Beberapa tahun yg lalu saya mencoba melakukan analisa terhadap diri saya sendiri. Saya merasa bahwa sikap saya yg cenderung kurang sabar dan terlalu temperamental ini sering menyulitkan hidup saya. Maka secara iseng saya mencoba membuat daftar sifat-sifat buruk saya. Yg paling buruk menurut saya sendiri :
1. Mudah marah dan temperamental
2. Kurang ramah
3. Sangat boros sama uang
4. Kurang berempati terhadap penderitaan orang lain
5. Bukan pendengar yg baik
Sebenarnya setelah saya buat daftar sifat buruk saya, ternyata banyak sekali bahkan bisa sampai 20 macam. Saya sampai kaget sekali. Betapa buruknya sifat saya. Saya sendiri sampai gemetar membacanya. Masak iya sich, seburuk itukah diri saya? Padahal saya melakukan analisa sendiri sudah sampai sebanyak itu daftar keburukannya. Apalagi kalau yg menilai dan merasakannya pihak lain, tak bisa saya bayangkan betapa parahnya daftar sifat buruk saya.
Dari sekian daftar sifat buruk itu maka saya pilih 5 sifat terburuk saya, yg harus segera dirubah. Maka saya tuliskan harapan-harapan saya untuk berubah ke arah yg lebih baik. Saya tuliskan di buku ”dreams building” saya semua langkah-langkah yg harus saya lakukan untuk dapat merubah 5 sifat buruk saya di atas.
Tapi janji-janji tinggal janji, setelah bertahun-tahun berlalu tampaknya sikap pemarah saya sama sekali tidak berubah. Saya masih sama seperti yg dulu, kalau berhadapan dengan orang yg sudah dikasih tahu berkali-kali tapi masih salah juga, maka bisa dibayangkan betapa amarah saya akan meledak-ledak. Saya jengkel setengah mati melihat orang yg dablek dan tolol. Saya bisa kesel tak karuan kalau ada seseorang yg saya instruksikan mengerjakan sesuatu tapi tidak dijalankan seperti yg sudah disepakati.
Tapi anehnya setelah marah-marah, saya baru sadar bahwa saya marah pun tak merubah keadaan. Yang ada malah saya sakit kepala dan habis enzim di mulut saya ngomel-ngomel tapi tidak menyelesaikan masalah. Saya sadar bahwa marah tak memberikan penyelesaian yg baik, tetapi tetap saja saya sulit merubah sifat saya ini. Saya berulang-ulang berusaha menahan kebiasaan marah saya ini tapi tampaknya tak membuahkan hasil. Saya sendiri sampai nyaris putus asa dengan sifat buruk saya ini. Setiap awal tahun saat membuat resolusi baru, saya pandangi daftar sifat buruk saya ini. Saya sampai berbisik dalam hati saya, Tuhan kapan berubahnya ini?
Akhir tahun 2010, saya bener-bener memasuki masa-masa yg melelahkan secara batiniah. Saya merasa kurang bertumbuh secara iman percaya dan karakter saya cenderung memburuk. Keadaan ini membuat saya memutuskan untuk menyendiri di kamar saya, dan selama menjelang tahun baru 2011, saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di kamar sendirian. Saya bahkan tak tertarik pulang ke kampung halaman saya untuk merayakan Natal dan tahun baru 2011 bersama keluarga saya. Saya tak tertarik berada ditengah-tengah orang ramai. Saya hanya ingin sendiri. Saya hanya ingin berbincang-bincang dengan diri saya sendiri. Seminggu sebelum menjelang tahun baru 2011, saya sudah menghabiskan waktu saya di kamar saya sambil merenungkan apa yg sudah saya perbuat selama tahun 2010. Apa yg sudah saya hasilkan selama 365 hari di tahun 2010? Apa yg berubah dalam hidup saya di tahun 2010? Apakah seluruh rencana yg saya buat di tahun 2010 berjalan baik atau tidak? Minggu-minggu terakhir menjelang tahun 2011 itu merupakan hari-hari yg sangat panjang buat saya dan merupakan titik balik dalam hidup saya untuk memulai hidup saya yg baru.
Setelah hampir seminggu saya diam dalam kesendirian dan melewati hari-hari perenungan yg panjang itu, saya merasa pikiran saya menjadi ringan dan saya tak merasa sendirian sama sekali. Saya merasakan kenyamanan dan kedamaian yg sulit saya gambarkan dengan kata-kata. Tapi yg saya tahu, saya merasakan kegembiraan dalam hati dan pikiran saya. Mungkinkah ini makna quote dari Elisabeth Kübler-Ross : Learn to get in touch with the silence within yourself and know that everything in life has a purpose.( Belajarlah untuk berhubungan dengan keheningan di dalam diri Anda dan mengetahui bahwa segala sesuatu dalam kehidupan memiliki tujuan)
Malam tahun baru menjelang 2011, saya beli pizza, lasagna dan buah-buahan segar untuk menemani saya selama menjelang tahun baru 2011. Saya siapkan DVD dan film2 kesukaan saya. Saya siapkan laptop saya dan siap-siap berselancar di dunia maya. Saya siapkan novel-novel dan buku-buku yg belum saya baca. Dan saya sudah siap bila sewaktu-waktu saya bosan berselancar di dunia maya maka saya bisa pindah menonton DVD atau membaca buku atau novel. Saya bener-bener menikmati malam pergantian tahun baru menjelang 2011.
Saat ini tahun 2011 sudah memasuki pertengahan bulan Maret 2011. Tahun 2011 merupakan tahun Kelinci menurut kalender China. Saya merasa bahwa sifat buruk saya yg pertama yaitu mudah marah dan temperamental itu sudah mulai berkurang atau malah sudah hilang, terbang tertiup angin gurun. Berbagai persoalan dan dinamika hidup yg saya dapatkan di tahun 2011 ini, saya lalui dengan mulus tanpa marah-marah. Bahkan ketika adik laki-laki saya menjalani operasi dan setelah paska operasi saya harus menjalani hari-hari dimana saya harus merubah total cara hidup saya yg lama. Saya harus merubah menu-menu makanan yg disajikan di rumah saya, karena adik saya memiliki banyak makanan pantangan. Saya bahkan harus rela bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan semua menu yg harus dimakan adik saya. Karena penyakitnya memaksa adik saya harus makan menu-menu tertentu saja. Bisa dibayangkan betapa saya harus berjibaku antara menyiapkan makanan untuk sarapan adik saya dan bontot makan siangnya di kantor. Saya yg tak terbiasa bangun pagi-pagi dan harus bersibuk-ria di dapur, maka sekarang semuanya harus berubah total. Tapi saya menjalaninya dengan pikiran tenang dan tak sedikit pun tertekan. Saya sendiri kaget dengan diri saya sendiri. Masak iya sich, saya bisa setenang ini? Aneh...Saya merasakan keanehan. Apakah yg terjadi dengan diri saya? Mungkinkah Tuhan atau ada kekuasaan lain yg sedang bekerja dalam diri saya? Ataukah Tuhan kasihan melihat saya yg nyaris putus asa dengan sifat buruk saya. Bukankah keadaan ini bisa menjadi sebuah bukti bahwa Tuhan itu Maha Bisa dan mampu membolak-balik hati saya. Bahkan saya yakin ada kekuatan lain diluar diri saya, yg mampu mengubah hati dan pikiran saya. Entahlah!
Saya bahkan tak terpancing marah ketika pimpinan saya yg baru membuat keputusan yg salah dan menyulitkan. Saya hanya duduk manis dan diam membisu. Diam dan berpikir tenang. Saya memilih mengalah. Dan tak ingin membuka konflik sama sekali. Hasilnya, saya merasa lebih nyaman. Saya tak perlu berpikir yg ruwet dan rumit-rumit. Saya berjalan mengikuti air mengalir saja. Saat ini saya merasa setiap hari menjadi pemenang. Ahhh nikmatnya berhasil menaklukkan sifat pemarah saya hehehe. Berikutnya, saya harus membunuh sifat buruk saya yg lain hehehe...Life is so beautiful but fragile!
1. Mudah marah dan temperamental
2. Kurang ramah
3. Sangat boros sama uang
4. Kurang berempati terhadap penderitaan orang lain
5. Bukan pendengar yg baik
Sebenarnya setelah saya buat daftar sifat buruk saya, ternyata banyak sekali bahkan bisa sampai 20 macam. Saya sampai kaget sekali. Betapa buruknya sifat saya. Saya sendiri sampai gemetar membacanya. Masak iya sich, seburuk itukah diri saya? Padahal saya melakukan analisa sendiri sudah sampai sebanyak itu daftar keburukannya. Apalagi kalau yg menilai dan merasakannya pihak lain, tak bisa saya bayangkan betapa parahnya daftar sifat buruk saya.
Dari sekian daftar sifat buruk itu maka saya pilih 5 sifat terburuk saya, yg harus segera dirubah. Maka saya tuliskan harapan-harapan saya untuk berubah ke arah yg lebih baik. Saya tuliskan di buku ”dreams building” saya semua langkah-langkah yg harus saya lakukan untuk dapat merubah 5 sifat buruk saya di atas.
Tapi janji-janji tinggal janji, setelah bertahun-tahun berlalu tampaknya sikap pemarah saya sama sekali tidak berubah. Saya masih sama seperti yg dulu, kalau berhadapan dengan orang yg sudah dikasih tahu berkali-kali tapi masih salah juga, maka bisa dibayangkan betapa amarah saya akan meledak-ledak. Saya jengkel setengah mati melihat orang yg dablek dan tolol. Saya bisa kesel tak karuan kalau ada seseorang yg saya instruksikan mengerjakan sesuatu tapi tidak dijalankan seperti yg sudah disepakati.
Tapi anehnya setelah marah-marah, saya baru sadar bahwa saya marah pun tak merubah keadaan. Yang ada malah saya sakit kepala dan habis enzim di mulut saya ngomel-ngomel tapi tidak menyelesaikan masalah. Saya sadar bahwa marah tak memberikan penyelesaian yg baik, tetapi tetap saja saya sulit merubah sifat saya ini. Saya berulang-ulang berusaha menahan kebiasaan marah saya ini tapi tampaknya tak membuahkan hasil. Saya sendiri sampai nyaris putus asa dengan sifat buruk saya ini. Setiap awal tahun saat membuat resolusi baru, saya pandangi daftar sifat buruk saya ini. Saya sampai berbisik dalam hati saya, Tuhan kapan berubahnya ini?
Akhir tahun 2010, saya bener-bener memasuki masa-masa yg melelahkan secara batiniah. Saya merasa kurang bertumbuh secara iman percaya dan karakter saya cenderung memburuk. Keadaan ini membuat saya memutuskan untuk menyendiri di kamar saya, dan selama menjelang tahun baru 2011, saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di kamar sendirian. Saya bahkan tak tertarik pulang ke kampung halaman saya untuk merayakan Natal dan tahun baru 2011 bersama keluarga saya. Saya tak tertarik berada ditengah-tengah orang ramai. Saya hanya ingin sendiri. Saya hanya ingin berbincang-bincang dengan diri saya sendiri. Seminggu sebelum menjelang tahun baru 2011, saya sudah menghabiskan waktu saya di kamar saya sambil merenungkan apa yg sudah saya perbuat selama tahun 2010. Apa yg sudah saya hasilkan selama 365 hari di tahun 2010? Apa yg berubah dalam hidup saya di tahun 2010? Apakah seluruh rencana yg saya buat di tahun 2010 berjalan baik atau tidak? Minggu-minggu terakhir menjelang tahun 2011 itu merupakan hari-hari yg sangat panjang buat saya dan merupakan titik balik dalam hidup saya untuk memulai hidup saya yg baru.
Setelah hampir seminggu saya diam dalam kesendirian dan melewati hari-hari perenungan yg panjang itu, saya merasa pikiran saya menjadi ringan dan saya tak merasa sendirian sama sekali. Saya merasakan kenyamanan dan kedamaian yg sulit saya gambarkan dengan kata-kata. Tapi yg saya tahu, saya merasakan kegembiraan dalam hati dan pikiran saya. Mungkinkah ini makna quote dari Elisabeth Kübler-Ross : Learn to get in touch with the silence within yourself and know that everything in life has a purpose.( Belajarlah untuk berhubungan dengan keheningan di dalam diri Anda dan mengetahui bahwa segala sesuatu dalam kehidupan memiliki tujuan)
Malam tahun baru menjelang 2011, saya beli pizza, lasagna dan buah-buahan segar untuk menemani saya selama menjelang tahun baru 2011. Saya siapkan DVD dan film2 kesukaan saya. Saya siapkan laptop saya dan siap-siap berselancar di dunia maya. Saya siapkan novel-novel dan buku-buku yg belum saya baca. Dan saya sudah siap bila sewaktu-waktu saya bosan berselancar di dunia maya maka saya bisa pindah menonton DVD atau membaca buku atau novel. Saya bener-bener menikmati malam pergantian tahun baru menjelang 2011.
Saat ini tahun 2011 sudah memasuki pertengahan bulan Maret 2011. Tahun 2011 merupakan tahun Kelinci menurut kalender China. Saya merasa bahwa sifat buruk saya yg pertama yaitu mudah marah dan temperamental itu sudah mulai berkurang atau malah sudah hilang, terbang tertiup angin gurun. Berbagai persoalan dan dinamika hidup yg saya dapatkan di tahun 2011 ini, saya lalui dengan mulus tanpa marah-marah. Bahkan ketika adik laki-laki saya menjalani operasi dan setelah paska operasi saya harus menjalani hari-hari dimana saya harus merubah total cara hidup saya yg lama. Saya harus merubah menu-menu makanan yg disajikan di rumah saya, karena adik saya memiliki banyak makanan pantangan. Saya bahkan harus rela bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan semua menu yg harus dimakan adik saya. Karena penyakitnya memaksa adik saya harus makan menu-menu tertentu saja. Bisa dibayangkan betapa saya harus berjibaku antara menyiapkan makanan untuk sarapan adik saya dan bontot makan siangnya di kantor. Saya yg tak terbiasa bangun pagi-pagi dan harus bersibuk-ria di dapur, maka sekarang semuanya harus berubah total. Tapi saya menjalaninya dengan pikiran tenang dan tak sedikit pun tertekan. Saya sendiri kaget dengan diri saya sendiri. Masak iya sich, saya bisa setenang ini? Aneh...Saya merasakan keanehan. Apakah yg terjadi dengan diri saya? Mungkinkah Tuhan atau ada kekuasaan lain yg sedang bekerja dalam diri saya? Ataukah Tuhan kasihan melihat saya yg nyaris putus asa dengan sifat buruk saya. Bukankah keadaan ini bisa menjadi sebuah bukti bahwa Tuhan itu Maha Bisa dan mampu membolak-balik hati saya. Bahkan saya yakin ada kekuatan lain diluar diri saya, yg mampu mengubah hati dan pikiran saya. Entahlah!
Saya bahkan tak terpancing marah ketika pimpinan saya yg baru membuat keputusan yg salah dan menyulitkan. Saya hanya duduk manis dan diam membisu. Diam dan berpikir tenang. Saya memilih mengalah. Dan tak ingin membuka konflik sama sekali. Hasilnya, saya merasa lebih nyaman. Saya tak perlu berpikir yg ruwet dan rumit-rumit. Saya berjalan mengikuti air mengalir saja. Saat ini saya merasa setiap hari menjadi pemenang. Ahhh nikmatnya berhasil menaklukkan sifat pemarah saya hehehe. Berikutnya, saya harus membunuh sifat buruk saya yg lain hehehe...Life is so beautiful but fragile!
nuchan@10032011
Be a winner
No comments:
Post a Comment