Gonjang-ganjing mengenai perceraian bukan kisah asing lagi saat ini. Hampir setiap hari saya bisa mendengar kemelut rumah tangga para selebritis. Baik yg sudah menikah di atas sepuluh tahun maupun yg baru sepuluh hari. Eh tahu-tahu beritanya sudah muncul di infotainment, kalau artis ini tiba-tiba membuat press conference atas perceraiannya. Taelah zaman ibu saya dulu, yg namanya cerai itu merupakan aib sepanjang hayat. Rasanya tak ada satu pasangan pun yg bersedia pernikahannya hancur lebur, kalau pun terjadi maka sebisa mungkin aib ini ditutupi oleh seluruh keluarga besar kedua pasangan. Siapapun yg bercerai akan menjadi bahan gunjingan yg tak berkesudahan. Tak penting siapa yg salah, apa sebab-musababnya, masyarakat tak akan peduli duduk pangkal persoalannya, karena bagi masyarakat zaman dulu, cerai sama dengan dosa besar. Melanggar norma-norma yg berlaku, melanggar adat kebiasaan, melanggar ajaran agama yg dijunjung tinggi oleh masyarakat masa itu. Sekarang semua itu kayaknya sudah hampir pudar. Cerai itu sudah semacam trend. Kalau nga cocok, ya sudah tinggal mengajukan surat cerai saja ke PA.
Kadang-kadang yg lebih miris lagi, orang tua kedua belah pihak belum tahu sama sekali, tahu-tahu berita perceraian anaknya sudah masuk di berbagai gosip selebritis. Ampun dah. Ketika orangtuanya dikonfirmasi malah bingung. Perceraian zaman sekarang memang heboh luar biasa. Hampir semua aib yg ada dibuka di media massa. Orang tua kedua belah pasti sangat malu sekali. Tapi karena cerai sudah jamak masa kini, maka meskipun aibnya terbongkar habis-habisan, tidak terlalu memberikan efek-malu. Biasa saja tuch.