Sunday, January 2, 2011

I am ready to face it

Memasuki pergantian tahun yaitu menjelang tahun 2011 yg sudah di depan mata, membuat saya harus menoleh kembali ke belakang, melihat perjalanan waktu selama 364 hari yg sudah saya lalui. Apa yg sudah saya lakukan selama 364 hari itu? Semakin membaik atau memburuk? Atau justru stagnan? Kalau saya stagnan, itu artinya berita buruk buat saya, karena apa yg ada disekitar saya berubah sangat cepat bahkan dalam hitungan detik. Tapi apakah saya berubah? Entahlah. Saya nyaris tak memahami perbedaan yg terjadi dalam hidup saya. Selain usia bertambah dan tubuh saya sudah mulai sering gampang lelah,apalagi yg berubah yah? Sepertinya tak ada yg berubah signifikan. Hidup saya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Mengakhiri tahun 2010, banyak pesan-pesan unik yg muncul di wall FB. Yg paling umum tentu ucapan “ Selamat Merayakan Natal Des 2010 dan Selamat Tahun Baru 2011”.  Banyak juga yg menuliskan berbagai resolusi di tahun 2011. Semua harapan tentang kebaikan sudah dilantunkan, dipanjatkan dan diaminkan agar terkabul di tahun 2011.

Saya pun tak ketinggalan menorehkan sepenggal harapan saya di tahun 2011 di wall FB saya :
"Selamat Menjelang Tahun Baru 2011. Tahun yg penuh harapan dan kasih. Semoga dunia semakin damai dan penuh cinta.Tak ada perang. Tak ada lagi perseteruan antar etnis, antar suku dan antar agama.Damai di bumi selamanya. I love you all!"

Seperti biasa dari sekelumit harapan yg dituliskan, maka tanggapan dari sahabat-sahabat saya bisa beraneka rupa pula. Beberapa ada yg balas mengucapkan “Selamat Tahun Baru”, dan ada lagi yg bertanya : Nuchan, nga mudik ke kampung? Bahkan tak kalah seru adalah komentar sahabat-sahabat saya tentang  harapan dan doa mereka yg berharap, saya segera mengakhiri masa lajang yang sudah melebihi batas ambang normal di Indonesia hahaha. Kalau sebelumnya, ada yg menuliskan komentar seperti itu, saya biasanya  mengabaikan saja dan nyaris tak saya gubris, karena buat saya pertanyaan seperti itu  sangat-sangat standar di komunitas Indonesia. Bagi sebagian orang Indonesia yg sangat religius ini, hidup itu sudah ada pakemnya. Mulai dari lahir, dibesarkan,bersekolah, bekerja, menikah,punya putra-putri, langgeng pernikahan punya anak cucu bahkan sampai cicit, sakit menua,meninggal dunia, masuk ke liang kubur dan kembali ke haribaan Sang Pemberi Hidup. Itu pakem yg umum yg berlaku di Indonesia. Bila ada yg keluar dari pakem ini, maka bisa dipastikan Anda harus siap-siap dicecar habis dengan pertanyaan yg sangat standar itu. Suka atau tidak suka, Anda harus siap. Bahkan sekalipun sahabat Anda tersebut sudah tinggal dan menetap di negara maju, tidak berarti jenis pertanyaannya akan berubah layaknya masyarakat negara maju yg tidak terlalu memusingkan urusan pernikahan itu. Pertanyaannya masih tetap sama.

“ Kapan menikah?” Jangan pilih-pilih lagi!  Tak baik perempuan hidup sendiri. Sudah kodrat perempuan harus menikah. Untuk apa mengejar karier. Hidup itu jangan ngoyo, cari uang melulu. Kepuasan itu tak ada habisnya.  Makin dicari makin jauh dan kita tak pernah mencapai titik kepuasan. Sudahlah, belajar berhenti mengejar segala bentuk kesenangan duniawi, itu kata-kata bijak yg saya dengar dan saya nikmati sepanjang mau mengakhiri tahun 2010 hahaha.

Semua nasehat, harapan dan  kata-kata bijak itu membuat saya tersenyum simpul. Sambil senyum-senyum sendiri, saya membalas semua nasehat,harapan dan kata-kata bijak itu dengan tak kalah arif dan bijaksana pula. Saya berterima kasih yg sebesar-besarnya atas doa,harapan dan nasehat itu. Saya pun mengaminkan semuanya. Aneh bin ajaib, menjelang tahun 2011, saya tak lagi terganggu dengan pertanyaan itu. Sebelumnya kalau ada yg tanya seperti itu, saya suka bergumam sendiri dalam hati saya : Ini orang, bener-bener Indonesia banget gitu lo. Pertanyaannya yg itu-itu melulu dan kurang bermutu alias kampungan banget gitu lo di telinga saya. Seperti tak ada pertanyaan lain apa. Hehehe. Sambil ngrundel masih dalam hati juga : Apa dia kira kalau sudah menikah, langsung semuanya berubah. Hidup jadi lebih mudah. Hidup jadi happy forever ever after. Kayaknya tidak juga.  Semua orang pasti punya kisah hidup dan dinamika hidup yang berbeda-deba. Dan ukuran susah, senang, bahagia dan sukses itupun, tiap-tiap orang juga pasti sangat berbeda. 

Ada yg setelah menikah bertahun-tahun tak jua dikarunia anak satupun, mulai mengeluh dan ceritanya tak jauh-jauh dari urusan sedang berobat habis-habisan supaya bisa punya anak. Ada juga yg mengeluh tak jua dikaruniai anak lelaki sebagai penerus silsilah keluarga mereka, seolah-olah anak perempuan tak layak sebagai penerus silsilah keluarga. Ada juga yg mengeluh pengen anak perempuan. Ada juga yg mengeluh suaminya pelit dan cerewet, semua serba diatur. Ada juga yg mengeluh suaminya pemalas banget,semua-semuanya harus diurus istrinya, seolah-olah suaminya menikahi dia cuma cari pembantu rumah tangga buat mengurusi segala keperluan dan pernak-pernik hidup suaminya. Segala rupa keluhan pun muncul setelah menikah lebih dari 3 tahun. Entah kemana perginya menguap cerita cinta yg sangat dashyat dulu semasa masih menjadi pengantin baru.

Memang berbeda banget cerita yg saya dengar dari para pengantin baru yg masih baru menikah satu minggu,satu bulan, 6 bulan atau satu tahun. Semuanya rata-rata indah sekali di telinga saya. Bahkan tak jarang para perempuan yg baru menikah di bawah satu tahun ini, rela menjadi budak kesayangan suaminya. Bangun pagi-pagi banget memasak sarapan buat suaminya. Menyiapkan segala keperluan kerja suaminya. Rela meninggalkan semua kesenangan pribadinya. Bahkan rela mengubah penampilannya lebih beradab demi suami atau pasangannya. 

Yg paling konyol, ada yg nakal banget cerita ke saya, selepas serangan fajar yg dashyat  dari suaminya mereka masih harus mandi junub (Mandi junub itu ialah mandi yang diwajibkan oleh agama Islam atas orang-orang mukalaf dari kalangan pria maupun wanita untuk membersihkan diri dari hadats besar, salah satunya habis berhubungan seks dgn pasangan sah). Nada suara teman saya  terdengar mengeluh, tapi percayalah, itu bukan mengeluh sih, dalam konteks pendengaran saya, sebenarnya cuma mau pamer kehidupan seksnya yg sangat dashyat dengan suaminya sih hahaha..Coba bayangkan kalau setiap pagi selama pernikahan mereka yg masih di bawah 3 bulan itu, suaminya melakukan serangan fajar melulu katanya hahaha…Alamak!

 Saya yg tak punya pengetahuan tentang dunia pasutri, sering terpingkal-pingkal mengikuti cerita mereka yg masih pengantin baru ini. Lucu,menarik dan unik di telinga saya. Dan saya suka dan menikmati sekali pas di bagian yg seru-seru begini hahaha. Rasanya itu baru namanya pernikahan yg sempurna di mata saya. Yg perempuan dengan sukarela menjadi tawanan dan terikat secara suka rela dengan suaminya. Dan mereka menjadi budak cinta buat suaminya tersayang. Dan suami mereka pun umumnya sangat romantis dan memanjakan pasangan wanitanya masing-masing dengan berbagai cara yg unik. Ada yg suaminya rela menjadi tukang urut gratis buat istrinya,atau kadang-kadang mereka suka sekali jadi tukang ojek buat istrinya, atau jadi tukang mandiin istrinya hahaha.. Jarang sekali saya mendengar cerita duka atau keluhan di satu tahun pertama pernikahan. Jarang banget. Bahkan nyaris tak ada sih hahaha.

Masa-masa pernikahan satu tahun inilah, sering saya dinasehati,digurui,dibujuk,diceramahin sahabat-sahabat saya ini, untuk segera mengakhiri masa lajang. Katanya kehidupan pernikahan itu seperti di surga. Lebay nga sich?(emang udah pernah ke surga apa?) Kamu menjadi wanita sempurna. Kamu bisa merasakan tubuh lelaki yg sesungguhnya. Kamu tidak lagi egois. Kamu tidak lagi menginginkan apa-apa, selain mengabdi buat suamimu tersayang. Dan cerita di pagi hari yg saya dengar pun tak jauh-jauh dari kata-kata “suamiku” hari ini begini, begitu bla bla bla. Bener-bener dashyat banget. Dalam sekejab mata, para perempuan yg baru menikah ini bisa menjadi guru kehidupan pula hahaha, karena masih terkena sindrom “serangan fajar yg dashyat” jadi otak mereka dan dunia nyata belum sinkron hahaha. Hubungan suami-istri yg masih terasa madunya itu, membuat mereka jadi pintar ceramah tentang dunia pernikahan yg begitu indah.  Kalau lagi seperti itu saya sering tergoda ingin segera mengikuti jejak mereka ini hahaha.

Okay back to the topic.

Saya merasa setelah memasuki tahun 2011 ini, tak lagi memusingkan hal-hal sepele, tak lagi sensitif, tak lagi defensif terhadap hal-hal yg diluar kontrol saya. Semua komentar atau nasehat atau harapan atau doa yg dikemukakan oleh sahabat-sahabat saya itu, mengalir masuk ke dalam sanubari saya seperti vitamin yg membuat saya bahagia dan senang sekali.  Saya ingin memulai lembaran hidup saya yg semuanya serba baru, dalam pengertian saya ingin meninggalkan semua pola pikir saya yg lama. Saya ingin apapun yg terjadi dalam hidup saya di tahun 2011 ini, biarlah itu menjadi bagian dari rancangan sempurna dari Dia yg diatas sana. Baik suka maupun duka,  saya anggap itu menjadi remah-remah kasih  yg indah buat saya untuk menyempurnakan hidup saya. Untuk semakin menyadarkan saya bahwa tak ada yg kebetulan dalam hidup ini, semua sudah diatur oleh Dia.

Bahkan ketika saya menghabiskan malam tahun baru sendirian di kamar saya, berteman dengan laptop saya, buku-buku yg masih banyak belum saya baca, mendengarkan musik-musik kesayangan saya, chatting dengan seorang sahabat saya di Kanada dan hanya ditemani Pizza Hut, Beef Lasagna, dan aneka buah-buahan saja. Saya merasakan kesendirian saya sebagai sesuatu yg sangat sempurna buat saya malam itu. Saya merasakan kedamaian yg tak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Saya malah bersyukur jadi punya banyak waktu untuk merenungkan seluruh perjalanan hidup saya selama 364 hari di tahun 2010 ini. Benar kata orang bijak, kadang-kadang kita bisa merasa kesepian di tengah-tengah  keramaian orang, tapi sebaliknya kita bisa pula merasakan hidup yg penuh kedamaian dan serasa semua sahabat ada disekeliling kita, meskipun secara raga, kita sedang sendirian. Karena merasa sepi atau tidak, itu tergantung cara berpikir kita saja. Saya tak berpikir saya kesepian malam itu meskipun faktanya saya memang sendirian di kamar saya. Tapi saya merasa penuh kedamaian. Entahlah.

Tengah malam, kakak saya telpon dari kampung, menanyakan keadaan saya. Sedang ngapain sekarang? Saya jelaskan semuanya, saya sendirian di kamar saya. Dia malah menangis sedih, katanya kasihan sekali, saya harus sendirian di kamar. Coba kamu ada di sini pasti ramai katanya. Suara isak tangisnya membuat saya terharu sekali, betapa dia mengkhawatirkan saya sendirian seperti anak ayam yg kehilangan induknya. Tak ada teman berbagi ceria. Saya cuma bilang bahwa saya baik-baik saja. Saya pun tak bisa menjelaskan dengan baik bahwa saya justru sedang dalam keadaan bahagia dan tak merasa kesepian sedikitpun. Tapi saya tahu, walaupun saya jelaskan ke kakak saya, saya yakin dia tak akan paham maksud saya. Saya tersenyum dan tertawa terpingkal-pingkal mencoba menghibur kakak saya  sebisa saya. Saya tahu dia sangat sayang sama saya. Dia tak ingin saya sedih dan sendirian. Kakak saya memang baik sekali. Andai dia tahu saya sedang dalam rasa bahagia dengan kesendirian saya ini, mungkin dia tak akan menangis.Hahaha. Hidup ini memang unik sekali. Perasaan manusia pun unik dan misterius. Bisa berubah-ubah dalam hitungan detik.

Saat ini saya sudah siap menjalani hidup yg baru di tahun 2011. Saya ingin menjalani hidup saya sesuai dengan rancangan terbaik dari Sang Khalik.  Saya tak ingin ngoyo  lagi dengan semua target-target dalam hidup ini. Saya hanya ingin mengalir saja seperti air. Kalau ada batu yg besar, saya cukup berbelok mencari celah yg memungkinkan saya bisa lewat. Saya hanya ingin seperti air saja. Mengalir dan mengalir dan mengalir. Itu saja sudah cukup. “Water can carve its way, even through stone. And when trapped, water makes a new path”. Selamat datang tahun 2011. I am ready to face it.




nuchan@02012011
Life is so beautiful but fragile!

As they say there is nothing left with you if you don't have hope with you. At any situation in life we should not lose hope in God or ourselves as our future is dependent on what we think it may be. 

No comments:

Post a Comment