Monday, September 12, 2011

Justin Bieber & Muara Nauli

Siapa sih yg tak kenal Justin Bieber? Lebay nga sih kalau saya bilang bahwa hampir separoh penduduk bumi ini kenal dengan Justin Bieber.  Justin Bieber sering diulas sebagai  artis atau sosok yang tenar berkat situs You Tube. Tak terbantahkan bahwa Justin Bieber memang salah satu  artis jebolan You Tube yg paling sukses. Namun, seperti kisah sukses artis lainnya, kisah Justin Bieber bukan didapat dari mimpi semalam. Tetapi melalui perjuangan panjang, keteguhan hati dan sikap pantang menyerah. Nothing great ever comes that easy. Dan Justin Bieber sudah melalui proses pembentukan yg sungguh berat itu. Dari pria muda yg sering tak percaya diri  dan sangat miskin bermetamorfosis menjadi artis muda yg penuh percaya diri, populer dan kaya raya saat ini.

Konser Justin Bieber 23 Apr 2011 di Jakarta  Indonesia menuai sukses yg luar biasa. Teriakan  histeris para Belieber (sebutan untuk fans Justin Bieber) terdengar tiada habisnya selama konser Justin Bieber berlangsung. Penyanyi fenomenal asal Negara Kanada tersebut berhasil menghibur dan membuat para fansnya di Indonesia merasa puas dengan aksi pertunjukannya tersebut.

Tadinya saya menduga bahwa Justin Bieber hanya diminati remaja-remaja  yg tinggal di  kota-kota  besar  saja. Ternyata saya salah besar. Keponakan perempuan saya yg masih SMP yg tinggal nun jauh di Sumatra Timur saja bener-bener fans berat Justin Bieber. Namanya saja nekat ditukar  menjadi Mathilda Bieber. Ampun dah. Hampir tiap hari up date status  di Facebook pasti mengulas Justin Bieber. Alamak!

Pertama kali baca statusnya dan lihat namanya dirubah, saya jadi tertawa terpingkal-pingkal. Nga habis pikir koq bisa maniak banget sama Justin Bieber. Gara-gara ponakan saya tergila-gila dengan JB, membuat saya iseng mengikuti perkembangan gaya hidup dan berita-berita tentang JB. Malah ponakanku terlihat seperti  menjadi jubirnya JB hahaha. Bener-bener lucu banget.

Liburan Lebaran Aug 2011 yg lalu, saat dia tahu saya akan liburan panjang di kampung halaman saya, dia langsung menembak saya dengan  minta dibeliin oleh-oleh. Saya tanya mau dibeliin apa? Jawabannya cuma singkat : DVD Justin Bieber  Never Say Never hahaha. Karena waktunya sudah mepet maka saya pun berjibaku cari DVD originalnya di Gramedia. Katanya jangan beli yg bajakan hahaha, harus yg original. Bener-bener fans fanatik juga nie ponakanku.

Konser Justin Bieber di Muara Nauli-Danau Toba

Saat libur Lebaran kemaren, saya berencana berlibur ke kampung halaman ayah saya di Muara Nauli Danau Toba-Sumatra Utara. Seumur hidup saya belum pernah menginjakkan kaki saya di tanah kelahiran ayah saya yaitu Muara. Saya usulkan ke kakak saya agar kami berlibur di Muara saja. Dan kakak saya pun setuju. Maka saat liburan Lebaran kemaren kami melakukan napak tilas ke tanah kelahiran ayah saya.

Dari Medan kami tembak langsung ke Prapat. Menginap satu malam di Wisma Pandu Prapat. Besoknya sekitar pukul satu siang kami berangkat menuju Muara. Info dari petugas wisma bilang bahwa jalan raya via darat ke Muara sekarang sudah lancar dan mulus. Tak perlu harus nyebrang pakai Ferry. Paling lama dari Prapat hanya 2.5 jam saja katanya. Dari Prapat ke Balige terus menuju Bandara Silangit. Dari Silangit ke Muara jalananan sangat berkelok-kelok, kadang jalanan menanjak dan kadang menuruni bukit-bukit cemara dan dari ketinggian terlihat Danau Toba sangat indah sekali. Saya sampai mau menangis melihat keindahan alam Danau Toba yg indah tak terperi. Dari ketinggian terlihat warna danau yg kebiru-biruan dan kadang-kadang terlihat hijau tosca. Dinding bukit yg dipenuhi pohon-pohon cemara, dan juga bunga-bunga liar yg tumbuh di sisi bukit terlihat berbunga warna-warni, ada warna kuning seperti bunga matahari, ada warna ungu  bak bunga trompet, ada pink,putih,merah dan oranye. Bener-bener luar biasa. Tuhan sudah menganugerahkan keindahan alam yg tak tertandingi. Anda mungkin tak percaya dengan tulisan ini. Kesannya lebay banget. Tapi memang sebaiknya Anda coba buktikan sendiri. Itu salah satu ciptaan Tuhan yg tidak bercacat cela di mata saya. 

Jalanan yg curam dan berbukit membuat kakak saya menyetir mobil sangat hati-hati sekali. Kami sampai di Muara sudah hampir pukul 6 sore. Karena kami sering singgah di berbagai tempat yg ingin kami kunjungi jadi sedikit lama tiba di Muara.  Di sana sudah ada hotel berbintang 3 namanya Sentosa Lake Resort. Penginapan sederhana ada 2 yaitu Muara Nauli dan Marsaulina. Lokasi ketiga penginapan ini memang sangat berdekatan.

***
Karena saat ke sana kami tidak melakukan pembookingan, maka seluruh kamar sudah penuh katanya. Ketiga penginapan ini sudah fully booked. Ohlala, saat mengetahui ini raut wajah saya langsung bermuram durja. Melihat wajah saya yg muram, petugas resepsionis itu bilang bahwa masih  ada satu kamar yg sebenarnya kosong. Tapi hanya satu kamar saja itupun type Suite Room.Sudah dibooking tapi baru besok pagi tamunya tiba dari Medan. Saya tanya berapa harga per malam? 1 juta rupiah. Lalu saya tanya lagi, menerima pembayaran pakai Credit Card tidak? Petugas bilang : Tidak. Saya makin lemas saja. Uang plastik saya tak akan berlaku di sini. Di sebuah kampung yg nun jauh di sana, untuk mencapainya kami harus naik turun mengitari bukit , bener-bener butuh kesabaran dan banyak-banyak berdoa saat menyusuri jalan yg menanjak dan menuruni perbukitan. Jauh pula dari jangkauan ATM, uang plastik dan auto debet. Di sini  tak ada artinya Anda punya CC Gold atau Platinum, karena mereka hanya menerima uang real bukan rial. Semua serbakontan alias  tunai. Cape deh.

Sekali lagi saya mangkel lihat kakak saya yg suka melakukan segala sesuatu serbaspontan. Gila nga sih, mana ponakan saya yg kecil-kecil sedang ikut liburan lagi. Kamar penuh. Mau tidur di mana nie? Saya yg koleris sejati, sudah mulai hilang kesabaran. Tapi karena saya tahu persis kebiasaan kakak saya, maka tak seharusnya saya marah. Sudah tahu habit buruk kakak saya tapi salah saya sendiri tidak mempersiapkan perjalanan ini secara matang. Kenapa saya nekat mengandalkan kakak saya? Ampun dah.

Saya mencoba menjaga tone suara saya agar tidak meledak amarahnya. Kami cek ulang satu per satu penginapan yg ada di Muara, semuanya statusnya fully booked. Kami coba komunikasi dengan penduduk yg tinggal di seberang  Sentosa Lake Resort itu, bertanya kalau-kalau ada rumah penduduk yg bersedia untuk disewakan satu malam saja. Mereka mencoba membantu memperkenalkan salah satu villa putih milik salah satu direksi KA di Medan. Katanya kalau kosong kadang-kadang disewakan. Kami coba ke sana tapi hasilnya nihil. Ternyata pemiliknya sedang berlibur bersama keluarganya di Muara. Apes nga sih? Cape deh. Saya sebenarnya masih bawa uang tunai, tapi perjalanan kami masih panjang banget. Dan setahu saya di sekitar Tapanuli ini tidak ada BCA. Itu sebabnya saya mikir 2X mau bayar satu juta per malam. Lagian di dusun kayak begini mehong amat harga per malam.

Kami balik lagi ke Sentosa Lake Resort, dan saya bilang sama  kakak saya  untuk mencoba menawar dan minta diskon khusus. Kakak saya pergi lagi menemui resepsionisnya.

"Kak, ada diskon nga?"
"Ada sih. Tapi hanya 10% saja"
"Bisa tambah lagi tidak diskonnya?"
"Saya nga bisa memutuskan kakak, coba tanya langsung manager saya"
Lalu dia menunjuk seorang pria yg sedang berdiri di depan teras hotel Seorang pria berbaju Batik.

bersambung 


No comments:

Post a Comment