Monday, August 23, 2010

Traveling sendiri atau rombongan?

Kalau saya ditanya :  apakah saya suka traveling sendirian? Maka dengan cepat saya jawab : Tidak. Terus kenapa sering berlibur sendirian ke luar kota atau ke luar negeri? Nah kalau ini saya punya berbagai alasan dan jawaban tersendiri. Beberapa alasannya adalah :

1. Bisa Anda bayangkan, saat terjadi diskon besar-besaran untuk tiket penerbangan ke luar negeri, Anda tak akan sempat berkonsultasi dengan teman Anda tentang negara yg ingin dituju dan tanggal yg sesuai untuk Anda dan teman Anda. Jadi lupakan niat untuk berlibur dengan teman Anda kalau tak mau tiket murah meriah ini sudah terbang melayang disambar peminat yg lain.

2. Kalau Anda bukan wiraswasta atau ibu rumah tangga melainkan pekerja kantoran yg jam kerjanya nine to five dengan cuti yg super terbatas, maka kendala kedua adalah sulitnya menyesuaikan cuti-cuti dan hari libur yg memungkinkan untuk berdua hehehe. Jadi lupakan pergi berdua.

3. Setiap orang punya selera dan hobbi yg berbeda. Dan saya yg terlahir sebagai Kolerik-Sanguinis agak kesulitan berdamai dengan teman jalan yg tak bisa mengikuti irama jalan dan selera saya.  Saya menyukai hampir semua daerah wisata, mulai dari hiking ke gunung, berjemur-ria di pantai, menikmati berbagai museum sampai hobbi saya yg super hebring tentang belanja-belinji benda souvenir hahaha. Jadi lumayan lengkap khan? Coba bayangkan kalau saya dapat teman jalan yg sedikit-sedikit mengeluh terus. Hiking ke gunung takut kecapean. Berjemur-ria di pantai takut gosong kulitnya. Masuk museum katanya boring alias membosankan. Diajak belanja katanya boros. Terus mau gimana donk? Repot khan? Mendingan jalan sendiri dech hehehe.

4. Saya sering berlibur ke luar kota atau ke luar negeri dengan ala backpacking. Kebayang khan? Saya itu berlibur dengan  budget serba terbatas. Kalau ditanya mau nga libur ala seleb? Yah maulah, gayanya mau tapi bayarnya ogah hehehe..mahaaallllllllllll! Lah kalau seleb yg libur disponsori yah enaklah. Tidur di hotel 5 star, transportasi kelas bisnis, dikasih pula uang saku, mantafffsssssssssss! Lha saya liburan pakai uang sendiri, miskin pula hahahaha..semua-semua dihitung berulang2 sampai bener-bener irit banget hehehe..Duch udah kebayang khan betapa repotnya hidup serba terbatas hehehe..Tapi dari pada saya ngerundel koq kayaknya kurang bersyukur yah..akhirnya saya pun jadi orang bijak : semua rezeki sudah ada yg ngatur hahaha..Kalau adanya segini yah disyukuri ajalah hahaha...Yah jadi begini dech miskin tapi bersyukur hahaha..Mantafffss! Nach kalau saya bisa berlibur ala backpacking, kadang2 kalau sedang kepepet  malah saya bisa tidur di bandara, oh lala kalau dapat temen jalan yg cengeng dan nga bisa susah sedikit pun, langsung ngeluh melulu ngeluh melulu wadoh repot juga khan? Bukan mendapat liburan yg berkesan tapi bisa-bisa berantem melulu hahahaha... Jadi udahlah mendingan jalan sendiri dech hehehe bebas lepas dan asyik hehehe

Nikmatnya jalan sendiri

1. Anda bisa bebas mengatur jadwal Anda.
Kalau Anda sedang ingin santai dan tak mau diburu-buru waktu maka Anda bisa dengan bebas sesuka hati Anda bangun siang dan keluar hotel rada siang ke tempat tujuan Anda tanpa perlu merasa khawatir  karena ada teman jalan yg sedang gelisah menunggu Anda di lobby hotel. Atau justru sebaliknya Anda ingin berangkat dan keluar hotel lebih pagi dari biasanya karena banyak tempat yg ingin Anda kunjungi. Anda juga bebas mau pulang jam berapa saja ke hotel sepanjang hotel tempat Anda menginap tidak membatasi jam pulang. Anda juga bebas mengatur durasi Anda di suatu tempat, gila jengkel banget khan kalau misalnya Anda tiba-tiba sedang betah berjam-jam melihat sebuah museum bersejarah tetapi teman jalan Anda yg kurang suka melihat museum mulai gelisah dan bolak-balik melirik jam tangannya sehingga Anda merasa tidak enak dan kurang nyaman hehehe. Anda juga bebas merubah rencana perjalanan Anda secara dadakan bila di tengah jalan ternyata Anda menemukan sesuatu yg menurut Anda sangat menarik tapi tidak termasuk dalam perencanaan awal Anda. Berhubung Anda traveling sendiri bisa bebas donk mengganti jadwal Anda dan Anda tidak perlu mengambil keputusan yang lama dan bertele-tele, namanya juga jalan sendiri. Bagaimana? Nikmat bukan?

2. Anda bisa mengetahui kekuatan Anda. Seberapa tangguh sebenarnya Anda menghadapi dunia luar yg kadang-kadang serba tak terduga. Karena walaupun Anda sudah menyusun seluruh rencana dengan matang tapi kenyataan dilapangan tidak selalu sama dengan yg sudah kita rencanakan, selalu ada faktor 'X' atau hal-hal lain di luar dugaan kita. 

Saya punya pengalaman konyol ketika berlibur sendirian  ke Shenzhen - China di bulan April 2009. Waktu itu saya memutuskan berlibur sendirian dengan route Jkt-KL-Hanoi-KL-Shenzhen-KL-Jkt. Setelah 4 hari saya berlibur di Hanoi-Viet Nam, saya kembali ke KL  dan menginap hanya satu malam kemudian dilanjutkan perjalanan ke Shenzhen-China. Tetapi ketika saya menginap semalam di KL sepertinya saya punya firasat tak enak tapi saya tak tahu kenapa, tiba-tiba saya merasa ada yg aneh dengan perasaan saya, padahal sewaktu di Hanoi saya nyaman-nyaman saja, tidak muncul perasaan gelisah sedikitpun. Saya berusaha menepis perasaan buruk yg mendadak muncul di benak saya, tapi koq tidak bisa hilang ya, tiba-tiba saya mulai sedikit khawatir dengan hambatan bahasa yg akan saya alami, karena saya dengar dari seorang teman saya yg sudah pernah ke China bahwa  kebanyakan orang China kurang bisa berbahasa Inggris ditambah lagi semua nama jalan dan pamflet-pamflet ditulis dalam huruf Kanji-China. Dan itu bisa menjadi kendala yg sangat merepotkan bagi turis asing yg tidak familiar dengan huruf Kanji. Waduh hati saya koq jadi galau nie.

Ternyata firasat saya benar.
Setelah menempuh penerbangan 3 jam 50 menit dari KL,saya pun mendarat dgn selamat di Shenzhen Baoan International Airport. Rata-rata penumpangnya tentu saja orang Tionghoa. Tapi saya baru menyadari bahwa  ternyata tidak semua orang Tionghoa itu berkulit putih dan bermata sipit. Selama ini saya salah donk. Saya selalu berpikir semua orang Tionghoa itu pasti berkulit putih dan bermata sipit. Saya kaget melihat ada orang Tionghoa kulitnya sawo hangus dan  matanya agak lebar hehehe ayak-ayak wae. Begitu turun dari pesawat, saya pun mengikuti antrian yg sudah memanjang kayak ular. Di depan saya persis ada cowo yg rambutnya jabrik dan awut-awutan dan dicat warna blonde kayak bule. Di telinga dan jemarinya memakai aksesoris yg agak norak menurut saya seperti aksesoris anak metal gitu deh kalau di Indonesia dan pakai celana Jeans yg super ketat sehingga bokongnya yg tipis itu semakin terlihat tipis.Oh lala ternyata di China pun ada anak metal juga yah hehehe. Tanpa ada prasangka buruk, saya pun berjalan tenang di belakangnya, tiba-tiba dari jauh saya lihat seorang petugas imigrasi mulai mendekat ke arah kami berdua. Petugas ini mendekati lelaki urakan tsb dan memeriksa pasportnya dengan seksama. Saya mulai menduga bahwa lelaki urakan ini bakalan mendapat masalah karena penampilannya yg slebor itu. Eh ternyata dugaan saya salah, lelaki urakan itu lolos dengan mulus melewati pintu X-Ray. Kemudian saya lihat petugas itu melirik saya sekejab dengan ekor matanya dan kemudian berlalu begitu saja. Tak berapa lama koper dan  tas punggung saya pun memasuki X-Ray, tiba-tiba ada 3 orang petugas imigrasi sedang sibuk menunjuk-nunjuk ke arah koper saya sembari berteriak dalam bahasa China yg jelas tak saya pahami ke petugas imigrasi  yg tadi cuma melirik saya sekejab. Tiba-tiba saya dipanggil oleh petugas imigrasi tsb untuk segera mengikutinya berjalan ke arah meja kerjanya yg ada di sebelah kanan pintu X-Ray. Kini jantung saya sedikit bergemuruh

No comments:

Post a Comment