Tubuh saya adalah satu-satunya sahabat terdekat jiwa saya. Ketika jiwa saya resah maka tubuh saya pun akan turut beraksi menderita. Rasanya badan saya menjadi ngilu dan lelah ketika jiwa saya resah. Begitu juga ketika tubuh saya sakit, maka jiwa saya pun turut gundah gulana. Mereka seperti punya hubungan kembar identik.
Saya tak ingin dua-duanya sakit. Maka keduanya harus seimbang dan bersatu padu untuk selalu dalam keadaan prima dan sehat selalu. Jadi ingat pepatah Latin yg sangat terkenal dan bijak bestari : Mens sana in corpore sano (a healthy mind in a healthy body)
Seorang saudara saya yg dalam keadaan sehat dan prima terlihat sangat tegar dan baik hati. Dia jarang mengeluh dalam hidupnya. Dia selalu terlihat kuat dan tegar. Sering ceria dan tersenyum walaupun kocek sedang kosong melompong. Hidup baginya mengalir seperti air saja. Buat saya dia sangat luar biasa.
Suatu hari dia menelpon saya dan konsultasi tentang berapa biaya operasi untuk hemorrhoids. Katanya dia sudah tak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Akhir-akhir ini dia mudah tersinggung dan sangat sensitif sekali sejak mengalami rasa sakit itu. Walaupun dia berusaha menahannya tapi sudah tak kuat lagi. Ternyata rasa sakit yg sangat luar biasa pada tubuh seseorang, bisa membuat seseorang itu menjadi kehilangan rasa percaya diri dan cenderung sensitif. Orang yg tegar pun bisa terlihat sangat lemah dan tak berdaya.
Singkat cerita saya pun berjibaku mencari rumah sakit dan tempat yg paling baik untuk melakukan operasi hemorrhoids ini. Anda bisa bayangkan operasi di Indonesia selalu menakutkan dan membuat bulu kudu merinding disko. Selain biaya operasi yg ditawarkan RS ini sangat fantastis untuk kocek orang Indonesia, belum lagi kualitas dokter yg dipakai cenderung kurang meyakinkan alias tak bisa dipercaya konsumen. Karena beberapa kasus yg terjadi di RS yg cukup ternama pun pernah terjadi malpraktek. Entah itu betul atau tidak, tapi berita itu cukup mengguncang kepercayaan para pasien terhadap para dokter-dokter bedah di seluruh bumi pertiwi Indonesia.
Mind-set dokter zaman sekarang di Indonesia cuma uang dan uang dan uang lagi. Ada beberapa dokter memang yg masih memegang teguh sumpah kedokterannya tapi itu bisa dihitung dengan jari tangan saja. Selebihnya sudah terkontaminasi dengan budaya materialistis. Kalau mau sembuh harus berani menunjukkan mana uangmu dulu. Kalau tidak ada uang, maka bersiap-siaplah Anda akan ditendang ke jalanan oleh para dokter materialistis ini. Biaya kuliah yg sangat mahal di Fak. Kedokteran dan biaya ambil spesialis juga sangat mahal, membuat para dokter ini pun berjibaku untuk mengembalikan ROI selama mereka kuliah melalui pembebanan biaya kepada setiap pasien yg datang pada mereka. Tak peduli pasien sedang cekak atau sedang tak mampu bayar, itu bukan urusan mereka. Bagi para dokter ini, yg paling penting bagaimana mendapatkan pasien sebanyak-banyaknya. Sudah mirip kayak menjual jasa liburan atau jasa hotel saja. Memang mengejutkan sekali ya. RS saat ini fungsinya bergeser seperti jasa hotel berbintang saja bukan berfungsi sebagai Rumah Sehat. Tapi kalau kasus ini saya beberkan panjang lebarpun tak akan memberi manfaat buat Anda. Nanti justru Anda jadi meradang membacanya. Ya sudahlah back to the topic.
Setelah cari-cari info disana-sini, akhirnya diputuskan untuk dioperasi di salah satu RS ternama di P.Jawa. Meskipun agak jauh dari lokasi tempat tinggal saudara saya ini, dia tetap memutuskan operasi di sana. Saat dia konsultasi dengan dokter bedah yg ada di situ, saya tidak hadir di sana karena sedang dinas luar dari kantor. Jadi saya tidak tahu persis seperti apa mereka memutuskannya. Pas saya datang pukul 18:30 malam, operasi sudah selesai dilakukan, dan dia sudah bersiap-siap dipindahkan ke kamarnya di kamar 210. Rasa ngantuk dan pengaruh obat bius masih terasa sekali, sehingga dia ngobrol sebentar dgn saya sambil terkantuk-kantuk. Supaya tak mengganggu dia istirahat maka saya putuskan pulang ke rumah pukul 19:30 malam. Saya berjanji akan datang lagi besoknya selesai jam kantor. Saya minta maaf tak bisa menemaninya di RS.
Saya tak ingin dua-duanya sakit. Maka keduanya harus seimbang dan bersatu padu untuk selalu dalam keadaan prima dan sehat selalu. Jadi ingat pepatah Latin yg sangat terkenal dan bijak bestari : Mens sana in corpore sano (a healthy mind in a healthy body)
Seorang saudara saya yg dalam keadaan sehat dan prima terlihat sangat tegar dan baik hati. Dia jarang mengeluh dalam hidupnya. Dia selalu terlihat kuat dan tegar. Sering ceria dan tersenyum walaupun kocek sedang kosong melompong. Hidup baginya mengalir seperti air saja. Buat saya dia sangat luar biasa.
Suatu hari dia menelpon saya dan konsultasi tentang berapa biaya operasi untuk hemorrhoids. Katanya dia sudah tak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Akhir-akhir ini dia mudah tersinggung dan sangat sensitif sekali sejak mengalami rasa sakit itu. Walaupun dia berusaha menahannya tapi sudah tak kuat lagi. Ternyata rasa sakit yg sangat luar biasa pada tubuh seseorang, bisa membuat seseorang itu menjadi kehilangan rasa percaya diri dan cenderung sensitif. Orang yg tegar pun bisa terlihat sangat lemah dan tak berdaya.
Singkat cerita saya pun berjibaku mencari rumah sakit dan tempat yg paling baik untuk melakukan operasi hemorrhoids ini. Anda bisa bayangkan operasi di Indonesia selalu menakutkan dan membuat bulu kudu merinding disko. Selain biaya operasi yg ditawarkan RS ini sangat fantastis untuk kocek orang Indonesia, belum lagi kualitas dokter yg dipakai cenderung kurang meyakinkan alias tak bisa dipercaya konsumen. Karena beberapa kasus yg terjadi di RS yg cukup ternama pun pernah terjadi malpraktek. Entah itu betul atau tidak, tapi berita itu cukup mengguncang kepercayaan para pasien terhadap para dokter-dokter bedah di seluruh bumi pertiwi Indonesia.
Mind-set dokter zaman sekarang di Indonesia cuma uang dan uang dan uang lagi. Ada beberapa dokter memang yg masih memegang teguh sumpah kedokterannya tapi itu bisa dihitung dengan jari tangan saja. Selebihnya sudah terkontaminasi dengan budaya materialistis. Kalau mau sembuh harus berani menunjukkan mana uangmu dulu. Kalau tidak ada uang, maka bersiap-siaplah Anda akan ditendang ke jalanan oleh para dokter materialistis ini. Biaya kuliah yg sangat mahal di Fak. Kedokteran dan biaya ambil spesialis juga sangat mahal, membuat para dokter ini pun berjibaku untuk mengembalikan ROI selama mereka kuliah melalui pembebanan biaya kepada setiap pasien yg datang pada mereka. Tak peduli pasien sedang cekak atau sedang tak mampu bayar, itu bukan urusan mereka. Bagi para dokter ini, yg paling penting bagaimana mendapatkan pasien sebanyak-banyaknya. Sudah mirip kayak menjual jasa liburan atau jasa hotel saja. Memang mengejutkan sekali ya. RS saat ini fungsinya bergeser seperti jasa hotel berbintang saja bukan berfungsi sebagai Rumah Sehat. Tapi kalau kasus ini saya beberkan panjang lebarpun tak akan memberi manfaat buat Anda. Nanti justru Anda jadi meradang membacanya. Ya sudahlah back to the topic.
Setelah cari-cari info disana-sini, akhirnya diputuskan untuk dioperasi di salah satu RS ternama di P.Jawa. Meskipun agak jauh dari lokasi tempat tinggal saudara saya ini, dia tetap memutuskan operasi di sana. Saat dia konsultasi dengan dokter bedah yg ada di situ, saya tidak hadir di sana karena sedang dinas luar dari kantor. Jadi saya tidak tahu persis seperti apa mereka memutuskannya. Pas saya datang pukul 18:30 malam, operasi sudah selesai dilakukan, dan dia sudah bersiap-siap dipindahkan ke kamarnya di kamar 210. Rasa ngantuk dan pengaruh obat bius masih terasa sekali, sehingga dia ngobrol sebentar dgn saya sambil terkantuk-kantuk. Supaya tak mengganggu dia istirahat maka saya putuskan pulang ke rumah pukul 19:30 malam. Saya berjanji akan datang lagi besoknya selesai jam kantor. Saya minta maaf tak bisa menemaninya di RS.
To be continue
nuchan@28012011
No comments:
Post a Comment