Satu hal yg sangat saya sukai saat traveling adalah kejutan-kejutan yg tak terduga bahwa saya bertemu dengan teman baru yg saya kenal saat traveling dan bersentuhan dengan budaya setempat. Saya sering merenung saat traveling begini, betapa indahnya hidup ini. Saya bisa mendapatkan pertolongan atau bantuan dari penduduk local yg sama sekali belum kenal saya. Mereka dengan senang hati menawarkan bantuan tanpa pamrih.
Kota Seoul yg super modern dan sangat metropolis itu ternyata penduduknya sangat ramah dan baik hati terhadap para tamu yg berkunjung ke sana. Mereka sangat terbuka terhadap orang asing yg menghabiskan liburan di kota Seoul. Jangan kaget ketika kamu sedang kebingungan di jalan, di subway, di train, di pusat perbelanjaan atau di mana saja di kota Seoul, maka bertanyalah pada penduduk local, maka mereka dengan sangat ramah akan menolong kamu sebisanya. Walaupun mereka tidak semuanya bisa berbahasa Inggris dengan lancar atau malah justru terbata-bata, tapi mereka tetap berusaha menolong dengan bahasa tubuh atau justru dia dengan senang hati mencarikan seseorang yg bisa bahasa Inggris untuk membantu kita. Bener-bener baik banget.
Selama berada di Seoul, saya bener-bener sering terharu karena mendapatkan bantuan yg demikian tulus. Saat saya mau sightseeing di Insa-dong Market, dari guesthouse saya sudah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Mr. Young, pemilik guesthouse tempat saya menginap. Dari Seoul Metropolitan Subway Hongik University Station, saya naik subway yg Green Line No.2 menuju Euljiro 3-ga, sebanyak 7 kali stop, dan dari Euljiro 3-ga Station saya harus ganti ke Orange Line No.3 sebanyak 2 kali stop menuju Angguk Station. Dan kalau saya sudah sampai di Angguk Station, maka saya keluar saja nanti akan sampai di Insa-dong Market. Berbekal info ini, saya dengan pede banget pergi ke Angguk Station.
Sampai di Angguk Station, saya turun dari subway, sekarang saya bingung mau keluar dari pintu exit yg mana ini. Ada beberapa pintu exit. Karena khawatir saya, salah keluar, maka saya memilih bertanya sajalah ke seseorang. Saya bertanya kepada seorang cewek Seoul, yg kelihatannya terpelajar dan pasti bisa bahasa Inggris. Saya mendekatinya sambil menyodorkan peta Insa-dong Market, dan bertanya saya harus keluar melalui pintu exit yg mana? Ternyata cewe cantik ini memang bisa bahasa inggris dengan baik sekali. Tapi dia sendiri kurang paham dimana pintu exit Insa-dong. Maka dia menelpon temannya untuk menanyakan di mana letak Insa-dong. Setelah tahu persis, maka dia dengan senang hati mengantarkan saya sampai menuju pintu exit ke Insa-dong. Malah dia berpikir untuk menemani saya dan memberikan beberapa alternatif untuk tempat-tempat wisata yg wajib saya kunjungi. Tapi saat itu dia sedang bekerja. Lalu dia menawarkan memberikan nomor telepon selularnya, dia khawatir kalau saya keliru boleh menelpon dia kapan saja untuk membantu. Dan dia juga menuliskan rute perjalanan saya dengan beberapa alternatif interchange yg lebih praktis.
Melihat kebaikannya saya jadi terharu sekali. Akhirnya saya memberikan kartu nama saya dan alamat FB saya. Dan setelah itu kami berdua malah minta tolong orang yg lewat untuk memotret kami berdua. Dan yg unik, orang Seoul itu sangat peduli sama orang asing. Maka dengan senang hati pula mereka memotret kami berdua berulang-ulang, tanpa merasa kesal atau terbebani. Mereka selalu senyum ramah dan kayaknya siap sedia menolong siapa saja.Luar biasa sekali.
Dia memberikan saya namanya Eunjung Goh. Tapi nicknamenya EJ. Jadilah kami bertukar alamat FB. Dan dalam waktu singkat dia sudah menjadi salah satu kenalan saya di Seoul hehehe. Dia memang baik sekali dan selalu siap sedia menolong saya. Mana wajahnya kece banget lagi. Mantaffss.
Selama di sana bukan hanya EJ yg menolong saya. Siapa saja bisa jadi malaikat yg siap sedia menolong saya. Setiap kali naik subway dan saya merasa kebingungan dengan banyaknya jalur subway ini maka saya selalu bertanya ke setiap orang yg lewat untuk menentukan jalur atau interchange subway yg mana yg harus saya lalui. Ada 9 jalur subway yg beroperasi di Seoul, sehingga saya harus rajin mengecek lokasi station untuk interchange antara satu jalur dengan jalur yg lainnya. Belum lagi saat menentukan yg mana subway yg harus saya pilih, yg kiri atau yg kanan. Ada sich petunjuk yg jelas di setiap subway. Tapi untuk mengecek itu kalau sudah mepet dengan kedatangan subway, saya pilih bertanya langsung ke penduduk lokal saja deh. Tapi kadang ada juga yg salah kasih jalur ke saya hahaha. Kalau sudah begitu saya jadi mondar-mandir deh hahaha. Tapi ini jadi momen yg lucu buat saya hehehe.. Sering juga drama yg lucu ini jadi kisah yg menarik untuk diceritakan kembali buat teman-teman saya hahaha...
Sata-saat traveling seperti ini, saya menjadi merasa bahwa dunia ini begitu indah dan bersahabat sekali. Kebaikan setiap orang yg saya temui, menimbulkan berbagai inspirasi di benak saya. Saya pun berharap, saya bisa sebaik mereka saat menghadapi tamu asing di negeri saya sendiri. I wrote this article for my new friend in Seoul Eunjung Goh. Thank you so much my dear EJ. I am in love with your city, Seoul.
Kota Seoul yg super modern dan sangat metropolis itu ternyata penduduknya sangat ramah dan baik hati terhadap para tamu yg berkunjung ke sana. Mereka sangat terbuka terhadap orang asing yg menghabiskan liburan di kota Seoul. Jangan kaget ketika kamu sedang kebingungan di jalan, di subway, di train, di pusat perbelanjaan atau di mana saja di kota Seoul, maka bertanyalah pada penduduk local, maka mereka dengan sangat ramah akan menolong kamu sebisanya. Walaupun mereka tidak semuanya bisa berbahasa Inggris dengan lancar atau malah justru terbata-bata, tapi mereka tetap berusaha menolong dengan bahasa tubuh atau justru dia dengan senang hati mencarikan seseorang yg bisa bahasa Inggris untuk membantu kita. Bener-bener baik banget.
Selama berada di Seoul, saya bener-bener sering terharu karena mendapatkan bantuan yg demikian tulus. Saat saya mau sightseeing di Insa-dong Market, dari guesthouse saya sudah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Mr. Young, pemilik guesthouse tempat saya menginap. Dari Seoul Metropolitan Subway Hongik University Station, saya naik subway yg Green Line No.2 menuju Euljiro 3-ga, sebanyak 7 kali stop, dan dari Euljiro 3-ga Station saya harus ganti ke Orange Line No.3 sebanyak 2 kali stop menuju Angguk Station. Dan kalau saya sudah sampai di Angguk Station, maka saya keluar saja nanti akan sampai di Insa-dong Market. Berbekal info ini, saya dengan pede banget pergi ke Angguk Station.
Sampai di Angguk Station, saya turun dari subway, sekarang saya bingung mau keluar dari pintu exit yg mana ini. Ada beberapa pintu exit. Karena khawatir saya, salah keluar, maka saya memilih bertanya sajalah ke seseorang. Saya bertanya kepada seorang cewek Seoul, yg kelihatannya terpelajar dan pasti bisa bahasa Inggris. Saya mendekatinya sambil menyodorkan peta Insa-dong Market, dan bertanya saya harus keluar melalui pintu exit yg mana? Ternyata cewe cantik ini memang bisa bahasa inggris dengan baik sekali. Tapi dia sendiri kurang paham dimana pintu exit Insa-dong. Maka dia menelpon temannya untuk menanyakan di mana letak Insa-dong. Setelah tahu persis, maka dia dengan senang hati mengantarkan saya sampai menuju pintu exit ke Insa-dong. Malah dia berpikir untuk menemani saya dan memberikan beberapa alternatif untuk tempat-tempat wisata yg wajib saya kunjungi. Tapi saat itu dia sedang bekerja. Lalu dia menawarkan memberikan nomor telepon selularnya, dia khawatir kalau saya keliru boleh menelpon dia kapan saja untuk membantu. Dan dia juga menuliskan rute perjalanan saya dengan beberapa alternatif interchange yg lebih praktis.
Melihat kebaikannya saya jadi terharu sekali. Akhirnya saya memberikan kartu nama saya dan alamat FB saya. Dan setelah itu kami berdua malah minta tolong orang yg lewat untuk memotret kami berdua. Dan yg unik, orang Seoul itu sangat peduli sama orang asing. Maka dengan senang hati pula mereka memotret kami berdua berulang-ulang, tanpa merasa kesal atau terbebani. Mereka selalu senyum ramah dan kayaknya siap sedia menolong siapa saja.Luar biasa sekali.
Dia memberikan saya namanya Eunjung Goh. Tapi nicknamenya EJ. Jadilah kami bertukar alamat FB. Dan dalam waktu singkat dia sudah menjadi salah satu kenalan saya di Seoul hehehe. Dia memang baik sekali dan selalu siap sedia menolong saya. Mana wajahnya kece banget lagi. Mantaffss.
Selama di sana bukan hanya EJ yg menolong saya. Siapa saja bisa jadi malaikat yg siap sedia menolong saya. Setiap kali naik subway dan saya merasa kebingungan dengan banyaknya jalur subway ini maka saya selalu bertanya ke setiap orang yg lewat untuk menentukan jalur atau interchange subway yg mana yg harus saya lalui. Ada 9 jalur subway yg beroperasi di Seoul, sehingga saya harus rajin mengecek lokasi station untuk interchange antara satu jalur dengan jalur yg lainnya. Belum lagi saat menentukan yg mana subway yg harus saya pilih, yg kiri atau yg kanan. Ada sich petunjuk yg jelas di setiap subway. Tapi untuk mengecek itu kalau sudah mepet dengan kedatangan subway, saya pilih bertanya langsung ke penduduk lokal saja deh. Tapi kadang ada juga yg salah kasih jalur ke saya hahaha. Kalau sudah begitu saya jadi mondar-mandir deh hahaha. Tapi ini jadi momen yg lucu buat saya hehehe.. Sering juga drama yg lucu ini jadi kisah yg menarik untuk diceritakan kembali buat teman-teman saya hahaha...
Sata-saat traveling seperti ini, saya menjadi merasa bahwa dunia ini begitu indah dan bersahabat sekali. Kebaikan setiap orang yg saya temui, menimbulkan berbagai inspirasi di benak saya. Saya pun berharap, saya bisa sebaik mereka saat menghadapi tamu asing di negeri saya sendiri. I wrote this article for my new friend in Seoul Eunjung Goh. Thank you so much my dear EJ. I am in love with your city, Seoul.
nuchan@052011
For my new friend
No comments:
Post a Comment