Sunday, April 24, 2011

Musang berbulu domba

Apakah anda pernah mengalami dikhianati oleh orang yg anda kenal dekat? Didepan Anda bersikap baik, lembut, penurut dan bersahabat, namun dibalik itu jika Anda lengah atau lemah Anda akan dimakan, dicaplok sampai habis atau dikhianati dengan cara yg tak pernah Anda pikirkan sama sekali seperti musang berbulu domba.

Saya mungkin salah seorang yg gampang tertipu dengan penampilan seseorang yg terlihat baik dan manis serta terlihat berbudi. Walaupun orang disekeliling saya sudah curiga dan tak percaya dengan penampilan dan mulut manisnya, saya tetap tak percaya sama sekali dengan komentar mereka yg bernada miring tentang dia. Mungkin karena sikap saya yg cenderung straight forward, maka saya sulit melihat tipikal teman atau kolega kerja yg bersikap seperti “musang berbulu domba”


Ceritanya ada seorang staff baru di kantor saya. Saya sebenarnya tidak terlalu memperhatikan siapa dia dan bagaimana dia dan dari mana latar belakangnya. Karena memang dia beda section dengan saya.  Sebut saja namanya si Anu. Sikapnya yg manis, baik hati dan cenderung berbudi menurut kaca mata saya yg super naïf, tak menimbulkan sedikit pun rasa curiga di benak saya.

Anu sangat aktif dan rajin menurut saya. Sikapnya sangat asertif dan sering memberikan masukan-masukan untuk perbaikan. Di tambah lagi dia rajin datang pagi sekali ke kantor. Dan Anu sangat ramah dengan semua orang. Semua teman-teman saya disambanginya demi mendapatkan tempat di kantor saya. Mungkin karena orang baru, Anu menjadi mati-matian mencari sahabat yg bisa diajak kerjasama dan bisa membantu beberapa pekerjaannya yg terkait dengan section lainnya. Sikapnya yg sangat beda membuat saya simpatik dan berusaha banyak menolong dia. Saya suka dengan seseorang yg memiliki semangat kerja yg sangat tinggi, karena memberikan inspirasi buat saya.

Saya pun dengan senang hati bekerja sama dengannya dalam segala hal. Semua hal yg saya ketahui saya coba sharing dengannya. Saya pun terlena dengan segala sikapnya yg manis, baik dan ramah sekali. Hanya dalam waktu singkat saya suka sekali dengan dia. Saya bahkan mencurahkan segala hati dan pikiran saya untuk membantunya sukses dalam bidang pekerjaannya. Dia sangat mempesona saya. Saya pun tak perhitungan lagi membantu dia. Saya seperti menemukan teman kerja yg cocok dan bisa bersinergi dengannya dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tempat kerja saya.

Tapi sayang seribu sayang, hal itu tak berlangsung lama, mungkin tak lebih dari 2-3 bulan, saya sudah menemukan pengkhianatan dan sistem adu domba yg dilakukannya di seputar tempat kerja. Di depan setiap orang dia bersikap sangat manis tapi ternyata yg terjadi di belakang saya tidak seperti itu. Beberapa kali saya harus berdebat dengan teman kerja saya yg lainnya karena mis-info. Mereka ternyata mendapatkan info dari Mr. Anu. Tapi info yg saya berikan tidak seperti itu, kenapa yg sampai ke tempat lain berbeda? Saya coba verifikasi dengan sabar dan mencari tahu dengan teliti, tapi makin hari saya teliti makin saya tahu sepak terjangnya. Dia tidak hanya mengkhianati saya tapi juga teman-teman saya. Demi mendapatkan peluang kerja dan penghargaan dari pimpinan tertinggi di kantor saya, dia melakukan hal-hal yg menurut saya sangat menjijikkan. Saya tiba-tiba jadi muak dengan sikapnya yg sok manis dan sok ramah. Saya merasa tertipu mentah-mentah. Semua laporan dari saya dan teman-teman saya, dilaporkan ke pimpinan atau ke pihak lain tapi dengan info yg jelas beda dengan yg saya berikan. Seperti memutar-balikkan fakta yg ada.

Sejak pengkhianatannya yg semakin jelas itu, saya mencoba menjaga jarak dengan dia. Tak ada lagi senyum ramah dari saya. Saya mencoba melihat langsung ke matanya dengan wajah dan ekspresi yg sangat datar sekali. Bahkan saya tak tertarik lagi berbincang-bincang dengannya. Saya masih tetap menjalin kerjasama kerja dengannya tapi tentu dengan sikap yg sedikit berbeda dengan  sebelumnya. Saya tak lagi ambil pusing dengan sepak terjangnya. Saya bahkan tidak tertarik untuk komunikasi berlama-lama dengannya. Menurut saya, cukup satu kali kita dikhianati dan saya tak tertarik dengan sikap manisnya itu. Bagi saya, dia tak lebih dari musang berbulu domba.

Kontrak kerjanya di kantor saya berjalan selama satu tahun. Dan tentu saja saat ini Mr. Anu berusaha mati-matian untuk bisa tetap diangkat menjadi staff tetap di kantor saya. Masih ada waktu  beberapa bulan lagi agar dia bisa membuktikan dia layak diangkat jadi staff tetap. Dan mungkin selama itu pula dia melakukan apa saja demi jabatan dan pangkat dan mata pencaharian buat sanak keluarganya. Mungkin Anda tak percaya bahwa ada orang yg rela melakukan cara-cara yg kurang terhormat demi sesuap nasi dan secuil jabatan yg mungkin tak akan abadi itu. Tapi itu fakta yg ada di depan mata saya. Saya hanya bisa tersenyum kecut melihat kenyataan itu. Miris sekaligus menggelikan...

Mungkin kisah ini akan membantu teman-teman untuk berhati-hati dengan teman, atau kolega kerja atau siapa saja yg terlihat bersikap manis yg berlebihan, Anda perlu waspada dengan orang seperti itu. Anda harus lebih bijak menyikapinya, jangan sampai Anda tertipu dan dikhianati pula. Tidak ada salahnya baik dan ramah dengan seseorang tapi tetap harus hati-hati ya.

Saya pun sedang belajar menghadapi manusia jenis kayak begini. Semoga saya bisa melewatinya. Dan saya berusaha menyerahkan semuanya ke tangan Dia yg terkasih. Semoga badai pengkhianatan ini berlalu. Dan saya berharap saya yg salah melakukan penilaian sepihak terhadap dia. Pada titik terakhir saya masih berharap apa yg saya lihat dan ketahui itu salah. Semoga saya salah menilai dia.

nuchan@2011
berharap yg terbaik

1 comment:

  1. setiap saat kita harus memilih......
    mulai dari buka mata sampai tutup mata.....
    pilihan yang kita ambil kadang benar kadang salah.
    kalau salah...itu jadi pembelajaran......
    karena memang sepanjang hidup kita dihadapkan dengan banyak pilihan....
    hanya dengan kebijakan, kedewasaan serta usia...kita akan lebih selektif untuk memilih...
    dan itupun tidak menjamin bahwa pilihan yang kita ambil benar......
    GBU..........

    ReplyDelete