Semasa saya duduk di bangku SMU, di kampung saya geger dengan kasus perselingkuhan seorang ibu beranak tiga dan pria beranak dua Kedua sejoli ini sebenarnya sudah punya pasangan masing-masing dan masih terikat tali pernikahan. Salah seorang tetangga saya memergoki kedua sejoli ini sedang asyik masyuk di rumah tetangga saya. Rumah tetangga saya ini memang sering kosong dan penghuninya biasanya pulang sore hari setelah kedainya di pasar pagi tutup. Anak-anaknya juga pulang sekolah rata-rata sore hari. Jadilah rumah tetangga saya ini sepi di siang hari.
Wednesday, June 22, 2011
Tuesday, June 14, 2011
Apa salahnya menikah dengan duren alias duda keren?
Entah kenapa akhir-akhir ini aku dikelilingi wanita-wanita yg mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi para duren alias duda keren. Lalu apa salahnya menikahi duda keren? Nga ada sih. Aku cuma kagum saja, koq tiba-tiba trend menikahi duren ini melonjak tinggi. Bukan hanya sohib-sohib yg aku kenal dekat, tengok saja artis kayak Ashanty yg cantik jelita dan katanya masih lengkap dan bersegel pula, bersedia digaet duda keren beranak dua Anang Hermansyah, mantan suami diva Indonesia KD. Atau Angie Sondakh si mantan Putri Indonesia yg punya segudang prestasi dengan suka rela menjadi mualaf dan menikahi duda keren beranak dua juga Alm.Ajie Massaid, mantan suami penyanyi sexy Reza Artamevia.
Labels:
Life
Monday, June 13, 2011
Whatever you fear of, you have to deal with it
To : Agustinus Wibowo
Kepada: Nuchan Aritra <nuchan.aritra@gmail.com>
Balas | Balas ke semua | Teruskan | Cetak | Hapus | Tampilkan aslinya
halo nuchan,
terima kasih banyak untuk emailnya. sorry ya agak telat balesnya. belakangan ini sibuknya minta ampun deh...
soal acara kick andy, lumayan bermanfaat. buku2ku skrg dah pada habis, dan udah cetak ulang. alhamdulillah. dan semakin banyak orang terinspirasi.
kalau aku menjadikan jalan2 bukan sebagai tantangan untuk ditaklukan, atau pelarian. jadikan jalan-jalan bagian dari hidup. aku pernah menjadikan jalan2 itu sebagai proporsi besar hidupku, tapi sebenarnya kalau kita memahami dari sudut yang lebih luas, jalan2 itu bukan semata2 perpindahan fisik. hidup kita sendiri pun sbnrnya adalah perjalanan. jadi kalau nuchan mikirnya kayak gini, mungkin akan berkurang stressnya. jalan2 itu tidak mengutamakan kita harus ke luar negeri atau gimana, tetapi kita bisa tetap bertualang di kota kita sendiri, tapi denggan menggunakan fresh eyes.
gitu aja sih sharing dariku. moga2 bisa bermanfaat ya
salam
agustinus
Kepada: Nuchan Aritra <nuchan.aritra@gmail.com>
Balas | Balas ke semua | Teruskan | Cetak | Hapus | Tampilkan aslinya
halo nuchan,
terima kasih banyak untuk emailnya. sorry ya agak telat balesnya. belakangan ini sibuknya minta ampun deh...
soal acara kick andy, lumayan bermanfaat. buku2ku skrg dah pada habis, dan udah cetak ulang. alhamdulillah. dan semakin banyak orang terinspirasi.
kalau aku menjadikan jalan2 bukan sebagai tantangan untuk ditaklukan, atau pelarian. jadikan jalan-jalan bagian dari hidup. aku pernah menjadikan jalan2 itu sebagai proporsi besar hidupku, tapi sebenarnya kalau kita memahami dari sudut yang lebih luas, jalan2 itu bukan semata2 perpindahan fisik. hidup kita sendiri pun sbnrnya adalah perjalanan. jadi kalau nuchan mikirnya kayak gini, mungkin akan berkurang stressnya. jalan2 itu tidak mengutamakan kita harus ke luar negeri atau gimana, tetapi kita bisa tetap bertualang di kota kita sendiri, tapi denggan menggunakan fresh eyes.
gitu aja sih sharing dariku. moga2 bisa bermanfaat ya
salam
agustinus
Labels:
Traveling
Thursday, June 9, 2011
Oh akan kemanakah nasibmu buruhku?
Demo lagi demo lagi. Para buruh yg bekerja di pabrik, mulai memanas. Semakin hari semakin tak jelas nasib para buruh Indonesia. Bermunculan UU terbaru yg semakin memberatkan para buruh. Produk UU yg terbaru ini tentu hasil kolaborasi para pejabat dan pengambilan keputusan di pemerintahan dengan para pengusaha yg tak puas dengan segala UU Perburuhan yg lama yg menurut mereka sangat memberatkan para pengusaha.
Labels:
Budaya
Wednesday, June 8, 2011
Tandatangan tak sama membawa sial
Selama ini saya tak pernah pusing dengan yg namanya tandatangan. Beberapa hari yg lalu saya mumet bin rumit bin jengkel, gara-gara tandatangan. Saya bukan artis, bukan selebritis, bukan pula pejabat berwenang, bukan pula seseorang yg duduk di kursi basah yg orang-orang membutuhkan tandatangan saya. Saya cuma orang umum, tidak ada spesialnya. Lalu kenapa tandatangan ini jadi begitu penting?
Labels:
Budaya
Sunday, June 5, 2011
Tips jalan-jalan ke luar negeri bagi pemula
Membaca kisah petualangan Agustinus Wibowo di Kompas.com atau buku Selimut Debu maupun Trinity dengan buku The Naked Traveler, sudah pasti banyak memberikan pengaruh dan inspirasi buat kaum muda Indonesia yg rindu punya kesempatan melanglang buana atau menjelajahi berbagai negara asing seperti mereka berdua. Keluar dari cangkang yg mengungkung mereka selama bertahun-tahun. Bosan dan penat berada dalam zona nyaman yg membuat otak jadi tumpul dan tak punya pengalaman menghisap sari pati hidup.
Labels:
Traveling
Friday, June 3, 2011
Mixing Traditional Design Style with Modern Design in Seoul
Bukankah menarik kota Seoul yg modern yg dikelilingi gedung-gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan yg mewah tapi masih setia bersentuhan dan bersanding dengan bangunan-bangunan bersejarah maupun pasar-pasar tradisional. Sungguh sebuah perpaduan yg menarik buat saya.
Kalau kamu berlibur ke Seoul, maka kamu akan dimanjakan wisata bangunan-bangunan bersejarah yg masih setia menghiasi kota Seoul. Seperti Gyeongbokgung yg dikenal sebagai Istana Gyeongbokgung. Gyeongbokgung Palace adalah sebuah istana kerajaan yang terletak di utara Seoul, Korea Selatan. Pertama dibangun pada tahun 1394 dan direkonstruksi ulang pada tahun 1867. Gyeongbokgung Palace adalah salah satu istana utama dan yg terbesar dari lima istana yg masih berdiri di Seoul yg dibangun oleh Dinasti Joseon. Nama istana Gyeongbokgung sering diterjemahkan sebagai "Istana Kebahagiaan”
Gyeongbokgung Palace ini, saya pikir hampir sama seperti Forbidden City yang ada di Beijing-China sana. Dibangun di atas tanah yg sangat luas sekali, subur, sejuk, dan dikelilingi bukit-bukit hijau. Untuk bisa mengamati istana ini secara seksama, maka dibutuhkan waktu 2 hari. Gyeongbokgung Palace ini didominasi oleh warna kehijauan, hitam dan merah. Sedangkan Forbidden City, sangat kental dengan warna merah dan kuning keemasan. Tapi masing-masing istana ini punya nilai seni yg sangat tinggi dan ciri khas yg unik sebagai bagian dari karakter para raja-raja dan permaisuri yg pernah mendiami istana ini. Saya beruntung bisa melihat kedua istana besar dan megah ini dengan mata kepala saya sendiri.
Bukankah menarik kota Seoul yg modern yg dikelilingi gedung-gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan yg mewah tapi masih setia bersentuhan dan bersanding dengan bangunan-bangunan bersejarah maupun pasar-pasar tradisional. Sungguh sebuah perpaduan yg menarik buat saya.
Kalau kamu berlibur ke Seoul, maka kamu akan dimanjakan wisata bangunan-bangunan bersejarah yg masih setia menghiasi kota Seoul. Seperti Gyeongbokgung yg dikenal sebagai Istana Gyeongbokgung. Gyeongbokgung Palace adalah sebuah istana kerajaan yang terletak di utara Seoul, Korea Selatan. Pertama dibangun pada tahun 1394 dan direkonstruksi ulang pada tahun 1867. Gyeongbokgung Palace adalah salah satu istana utama dan yg terbesar dari lima istana yg masih berdiri di Seoul yg dibangun oleh Dinasti Joseon. Nama istana Gyeongbokgung sering diterjemahkan sebagai "Istana Kebahagiaan”
Gyeongbokgung Palace ini, saya pikir hampir sama seperti Forbidden City yang ada di Beijing-China sana. Dibangun di atas tanah yg sangat luas sekali, subur, sejuk, dan dikelilingi bukit-bukit hijau. Untuk bisa mengamati istana ini secara seksama, maka dibutuhkan waktu 2 hari. Gyeongbokgung Palace ini didominasi oleh warna kehijauan, hitam dan merah. Sedangkan Forbidden City, sangat kental dengan warna merah dan kuning keemasan. Tapi masing-masing istana ini punya nilai seni yg sangat tinggi dan ciri khas yg unik sebagai bagian dari karakter para raja-raja dan permaisuri yg pernah mendiami istana ini. Saya beruntung bisa melihat kedua istana besar dan megah ini dengan mata kepala saya sendiri.
Satu lagi tempat yg wajib kamu kunjungi di Seoul adalah Bukchon Hanok Village. Rumah-rumah yg ada di sana masih mempertahankan bangunan dan arsitektur asli para aristokrat di masa lalu. Yg menarik dari Bukchon Hanok Village ini, bangunan yg ada di sana dibangun dengan mengikuti couture tanah yg berbukit-bukit. Lokasinya yg berada di ketinggian membuat para pengunjung yg berdiri di salah satu sisi bangunan akan bisa melihat kota Seoul dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Bila kamu berkunjung ke Seoul, tempat ini mungkin bisa jadi salah satu tujuan wisata yg wajib kamu kunjungi.
Kalau kamu berlibur ke Seoul, maka kamu akan dimanjakan wisata bangunan-bangunan bersejarah yg masih setia menghiasi kota Seoul. Seperti Gyeongbokgung yg dikenal sebagai Istana Gyeongbokgung. Gyeongbokgung Palace adalah sebuah istana kerajaan yang terletak di utara Seoul, Korea Selatan. Pertama dibangun pada tahun 1394 dan direkonstruksi ulang pada tahun 1867. Gyeongbokgung Palace adalah salah satu istana utama dan yg terbesar dari lima istana yg masih berdiri di Seoul yg dibangun oleh Dinasti Joseon. Nama istana Gyeongbokgung sering diterjemahkan sebagai "Istana Kebahagiaan”
Gyeongbokgung Palace ini, saya pikir hampir sama seperti Forbidden City yang ada di Beijing-China sana. Dibangun di atas tanah yg sangat luas sekali, subur, sejuk, dan dikelilingi bukit-bukit hijau. Untuk bisa mengamati istana ini secara seksama, maka dibutuhkan waktu 2 hari. Gyeongbokgung Palace ini didominasi oleh warna kehijauan, hitam dan merah. Sedangkan Forbidden City, sangat kental dengan warna merah dan kuning keemasan. Tapi masing-masing istana ini punya nilai seni yg sangat tinggi dan ciri khas yg unik sebagai bagian dari karakter para raja-raja dan permaisuri yg pernah mendiami istana ini. Saya beruntung bisa melihat kedua istana besar dan megah ini dengan mata kepala saya sendiri.
Satu lagi tempat yg wajib kamu kunjungi di Seoul adalah Bukchon Hanok Village. Rumah-rumah yg ada di sana masih mempertahankan bangunan dan arsitektur asli para aristokrat di masa lalu. Yg menarik dari Bukchon Hanok Village ini, bangunan yg ada di sana dibangun dengan mengikuti couture tanah yg berbukit-bukit. Lokasinya yg berada di ketinggian membuat para pengunjung yg berdiri di salah satu sisi bangunan akan bisa melihat kota Seoul dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Bila kamu berkunjung ke Seoul, tempat ini mungkin bisa jadi salah satu tujuan wisata yg wajib kamu kunjungi.
Satu lagi tempat yg wajib kamu kunjungi di Seoul adalah Bukchon Hanok Village. Rumah-rumah yg ada di sana masih mempertahankan bangunan dan arsitektur asli para aristokrat di masa lalu. Yg menarik dari Bukchon Hanok Village ini, bangunan yg ada di sana dibangun dengan mengikuti couture tanah yg berbukit-bukit. Lokasinya yg berada di ketinggian membuat para pengunjung yg berdiri di salah satu sisi bangunan akan bisa melihat kota Seoul dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Bila kamu berkunjung ke Seoul, tempat ini mungkin bisa jadi salah satu tujuan wisata yg wajib kamu kunjungi.
nuchan@052011
heritage in Seoul
Labels:
Traveling
Thursday, June 2, 2011
Thank you so much my dear EJ. I am in love with your city, Seoul.
Satu hal yg sangat saya sukai saat traveling adalah kejutan-kejutan yg tak terduga bahwa saya bertemu dengan teman baru yg saya kenal saat traveling dan bersentuhan dengan budaya setempat. Saya sering merenung saat traveling begini, betapa indahnya hidup ini. Saya bisa mendapatkan pertolongan atau bantuan dari penduduk local yg sama sekali belum kenal saya. Mereka dengan senang hati menawarkan bantuan tanpa pamrih.
Labels:
Traveling
Subscribe to:
Posts (Atom)