Monday, December 6, 2010

Love at first sight

Ada yg lain di sinar matanya

Dia duduk di sudut sebuah meja. Dan tanpa sengaja mataku dan matanya bertatapan tak lebih dari 10 detik, tapi ada yg lain di binar matanya. Sinar matanya yg ganjil membuat darahku dalam sekejab seperti tersirap, kaget luar biasa. Karena gugup secepat kilat aku pun mengalihkan pandanganku ke tangan Presdirku yg sedang sibuk mencoret-coret penjelasan di white board ruang meeting. Tiba-tiba aku jadi tak bisa fokus dengan tema meeting hari itu. Presdirku tiba-tiba bilang tolong jelaskan tentang desain prosesnya. Aku yg masih belum berkumpul nyawanya tiba-tiba panik karena tak siap. Mataku menatap wajah Presdirku dengan wajah memelas yg menunjukkan sinyal kalau aku belum mengerti permintaannya. Dengan sedikit senyum beliau mengulangi permintaannya, kayaknya dia merasa aneh dengan sikapku. Karena biasanya aku paling fokus kalau sedang meeting berat begini.  Syukur beliau tidak menyadari apa yg terjadi antara aku dan pria yg  duduk di sudut meja itu, entah apa yg akan terjadi padaku kalau beliau tahu kejadian tadi. Sial bener. Aku merepet panjang lebar dalam hati. Dasar lelaki sialan. Bener-bener korsleting.

Pas aku coba melirik ulang dengan sudut mataku,  gila gila itu jemari manisnya jelas-jelas melingkar cincin yg terbuat dari emas putih tanda pengikat tali  pernikahan. Tapi kenapa pria itu masih nekat juga menatap mataku dengan sangat tajam. Aku ngerundel lagi dalam hati : Dasar laki-laki. Mau diikat keq mau digembok keq tetap nga ngaruh kali ya. Tapi tak urung dia sudah  mampu menjungkir-balikkan konsentrasiku. Pikiranku bener-bener ikutan kacau tak bekerja dengan sempurna. Dia bener-bener berhasil membuat aku terpesona sesaat. Tubuh tinggi dan atletis. Kulit putih bersih dengan alis mata lebat bertaut tapi rambutnya yg hitam lebat sudah bercampur dengan beberapa uban yg nongol di sana-sini. Wajahnya yg manis masih terlihat muda hanya ubannya saja yg membuat dia terlihat matang. Pada dasarnya aku tak begitu suka dengan pria bermata segaris saja, tapi kali ini si mata segaris ini terlihat sexy dan sangat menggoda di depan mataku.

Meeting perdana selama 6 jam untuk membahas pengembangan produk baru ini tak sepenuhnya masuk diotakku. Aku berusaha menghindari tatapan mata kami beradu. Bulu kudukku merinding ketika Presdirku berbisik di telingaku bahwa yg akan jadi tutorku selama seminggu ini untuk menjelaskan secara detail  tentang pengembangan produk baru tersebut adalah dia, pria yg duduk di sudut meja itu. Batinku tiba-tiba berteriak “tidaaaaaakkk”. Rasanya aku seperti dipaksa duduk di Hot Seat. Presdirku membubuhkan warna kuning dengan stabilo di atas nama calon tutorku yg tertera pada kertas panduan meeting. Karena semuanya tertulis dalam Kanji (huruf China), aku jadi tak bisa menebak namanya siapa. Dan entah kenapa aku pun enggan bertanya ke Presdirku. Khawatir kalau beliau menangkap sesuatu yg lain dari mataku. Hmmm, bisa berabe urusannya.

Galau hatiku
 Hari itu aku pulang menuju apartemen dengan pikiran yg campur aduk tak karuan. Sepanjang jalan di dalam mobil, aku banyak melamun sambil memandangi salju yg turun demikian lebat dari balik kaca mobil. Host yg ditunjuk menemaniku, membuyarkan lamunanku. Dia bertanya dengan suara halus, “Apakah aku ingin singgah di super market?” Aku jawab : Tidak. Saat ini aku hanya ingin segera sampai di kamarku sendiri, untuk menata hatiku yg sedang galau.

Sesampainya dikamarku ruangan sudah hangat karena  petugas apartemen sudah mengatur timer untuk AC dikamarku ini akan menyala setiap pukul 17:00 sore. Jadi ketika aku pulang pukul 18:00 sore, kamarku sudah hangat. Sedap! Sambil menyalakan keran air panas untuk mengisi bath tub, aku juga menyalakan TV. Aku lebih suka memilih channel NHK karena bahasa Jepangnya lebih mudah dicerna oleh telingaku. Kemudian aku menjerang air di ceret. Siap-siap mau buat Esteemje untuk sekedar menghangatkan tubuhku. (Dari info di internet yg kubaca bahwa Esteemje sangat manjur untuk menghangatkan tubuh di musim dingin hehehe. Jadilah kubawa berbungkus-bungkus Esteemje hehehe.)Tak sampai 3 menit ceret sudah berbunyi, dan bubuk Esteemje kutuang ke dalam gelas dicampur dengan air panas. Kuaduk sebentar dengan sendok, kini wangi jahenya sudah tercium sampai hidungku…hmmmm sedap sekali.Mantafss! Gelas kubawa ke dekat meja kecil disamping TV. Nanti akan kuminum selesai berendam air hangat.

Bath tub sudah penuh dengan air hangat dan kucoba mengukur panas air dengan jemariku, cukuplah untuk melemaskan seluruh syaraf-syaraf kaku di tubuhku. Kini aku masuk ke dalam bath tub untuk berendam sambil menggosok-gosok daki di tubuhku. Air hangat ini mampu membuat tubuhku yg rada kaku menjadi lebih rileks dan enakan. Ritual berendam ini menjadi hal yg menyenangkan buatku selama musim dingin. Sambil berendam, kejadian konyol  tadi siang di dalam ruang meeting itu masih menari-nari di benakku. Ada perasaan aneh yg menyelusup di dadaku, terasa janggal tapi aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa kejadian itu memberikan gairah dan sensasi yg luar biasa. Tapi di sisi lain,nuraniku seperti berbisik bahwa hal ini salah. Tidak benar. Cincin di jemari pria itu sebagai bukti bahwa dia tak sendiri lagi. Nuraniku berbisik lagi : “Jangan bermain api!” Tapi otakku membantah dengan keras : Apa yg salah? Tidak ada yg salah. Belum terjadi apa-apa. Ini hanya sekedar kejadian biasa untuk dua mahluk berbeda jenis kelamin dan terjadi medan magnet. Nuraniku dan otakku saling berbantah…Aneh! Belum apa-apa koq sudah repot begini.

Habis mandi, aku makan malam sendiri di depan TV sambil memasukkan kedua kakiku ke dalam kotatsu(火燵) meja pemanas listrik. Tapi bayangan pria itu masih terus setia bersemayam dibenakku. Otakku mulai berpikir : “ Besok aku harus pakai baju apa?” Supaya tampil manis, serasi dan enak dipandang mata. Tiba-tiba saja aku menjadi peduli dan konsentrasi untuk memastikan aku harus tampil menarik di depannya. Padahal minggu-minggu sebelumnya aku cuek bebek saja tak terlalu memusingkan pakaian apa yg harus kukenakan. Suhu udara di musim dingin yg tak bersahabat ini membuat aku lebih fokus memilih pakaian yg mampu menghangatkan tubuhku seharian penuh. Tak peduli dengan dress for mix and match. Alamak ada apa dengan diriku?

Setelah tadi malam susah tidur, paginya aku telat bangun, sehingga mandi dan berdandan kulakukan dengan cepat, tak lebih dari 30 menit. Untung aku bisa tepat waktu, sehingga host-ku yg baik itu tak menungguku terlalu lama. Kasihan kalau sampai dia menunggu lama, karena suhu di luar sudah sampai minus 4 derajat celcius. Alamak mengerikan sekali.
Host-ku ini memang baik sekali. Setiap pagi dia datang menjemputku tepat waktu. Dan dia selalu menebarkan senyum manis dan wajah bahagia. Aku tak pernah bisa menebak kapan dia sedang susah atau sedang kesal, padahal kadang-kadang aku suka bikin ulah yg aneh-aneh juga.Tapi dia selalu senyum dan dengan penuh kesabaran menjelaskan apa-apa yg kurang kupahami. Karena kebaikannya yg tiada tara itu, membuat aku menyimpulkan bahwa kalau ada lomba the best host, maka aku sangat yakin sekali, kalau orang Jepang pasti bisa jadi pemenang utamanya. Sulit rasanya mencari tandingannya hehehe. Okay back to the topic.

Hari ini adalah meeting kedua. Meeting akan dimulai pukul 9:00. Aku buru-buru menuju ruang meeting sebelum para peserta meeting berkumpul semuanya. Tujuanku hanya satu, mencari letak CCTV, karena setahuku seluruh ruang meeting dipasang CCTV. Entah apa tujuannya tapi yg jelas semua ruangan di sini hampir bisa dipastikan pakai CCTV. Jadi jangan coba macam-macam kalau tak mau wajah Anda yg aneh akan tertangkap kamera.

Dalam sekejab bola mataku berputar mengitari setiap sudut ruangan. Bingo. CCTV dipasang disudut kanan ruangan. Aku segera duduk memilih kursi yg membelakangi CCTV. Sambil menunggu peserta yg lainnya, aku mulai membuka dan membaca beberapa  catatan meeting sebelumnya. Tak lama satu per satu peserta mulai memasuki ruangan meeting. Aku pura-pura sibuk membolak-balik buku catatanku. Padahal aku sedang berusaha menutupi perasaanku yg sedang tak menentu. Satu per satu kulirik peserta yg hadir tapi tak kutemukan dirinya di sana. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati, kemana dia? Kenapa belum nongol yah? Aneh aku jadi mulai resah sendiri. Pukul 9:00 tepat meeting pun dimulai dan sekaligus ada pemberitahuan bahwa tutor kami telah diganti dengan Mr.X. Karena Mr.A yg seharusnya menjadi tutor kami, mendadak dipanggil ke kantor pusat di Osaka. Sontak lututku lemas dan tiba-tiba aku merasa kecewa dan kehilangan gairah mengikuti jalannya meeting. Meeting hari itu menjadi terasa sangat membosankan. Berbagai perasaan aneh berkecamuk di dadaku. Kecewa ya. Tapi senang juga ya. Silih berganti. Paling tidak aku tak perlu bermain api. Entahlah…

Usai meeting, tiba-tiba Mr.X  mendatangi aku dan menyerahkan sebuah amplop putih. Aku mengulurkan tanganku menerima amplop itu. Sambil tersenyum simpul dia berkata  bahwa Mr.A sudah mempersiapkan diri selama 2 minggu untuk menjadi tutor dalam agenda meeting ini, sejak dia tahu kamu akan menjadi salah satu peserta meeting dari Indonesia. Aku yg kurang paham arah pembicaraan ini hanya mencoba tersenyum sambil menjawab hai..hai..hai (ya..ya..ya.). Dan Mr.X bilang bahwa beliau (Mr.A) sudah menitipkan beberapa naskah meeting tentang pengembangan produk ini untuk mempermudah saya memahami isi meeting tsb. Dan Mr.X mempersilakan saya mengeceknya. Nanti kalau ada yg belum paham atau ada yg perlu ditanyakan, kapan saja boleh datang padanya. Aku tak tahu harus berkata apa karena masih bingung, jadi berulang-ulang aku membungkukkan tubuhku sambil mengucapkan terima kasih banyak.

Aku pulang ke apartemen dengan pikiran masih diliputi kebingungan. Dan menimbang-nimbang apa gerangan isi amplop putih ini. Tak sabar rasanya aku ingin segera tiba di kamarku. Sesampainya di kamar aku segera meletakkan tasku dan segera menselonjorkan kakiku duduk di atas tatami, sambil menyandarkan punggungku di dinding. Perlahan kubuka amplop putih itu, isinya sebuah flash disk, selembar surat  dan sebuah photo.

Kubuka surat itu dan kubaca isinya perlahan-lahan dari baris awal sampai akhir. Aku serasa tak percaya dengan isinya. Kembali kubaca dari baris awal sampai akhir tapi tetap sama tak berubah. Bagaimana mungkin aku bisa lupa dan tak mengingat sedikit pun tentang pria yg duduk  di sudut meja itu. Di awal kalimat dia bertanya : Apakah aku masih ingat dengan dirinya? Sebelum kujawab sendiri, dia sudah menjawab dengan menuliskan kalimat : Sepertinya kamu sudah lupa dengan saya atau memang kamu tak pernah ingat saya. Lalu di kalimat-kalimat berikutnya dia menjelaskan secara rinci di dalam surat tersebut, bagaimana kami bertemu, dan dimana kami bertemu, dan kesan-kesan dia tentang aku. Dia bahkan mengingat setiap detail pertemuan kami dulu.

Setelah beberapa bulan bekerja, atasanku memintaku untuk menjemput 5 orang advisor dari Niigata – Jepang. Dan aku ditugaskan untuk menjemput mereka berlima, kemudian mengantarkan mereka sampai ke Hotel Century Park – Jakarta. Setelah itu nanti yg menjadi host meraka adalah atasanku langsung. Dan diantara 5 orang advisor itu, salah satunya adalah Mr.A. Mereka tinggal di Indonesia hanya satu minggu saja.Karena saat mereka datang, kantorku  sedang peluncuran produk baru. Selepas satu minggu, saya kembali ditugaskan untuk mengantarkan mereka ke Bandara Sukarno-Hatta. Sebelum mengakhiri kunjungannya, kami selalu punya kebiasaan melakukan photo bersama di depan logo kantor saya. Maka kami pun melakukan photo ria saat itu. Entah karena aku masih karyawati baru dan aku rada pecicilan dan senang juga bisa berphoto-photo ria dengan advisor yg manis-manis dan cakep maka tanpa aku sadari saat photo pun aku suka narsis dan dengan tanpa merasa bersalah menggandeng lengan Mr.A saat berphoto, sambil memamerkan senyum centil. Tapi saat sesi photo itu dilakukan kebetulan aku memang ada disebelah Mr.A,tapi tidak ada unsur kesengajaan  bahwa aku sedang tertarik sama dia. Ini hanya kejadian spontan. Saat itu terjadi, aku tak pernah punya ruang dan waktu untuk memikirkan pria mana pun, karena hati dan pikiranku sudah dimiliki pria lain. Tapi bagi Mr.A kejadian spontan itu justru menorehkan kenangan yg manis dan tak terlupakan. 

Kejadian saat beradu pandang di ruang meeting kemarin, dari mimik wajahku membuat dia menduga bahwa aku sama sekali tak ingat padanya. Kupandangi dengan seksama  photo kami dulu. Dia memang terlihat berbeda dibandingkan dulu. Sekarang tubuhnya jauh lebih berisi dibandingkan dulu. Dulu dia tanpa kaca mata, tapi sekarang pakai kaca mata. Mungkin bukan hanya aku saja, orang lain pun mungkin akan pangling lihat dia. Dia jauh lebih matang dan tampan. Hmmm mungkin karena sudah menikah kali ya. Sudah ada yg merawat dan mengatur hidupnya pula. Di suratnya dia tulis bahwa dia baru menikah 6 bulan yg lalu. Jadi masih dalam masa bulan madu sich hahhahaa….
Aku sedang berandai-andai bagaimana jadinya kalau pada saat aku datang dan dia belum terikat tali pernikahan, ini bisa menjadi asmara yg memabukkan hahaha. Sayang itu hanya angan-angan hahaha.

Tak urung peristiwa pergantian tutor yg dadakan dan kepergiannya yg juga dadakan dengan alasan ada meeting yg sangat penting ke Osaka katanya, membuat aku sedikit ragu dengan alasan tersebut. Jangan-jangan ini hanya salah satu cara dia untuk menyelamatkan kami berdua dari permainan api. Bisa dibayangkan meeting setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 17 sore harus bertatapan wajah dengan dia. Apa jadinya ya? Dan apa yg akan terjadi kalau salah satu kamera CCTV itu menangkap pemandangan ganjil dari kami berdua. Bukan hanya kariernya yg berantakan, aku pun akan mengalami masalah yg sama. Bisa bener-bener fatal. Tapi entahlah kini tak ada yg perlu dipertimbangkan lagi tho orangnya tak ada lagi. Tinggal aku sendiri termanggu-manggu memandangi photo kami berdua.

Aku mencoba membuka flash disk yg diberikannya melalui laptopku. Isinya cukup membuat aku terpana,sepertinya isinya beberapa penelitian beliau tentang pengembangan poduk baru. Semuanya sudah dibuat dalam 2 bahasa yaitu Inggris dan Jepang. Aku juga membuka rekaman videonya. Sepertinya rekaman ini diambil dikamar kerja pribadinya di rumahnya. Dia mengucapkan selamat datang di Jepang. Jangan lupa belajar sungguh-sungguh. Jangan lupa makan teratur. Jaga kesehatan. Aku tersenyum simpul mendengar nasehatnya, karena mirip nasehat ibuku saja. Selanjutnya dia bicara bahwa semua kebutuhan teori-teori yg ingin aku pelajari sudah disiapkannya di dalam flash disk itu karena sebelum aku datang katanya Presdirku sudah memberitahukan secara garis besar apa yg harus kupelajari di sini. Sisanya aku hanya perlu melihat proses langsung di lapangan saja dan sedikit melakukan modifikasi terhadap desain prosesnya. Bahkan yg bikin aku kaget lagi tentang pernyataannya bahwa Presdirku sekarang adalah mantan atasannya langsung, sebelum ditempatkan di Indonesia sebagai Presdir. Mendengar pernyataannya ini membuat aku bingung dan terbelalak, apalagi yg belum kuketahui saat ini, bagaimana mungkin Presdirku sudah tahu apa yg terjadi antara aku dan pria ini dan di tambah lagi tutor pengganti juga sudah tahu juga..lalu apa lagi yg belum kuketahui saat ini…Aku jadi seperti orang bodoh saja..Ada apa ini…Apa yg sedang terjadi? 

To be continue...
nuchan@2010
Pour l'homme que j'aime toujours!

No comments:

Post a Comment