Malam ini setelah pulang dari kantor, aku cek lemari makanan,isinya hanya udang goreng kering dan ikan kembung goreng. Tak ada sayur sama sekali. Aku cek kulkas, didalamnya ada sayur-sayuran yg sudah dibersihkan dan sudah dipotong kecil-kecil,siap untuk dimasak. Rasanya makan malam tanpa sayur kurang afdol, maka aku berinisiatif masak sayur tumis saja. Malam ini aku tumis sayur buncis dan sayur sawi putih. Hanya modal campuran bawang putih dan bawang merah sedikit,digeprak sampai pecah kecil-kecil, lalu di tumis campur sayuran,dan dibubuhkan garam secukupnya. Hasilnya cukup lumayan, bisa menambah selera makan. Malam ini makan sayur tumis, udang goreng,pete dan 5 buah cabe rawit hijau yg pedas banget. Bagiku makan tanpa cabe rawit itu adalah bencana. Jadi tetap makan apapun harus ada cabe rawit hijau pedas. Hmmm, lidah aku sudah punya pattern bahwa cabe rawit harus ada. Kalau tak ada, maka alamat nafsu makan akan memudar. Alamak lebay nga sich?
Setelah kenyang makan satu piring penuh, dilanjutkan dengan makan buah sawo manis dan makan salak pondoh. Kali ini bener-bener bukan kenyang lagi, tapi sudah super kekenyangan hehehe. Tak lebih dari satu jam, setelah momen makan kekenyangan itu berlalu, tiba-tiba kulit tubuhku terasa gatal dan rasanya pengen digaruk-garuk melulu. (kayak monk** yg belum mandi donk)
Rasa gatal yg muncul itu, membuat jari-jariku rajin menari menggaruk-garuk kulit tubuhku. Alhasil beberapa bagian disekujur tubuhku jadi menebal dan seperti bengkak dan memerah. Semakin digaruk, semakin banyak bentol-bentol merahnya. Karena gatal banget, aku bilang sama adikku, punya bedak yg buat alergi tidak? Dia malah menyerahkan minyak kayu putih, yg fungsinya menghilangkan rasa gatal katanya. Aku yg sudah merasa tidak kuat dengan arasa gatal yg muncul ditubuhku, tanpa baca fungsi dan khasiatnya, langsung saja semua tubuhku dibalur dengan minyak kayu putih itu, hasilnya malah terasa perih dan rasa gatalnya tak jua surut.
Terpikir untuk berobat ke dokter, tapi sudah pukul 23:00 malam, mana mungkin ada dokter yg buka jam segini. Rasanya tak mungkin banget, ada dokter di Indonesia yg nekat praktek sampai larut malam. Akhirnya meskipun sangat tak nyaman, aku putuskan untuk menunggu sampai besok pagi saja. Dan malam ini kupaksakan tidur, walaupun di bawah alam sadarku bolak-balik garuk-garuk badanku sampai kadang-kadang ada luka kecil, karena digaruk terlalu keras. Malam ini aku bener-bener tersiksa tidurku. Sulit rasanya menggambarkan sesuatu yg rasanya seperti bergerak di bawah kulitku dan membuat otakku memaksa jemari-jemariku untuk terus menggaruk-garuk kulitku sampai luka. Rasanya kayak ada yg bergerak dan menyakiti sekujur tuburku. Bolak-balik aku bangun tengah malam untuk mengecek seberapa merah dan terlukanya kulitku akibat rasa gatal ini. Dalam semalam aku terbangun mungkin 5X atau lebih aku pun sudah lupa.
Rasanya tak sabar ingin segera menjelang pagi. Aku ingin segera ke dokter. Semakin pagi semakin tebal bentol-bentol merahnya. Begitu sudah pukul 6 pagi. Aku segera pergi ke dokter yg tak jauh dari rumahku. Aku lihat plang di depan rumah dokter itu tertera “Buka 24 Jam” Aduh kalau tahu dia buka 24 jam, mungkin tadi malam aku langsung ke sini. Tapi sudahlah, disesali pun tak ada gunanya. Aku pun segera mendaftarkan diri. Dan aku disuruh menunggu di ruang tunggu yg sangat sederhana. Ruangan rumah sakit itu selalu sama yaitu berwarna putih semuanya. Lalu aku duduk di kursi kayu coklat yg panjang banget. Jadi ingat kursi panjang yg terbuat dari kayu di gereja di kampungku. Semua kursi di gereja yg ada di kampung itu panjang-panjang dan berbaris rapi banget. Sepertinya itu gaya khas kursi-kursi gereja sejak zaman penjajahan Belanda atau Inggris. Jadi jangan heran semua gereja yg dibangun Inggris,Belanda atau Prancis pasti kursinya semua sama, warna coklat tua dan berbaris panjang-panjang banget. Halah koq aku jadi ngelantur yah.
Sambil melamun menunggu dokter datang, mataku melihat ke arah TV yg menyiarkan berita-berita murahan seputar artis dan aktor Indonesia yg doyan kawin cerai. Hmmm, rasa gatal yg menyiksa dikulit tubuhku ditambah berita murahan kayak begini, bener-bener bikin aku tak nyaman menunggu kedatangan sang dokter penolong. Karena lama menunggu, aku tanya petugas jaga, dokternya ada tidak? Dia jawab sambil tersenyum, ada dokternya sedang sholat dulu…Oh, sedang sholat, iya pasti dia sedang sholat jam seperti ini.
Setelah bosan menunggu, dokter akhirnya muncul dan segera memanggil namaku. Dia mulai menanyakan apa keluhanku. Aku bilang sekujur tubuhku semuanya bentol-bentol merah dan gatal banget. Aku jelaskan 2 hari terakhir aku makan apa saja dan jenis buah-buahan serta sayuran pun aku jelaskan secara detail. Lalu aku memamerkan peta rasa gatal dan bercak-bercak merah itu ke dokter. Dia segera menyuruh aku naik ke atas dipan, agar segera diperiksa pernafasanku dan denyut nadiku. Dan tak lupa dia menyuruh aku membuka mulut dan menjulurkan lidahku,apakah ada gejala yg aneh atau tidak. Dokter tanya ada demam atau pusing? Aku jawab : tidak.
Dia lalu menuliskan beberapa hasil diagnosa dan menuliskan resep obat di secarik kertas. Dan tiba-tiba dia bilang, kamu harus disuntik, agar rasa gatalnya cepat mereda. Mendengar kata suntik, mataku langsung terbelalak dan bingung. Lalu dengan wajah sok memelas, aku bilang aku tak pernah disuntik dokter. Boleh tidak, minum obat saja? Saya belum pernah di suntik dokter, saya takut lihat jarum suntik. Lalu dokternya karena iba, segera menuliskan kembali resep obat lagi. Sambil menulis dia bilang begini, kalau tidak disuntik, agak lama hilangnya rasa gatalnya itu, tapi kalau disuntik langsung hilang rasa gatalnya. Sebaiknya sih disuntik yah, biar cepat sembuh. Kalimat terakhir sang dokter ini, bikin aku mulai berpikir cepat di otakku, pilih sakit dan takut sesaat tapi langsung reda gatalnya atau pilih nga sakit hanya minum obat saja tapi gatalnya lambat hilangnya. Rasanya processor dikepalaku berpikir cepat sekali dan tiba-tiba aku memutuskan langsung disuntik sajalah. Sambil menampilkan wajah bingung, aku tanya dengan suara ragu-ragu, dokter : sakit tidak kalau disuntik? Dokternya senyum bilang : tidak sakit koq, hanya setelah disuntik kemudian jarumnya ditarik, akan terasa kayak pegal sedikit dibagian yg disuntik katanya. Ah, sudahlah. Sebaiknya aku tutup mata saja. Tak mau bertele-tele lagi. Waktu terus berputar, aku hanya ingin segera hilang rasa gatalnya ini.
Balik lagi naik ke dipan kecil, disuruh membalikkan badan. Dan dalam hitungan detik, suntik sudah ditancapkan di bokong sebelah kiri. Tidak terasa sakit sama sekali. Hanya pas ditarik suntiknya, muncul rasa pegal di titik yg disuntik itu. Ampun dah.
Kemudian aku disuruh menebus resep obat alergi, yg harus diminum 3X sehari. Ditambah lagi saran dokter untuk menetralisir racun di tubuh dengan cepat, aku disuruh minum air kelapa ijo muda dan kalau tak ada air kelapa ijo muda, boleh juga minum susu merk beruang, katanya ampuh juga menetralisir alergi di tubuh. Semua nasehat dokter itu langsung saya ikuti. Beli susu merk beruang dan menebus resep obat.
Pulang ke rumah aku langsung diserang rasa ngantuk yg luar biasa. Mungkin karena tadi malam tak bisa tidur nyenyak, maka habis disuntik obat sama dokternya, langsung diserang rasa ngantuk. Tanpa minum obat dulu, aku langsung masuk kamar dan tertidur pulas banget. Tak ingat lagi rasa gatal ditubuhku.
Pukul 11 siang aku terbangun, dan perutku terasa lapar banget. Si bibik langsung menawarkan makan siang, pakai ikan selar sudah digoreng balado dan daun singkong tumbuk. Tapi kayaknya belum nafsu makan. Akhirnya memilih makan jagung rebus dan makan buah apel Fuji satu buah, kemudian baru minum obat yg sudah diresepkan dokter tadi pagi. Habis minum obat tak lama adikku balik dari mana nga tahu juga, tapi sudah bawa kelapa ijo muda 4 buah. Pengen langsung diminum saja itu air kelapa ijo muda tapi karena habis minum obat, jadi tak bisa langsung diminum. Nanti kagak ada manfaatnya kata adikku. Lebih baik ditunggu sampai 2 jam dulu, baru minum air kelapa ijo muda katanya. Bener juga yah. Batal deh makan kelapa ijo muda. Mesti sabar menunggu sampai jam 13:00 siang. Ayak-ayak wae!
Pukul 13:00 siang, aku balik ke dapur membawa 3 buah kelapa ijo muda. Pas dibelah kulit kelapa ijo mudanya lunak banget dan gampang dibelah. Cuma 2X sayat saya permukaan kelapanya langsung bisa dituang air kelapanya ke gelas besar. Karena pengen cepat sembuh, maka 3 buah kelapa ijo itu kubelah semuanya, dan air kelapa ijonya aku minum semua juga hehehe…Nafsu banget booo…Rasanya enak dan manis sekali di lidahku. Nikmat rasanya air kelapa ijo ini. Entah hanya sugesti atau sejenisnya, aku tiba-tiba merasa lebih sehat dan segar jadinya…Hmmmm enak banget. Abis minum air kelapa ijo, malah jadi ngantuk lagi nie. Akhirnya bobo lagi deh hehehe.
Bangun tidur puku 15:30 sore, rasa gatal pun berangsur-angsur berkurang. Sekarang nafsu makan sudah muncul. Akhirnya makan nasi,ikan selar balado,sayur singkong tumbuk plus cabe rawit ijo 3 buah hehehe. Lumayan enak dan perut bisa terisi penuh. Tapi apakah makanan ini jadi obat atau malah jadi racun ditubuhku belum tahu, atau hanya sekedar pengenyang perut dan sama sekali tak bermanfaat. Entahlah. Sekarang lihat udang goreng malah tak nafsu lagi. Habis masih trauma sama rasa gatal yg ditimbulkannya. Dokter menduga penyebabnya adalah udang goreng itu. Alamak semoga tak selamanya alergi sama udang ya. Karena sebenarnya selain ikan teri balado, aku sebenarnya suka udang goreng. Kalau sampai alergi udang goreng, bisa tambah gawat booo, artinya pilihan makananku semakin terbatas. Kasihan banget.
Ternyata makan pun harus hati-hati ya. Jangan sampai salah makan, kalau tak mau tersiksa kayak aku. Kadang-kadang kalau sedang sehat walafiat, aku lupa bahwa tubuh pun punya batas daya tahan dan tidak bisa sembarangan memakan makanan yg sebenarnya kurang baik untuk tubuhku. Sekarang aku harus lebih hati-hati menjaga pola makan dan jenis makan yg harus dimakan. Cukuplah satu kali kena alergi udang begini. Sakit dan tersiksa banget. Nyeri dan gatal disekujur tubuh itu menyakitkan sekali. Semoga aku tak mengulangi kesalahan yg sama lagi. Alergi oh alergi.Menyingkirlah!
nuchan@17022011
aku benci alergi
nuchan@17022011
aku benci alergi
sekarnag bagaimana dengan penyakit alerginya? apakah sudah sembuh total atau bagaiaman?
ReplyDeletesaya sekarang sedang mengalami (mungkin) hal yang sama dengan anda.. jika bersedia, saya ingin meminta sedikit pengalaman pengobatannya.. :D ;)
sebelumnya, terima kasih atas perhatiannya