Saturday, May 21, 2011

Tapak tilas menuju Seoul

Membayangkan akan landing malam hari pukul 21:30 malam waktu Seoul saja sudah membuat hatiku sedikit dilanda resah. Ini pertama kalinya aku datang ke Seoul. Seperti apa kota ini pun tak ada bayangan dalam benakku. Betul memang sebelum berangkat aku sudah berkali-kali searching  di internet informasi tentang kota Seoul ini sebanyak-banyaknya. Tapi tampaknya informasi itu tak menghapus rasa resah dihatiku. Traveling sendirian, landing hampir tengah malam, baru pertama kali pula datang ke Seoul membuat suasana hatiku jadi campuraduk tak karuan.

Resiko terbang dengan AA ini memang membuat aku tak punya banyak pilihan untuk memilih jam terbang yg nyaman. Karena AA hanya terbang dari KL -  Seoul satu kali dalam sehari yaitu pukul 13:45PM dari KL-LCCT sampai di Incheon International Airport pukul 21:25PM waktu Seoul. Terbang dengan AA ini tidak ada kaitannya dengan suka atau tak suka, nyaman atau tak nyaman, ini semata-mata hanya urusan budget pas-pasan semata. Pengen berlibur dengan gaya 3M, maka aku hanya bisa bilang 3M itu identik dengan minim kenyamanan. Walaupun definisi nyaman itu relatif sih maknanya buat tiap orang. Tapi sudahlah nga usah ngebahas panjang lebar tentang kenyamanan, intinya aku tak punya pilihan lain selain harus berani. Titik.



Kamis malam aku terbang dari bandara Sutta pukul 20:30PM sampai di KL-LCCT pukul 23:30PM waktu KL. Waktu turun dari pesawat kaget juga, karena jarak antara tempat pesawat mendarat sampai  ke tempat klaim bagasi  (baggage claim) itu sangat jauh sekali. Mana tidak disediakan bus atau alat transportasi lain yg  memudahkan penumpang sampai  di bagian baggage claim. Gila jauh banget disuruh jalan kaki. Kalau nga salah, ada kali 1km tuh jalan menuju lokasi klaim bagasi atau ke pintu keluar. Kasihan banget kalau sedang bawa tas berat atau bawa bayi atau lagi bawa anak-anak kecil, jalan sejauh itu lumayan gempor juga nie kaki. Nasib.Nasib. Resiko naik low-cost airline ya begini ini, nga boleh banyak protes dan jangan berharap tentang kenyamanan ya hehehe. Namanya juga 3M.

Walaupun sudah landing tengah malam, antrian di imigrasi cukup panjang dan mengular. Gila juga ya, nga tengah malam, nga siang hari suasana imigrasi di KL-LCCT selalu ramai dengan penumpang. Ampun dah! Tapi ada yg berubah di imigrasi KL saat ini, mereka sudah menggunakan finger print saat harus melewati bagian imigrasi. Tampaknya Malaysia semakin memperketat pintu masuk untuk para pendatang haram yg mau melintasi atau yg mau berkunjung ke negaranya. Cukup salut dengan usaha mereka yg luar biasa ini.

Lepas dari pintu imigrasi yg cukup panjang, aku segera menuju ruang keberangkatan antar bangsa, karena aku nga punya koper untuk diklaim. Aku hanya bawa satu tas punggung jadi nga perlu pakai bagasi, sehingga keluar dari imigrasi aku bisa segera menuju ruang keberangkatan. Aku sengaja langsung menuju ke sana karena malam ini aku tak berniat untuk nginap di hotel. Aku akan melewatkan malam ini tidur di bandara saja. (Sebelum berangkat ke KL, aku coba cek harga nginap satu malam di TunesHotel melalui pembookingan online, lumayan mahal sekitar 700ribu/malam. Melihat harganya yg  lumayan menguras kocek, aku sudah langsung memutuskan nginap di bandara sajalah) Malam ini tampaknya akan lebih baik kalau tidur di ruang tunggu keberangkatan saja, supaya besok saat mau check in,  udah nga perlu repot lagi mondar-mandir.

Sampai di ruang tunggu keberangkatan mataku langsung berputar mengitari seluruh ruangan, ampun dah suasana di ruang tunggu sangat ramai dengan orang-orang yg sedang transit dan sudah tidur malang melintang di ruang tunggu itu. Kayaknya setiap grup udah punya kavling sendiri hehehe. Aku harus menyisir setiap ruang yg tersisa untuk memastikan bisa tidur dengan meluruskan badan. Di bagian tengah ada seorang perempuan yg sudah tidur lelap sambil mendekap tasnya dan disampingnya ada kursi besi yg masih tersisa 2 bangku kosong. Aku memutuskan untuk tidur di dekat wanita itu. Aku menggelar selendang  pantai yg berwarna hijau tua dengan motif cicak, yg kubeli di Ubud-Bali 2 tahun yg lalu. Merapikan tas punggungku di dekat kursi besi dan tidur miring sambil memeluk tas selempangku yg berisi uang,passport dan barang berharga lainnya. Dan mencoba tidur-tidur ayam. Hasilnya gagal. Aku malah merasakan lantai ubin yg sangat dingin sekali di kulitku. Baru setengah jam, aku sudah bangkit dari ubin yg dingin dan pindah tidur di kusir sambil berusaha mencoba berbagai  posisi tidur yg tepat. Tapi namanya tidur di kursi, nga ada yg nyaman. Entah karena sudah cape dan ngantuk banget, akhirnya aku tertidur juga di kursi besi itu.

Pukul 4 dini hari, suasana ruang keberangkatan antar bangsa KL-LCCT sudah ramai dan riuh. Kayaknya ramai sekali penumpang yg akan terbang pagi hari. Mataku sudah tak bisa tidur lelap lagi, akhirnya hanya tidur-tiduran saja sambil menunggu matahari terbit. Jam keberangkatanku masih cukup lama pukul 13:45PM, masih ada waktu sekitar 5-6 jam lagi. Jadi aku masih bisa leyeh-leyeh atau masih bisa putar-putar dulu melihat kiosk-kiosk duty free di sini. Sembari berpikir aku teringat kalau aku nga bawa deodorant dan hand body lotion,maka kuputuskan untuk pergi ke Body Shop. Siapa tahu ada yg bisa terbeli oleh kocekku.

Pagi itu suasana di Body Shop masih sepi sekali,karena masih pukul 7 pagi waktu KL. Satu persatu produk mereka kucek, mulai dari wanginya sampai mencoba bahan tester mereka dan sambil tanya-tanya ada produk yg diskon tidak. Tetap masih cari yg diskon hehehe. Setelah cek & ricek maka akhirnya kuputuskan untuk beli Sweet Lemon Body Butter &  Shea Body Butter yg dijual dalam satu set ukuran 50ml dan Aloe Anti-Perspirant Deodorant sama juga ukuran 50ml. Alamak nambah lagi berat beban bawaanku di tas pungung hehehe. Tapi membayangkan suhu 11 derajat di Seoul itu tanpa lotion kayaknya bisa kering dan bersisik tuh kulitku. Meskipun rada berat juga tetap harus beli dan bawa lotion ini, secara kalau beli barang di Seoul oh lala harganya bisa 3X lebih mahal dibandingkan di KL. Jadi mendingan beli di sini deh di KL.

Pukul 8 pagi, aku menuju resto yg jual nasi lemak dan nasi Padang di sana. Jauh-jauh ke negeri orang, menu yg kupesan hanya nasi pakai telur mata sapi dan makan pakai sayur rebung yg digulai pedas. Mantafss. Mumpung masih di negeri orang Melayu, kalau sudah sampai Seoul nga tahu deh bisa makan apa di sana nanti. Secara lidahku nga pernah bisa beradaptasi dengan menu-menu yg asing, bisa mual dan muntah hehehe. Jadi mumpung masih di sini, makan deh sepuasnya nasi Padang pakai rebung gulai pedas hehehe.

Pukul 12 siang, aku check in tapi suasana di bagian check in masih sangat sepi. Pada kemana tuh penumpangnya ya. Jangan-jangan yg terbang ke Seoul sepi nie. Tapi bagus juga ya biar bisa bobo hehehe. Selesai check in aku langsung menuju ruang boarding  pass di T8, lebih baik nangkring atau tiduran di ruang boarding pass saja. Malas khan kalau sampai ketinggalan pesawat karena aku tertidur dan tak dengar suara panggilan.

Memasuki ruangan boarding pass harus melewati pintu yg dijaga ketat petugas bandara, mereka dengan teliti mengecek tas bawaan para penumpang tidak boleh lebih dari 7 kg dan seluruh passport dan visa dicek dengan teliti pula. Mereka menggunakan alat yg bisa mendeteksi visa yg tertempel di passport kita itu asli atau palsu. Mirip kayak alat yg bisa mendeteksi uang palsu atau tidak. Dan seluruh benda cair (liquid) tidak boleh dibawa dengan hand-carry bila lebih dari 100ml. Jadi pastikan sebelum bepergian dengan naik pesawat,  benda-benda cair yg Anda bawa tidak lebih dari 100ml. Kecuali memang Anda pengen bawa lebih dari 100ml, maka harus dimasukkan ke bagasi saja, supaya tidak dibuang saat melewati X-Ray. Sayangkan kalau barang yg Anda beli dengan harga yg sangat mahal harus dibuang ke tong sampah. Rugi boo. Jadi jangan lupa play smart hehehe.

Pukul 13:45PM tepat pesawat DZ2682 terbang menuju Seoul. Aku duduk  disebelah sepasang muda-mudi dari Bangkok yg akan berlibur ke Seoul. Kelihatan sekali sepasang kekasih ini sedang jatuh cinta, sepanjang perjalanan mereka berdua terlihat bergandengan tangan terus hehehe. Aku senyum-senyum sendiri melihat kemesraan mereka. Tadi kupikir mereka berdua adalah sepasang suami-istri.  Saat sang pria sedang ke toilet, aku berbincang-bincang dengan pasangan wanitanya, yg terlihat ramah sekali. Wajahnya hampir mirip kayak orang Indonesia tapi dari logatnya terlihat kalau mereka berdua memang dari Thailand. Aku tanya kalau mereka sedang berbulan madu atau sedang bisnis? Yg wanita tersenyum lebar dan bilang mereka belum menikah sama sekali. Sang pria itu adalah kekasihnya. Aku sampai minta maaf karena salah menduga. Mereka berdua terlihat cocok dan serasi sekali. Yg pria sangat tinggi dan tampan,matanya terlihat sangat lembut dan penuh cinta. Yg wanita kurus tinggi, rambutnya lurus dan hitam legam, dan kelihatannya sang wanita senang  bicara dan tertawa riang. Aku cukup nyaman duduk di dekat mereka berdua. Mereka sangat mesra dan teman berbincang yg menyenangkan selama perjalanan.

Pukul 21:30PM pesawat landing dengan mulus di Incheon International Airport – Seoul. Puji Tuhan akhirnya pesawat mendarat dengan selamat dan tepat waktu pula. Landing malam selalu memberikan cerita dan warna tersendiri buatku. Kota Seoul terlihat sangat indah di malam hari, lampu-lampu terlihat berkelap-kelip indah dari atas sana seperti sedang melihat pohon natal saja. Menciptakan memori yg indah dibenakku.

Keluar dari pesawat, udara dingin yg sangat menusuk tulang langsung menyergapku. Gila musim semi tapi suhu udara masih berkisar 11 derajat celcius. Ampun dah. Memasuki gedung Incheon International Airport, telingaku langsung mendengar suara seorang petugas wanita yg sedang bicara bahasa Korea yg terdengar sangat indah dan merdu di telingaku. Aduh baru berasa bener-bener di Korea sekarang. Sepanjang jalan menuju ke imigrasi aku membayangkan kayak nonton film drama Korea saja. Alunan suara mereka yg berbincang dalam bahasa Korea itu membuatku bener-bener melayang dan merasa bahwa aku bener-bener sudah berada di negeri ginseng, negerinya aktor kesayanganku Bae Yong Jung, si aktor tampan yg memikat hatiku saat menonton film Winter Sonata…hahaha… Aku tak henti bergumam sendiri : Gila, akhirnya setelah sekian drama demi drama yg bikin jantung dag dig dug door itu, sampai juga di negeri ginseng ini hehehe. Ada perasaan bahagia  yg tak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Karena banyak hal yg tak bisa kutuliskan di sini yg membuat otakku menjadi buntu, karena saat bersamaan aku harus menyelesaikan pekerjaan yg buat kepalaku pusing tujuh keliling tapi di saat yg sama pula aku sedang terjebak dalam rasa bosan yg luar biasa karena stagnan dalam pekerjaan dan ingin rasanya sejenak istirahat dan berhenti berpikir. Aku  hanya ingin berlibur mengurangi ketegangan dalam pikiranku yg sedang penat.
***
Gedung Incheon International Airport ini sangat besar dan berliku-liku sekali. Setelah berjalan dan beberapa kali naik turun escalator yg sangat tinggi, akhirnya aku harus antri lagi naik train yg menghubungkan terminal kedatangan dan terminal keberangkatan. Alamak besar kali bandara ini. Terlihat para penumpang antri sangat rapi dan teratur memasuki train. Setelah keluar dari train, aku kembali antri di pintu imigrasi yg dijaga oleh beberapa petugas wanita. Kami diminta mengisi lembaran kertas warna kuning yg isinya tentang nama lengkap, alamat tinggal selama di Seoul, berapa lama di Seoul, pernah ke negara mana saja selama 6 bulan terakhir, pernah sakit demam atau penyakit menular lainnya, ya intinya segala macam isian yg umum ditanyakan saat memasuki sebuah negara. Yg bikin telingaku sedikit sakit saat para petugas wanita itu meneriakan panggilan untuk beberapa warga negara dan memberikan mereka masuk melalui pintu khusus sebelah kanan. Mereka meneriakan warga negara Malaysia, Jepang, Singapore, China, dll. Tapi tak sekalipun mereka meneriakan Indonesia.

Ketika mulut mereka masih berteriak memanggil warga negara Malaysia, aku yg sudah selesai menulis kertas kuning itu langsung ngeloyor masuk melalui pintu sebelah kanan itu. Petugas tanya : Malaysia? Aku segera menggelengkan kepalaku, lalu bilang dengan suara datar : Indonesia. Tapi petugas itu tetap dengan sopan mempersilakan aku masuk menuju counter imigrasi.

Suasana antrian di counter foreigner bener-bener panjang dan mengular. Seorang bule yg sedang mengantri, sedang di telpon temannya. Dan bertanya jam berapa dia akan tiba di kota Seoul. Dengan suara yg nyaris putus asa, dia berbicara di telpon selularnya kalau dia tak yakin bisa segera tiba di kota Seoul tepat waktu. Karena antrian yg sangat panjang ini, sudah membuatnya putus asa. Mungkin lolos dari antrian imigrasi bisa makan waktu satu jam dan ditambah perjalanan ke kota Seoul dari bandara Incheon bisa makan waktu 45 menit. Ampun dah.

Tapi tak sampai 10 menit aku mengantri, tiba-tiba ada seorang petugas imigrasi yg menghampiri kami dan meminta kami yg sudah antri mengular itu, segera berpindah ke antrian imigrasi orang lokal yg sedang sepi. Ohlala betapa senangnya karena kami terselamatkan dari antrian yg cukup panjang. Tak lebih sepuluh menit aku sudah lolos dari counter imigrasi. Mantafss! (Terlihat cara kerja para petugas imigrasi di Seoul ini sangat cepat dan efisien sekali. Walaupun antrian panjang tapi bisa cepat diatasi para petugas ini. Cukup nyaman dan nga bikin bete. Kualitas bandara dan pelayanannya, aku pikir sama bagusnya dengan di Jepang.)

Lolos dari imigrasi, aku segera berjalan ke escalator dan turun menuju pintu exit. Dari atas escalator sudah terlihat suasana yg ramai di baggage claim yg terletak di dekat pintu exit. Yg menarik dari rancangan bangunan bandara Incheon ini adalah lokasi baggage claim ini sangat dekat dengan pintu exit. Dan setiap pintu exit diberi nomor yg memudahkan para penumpang untuk menghapal pintu keluar mana yg mereka lalui. Di dekat setiap pintu keluar ada counter penjualan tiket untuk Seoul Airport Limousine Bus, tiket train, atau pun tiket taxi menuju kota Seoul. Begitu praktis. Aku mendatangi salah satu counter di pintu exit 5B, dan langsung bilang ke salah satu petugas di sana kalau aku ingin beli tiket Airport Limousine Bus menuju kota Seoul. Lalu aku menunjukkan peta alamat tempat aku menginap di daerah Mapo-gu Hongik University. Tampaknya petugas ini langsung tahu lokasi tersebut dan segera menyebutkan harga tiket seharga 10,000 Won. Tanpa pikir panjang lagi aku segera mengeluarkan uang sejumlah 10ribu Won dan menyerahkannya ke petugas tiket tsb. Tiket segera kuambil. Dan si petugas ini langsung menarik tas punggungku dan berkata dengan suara agak keras, lari… lari, busnya akan segera berangkat. Akupun ikut lari terbirit-birit menuju pintu exit 5B, dan berlari secepat mungkin menuju bus nomor 6002. Dan memang bus di sini berangkat sangat tepat waktu. Meskipun penumpang bus ini belum penuh tapi bus sudah berangkat sesuai waktu yg sudah ditentukan. Gila ontime banget.

Naik Airport Limousine Bus di sini sungguh sangat nyaman sekali. Suasana dalam bus yg sangat rapi dan  bersih sekali. Jok kursi bus ini berwarna coklat dan sepertinya terbuat dari kulit. Kursi di dalam bus ini aku pikir tak lebih dari 30 kursi saja. Duduk di bus sambil memandangi lampu-lampu yg nun jauh di sana menambah indahnya suasana malam di Seoul. Bus ini berlari kencang di jalan tol yg bebas hambatan. Yg ini bener-bener jalan tol karena sama sekali tak ada hambatan sama sekali. Aku duduk tenang di dalam bus sambil sesekali mendengarkan perbincangan sepasang kekasih di sebelah kananku yg tak henti-hentinya sepanjang jalan menuju kota Seoul bercanda dan saling sayang-sayangan hehehe. Mereka berdua saling pandang dan sesekali saling meremas tangan pasangannya. Aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah laku sepasang muda-mudi Korea ini. Kota ini memang sangat berbeda sekali dengan negara Asia lainnya hehehe. Kelihatannya orang Korea Selatan ini lebih terbuka dan bebas. Sehingga sikap mereka saat berada di depan publik pun terlihat terbuka sekali. Mereka tak malu-malu untuk saling menunjukkan rasa sayang terhadap pasangannya di depan umum. Duch asyiknya hehehe.

Pukul 11 malam, bus sudah memasuki daerah Hongik University. Sedikit ragu-ragu, aku tanya sang supir, bener ini daerah Hongik? Yah, beliau menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Aku segera turun dan menenteng tas punggung. Walaupun sudah pukul 11 malam tapi suasana di Hongik masih terlihat ramai sekali dengan manusia yg berlalu lalang. Dan di sekitar Hongik ini sangat banyak resto,cafe, bar dan pedagang makanan di tenda di sudut-sudut jalan. Melihat suasana yg ramai ini, sebenarnya tak perlu ada yg dikhawatirkan. Paling tidak, kalau lagi bingung masih ada orang yg bisa ditanyakan hehehe.

Sekarang tiba saatnya aku harus berpikir jernih untuk mencari lokasi Seoulwise Guesthouse. Berhubung aku traveling sendirian, maka cara terbijak untuk menghemat dana adalah nginap di hostel atau di guesthouse saja,karena bisa patungan dengan para traveler yg lain.  Aku menemukan Seoulwise Guesthouse ini melalui http://www.hostelbookers.com/hostels/south-korea/seoul/57410/reviews/. Dari hasil baca reviews tamu yg pernah nginap di sana sepertinya semua puas dengan lokasi dan pelayanan di Seoulwise GH ini.  Dan GH ini pula yg menduduki rating pertama sebesar 96.8% tamu menyukainya. Soal harga yg ditawarkan pun relatif sama dengan GH yg lain, jadi memang harganya sudah cukup standar untuk ukuran GH.  Setelah searching sana-sini dan membandingkan dari satu GH dengan GH yg lain, akhirnya aku putuskan untuk mencoba booking satu malam di GH ini via http://www.hostelbookers.com/

Harga satu malam shared rooms (Dorm 4 beds, Ensuite) : 20.000 won/orang. Saat booking online tidak disebutkan bahwa ini mixed room (satu kamar boleh cowo & cewe campur), hanya ditulis shared rooms,tapi shared rooms yg di GH ini semuanya mixed room. Jadi buat Anda yg tak biasa tidur campur bareng cowo sebaiknya berpikir ulang untuk nginap di sini. Tapi ada tapinya, menurut pandangan aku pribadi, walaupun kondisinya tidur campur tapi buat aku tempat ini super duber nyaman untuk dipakai nginap. Super bersih baik kamar mandi maupun kamar tidurnya,nyaman, ada sarapan pagi yg cukup lumayan ditambah lokasinya yg sangat strategis dekat dengan subway maupun bus stop. Dengan harga 20,000 won cukup berharga untuk nginap di sini, secara tinggal di Seoul gitu lo. Jangan bandingkan dengan harga hotel di tanah air ya, secara living cost di Seoul ini, aku pikir salah satu kota termahal di Asia kali ya...Nga jauh beda sama biaya hidup di Tokyo, sama-sama mahal maksudnya hehehe.

Okay dengan berbekal selembar peta yg sudah di-printout berwarna  dan tertempel rapi di buku catatanku, aku mencoba mengikuti instruksi yg tertulis di catatan itu. Mataku dengan cepat menemukan Hyundai Oilbank (Gas Station) sebagai patokan awal. Selanjutnya cukup mengikuti seluruh instruksi  yg tertera di peta itu, aku dengan mudah dapat menemukan patokan terakhir yaitu restoran Mr.Crook. Tapi setelah masuk ke gang yg ada disamping Mr.Crook ini, mulai aku kebingungan mencari alamat guesthouse ini, sudah larut malam tapi tak ada pula  tanda atau plang yg menunjukkan dimana letak GH ini. Suasana di gang ini agak redup. Yg ada malah sebuah rumah minimalis dengan judul M Y H O U S E yg disinari lampu sorot. Lalu di mana Seoulwise GH ini? Mulai sedikit merasa aneh. Tapi setelah berpikir cepat, aku lalu melihat ulang alamat yg tertera di peta tsb. 197-29 Donggyo-dong. Okay mulai setiap gedung yg ada di sana aku urutkan nomornya dari ujung, sampai aku menyadari bahwa gedung yg dipojok banget dengan teras yg sangat gelap itu adalah Seoulwise. Ditengah lampu yg temaram itu, aku menemukan lukisan painting Seoulwise.Ampun dah. Malam-malam begini gimana caranya menemukan pamflet begitu hehehe. Tapi sudahlah, yg penting aku sudah menemukannya. Aku segera memencet bel yg ada di sebelah kanan pintu itu, tak berapa lama seorang pria Korea turun dan menyambutku dengan sangat ramah sekali. Kami naik ke lantai 2 ke kantor Mr.Young.


Sebelum aku tiba ternyata sudah ada pria lain yg lebih dulu tiba di sana. Namanya aku lupa. Tapi yg jelas malam itu kami tidur di kamar yg sama, di kamar No.302. Mantaffs. Tidur berempat, hanya aku sendiri cewe hehehe. 3 pria yg lain semuanya bule. Badannya tinggi-tinggi banget, tapi syukurlah mereka nga ada yg tidur ngorok. Malam ini aku tidur di atas, dan karena udara yg sangat dingin mungkin 11 derajat, membuat aku tidur bergelung di dalam selimut tebal yg wangi banget. Duch berharap ada bantal guling maka bertambah sempurna kali tidurnya hehehe.  Malam pertama tertidur lelap karena sudah terlalu lelah. Selamat malam Seoul! Sampai jumpa besok pagi!

nuchan@052011
1st night at Seoulwise

No comments:

Post a Comment