Wednesday, June 22, 2011

Kutunggu jandamu

Semasa saya duduk di bangku SMU, di kampung saya geger dengan kasus perselingkuhan seorang ibu beranak tiga dan pria beranak dua Kedua sejoli ini sebenarnya sudah punya pasangan masing-masing dan masih terikat tali pernikahan. Salah seorang tetangga saya memergoki kedua sejoli ini sedang asyik masyuk di rumah tetangga saya. Rumah tetangga saya ini memang sering kosong dan penghuninya biasanya pulang sore hari setelah kedainya di pasar pagi  tutup. Anak-anaknya juga pulang sekolah rata-rata sore hari. Jadilah rumah tetangga saya ini sepi di siang hari.

Karena komunitas di kampung saya itu terbatas jumlah keluarganya jadi rumah juga kadang-kadang jarang dikunci. Jadi tetangga yg lain, bisa masuk dari dapur. Dan walaupun rumah tak dikunci sama sekali, rasanya belum pernah ada yg kemalingan tuch. Mungkin karena hubungan kekerabatan masih sangat tinggi jadi tidak ada maling sama sekali. (Entahlah kalau sekarang, zaman sudah berubah dan orang pun semakin terlihat individualis, lo ya elo, gue ya gue. Semakin banyak orang yg butuh privasi dan tak ingin direcokin tetangga.)

Tetangga saya yg biasanya pulang sore hari, karena sedang sakit, jadi pulang ke rumah siang hari. Pas tiba di rumah ternyata kedua sejoli yg sedang dimabuk asmara ini sedang berpagutan dan saling mengumbar nafsunya, tetangga saya yg kaget bukan kepalang, akhirnya memekik histeris dan para tetangga dekat rumah saya berhamburan dari rumahnya, berlari ke rumah tetangga saya, kita sempat kaget dan panik, dikirain sedang ada kecelakaan atau ada yg meninggal dunia atau ada musibah. Ketika tiba di sana ternyata dia bercerita bahwa telah menemukan perbuatan tak senonoh dari kedua sejoli ini.

Singkat cerita seluruh kampung saya geger dan kabar ini pun tersiar dengan cepat ke seluruh penjuru kampung. Kasak-kusuk kayak benang kusut. Semua orang sibuk menghujat dan menistakan kedua sejoli ini. Ada yg memaki si perempuan dengan sebutan yg luar biasa menyakitkan seperti perempuan jalang, perek, barges, pelacur dan lain-lain. Segala sumpah serapah ditumpahkan. Banyak yg geleng-geleng kepala melihat perempuan ini. Bagaimana mungkin perempuan yg masih terikat pernikahan ini, nekat selingkuh dengan suami orang. Ada yg bilang dia perempuan gila sekslah, perempuan tak bermorallah, dan segala rupa makian untuk perempuan yg tak bermartabat sudah diterimanya.

Usia saya yg masih muda belia dan belum mengerti apa-apa, membuat saya ikutan tak habis pikir melihat ibu beranak tiga  ini. Apa yg ada di kepala perempuan hina ini? Kenapa dia nekat melakukan perselingkuhan ini? Padahal suaminya baik sekali dan taat beribadah. Punya pekerjaan yg bagus. Cukup dipandang di kampung saya. Guru SMU. Apa yg kurang? Kenapa dia rela menghancurkan keluarganya yg nyaris sempurna di mata penduduk kampung saya. Oh entahlah. Kepala saya pun  tak sanggup menerima pengkhianatan perempuan ini. Saya pikir dia sudah gila dan tolol sekali. Perbuatannya yg sangat hina ini sudah melukai hati suami, anak-anak dan kedua orang tuanya dan mertuanya. Dia dikucilkan dan terbuang dari adat, suku dan agamanya.  (Seperti apa rasanya kalau hidup terbuang dan terkucil, saya pun tak pernah tahu. Zaman saya SMU, bercerai saja sudah menimbulkan aib yg tak sanggup ditanggung oleh keluarga keduabelah pihak. Apalagi selingkuh. Itu adalah perbuatan paling kotor dan nista sekali. Tempat yg paling cocok untuk orang yg selingkuh adalah neraka jahanam. ckckckck)

Hampir bertahun-tahun lamanya kisah perselingkuhan ini tak pernah pudar di kampung saya. Setiap kali ada acara kumpul-kumpul, maka topik itu selalu hadir. Perempuan ini bak selebritis yg wajib diperbincangkan saat acara kumpul-kumpul. Tentu saja cerita yg muncul selalu tentang hal-hal negatif dan terkesan didramatisir. Tapi dari sekian gosip yg saya dengar, ternyata kedua sejoli ini dulu banget semasa mereka berdua masih remaja pernah pacaran dan saling mengasihi. Dan si pria ini pun melamar perempuan ini dengan cara baik-baik dan sesuai adat yg berlaku. Tapi karena status sosial yg sangat berbeda, akhirnya lamaran itu ditolak. Dan perempuan ini dijodohkan oleh keluarganya dengan pria yg lebih bermartabat dan dari kalangan terhormat di kampung saya.  Karena si pria patah hati dan sakit hati, memilih merantau keluar dari kampung saya. Tapi ketika ayahnya  meninggal dunia, si pria ini memilih untuk kembali kepada ibunya dan sekaligus memboyong istri dan anak-anaknya. Kasihan ibunya tinggal sendirian di kampung saya. Siapa yg pernah menduga, bahwa kepulangan pria ini bisa menimbulkan malapetaka yg memalukan bagi keluarga mereka masing-masing.

Walaupun keduanya sudah punya pasangan masing-masing dan sudah memiliki putra dan putri dari pasangan mereka masing-masing tetapi cinta mereka berdua ternyata tak pernah padam. Ohlala cinta oh cinta sungguh pelik dan memusingkan. Saya yg saat itu, masih muda belia, tak paham dan tak masuk di pikiran saya, seperti apa rasanya jatuh cinta. Saya tak paham seberapa hebat kekuatan cinta mereka. Saya hanya tahu bahwa perempuan itu sudah berbuat tak senonoh dan mempermalukan seluruh keluarganya dan seluruh kampung malu karena ulahnya.

Seiring dengan berlalunya waktu, setelah saya dewasa kini, saya baru memahami apa artinya cinta. Saya baru sadar, betapa menyakitkan putus cinta, patah hati dan luka yg ditimbulkan karena cinta ditolak. ( Malah zaman sekarang lebih sadis lagi, cinta ditolak kadang-kadang dukun bertindak hehehe)

Saya kini bisa melihat tindakan perempuan yg berselingkuh ini, tak seburuk dan senista yg saya pikirkan di masa lalu semasa saya masih belia. Kini ketika saya bertemu di kampung saya dengan tante ini, saya bisa ngobrol ngalor ngidul tanpa merasa jijik atau hina melihat dia. Kini dia masih hidup sendiri dan menghabiskan waktunya jadi tukang jahit baju kebaya. Dia jarang bergaul dengan para tetangga. Kini saya sering merasa iba dengan tante ini. Betapa cintanya yg sungguh dalam dengan kekasih pertamanya ini telah membuat dia terkurung dan terpenjara. Dihukum oleh adat dan agama. Saya tidak bilang kalau tindakan dia itu benar. Tapi mungkin dia sedang khilaf saat itu. Cinta dan rindu kadang-kadang bisa membuat seseorang jatuh dan tersungkur. ( Kalau zaman sekarang sih masyarakat kita  lebih permisif, apa yg dulu tabu dan dianggap aib, sekarang malah jadi trend dan biasa saja...Selingkuh itu malah biasa yah..hehehe )

Saya kalau pulang kampung, suka main dan bisa ngobrol ngalor ngidul berjam-jam dengan  tante ini di rumahnya.  Kami berdua bisa ngobrol apa saja. Saya suka dengan kehalusan jahitan kebayanya. Dan dia pun ternyata enak diajak tukar pikiran. Mungkin pengalaman yg menyakitkan yg pernah diterimanya di masa lalu, membuat dia lebih bijak dan tenang dalam menjalani hari tuanya. Penduduk kampung sudah melunak dan sudah tak mengungkit-ungkit lagi semua kesalahan yg dulu diperbuatnya. Anak-anaknya pun sudah tak sekeras dulu lagi menghukum dia. Saya kadang-kadang suka mencuri-curi pandang melihat wajahnya yg sudah keriput tapi masih menyisakan kecantikan di masa mudanya.  Dan suaminya sudah meninggal dunia. Sampai akhir hayatnya suaminya tak pernah menikah lagi dengan wanita lain. Dan tante ini pun tak pernah menikah dengan selingkuhannya itu. Dia sejak peristiwa itu hidup sendiri saja. Mantan pacar atau mantan selingkuhannya pun sudah duda juga. Tapi mereka berdua masih hidup sendiri-sendiri. Mungkin mereka  berdua sudah memutuskan untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama.

Sempat terpikir dalam benak saya, andai saja sang pria mantan kekasihnya dulu atau mantan selingkuhannya dulu bersabar sampai menunggu tante ini janda, mungkin jalan hidup mereka berdua  akan berbeda. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Andai dulu ada lagu ” Kutunggu jandamu” by Irwansyah , mungkin mereka tak akan selingkuh hahaha...
Kamu aku cocok
Sejak dulu sudah bersama
Boleh di bilang berpacaran
Berdua kita serasi

Tapi kini lain
Kau malah berpaling dariku
Dan berjanji dengan yang lain
Aku ini kau campakkan

Reff:
Namun cintaku tak bisa
Begitu saja menerima
Kenyataan kau pergi dariku
Aku masih tetap cinta

Lalu kuputuskan kutunggu jandamu

Kutunggu jandamu
Maaf bila ku menyumpahi
Sakit aku cinta padamu
Kau janda pun aku mau

nuchan@22062011
kutunggu jandamu


Moral dari cerita ini adalah:
1) Kadangkala orang tua kita seringkali memaksakan kehendak dan jalan pikiran mereka. Mereka merasa berhak mengatur jalan hidup kita, karena kita lahir dari rahim mereka. Hingga jodoh pun harus sesuai kehendak mereka. Saya jadi ingat puisi Kahlil Gibran “Anakmu Bukan Milikmu”

Anakmu Bukan Milikmu

Kahlil Gibran

Anakmu bukan milikmu
Mereka putra putri yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka mnyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam dimasa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah
Anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.


2) Obat terbaik untuk semua kesalahan, kegagalan,kemalangan, musibah, luka batin, rasa tertolak,dihina,dilecehkan dan segala hal yg menyakitkan dalam hidup ini adalah ” love & forgiveness : kasih dan pengampunan”


3) Saya pun meyakini : hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan. [Halaman pertama Edensor, Andrea Hirata:,diinterpretasikan dari pemikiran agung Harun Yahya]

1 comment:

  1. Menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan.
    (AKU JUGA PERCAYA BAHWA TIDAK ADA YANG KEBETULAN DI DUNIA INI, SEMUA SUDAH TERTULIS DI BUKU BESAR SANG KHALIK. DAN SETIAP UJIAN AKAN ADA AKHIRNYA DAN BANYAK HIKMAH DIBALIKNYA KALAU KITA MENGHADAPINYA DENGAN SABAR DAN IKHLAS (^V^) )

    ReplyDelete