Saturday, November 29, 2014

Everything Happens for a Reason


Hotel Horison Bekasi, Kopdar KAJI 29-11-2014
 
Pembicara : DR. Suyoto Rais






"Everything Happens for a Reason"


Anda pasti punya seseorang yg anda anggap sebagai rockstar yg telah mengubah jalan hidup anda. Yang membuat anda terinspirasi. Yg  membuat anda bangkit lagi dari rasa kesedihan dan keterpurukan  hebat yg anda alami. Saya menemukannya hari ini. 

Adakalanya anda hanya membutuhkan sebuah  momentum sebagai pemantik api untuk menghidupkan api kehidupan yg sudah padam dalam diri anda.

Ketika anda mendengarkan kisah Bp. Suyoto Rais atas perjalanan hidupnya yg malang melintang dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan dari satu negara ke negara lain. Karirnya dimulai dari satu perusahaan Jepang yg cukup bonafide dan ternama dan bekerja sebagai orang Indonesia tetapi dengan status yg disamakan sebagai ekspatriat, yg artinya semua fasilitas dan gaji yg diterimanya setara dengan para ekspatriat Jepang lain. Yang terbayang di benak saya : Wow luar biasa. Keren. Enaknya. Kapan ya saya bisa seperti itu…Itu sekilas yg terbayang di otak saya. 

Tapi kadang-kadang saya berpikir juga bahwa segala kemudahan dan kesulitan hidup itu diciptakan oleh Tuhan untuk menguji kesetiaan kita kepada-Nya.

Aneh tapi nyata, terkadang segala  berkat hidup dan keberuntungan itu  datang berlimpah dan hadir dalam saat bersamaan di dalam hidup anda. Semuanya begitu indah,mudah dan nyaman. Seolah tak ada kerikil sama sekali. Tak ada turbulensi mendadak. Tak ada kesulitan sama sekali. Apa pun yg anda inginkan, segalanya dengan mudah tersedia di depan mata. Anda seperti hidup di dalam dunia impian anda. 

Tapi celakanya, kondisi nyaman seperti ini membuat anda sering kali khilaf dan perlahan-lahan justru menjadi lebih rakus. Dan anda lupa bersyukur atas semua berkat yg sudah anda terima. Bahkan terkadang anda berpikir bahwa semua yg anda miliki saat itu, adalah berkat kehebatan, kekuatan dan kepintaran anda sehingga lupa untuk mensyukuri segala nikmat hidup yg anda terima. Kenyamanan hidup membuat anda terjebak dalam kesombongan. Meskipun itu sering kali terjadi diluar kesadaran anda. Ini seperti sebuah ranjau kehidupan.

Bukankah sedikit lebay atau mungkin agak konyol, alasan pemecatan atau tindakan PHK yg diberlakukan perusahaan Sumi**** kepada Bp. Suyoto ini terlihat sangat sepele dari sudut pandang mata saya sebagai orang Indonesia. Di PHK karena dianggap korupsi hanya karena biaya sewa apartemen itu dialihkan menjadi biaya untuk membeli rumah pribadi.  Buat saya apa bedanya buat perusahaan itu? Mau dananya dikeluarkan untuk membayar sewa apartemen keg atau dikeluarkan untuk membeli rumah pribadi keg, pada akhirnya dana itu khan dikeluarkan secara benar dan resmi yaitu biaya untuk rumah tinggal Bp. Suyoto dan keluarga. 

Tapi sudahlah, itu semua sudah terjadi, nasi sudah jadi bubur, tak mungkin kembali  jadi beras. 

Saya tak tahu apakah saat itu Bp.Suyoto sempat berandai-andai …andai dana tersebut tak perlu dialihkan sebagai biaya membeli rumah…andai hal ini tak terjadi pasti segalanya masih baik-baik saja..andai kita bisa memutar waktu..andai..andai..andai yg tak ada habisnya…yg membuat otak lelah berpikir dan berharap kita tak pernah membuat sebuah kesalahan sepele yg berakhir fatal…andai andai yg membuat anda hampir gila memikirkannya…kenapa kenapa kenapa …kenapa hal ini harus terjadi menimpa saya…kata andai dan kenapa terus menari-nari di benak anda…Yg akhirnya hanya membuat anda putus asa dan mungkin nyaris bunuh diri…
 
Ah bener banget sering kali penyesalan itu datang terlambat.

Saat beliau menuturkan kisah itu, saya mencoba membayangkan sendiri seperti apa rasanya galau,gemuruh dan rasa sesak di dada beliau saat melewati peristiwa ini.

Untuk saya ini seperti ketika anda berada dalam pesawat nan mewah dan anda sedang duduk di kelas bisnis  di ketinggian 30,000 kaki, awalnya cuaca begitu indah dan langit biru cerah dilingkupi awan putih yg berarak terlihat seperti lukisan indah dan anda sedang asyik menatap ke luar  jendela, tapi tak lama berselang tanpa aba-aba mendadak terjadi turbulensi hebat di udara dan mendadak semuanya menjadi kelabu,  terjadi goncangan hebat yg membuat anda mendadak panik, gemetaran, mual dan nanar dan anda tidak punya persiapan sama sekali untuk menghadapi kejadian ini. 

Membayangkan bagaimana harus menjelaskan semua kejadian ini kepada istri, kepada orang tua, kepada saudara, teman, kolega, bawahan dan semua orang yang ada di sekeliling anda.

Bagaimana harus bersikap dan menghadapi semua orang yg ada disekeliling anda?

Mendadak ada tetangga yg heran melihat anda seharian di rumah, dan tanpa bermaksud iseng  dengan spontan sang tetangga bertanya, kog nga ngantor pak?Tumben libur. Biasanya jarang kelihatan di rumah.

Apa yg harus anda jawab. Bagaimana menjawab semua ini.

Belum selesai dengan masalah tetangga yg mendadak heran melihat anda seharian di rumah, ditambah lagi  mendadak anda gemetar melihat seluruh tagihan-tagihan yg datang, mulai dari tagihan listrik, telpon,kartu kredit, belum lagi kredit rumah kalau rumah anda ternyata KPR,  indovision, uang sekolah anak, uang sampah, uang keamanan, dan segala macam tagihan yg mendadak ini menjadi beban yg sangat menakutkan. Walaupun anda punya tabungan di bank, tapi ketika anda tidak punya kepastian penghasilan yg teratur, tidak punya passive income dan ditambah lagi tidak jelas apakah anda bisa segera mendapatkan pekerjaan baru untuk membayar semua tagihan-tagihan itu.  Ini seperti mimpi buruk. This is like a waking nightmare of happiness!

Dan kalau anda tak memiliki iman yg kuat dan tak punya  orang-orang terdekat yg memberikan anda dukungan penuh tanpa syarat dan kasih sayang sejati, maka jangan heran terkadang ada orang yg mencari jalan pintas yaitu bunuh diri. Tak siap menghadapi semua persoalan hidup dan tak siap menghadapi pandangan orang lain. Bayangkan orang lain memandang  anda sebagai orang sukses, tapi hanya dengan sebuah kesalahan konyol dan terlihat sepele sekali, mendadak anda terhempas  jatuh dan babak belur.

Sometimes things happen to you that may seem horrible, painful, and unfair at first, but in reflection you find that without overcoming those obstacles you would have never realized your potential, strength, willpower, or heart.

Everything happens for a reason.  Nothing happens by chance or by means of good luck. Illness, injury, love, lost moments of true greatness, and sheer stupidity all occur to test the limits of your soul. Without the small tests, whatever they may be, life would be like a smoothly paved, straight flat road to nowhere.  It would be safe and comfortable, but dull and utterly pointless.

True indeed. Tapi siapa yang bersedia dengan suka rela untuk melalui batu ujian ini…Rasanya sulit menemukan orang yg bersedia melalui ujian ini kecuali dipaksa keadaan atau terpaksa karena tak ada pilihan.

Setiap kali membaca buku riwayat hidup orang sukses, saya selalu kagum dan ingin merasakan berada di jalan yg mereka lalui itu. Tapi ketika anda berada di jalan berkerikil dan melewati batu ujian itu, saya percaya tak semua orang lulus, punya iman dan  nyali yg kuat untuk bisa melalui batu ujian itu dan keluar sebagai pemenang dalam keadaan masih hidup. Tapi siang ini saya belajar dari Bp. Suyoto bahwa beliau berhasil keluar sebagai pemenang di ronde  pertama versus insiden Sumit***.

Losing Job ( but not losing hope)

Kutipan ini sangat layak untuk saya pikirkan terutama ketika Bp. Suyoto harus melamar ke 30 perusahaan Jepang tapi sukses DITOLAK SEMUANYA…
Saya tak bisa membayangkan seperti apa sakitnya ketika anda harus ditolak 30 kali banyaknya. 2 atau 3 kali sih masih bisa ditahan sakitnya yah? Tapi 30 kali,saya belum tahu kayak apa itu rasanya…Rasanya saya perlu berguru dan bertanya langsung ke Bp. Suyoto. Soalnya saya masih penasaran banget.

Saya berpikir mungkin Bp. Suyoto tidak mau mengulangi lagi kesalahan yg sama seperti di perusahaan sebelumnya di Sumit***. Jadi kali ini beliau mencoba membuat CV-nya dengan sejujur-jujurnya. Ternyata kejujuran yg sempurna itu membuahkan hasil menuai penolakan sampai 30 kali banyaknya, hanya karena beliau mencantumkan alasan berhenti adalah PHK. Super!

Agak klise juga ya, kalau saya bilang  Where there's a will, there's a way.”

Tapi itu yg terjadi ketika akhirnya Bp. Suyoto mendapatkan kesempatan untuk bekerja di NIDEC. Setelah 30 pintu kesempatan  tertutup tapi karena beliau tak kehilangan pengharapan maka akan selalu ada satu pintu yg akan terbuka. 

SELALU ADA HARAPAN, bagi orang yang meyakininya! Super!  'There's Always Hope'


Dilemma

Adakalanya di tengah puncak kesuksesan anda, selalu ada persimpangan jalan yg anda harus pilih. Jalan Tuhan atau jalan dunia.  Terkadang anda tak bisa menyatukan keduanya.

Kali ini Bp. Suyoto harus dihadapkan pada pilihan yg sulit. Mempertahankan jabatannya di NIDEC dengan segala kenyamanan yg diperolehnya atau mencampakkan semua kenyamanan ini demi menunaikan Rukun Islam yg ke-5 yaitu NAIK HAJI.#GREGET!

Voila gimana nga greget ya, bayangkan hidup sedang  serba nikmat dan nyaman. Mendadak anda harus membuat pilihan yg akan membuat anda akan terjun bebas tanpa parasut. Wuih buat saya kog terkesan greget dan heroik  banget. Kepala saya masih mumet memikirkan bagaimana beliau sampai pada satu titik dan mengambil keputusan untuk tetap hengkang dari NIDEC dan tetap melanjutkan untuk menunaikan ibadah Naik Haji. 

Logika sederhana saya begini, khan nanti kalau sudah memasuki masa pensiun masih bisa naik haji tho? Kog mesti saat itu? Itu yg masih buat saya penasaran, pengen tanya ke Bp. Suyoto. Kenapa beliau harus naik haji saat itu. Tapi memang balik lagi ke judul di atas : "Everything Happens for a Reason"

Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis,dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun yang terjadi karena kebetulan.Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan. -Interpretasi Andrea Hirata dari pemikiran Harun Yahya- Saya kutip dari novel Andrea Hirata “Edensor”

Life is full of ups and downs. The trick is to enjoy ups and have  courage during the downs.

Kesulitan hidup dan badai persoalan hidup yg anda alami, seringkali menjadi ujian dan latihan tentang kesiapan anda untuk melihat seluruh aspek kehidupan yg sudah anda lalui. Pengalaman saya sendiri, segala kemudahan hidup dan segala sesuatu yg serba mudah membuat anda kehilangan sensitivitas dan tumpul rasa empati terhadap lingkungan dan orang lain. Anda akan sulit memahami bagaimana sulitnya memenuhi kebutuhan makan yg layak 3X sehari, kalau anda sendiri setiap hari disuguhi makanan yg berlimpah dan tak pernah kekurangan apapun. 

Anda akan memiliki perspektif yg berbeda ketika anda sendiri pernah mengalami sulitnya untuk memenuhi makan 3X sehari, sulitnya membayangkan  kelanjutan hidup keluarga anda ditengah keterpurukan anda. Tapi anehnya ketika anda menjalani semua badai dan kesulitan hidup ini, justru rasa empati dan rasa sensivitas anda terhadap lingkungan dan orang lain justru tumbuh dan  meningkat tajam, karena saat itu anda pun sedang merasakan hal yg sama. Kesamaan rasa dan masalah yg dihadapi membuat anda sadar dan memiliki empati yg sangat kuat untuk menolong orang lain. Anda menjadi begitu bergairah untuk menolong  dan menyelamatkan orang lain. Saya berpikir cara Tuhan menegur dan mengajar manusia memang sangat unik. Kadang anda diizinkan mendapatkan masalah dan mengalami kejatuhan dalam hidup anda, semata-mata hanya untuk memberikan anda kesempatan baru untuk dibangun dan diubahkan cara hidupnya. Kemudahan hidup justru sering menjauhkan anda dari kebersinaran anda di masa yg akan datang. Bener nga sih?







(Maaf Bersambung)


nuchan@291114
beautiful day

No comments:

Post a Comment