Sunday, March 10, 2013

Mengapa Singapore mampu menarik hati wisatawan?

Saya mengawali liburan saya di tahun 2013 dengan terbang ke Singapore bersama sahabat saya Evi. Ini bukan pertama kalinya saya ke Singapore, kalau saya tidak salah hitung, ini kunjungan saya yg ke-5. Tapi karena rentang waktunya lumayan panjang dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, maka saya sering terkagum-kagum dengan perubahan tata-kota dan juga bangunan-bangunan modern yg dibangun oleh pemerintah Singapore dalam rangka menarik wisatawan mancanegara dan juga wisatawan Asia.

Jangan heran, kalau kamu berkunjung ke Singapore, dengan mudah kamu bisa menemukan turis dari berbagai negara bebas berjalan-jalan di setiap sudut kota. Turis-turis yg memenuhi Singapore ini terlihat sangat menikmati kota ini. Selain transportasinya yg sangat modern dan bagus, ditambah lagi kota ini cukup bersih. Kalau kamu suka casino, maka mereka sudah memiliki sebuah arena judi atau casino sekelas Las Vegas yg dibangun di dekat Bayfront, Marina Bay Sands. Bangunan Marina Bay Sands Casino dan Hotel ini sangat unik dan bangunannya sangat atraktif. Jadi sangat mendominasi view yg ada disekitar Marina Bay. Malam hari area di sekitar Marina Bay dan Bayfront ini sangat indah dengan lite-up. Pemandangan malam yg sangat mengagumkan.

Hari pertama di Singapore, saya dan Evi memutuskan untuk memulai perjalanan kami dari Boon Keng Station menuju China Town Station. Saat tiba di China Town Station, saya dan Evi dibuat bingung dengan pilihan exit mana yg menuju China Town Market. Mumpung masih bingung, saya menyarankan ke Evi agar kami membeli EZ Link Card saja. Karena malas banget setiap kali harus naik MRT kami harus menuju mesin tiket untuk membeli tiket. Selain makan waktu, saya juga gemes dgn coin-coin yg banyak sebagai uang kembalian saat membeli tiket. Ditambah lagi saya dan Evi belum terbiasa dengan jenis coin mereka. Mana yg 10 sen, 20 sen, 50 sen, 1 SGD. Kami harus mengecek ulang setiap coin yg kami pegang, dan itu memakan waktu dan menjengkelkan. Akhirnya kami putuskan membeli EZ Link Card. Harganya memang agak mahal juga. EZ Link Card yg baru seharga 12 SGD. 5 SGD untuk Card  tapi tidak ada Refund untuik biaya Card seharga 5SGD. Sedangkan sisanya 7SGD bisa kami gunakan. Kalau cardnya sudah tidak dipakai lagi, kita bisa ambil sisa dana di dalamnya melalui bagian marketing yg ada di setiap station. Setelah beli card, kami akhirnya bisa melihat Exit untuk China Town Market. Ternyata terintegrasi dengan SMRT.


Melalui pintu keluar, saya langsung bisa melihat bangunan-bangunan tua yg mendominasi China Town Market ini masih terlihat terawat rapi. Warnanya pun sangat mencolok,kuning,merah,hijau. Dan jendelanya terlihat sangat tinggi, bergaya masa lalu. Rasanya puas menyaksikan bangunan-bangunan masa lalu yg dirawat dengan baik dan rapi. Saya suka jengkel menyaksikan sebuah negara yg suka menghancurkan bangunan bersejarah demi bangunan modern yg sungguh sangat mengganggu dan merugikan generasi muda yg kehilangan jejak sejarah. Tapi Singapore mampu mempertahankan seluruh bangunan bersejarah milik mereka. Dan ini bisa menjadi suri-tauladan bagi beberapa negara berkembang yg suka menghancurkan jejak sejarah, termasuk Indonesia, negara yg paling rajin menghancurkan nilai-nilai sejarah dan jejak sejarah.



Memasuki China Town, maka mata saya dan Evi langsung dibuai oleh berbagai souvenirs yg dijual di toko-toko souvenirs yg berdiri di kiri-kanan jalanan yg ada di sana. Memang souvenirs yg dijual masih seputar itu-itu saja, key holders, T-Shirt yg ada logo Singapore, tas-tas yg diberi logo Singapore dan berbagai Tag Bag yg lumayan unik. Kalau untuk sekedar sebagai buah tangan atau oleh-oleh saya pikir cukup lumayan untuk dibeli karena harganya pun relatif sangat murah. Tapi jangan harap kualitasnya baik yah.. Murah itu identik dengan kualitas rendah banget. Tapi yah namanya juga oleh-oleh. Saya dan Evi tertarik membeli suitcase yg bisa dijadikan tempat make-up, seharga 10SGD untuk 4 pcs...Lumayan murah juga khan? So saya dan Evi beli warna biru dan juga abu-abu. Dan dilanjutkan menyusuri seluruh China Town...Akhirnya bocor juga tuch kantong, beli oleh-oleh yg antara penting dan tak penting...hahaha




 Seperti ini suitcase yg dijual di beberapa shop yg ada di China Town. Uniknya, besar kecil harganya sama saja 10SGD for 4pcs. Warnanya banyak, mulai dari Brown,Grey,Purple,Dark Blue, Red,etc. Pokoknya colorful banget deh. 3M, murah,meriah,mantap....(lol)

***
Kami berjalan sampai ke ujung jalan China Town ini, dan di sudut jalan kami melihat Sri Mariamman Temple.
Sri Mariamman Temple adalah salah satu kuil Hindu tertua di Singapura. Ini adalah sebuah kuil keagamaan yg dibangun dalam gaya Dravida. Terletak di South Bridge Road No 244, terletak di distrik Chinatown dekat pusat kota. Kuil ini melayani South Indian Tamil Hindu Singapura. Karena nilai arsitektur dan sejarahnya, kuil ini telah dikukuhkan sebagai Monumen Nasional dan merupakan daya tarik wisata utama di Singapura. Sri Mariamman Temple didirikan pada tahun 1827 oleh Naraina Pillai, delapan tahun setelah British East India Company mendirikan pemukiman perdagangan di Singapura.

Saya selalu tertarik menyaksikan ritual unik keagamaan. Menyaksikan orang-orang yg khusuk memuja dewa mereka. Melantunkan senandung puja-puji kepada dewa-dewa alam. Mencari kedamaian dalam ruang yg dipenuhi dupa wewangian. Menyingkir dari sibuk dan penatnya rutinitas kehidupan. Meskipun terasa janggal buat saya, kuil ini dikelilingi  toko-toko kecil yg disibukkan oleh para pedagang yg sedang sibuk mencari peruntungan. Di sisi lain ada kuil tempat orang-orang yg mencari kedamaian dan perlindungan dari dewa-dewa yg menguasai jagat raya ini. Aneh tapi saya selalu melihat kuil-kuil yg berada di tengah pusat perdagangan. Yah tapi begitulah paradoks kehidupan. Selalu ada dua sisi.


No comments:

Post a Comment