedikit rasa khawatir di pikiran saya. Paling tidak, ada manusia yg bisa saya ajak ngobrol juga jadi tidak gagu sepanjang jalan hahaha.

********* 

Kadang-kadang saya terkagum-kagum kalau terbang dengan  AA ini, walaupun Low-Cost Courier Service tapi selama saya menggunakan jasa terbang AA ini, dari 50 kali penerbangan, hanya 2 kali saja saya pernah delay.  Itu pun ketika terkena delay selama 4 jam lamanya, pihak asuransi perjalanan mereka bersedia  membayar biaya tiket kerugian saya. Aha, lumayan juga tuch. Jadi hampir bisa dipastikan saya tak pernah  mengeluh dengan penerbangan AA ini hehehe. Lha gimana mau mengeluh sudah bayar murah, mana pulak bisa mengeluh ya, semua kenyamanan itu ada harganya khan? Betul tidak?

Pesawat AA take off pukul 06:25AM tepat dari KL dan landing di Shenzhen Bao'an International Airport pukul 10:20AM. Penerbangan selama 4 jam ini cukup lancar dan mulus, tak ada sama sekali gangguan yg berarti. Rasanya ketika mendarat dengan selamat, hati saya lega. Walaupun setelah itu hilang sudah rasa lega di hati saya.

Satu per satu penumpang turun dengan tertib. Tak ada yg tergesa-gesa. Saya pun turun pesawat dengan tertib mengikuti arus penumpang yg menuju pintu masuk Imigrasi Shenzhen-China. Di depan antrian saya, saya melihat seorang laki-laki remaja dengan tubuh kurus dan bokong yg tepos, rambutnya jabrik, tangan dan jemarinya penuh dengan cincin dan aksesoris ala metal kayak penyanyi Rock n Roll gitu. Pakai celana blue jeans belel, alamak sempat kaget juga melihat gayanya yg metal banget. Tak pernah terlintas di benak saya, orang Tionghoa bisa bergaya metal juga. Saya berdiri persis di belakangnya.

Dari awal masuk pintu imigrasi, saya melihat beberapa petugas Imigrasi China itu melirik ke arah  si lelaki metal ini. Dalam hati saya berbisik, alamak bakalan digeledah nie si lelaki metal ini. Jadi saya mencoba bersikap lebih tenang dan cuek dengan kehadiran si petugas Imigrasi China ini. Tapi aneh sekali, dada saya kog terasa bergemuruh ketika dia melintasi saya. Walaupun saya tak merasa melakukan kesalahan apa-apa tapi kog rasanya saya tiba-tiba merinding juga ketika petugas itu berlalu di samping saya. Yg paling membuat saya agak aneh, para petugas itu tak memiliki nama di baju dinasnya. Yg ada cuma nomor-nomor yg panjang saja, seperti NIP (Nomor Induk Pegawai) kalau di PNS. Tapi memang rumit juga ya, kalau pakai nama segala. Kebayang nga satu milyar orang China di kasih nama di baju dinasnya, gimana kalau namanya sama semua, khan repot banget tuch. Kalau pakai nomor saja mungkin lebih mudah membedakannya. Tapi saya belum pernah sekalipun lihat petugas imigrasi tanpa nama di beberapa negara asing. Baru kali ini, saya memasuki sebuah negara asing tapi petugas imigrasinya tak punya nama di baju dinasnya,cuma nomor thok, alamak bikin seram aja. Dan memang berakhir seram sich.hahaha

 Ketika koper saya masuk ke mesin X-Ray dan mulai keluar, saya lihat petugas Imigrasi China yg perempuan memilih beberapa orang untuk digeledah seluruh  badannya. Makin dekat ke petugas imigrasi itu, kog saya makin merinding yah? Tiba-tiba seorang petugas imigrasi pria yg di depan mesin X-Ray itu berteriak ke petugas imigrasi pria yg tadi melintas di samping  saya, kayaknya bertanya  koper yg mana, yg harus di tahan. Dan ketika saya lihat dia menahan koper saya, tiba-tiba firasat buruk yg saya rasakan semakin membuat saya galau. Dan kemudian petugas imigrasi itu menyuruh saya menyingkir ke samping dan dipanggil juga si petugas imigrasi perempuannya untuk mengeledah saya. Ada 5 petugas imigrasi China yg mengerubungi saya. 2 perempuan dan 3 orang pria. 1 pria sudah tua bangka dan pakai kaca mata tebal. 2 pria lagi masih muda. Tapi 1 orang prianya sangat tampan menurut saya. Tubuhnya kurus tinggi, pakai kaca mata dan rambutnya tertata rapi, wajahnya seperti actor terkenal Takeshi Kaneshiro. Hmm wajahnya yg tampan membuat saya sedikit tenang. Sayang pria tampan ini miskin senyuman. Wajahnya serius banget. 2 perempuan yg lainnya masih muda dan terlihat seperti petugas baru kerja sich. Rasa khawatir saya sejak berangkat dan ketika dihadang 5 petugas Imigrasi China ini sudah membuat saya tambah resah tak karuan. Capek dech. Baru  saja landing udah di hadang masalah.Alamak ancur minah.( Bener-bener mimpi buruk )

********
Seorang petugas imigrasi yg perempuan membawa saya masuk ke kamar khusus. Saya pikir dia akan menyuruh saya buka baju, tapi ternyata hanya masuk sebentar, terus dipanggil keluar lagi sama petugas imigrasi yg tua bangka. Petugas imigrasi yg tua bangka menyuruh saya membuka koper saya. Saya buka koper saya dan mereka meminta satu per satu barang saya diperiksa. Alhasil semua barang saya berserakan di atas meja. Sekilas saya lihat wajah si petugas imigrasi yg mirip Takeshi Kaneshiro itu, pipinya memerah ketika dia lihat underwear saya semua berwarna hitam dan bra saya pun semuanya hitam. Entah apa yg ada dibenaknya saya pun tidak tahu dan lebih tepatnya tidak mau tahu. Yg petugas perempuan hanya diam dan ekspresinya sangat datar melihat barang-barang saya yg berserakan.

Semua isi koper saya ditanya satu per satu. Ketika mereka melihat ada 5 buah boks hitam, dia tanya apa isinya? Saya buka lalu menunjukkan isinya scarf.


“Kenapa banyak?” (Hanya 5 buah dibilang banyak.Aneh)
“Iyah, ini oleh-oleh yg saya beli dari Hanoi”.
“Kamu baru dari Hanoi?”
“Iyah, betul. Saya baru berlibur dari Hanoi. Lalu terbang ke sini melalui KL.”
Wajah mereka makin terlihat kebingungan.  Entah apa yg mereka bingungkan.
“Kamu sendirian?”
“Iyah, betul. Saya sendirian.”
“Kamu ngapain ke Hanoi?” (Alamak payah kalipun. Khan udah gue bilang liburan )
“Liburan saja.”
“Kenapa liburan sendirian?”
“Yah, karena saya tak punya teman.” 

( Halah, cem mana pulak mereka ini, kalau saya punya teman, nga bakalan sendirian. Pengen gue jitak juga lo.Dasar aneh.)
“Terus kamu ke sini, mau ngapain?”
“Yah, mau liburan juga.”
“Ada teman atau saudara yg akan dikunjungi?”
“Tidak ada.”
( Dalam hati saya : emang kalau liburan harus mengunjungi saudara atau teman? Dasar kuper juga nie si petugas Imigrasi China. Makanya traveling donk biar nga kuper. Capek deh. Saya ngerundel sendiri dalam hati.)

Balik lagi wajah mereka bingung. Habis itu, lihat ada 2 buah handphone di ransel saya, dia tanya lagi, kog handphone kamu ada 2 buah? (Dalam hati gue pengen jawab : karena gue orang kaya bego hahaha. Abis bete banget nanya koq yg nga masuk di akal sich.)Lalu saya jelaskan kenapa handphone saya ada 2 buah. Yg satu itu pakai SIM Card negara saya, supaya semua keluarga saya bisa menghubungi saya, kapan saja dan di mana saja. Siapa tahu ada hal yg urgent banget. Yg satu lagi, supaya kalau saya berada di negara lain dalam waktu lama, saya bisa membeli SIM Card baru di negara tersebut dan saya bisa menghubungi keluarga saya dengan harga yg lebih murah. Walaupun saya sudah menjelaskan dalam bahasa Inggris yg lambat tetap saja mereka berlima nga ngerti. Karena dari 5 orang petugas itu, hanya seorang petugas yg perempuan saja yg bisa sedikit berbahasa Inggris. Entah apa yg diterjemahkannya ke rekan-rekan kerjanya, saya kurang tahu.EGP!

Berulang-ulang mereka bertanya ini dan itu dan membongkar ulang semua barang saya satu per satu. Semua souvenir yg saya beli di Hanoi pun tak luput dari segala tanya dari mereka. Sampai pembatas buku yg  tipis, ada 5 buah berwajah khas gadis-gadis Vietnam pun ditanyain satu per satu. Saya itu sampai bingung mau jawab apa yah? Masak souvenir yg kecil mungil itu katanya  banyak sich? Orang Indonesia gitu lo. Banyak gimana wong kalau dibagi-bagi ama teman juga kagak cukuplah. Tapi tetap saja mereka masih bingung sich. Yah kalau traveling tanpa membeli souvenir, itu namanya bukan liburan juga buat saya. Itu namanya  business trip kali. Wong business trip saja masih sempat beli souvenir kog, apalagi liburan. Ayak-ayak wae! Sampai wajah saya sudah terlihat bosan dan mulai menunjukkan gejala kurang senang dengan situasi ini. Wajah tampan petugas yg mirip Takeshi Kaneshiro itu sudah tak bisa mengobati rasa kesal dan jengkel di dada saya.

Karena sudah bosan dan tak bisa membendung rasa kesal saya lagi. Sekarang nada suara saya sudah mulai naik. Lalu saya berinisiatif mengambil kartu nama saya di dompet saya. Saya menunjukkan kartu nama saya, di sana tertera nama saya, logo serta nama perusahaan saya. Berharap kalau mereka melihat kartu nama saya  ini dan nama perusahaan tempat saya bekerja, yg nota bene sudah mendunia dan group perusahaan saya ini pun sudah  ada hampir di seluruh kota-kota besar yg ada di China, mereka akan berubah pikiran dan segera membebaskan saya.Dan saya menawarkan ke mereka berlima untuk melakukan international call pakai handphone saya ke kantor saya. Dan silakan tanyakan langsung ke kantor saya mengenai identitas saya. Saya sudah bosan melihat mereka berlima. Saya memilih pulsa handphone saya membengkak dibandingkan melihat para petugas Imigrasi China ini. Sudah baik hati saya tawarkan, tetap saja mereka menggelengkan kepalanya. Dasar sialan!

Lalu petugas perempuan itu menemukan kertas-kertas printout nama-nama hostel tempat saya menginap di KL, Hanoi dan Shenzhen. Termasuk dia melihat selembar  kertas yg berisi travel itineraries saya. Di selembar kertas itu dia melihat semua urutan perjalanan saya termasuk nama hostel dan tempat-tempat yg ingin saya kunjungi. Kemudian dia menjelaskan isi kertas printout saya itu kepada petugas imigrasi yg lainnya. Lalu si petugas imigrasi yg tua bangka itu, memeriksa isi paspor saya dan mencocokkannya dengan travel itineraries saya dan memperhatikan ulang kartu nama saya. Sekarang raut wajahnya mulai mengendur dan mulai mengangguk-anggukan kepalanya sepertinya mulai paham. Lalu dia ngomong bahasa China yg tentu saja saya tak paham sama sekali. Tapi si petugas imigrasi yg perempuan itu menjelaskan dengan bahasa Inggris yg terbata-bata bahwa saya sudah boleh merapikan isi tas saya. Saya sudah bebas dan boleh pergi katanya.

Tanpa kata maaf. Tanpa sedikit pun senyuman dari mereka. Saya hanya melihat sorot mata si petugas imigrasi yg mirip Takeshi Kaneshiro itu menatap mata saya langsung, dan saya pun tak berusaha menghindar, saya balas menatap tajam ke matanya. Dua mata saling beradu pandang, sekejab mampu membuat sensasi tersendiri di dada saya. Tapi karena sempat kesal, walaupun dada saya bergemuruh, perasaan itu langsung saya tepis dan berganti dengan menampilkan wajah tanpa ekspresi. (Gila kalau saya ketemu di tempat yg berbeda dan situasi yg berbeda saja, saya ajak kenalan deh dirimu. Tapi saat ini no way, saya sudah gemes dan patah arang hehehe.)

Satu jam lamanya saya diperiksa dan ditanyain ini-itu yg sebenarnya nga penting banget menurut saya. Kejadian ini membuat saya tiba-tiba bete banget dan nyaris kehilangan semangat untuk melanjutkan perjalanan saya. Bener-bener sial. Saya rapikan semua isi koper saya. Sambil bibir manyun, saya ngeloyor pergi tanpa mengucapkan basa-basi lagi atau sekedar ucapan terima kasih. Sial. Satu jam saya tertahan di  Imigrasi China.


nuchan@122010
Life is so beautiful but fragile.

1 comment:

  1. cuman mau ngasih tahu aza, di china ada peraturan bea cukai, dilarank bawa barangs lebih dr nilai tertentu, jd kalo bawa barang sjns dlm jumlah banyak kamu bakal dicurigai mau jualan di sini. hp dan laptop bawa lebih dari 2 pst dicurigain

    ReplyDelete