Monday, July 18, 2011

Jangan suka icam aka ikut campur kehidupan orang lain.

Seringkali saya kesal dan jengkel melihat teman saya yg suka iseng mencampuri kehidupan orang lain. Entah memang sudah bawaan lahir atau memang sudah habit setiap manusia itu, selalu mau tahu dengan kehidupan orang lain. Entah kenapa gossip tentang keburukan dan kegagalan orang lain seperti madu yg laris manis dikerubungi oleh para icam’ers ini. Sepertinya mereka menikmati menjadi penyebar kabar burung. Lihat saja rating sebuah acara di TV, maka yg umumnya laris manis itu adalah acara infotainment yg memberitakan gossip-gossip murahan yg tak layak tayang di media televisi. Anehnya setiap TV di Indonesia ini jadi ikut-ikutan latah menayangkan berbagai tingkah laku para seleb dan para tokoh publik di media TV. Sehingga kesalahan atau borok-borok seseorang itu bisa ditayangkan berulang-ulang di berbagai channel TV. Dan ini memberikan daya rusak yg sangat tinggi buat para pemirsa yg kurang cerdas memilih tontonan yg layak tonton.



Saya tak habis pikir dengan para kru atau pun petugas yg bekerja di media TV ini bisa tidur nyenyak dengan hanya memberitakan gossip murahan dan kabar burung yg tak jelas kebenarannya. Suguhan ini nyaris ditayangkan 3X sehari kayak minum obat. Dan para ibu rumah tangga, remaja dan bahkan anak-anak hapal dengan setiap kejadian yg menimpa seorang tokoh publik maupun selebritis. Betul memang kejadian ini tidak hanya terjadi di Indonesia bahkan di negara-negara maju pun hal ini sudah sampai melewati ambang batas normal. Lihat saja beberapa tokoh dunia ada yg tewas diakibatkan media Barat memburu kehidupan pribadi para tokoh dan selebnya mereka sampai ke tahap mematikan. Bahkan Lady Diana diduga tewas akibat ulah para paparazzi yg memburunya sampai mengakibatkan kecelakaan fatal yg sampai merenggut nyawanya di Paris.

Anehnya peristiwa tragis ini tidak membuat efek jera bagi para paparazzi untuk berhenti memburu kehidupan pribadi para tokoh publik dan seleb ini. Kamera yg mereka pakai saya pikir sudah berlumuran darah. Mereka seperti predator yg siap memangsa kapan saja dan dimana saja. Dan di mata hukum Barat, mereka memiliki kebebasan pers yg sudah kebablasan sampai merenggut kehidupan pribadi seseorang. Uang memang memiliki magnet yg luar biasa. Demi uang mereka rela melakukan apa saja. Menyedihkan.

Salah satu negara yg masih menghormati kehidupan para tokohnya dengan baik adalah negara Jepang. Hampir bisa dipastikan kehidupan tokoh sekelas kekaisaran di Jepang, kaisar, permaisuri bahkan  kehidupan putra-putrinya, maupun kehidupan di istana tak pernah dibeberkan secara gamblang. Ada etika yg tidak tertulis tapi tersirat bahwa para jurnalis di Jepang sangat menghormati kehidupan beberapa tokoh penting dan juga kehidupan istana di Jepang. Jepang memang memiliki keunikan tersendiri dalam menangani para tokoh penting dan juga kaisar,permaisuri dan putra-putrinya. Tidak semua hal secara bebas dibeberkan ke publik. Masih ada hal-hal yg ditabukan dalam dunia jurnalis dan penyiaran berita di Jepang.

Saya sering bingung melihat negara saya Indonesia ini. Memiliki Pancasila dan agama sebagai landasan kehidupan tapi tingkah laku rakyatnya, tokoh-tokoh publiknya, para petingginya  maupun selebritisnya lebih banyak bejatnya  dan cenderung minim etika dan moralnya. Berbagai seremoni agama dilakukan tapi tidak memberikan pengaruh yg banyak terhadap kehidupan sosial mereka. Itu terlihat dari media TV yg mempertontonkan berbagai kerusakan moral yg akut. Anggota dewan yg berlaku kayak preman di pasar bicara dengan mulutnya yg setajam silet dan kotor. Artis yg munafik berlagak bak orang suci tapi ternyata mempertontonkan video bugilnya dimana-mana. Bahkan para petingginya pun seperti melakoni dagelan atau opera sabun kayak ketoprak humor. Rakyat jelata koq doyannya tawuran antar kampung. Memalukan. Menyedihkan. Produk kaum beragama tapi bejat dan brengsek.

Di dalam kehidupan nyata pun, saya sering melihat teman-teman saya, yg suka mengumbar cerita dan aib sesama temannya ke mana-mana. Bahkan kadang-kadang cerita biasa saja sering didramatisir sampai tidak masuk di akal. Rasanya kalau temannya sedang susah koq ya malah digosipkan ke mana-mana. Dan mereka suka bergembira atas penderitaan orang lain. Kesannya sih kayak sok peduli, bahkan kadang-kadang bawa-bawa ayat kitab suci, seolah-olah menunjukkan mereka orang yg relijius. Betapa jijiknya saya dengan kasus seperti ini. Ini produk iri dan dengki. Tak bisa melihat temannya bahagia. Bukannya menolong menyelesaikan masalah malah lebih suka bergossip ria. Cape deh.

Saya ingin menghimbau buat teman, sahabat dan kenalan atau siapa saja. Hentikan urusan curhat-curhat kehidupan pribadi Anda di jejaring sosial ataupun di dunia maya atau di dunia online apa saja. Bahkan hentikan curhat kehidupan pribadi Anda kepada siapa saja. Meskipun itu sahabat terdekat sekalipun. Curhatlah kepada Tuhan saja. Percaya sama saya, tak ada satu pun manusia meskipun itu sahabat Anda sendiri yg bener-bener peduli dengan masalah Anda kecuali Tuhan. Bersahabatlah dengan Tuhan. Bukan dengan manusia. Manusia itu dibalut rasa iri dan dengki. Termasuk saya. Saya pun tak luput dari rasa itu. Maka jangan curhat dengan saya. Curhat Anda hanya akan menjadi rahasia umum yg akan disebar ke mana-mana. Mereka tak akan mampu memberikan solusi buat Anda.

Saya sudah sering melihat orang yg curhat ke temannya atau  sahabatnya justru bukan menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah tersebut semakin besar dan diketahui semua orang. Sudahlah. Hentikan keinginan curhat Anda ke siapapun. Wong kamu nga curhat saja mereka seperti predator yg selalu pengen tahu segala aib dan masalah kamu. Itu disebabkan rasa iri dan dengki yg sudah melekat di setiap otak manusia. Mereka belajar berbahagia di atas derita orang lain. Saya saja suka sadar bahwa saya itu patut bersyukur ketika teman saya mendapatkan masalah. Saya cenderung lupa bersyukur dan menghayati nikmat yg diberikan Tuhan. Justru saya ingat bersyukur ketika ada orang yg mendapatkan masalah. Menyedihkan.


Moral dari cerita ini adalah :

1. Saya tegaskan sekali lagi. Jangan curhat kehidupan pribadi kamu ke orang lain.
2. Jangan suka ikut campur dengan kehidupan orang lain.
3. Jangan sok peduli urusan orang lain. Tanyakan hatimu, apakah kamu bener-bener peduli atau hanya pengen tahu saja. Hati-hati dengan perasaan kamu sendiri.
4. Curhatlah sama Tuhan di dalam doamu bukan pada manusia.

nuchan@19072011
jangan curhat

1 comment: