Thursday, December 16, 2010

Airasia, Agustinus dan Selimut Debu

Saya mulai menyadari dan mencoba memaknai  perjalanan saya, ketika saya belajar traveling sendirian ke beberapa negara ASEAN. Itupun saya belajar traveling sendirian karena terpaksa banget bukan karena berani.

Ceritanya sejak penerbangan Airasia Online http://www.airasia.com/id/en/home.html secara gila-gilaan menawarkan diskon atau  “nol fare” untuk biaya kursinya, saya jadi tergoda luar biasa untuk bepergian ke luar negeri. Biaya kursinya memang “nol fare” tapi biaya pajak dan biaya lain-lainnya tetap bayar. Tapi walaupun bayar biaya pajak dan biaya lain-lainnya, menurut saya harganya masih relatif murah dibandingkan penerbangan lainnya. Tak salah juga kalau Airasia berani membuat jargon : Now everyone can fly



Dan ini bukan sekedar omong kosong belaka. Kalau dulu untuk bisa terbang, saya harus mengeluarkan dana yg luar biasa fantastis untuk ukuran kocek saya, Jakarta – Medan dengan GIA, harga kursi ekonomi paling murah 800ribu sekali terbang. Belum lagi peak season seperti Lebaran atau Natalan, bisa dipastikan one way harganya 1.2 juta rupiah, kalau pulang pergi paling murah 2 juta rupiah. Alamak mahal kalipun. Bandingankan dengan Airasia yg dapat tiket promo, PP JKT-MDN, saya pernah bayar dengan harga 271ribu rupiah  hahaha. Bisa dibayangkan betapa rajinnya saya pulang pergi Jakarta – Medan. Kalaupun saya batal pulang ke Medan dengan tiket promo 271ribu rupiah, saya tak pernah menyesal membeli tiket promo tersebut hahaha. Benar-benar gila nie Airasia.

Dulu karena saya keranjingan naik Airasia yg tiket promo, teman saya suka meledek saya begini : Nuchan, kamu lebih sayang uang daripada nyawa sendiri ya?
Bagi teman saya harga murah identik dengan kualitas pelayanan yg buruk dan kemungkinan biaya perawatan pesawatnya pun kurang terjamin. Jadi teman saya sungguh khawatir dengan keselamatan nyawa saya. Dia pikir ini cewe pelit banget. Masak nyawa sendiri cuma dihargai 271ribu rupiah saja hahaha. Tapi memang saat itu saya tak terlalu peduli dengan semua nasehat itu sih. Pokoknya yg ada di kepala saya, harga murah dan bisa sampai tujuan dengan waktu yg relatif singkat, tanpa terlalu pusing dengan nyawa saya. Malah saya bilang begini : Kalau dasar waktunya mau mati, di tempat tidur juga mati kog hahaha. Padahal itu hanya cara saya mengelak dari tudingan2 miringnya hahaha. Aslinya memang saya pelit dan lebih sayang uang saya daripada nyawa saya hahaha.

Tapi ketika teman saya tahu, saya bisa keliling ASEAN dengan biaya yg super duber murah banget, dia sempat iri juga hahaha. Dia bilang begini ke saya : Nuchan, kalau jalan-jalan lagi, jangan lupa ajak-ajak aku dong. Jangan lupa kalau ada tiket promo, info ke aku katanya. Saya iseng menggoda dia begini : Gila, lo mau nyawa lo melayang??? ( Sambil nyengir kuda dia balas begini ke saya : Sialan lo! Hahaha…Saya jadi tertawa terpingkal-pingkal)

Berkat Airasia ini pulak, saya bisa terbang ke berbagai negara yg ingin saya kunjungi dan Airasia buka rute penerbangan ke sana. Setiap ada tiket promo, saya pasti beli hehehe. Alhasil saya bisa liburan setiap 2 bulan sekali hahaha. Tapi jangan bayangkan, saat saya traveling itu melakukan kontemplasi. Tidak.Tidak. Itu bukan saya. Itu Agustinus Wibowo. Saya selalu traveling mencari dan mengunjungi tempat-tempat yg indah dan sudah tersohor. Dan tentu saja yg sudah banyak dikunjungi oleh para turis, baik turis local maupun turis dari luar negeri. Saya senang berfoto-ria di tempat-tempat yg indah dan terkenal itu. Jadi saya bisa cerita ke teman saya, kalau saya sudah pernah mengunjungi tempat indah ini dan itu. Tapi apa makna kunjungan itu buat saya, kurang jelas.Sekedar tahu dan numpang kece aja sich hahaha. Standar banget nga sih?

Waktu membaca kisah petualangan gila Agustinus Wibowo di Kompas Online dengan judul Titik Nol, . serial ini mulai ditayangkan oleh Kompas Online sejak Senin, 4 Agustus 2008 Pukul 00:36 WIB. Para pembaca setia Kompas Online dapat menikmati serial ini dari Senin sampai Jumat. Petualangan gila Agustinus  ini berakhir masa tayangnya sampai Titik Nol 206 pada hari Rabu, 20 Mei 2009  Pukul 15:06 WIB dengan judul “Afganistan, Saya Datang”

Saya sampai termehek-mehek membaca kisah petualangan Agustinus ini. Saya baru menyadari bahwa traveling itu bukan hanya sekedar berkunjung saja tapi lebih kepada memaknai arti dari proses perjalanan tersebut. Saya jadi malu juga baca kisahnya hehehe. Aduh kenapa tak pernah terlintas di kepala saya bahwa begitu banyaknya pelajaran hidup yg bisa saya serap dan hisap dengan melakukan perjalanan yg lebih bermakna. Tidak sekedar singgah dan mejeng sekejab, lalu semuanya berlalu tanpa makna. Alamak menyedihkan sekali. 

Belum kalau sudah baca buku Selimut Debu hahaha, bisa tambah melongo, bingung campur kagum dan berbagai perasaan lain teraduk-aduk jadi satu hahaha… Tak ada satu kalimat pun yang membosankan. Semuanya menarik. Semuanya indah. Walaupun terkadang membacanya menimbulkan  derai  air mata dan tawa yang silih berganti.

Sebaiknya Anda harus mencoba membaca buku Selimut Debu ini…Sangat layak untuk dibaca oleh seluruh kalangan hahaha..Jangan takut, saya tak dibayar komisi apapun oleh Agustinus untuk membuat propaganda tentang buku Selimut Debu ini hahaha…

Selamat membaca!

nuchan122010
Life is so beautiful but so fragile

2 comments:

  1. Ada tuh yg ke Eropa cuma €400 PP... hayo terbang lagi :)

    ReplyDelete
  2. Hai Mbak Hennie hahhaha...iya kalo Tuhan berkenan saya pengen banget ke Europe hahhaha...lagi nabung dan nabung dan nabung hahhaha...Gila kalo kere pengen ke Eropa mesti persiapan uang yg cukup, mental dll yah hahhaha..Semoga cita2 saya dalam waktu dekat bisa terkabul hahahha:D

    ReplyDelete