Seorang teman saya pernah bilang bahwa kalau cari rumah itu, jodoh-jodohan. Maksudnya walaupun saya sudah senang dengan rumah tersebut tapi kadang belum berjodoh jadi tidak bisa memilikinya. Alasannya bisa macam-macam, bisa jadi tiba-tiba ada yg lebih dulu membelinya, kalah cepat. Bisa jadi saat kedua-belah pihak sudah setuju, penjual dan pembeli, tapi saat mau dilanjutkan secara serius ternyata ada dokumen yg harus dipenuhi penjual tapi tak lengkap, begitu juga sebaliknya. Pokoknya ada-ada saja penyebabnya, sehingga rumah tersebut tak bisa kita miliki. Maka teman saya bilang : itu belum berjodoh. Semula saya tertawa geli saat dia bilang begitu, karena selama ini saya belum pernah mengalaminya sendiri. Cari rumah koq kayak mencari jodoh, susah-susah gampang.
Dulu waktu saya beli rumah yg pertama, tidak mengalami kesulitan sama sekali. Cukup cek perumahan mana yg cocok di hati, minta brosurnya, pelajari seluruh harga-harga dan syarat-syarat yg ditawarkan, kemudian memutuskan type rumahnya dan berapa lama mau dicicil. Dan bila sudah diputuskan type rumahnya, serahkan booking fee dan seluruh dokumen yg dibutuhkan ke pihak developer perumahan dan mereka yg mengurus sisanya. Saya hanya menyediakan dokumen lengkap dan uang panjar (down payment), setelah itu, tinggal tunggu hasilnya saja, lolos atau tidak. Tidak pernah ribet bin rumit. Bahkan rumah yg kedua pun sama saja, tidak rumit. Persis seperti rumah pertama. gampang.
Liku-liku perburuan rumah ketiga.
Beberapa bulan yg lalu adik saya menjalani operasi, sehingga kondisi fisiknya menjadi buruk. Melihat tubuhnya yg mudah lelah membuat saya sangat khawatir. Jarak tempuh dari rumah saya ke kantornya lumayan jauh. Bisa memakan waktu 40menit sampai satu jam kalau sedang macet. Dan ini sangat menyiksa sekali buat adik saya. Situasi ini membuat saya mengambil keputusan untuk membeli rumah baru yg dekat dengan kantornya. Saya bener-bener merubah seluruh rencana-rencana saya demi membeli rumah ini. Saya harus menemukan rumah yg dekat dengan kantornya secepat mungkin. Maka inilah awal kisah, saya mulai melakukan perburuan rumah ketiga.
Melacak rumah di Taman Cibiru
Saya memilih lokasi ini sebagai perburuan perdana karena teman saya sudah ada yg tinggal di sana. Jadi teman saya memberikan gambaran tentang suasana tinggal di sana. Lokasinya memang agak di ketinggian dan persis di ujung banget. Dulu investasi di sana rasanya koq jauh banget. Tapi saat ini dengan semakin majunya perumahan ini semakin padat penghuninya. Fasilitasnya pun semakin bertambah banyak dan bagus banget. Dan harganya pun tiba-tiba melambung tinggi karena ada isu-isu yg mengatakan bahwa dekat dengan lokasi ini akan dibangun akses tol baru. Iming-iming ini membuat harga rumah di sana melambung tinggi dan para investor mulai melirik lokasi ini sebagai lahan bisnis baru. Ditambah lagi perumahan cluster baru Elysium harganya memang aduhai banget, mehong boo. Hampir 5X lipat dari harga rumah lama. Amboi. Ini menjadi daya dongkrak yg tinggi buat rumah lama. Rumah yg secondary menjadi 2X lipat dari harga pasaran sebelumnya. Sedap. Tapi dibandingkan dengan rumah baru masih lebih murah membeli rumah secondary. Belum lagi rumah cluster baru luas tanahnya menyempit.
Dulu waktu saya beli rumah yg pertama, tidak mengalami kesulitan sama sekali. Cukup cek perumahan mana yg cocok di hati, minta brosurnya, pelajari seluruh harga-harga dan syarat-syarat yg ditawarkan, kemudian memutuskan type rumahnya dan berapa lama mau dicicil. Dan bila sudah diputuskan type rumahnya, serahkan booking fee dan seluruh dokumen yg dibutuhkan ke pihak developer perumahan dan mereka yg mengurus sisanya. Saya hanya menyediakan dokumen lengkap dan uang panjar (down payment), setelah itu, tinggal tunggu hasilnya saja, lolos atau tidak. Tidak pernah ribet bin rumit. Bahkan rumah yg kedua pun sama saja, tidak rumit. Persis seperti rumah pertama. gampang.
Liku-liku perburuan rumah ketiga.
Beberapa bulan yg lalu adik saya menjalani operasi, sehingga kondisi fisiknya menjadi buruk. Melihat tubuhnya yg mudah lelah membuat saya sangat khawatir. Jarak tempuh dari rumah saya ke kantornya lumayan jauh. Bisa memakan waktu 40menit sampai satu jam kalau sedang macet. Dan ini sangat menyiksa sekali buat adik saya. Situasi ini membuat saya mengambil keputusan untuk membeli rumah baru yg dekat dengan kantornya. Saya bener-bener merubah seluruh rencana-rencana saya demi membeli rumah ini. Saya harus menemukan rumah yg dekat dengan kantornya secepat mungkin. Maka inilah awal kisah, saya mulai melakukan perburuan rumah ketiga.
Melacak rumah di Taman Cibiru
Saya memilih lokasi ini sebagai perburuan perdana karena teman saya sudah ada yg tinggal di sana. Jadi teman saya memberikan gambaran tentang suasana tinggal di sana. Lokasinya memang agak di ketinggian dan persis di ujung banget. Dulu investasi di sana rasanya koq jauh banget. Tapi saat ini dengan semakin majunya perumahan ini semakin padat penghuninya. Fasilitasnya pun semakin bertambah banyak dan bagus banget. Dan harganya pun tiba-tiba melambung tinggi karena ada isu-isu yg mengatakan bahwa dekat dengan lokasi ini akan dibangun akses tol baru. Iming-iming ini membuat harga rumah di sana melambung tinggi dan para investor mulai melirik lokasi ini sebagai lahan bisnis baru. Ditambah lagi perumahan cluster baru Elysium harganya memang aduhai banget, mehong boo. Hampir 5X lipat dari harga rumah lama. Amboi. Ini menjadi daya dongkrak yg tinggi buat rumah lama. Rumah yg secondary menjadi 2X lipat dari harga pasaran sebelumnya. Sedap. Tapi dibandingkan dengan rumah baru masih lebih murah membeli rumah secondary. Belum lagi rumah cluster baru luas tanahnya menyempit.
No comments:
Post a Comment