Tuesday, July 31, 2012

Osaka I am coming (Summer Season July 2012)

Pukul 8:25 pagi, gue mendarat dengan selamat di KIX, Kansai International Airport. Gue sama sekali nga bisa menjelaskan perasaan gue. Tidak ada rasa deg-degan, walaupun ini yg pertama kali gue mendarat di KIX dan berkunjung ke Osaka. Kunjungan sebelumnya  gue  mendarat di Tokyo Narita Airport. Baik Narita Airport maupun KIX, bangunannya buat gue sama saja, terlihat minimalis dan modern. Tidak ada ciri  khas khusus yg mendominasi airport ini. Warna dinding yg didominasi warna cenderung cool white seperti warna putih yg dipadu dengan abu-abu jadi kesannya tidak terlalu mencolok warnanya. Bagi gue ini seperti kebiasaan orang Jepang yg tidak terlalu menyukai hal-hal yg terlalu mencolok, pilihan warna yg umum bagi orang Jepang adalah warna dasar yg alami dan tidak terlalu berbenturan dengan warna alam. Malah buat gue yg suka warna cerah, maka pilihan warna di semua bangunan di Jepang ini cenderung kusam dan redup buat gue. Ada satu  atau dua bangunan yg cerah tapi tidak terlalu memberikan efek ceria buat gue. Datar, kusam dan sunyi, tidak ada kesan wow…layak negara maju gitu lo…


Gue berbarengan  turun dengan penumpang yg lainnya. Beberapa penumpang yg satu pesawat dengan gue kelihatannya berkunjung ke Osaka ini dalam rangka berlibur atau berwisata ke Jepang. Usaha AA membuka jalur penerbangan ke kota-kota yg ada di Jepang ini, cukup memberikan gairah baru buat para wisatawan dari Asean yg ingin berkunjung ke Jepang. Selama ini salah satu  kendala utama berlibur ke  Jepang adalah biaya penerbangan yg relatif  mahal ditambah biaya hidup di Jepang terkenal super-duber mahal. Semuanya mahal. Perbandingannya bisa 4-6X lipat biaya hidup di Jakarta. Bahkan ada yg bilang biaya hidup di Jepang sama dengan biaya hidup di Eropa seperti London atau Frankfurt. Sepanjang pengetahuan saya, biaya makan yg lumayan murah  saya pikir antara 7-8USD untuk makanan sejenis cepat saji/fast food.  Beberapa restoran cepat saji  yg mudah ditemui di Jepang seperti Nakau, Matsuya atau Yoshinoya.

Dari hasil curi dengar percakapan penumpang yg duduk bersebelahan dengan gue, mereka pun kelihatannya berlibur ke Jepang via Osaka ini, dengan membeli tiket promo yg ditawarkan AA, saat membuka jalur baru ke Osaka. Dua penumpang pria ini begitu asyik mendiskusikan usaha mereka dalam membeli tiket promo ini. Salah satu syarat saat membeli tiket promo online AA, memang sebaiknya kita sudah punya credit card. Sebenarnya bisa bayar dengan tunai atau debit BCA, tapi terkesan merepotkan sekali. Tapi dengan pembayaran online credit card jauh lebih praktis dan nyaman. Kadang kalau mereka tidak punya credit card, mereka bela-belain minjam credit card temannya, asalkan dapat tiket promo yg murah sekali. Mendengar diskusi mereka yg asyik banget, gue hanya senyum simpul sendiri. Itu mungkin salah satu kegilaan orang yg memang hobbi travelling, segala cara dilakukan asalkan  bisa traveling atau bertualang ke negeri-negeri impian mereka  dengan biaya yg terjangkau kocek mereka.

Menurut gue, walaupun traveling dengan biaya murah atau terjangkau, pada dasarnya traveling is expensive but it is so worth it. Kalau dikalkulasikan semua biaya yg gue keluarkan untuk traveling selama ini, mungkin bisa dikonversikan jadi sebuah rumah yg nyaman dan  mobil terbaru yg bisa dipakai wara-wiri ke sana ke mari. Ini hanya masalah pilihan hidup atau life-style yg kita pilih. Ada orang yg lebih memilih menggunakan uangnya untuk memiliki rumah nyaman,  mobil yg baru dan barang-barang baru yg bisa memberikan mereka kenyamanan. Ada pula yg lebih suka menghabiskan uangnya untuk berpetualang menjelajahi berbagai tempat-tempat baru nan eksotis di dunia dan mencari sesuatu yg lebih menantang,  daripada terjebak dalam rutinitas yg sama dan mungkin membosankan dalam pandangan para traveler ini. Berpetualang juga mungkin dalam persfektif para traveler akan membuat mereka lebih terbuka pada hal-hal baru seperti budaya baru, pandangan baru dan akan menambah cakrawala pengetahuan mereka tentang dunia luar yg saat ini berkembang sangat cepat. Ya bagian dari usaha untuk tidak terjebak dalam narrow mindset, atau seperti katak dalam tempurung.

Bagi gue sendiri, traveling ini sering menguji kesabaran, kearifan dan juga kemampuan gue untuk bertahan di tempat baru atau di negeri orang. Gue sendiri sebenarnya tak mudah untuk keluar dari zona nyaman gue. Gue memiliki tingkat kesulitan sendiri dalam hal beradaptasi dengan segala hal yg serbabaru. Gue butuh extra-energy untuk belajar cepat menghadapi segala hal yg baru di negeri orang atau di tempat baru, mulai dari makanan utama, cara bersikap terhadap perbedaan budaya, perbedaan musim yg sangat signifikan terkait dengan kemampuan tubuh gue menghadapi suhu udara di negara tersebut sampai dengan belajar berpikir cepat mengkonversikan nilai mata uang kita terhadap mata uang yg berlaku di negara tersebut. Mungkin kalau saya paparkan satu per satu butuh berlembar-lembar penjelasannya. Tapi intinya semua yg serbabaru butuh usaha adaptasi yg luar biasa cepat dari kita untuk bisa bertahan dan memahami situasi yg sedang kita hadapi. Dan hal ini hanya bisa dipelajari melalui pengalaman sendiri dan petualangan pribadi dalam mencari saripati kehidupan.

Okay back to the topic. Seperti biasa keluar dari pesawat, hal pertama yg ingin gue lakukan adalah ke toilet. Gue sesak pipis. Aneh, setiap kali keluar pesawat, gue pasti pengen pipis. Maka setelah landing di KIX, gue pun ikutan antri masuk toilet. Lumayan ramai juga yg antri pagi ini. Gue melihat serombongan orang Indonesia yg berwajah China tapi logatnya seperti China dari Surabaya atau Semarang. Mereka sibuk berkomentar tentang air yg keluar dari kran yg ada di negara Jepang ini layak untuk diminum. Menurut hasil konfirmasi mereka dengan salah seorang staff yg ada di pesawat bahwa air yg keluar dari kran itu bisa langsung diminum. Masing-masing mereka gue lihat sudah bawa botol minum masing-masing, siap untuk diisi dengan air kran yg layak diminum. Ya, menurut gue itu ide yg bagus banget untuk menghemat biaya hidup di negara yg biaya hidupnya super-duper mahal ini. Di sini satu botol air mineral 600ml itu paling murah seharga JPY120/botol. Kalau dikonversikan ke IDR sekitar 15ribu rupiah. Hitung sendiri berapa kali lipat itu. Jadi kalau mereka berangkat sekeluarga 5 orang, suami-istri plus 3 orang anaknya, wow minum air dari kran ini, bisa jadi solusi untuk penghematan ya. Good job! Gue juga tertarik mengikuti ide ini.

Masuk ke toilet di Jepang ini, semua serbabersih. Dan yg pasti di setiap toilet pasti ada tissue. Umumnya tissue yg tersedia di sana, bisa langsung dibuang ke toilet karena hancur terkena air. Tapi sayang sekali, gue kurang nyaman dengan bau ruangan toilet ini. Bersih tapi baunya kurang sedap, pengaruh jenis makanan yg dikonsumsi oleh orang Jepang kali ye. Entahlah. Btw, ini kalau teman gue baca, pasti komentar begini : di mana-mana yg namanya toilet itu nga ada yg wangi neng…hehehe. Tapi suwer(swear), ada yg wangi lo toilet. Waktu gue masuk ke salah satu toilet yg ada di KLCC Suria, gila wangi banget bo..wanginya aroma therapy dari Body Shop. Sayang pas mau masuk ke toilet, gue kudu ditagih 2RM (IDR6,000) hehehe. Jadi wajar dong kalau rada wangi. Toilet atau ruang rias yah..kog wangi banget ya. Ckckck.

Antri Imigrasi di KIX 

Setelah urusan toilet selesai, gue harus segera memasuki antrian immigration procedures. Supaya semua proses lancar, sebaiknya siapkan passport kamu dan jangan lupa mengisi arrival card untuk orang asing. Gila pagi ini di KIX antrian imigrasi panjang dan mengular.Duch gila ya rasanya udah 15 menit di toilet, tetap saja  antrian imigrasinya masih begini.Ampun dah. Terlihat petugas imigrasi KIX ini, sibuk mengecek satu per satu kelengkapan data para visitor. Arrical Card sudah diisi atau belum. Sangat teliti dan berusaha menolong para visitor bila ada masalah dengan cara pengisian kartu kedatangan. Petugas terus mendorong para visitor untuk bergerak teratur dan cepat. Jepang memang sangat terkenal efisien dalam menangani hal seperti ini. Semua petugas yg ada di sana terlihat aktif membantu dan mengatur jalannya proses pengecekan imigrasi ini. Gue hanya bisa bilang satu kata buat para petugas imigrasi Jepang ini : Super!  Selama proses imigrasi gue bertemu dengan beberapa orang Indonesia, yg tadinya mereka satu pesawat dengan gue. Mereka terlihat menikmati suasana di loket imigrasi ini, sambil terus bercanda mereka menggunakan bahasa Jepang yg rada unik hahaha. Suasana antrian panjang tapi para visitor ini terlihat tenang dan rileks. Yah iyahlah gimana nga tenang petugasnya kerja dengan sangat efisien begitu, jadi nga perlu menggerutu. Semua terkendali. Tak terasa giliran gue sudah tiba, semuanya dicek dengan cepat dan hasilnya gue lolos dengan mulus. Lega. Sekarang gue harus segera keluar, karena gue tak ada bagasi yg diklaim. Tapi bagi visitor yg lainnya mereka keluar dari imigrasi, terus naik escalator turun menuju Baggage Claim. Pada dasarnya setelah baggage claim itu harus disiapkan apakah ada barang yg harus di-declare atau nga. Silakan menyiapkan semua dokumennya. Tapi kalau tidak ada bisa langsung menuju lobbi kedatangan international,ada gate utara atau selatan. Tinggal pilih saja.


Suasana di bagian baggage claim terlihat sepi dan petugas juga sangat jarang. Troli berjajar rapi dan ruangan ini didominasi lampu Down Light, terlihat sederhana tidak terlalu wah, cat dinding yg bernuansa cool white menjadikan ruangan ini sederhana tapi bersih. Yah memang tidak ada yg luar biasa terhadap bangunan bandara KIX ini. Ketika saya akan keluar dari bagian baggage claim, petugas menanyakan baggage gue dan ada barang yg harus di-declare tidak? Gue jawab nga ada, hanya satu ransel kecil saja dan tas tangan yg lumayan gede, hahaha tas tangan kog gede ya. Petugas tersenyum mempersilakan gue keluar.

Gue keluar ruangan sambil mengamati suasana di sana. Saat melewati pintu keluar, gue langsung melihat sebuah lobbi dan di sana ada Kiosk Kansai Tourist Information Center, kamu bisa menanyakan apa saja seputar wisata di Kansai. Yg dimaksud wilayah Kansai itu, Osaka, Sakai,Hyogo,Kobe,Nagoya, Kyoto, Nara, Mie dan daerah-daerah lainnya yg masih radius satu-dua jam naik kereta api sepertinya masih wilayah Kansai. Semua bisa ditanya di Kansai Tourist Information Centre ini. Mereka akan memberikan bantuan yg sangat baik dengan bahasa Inggris. Kalau malas tanya-tanya karena kendala bahasa, bisa juga ambil brosur,leaflet dan berbagai info lainnya di rak yg tersedia di sana yg menyajikan Tourist Information seputar Kansai. Ada juga Travel Desk, di sana kamu bisa membeli berbagai paket wisata atau paket tiket kereta api atau bis,dll sebagai solusi untuk menghemat dana kamu selama berlibur singkat di Jepang. Karena biaya transportasi di Jepang super-duber mahal dan menguras kocek kamu. Buat gue hanya satu kata untuk transportasi di Jepang : MAHAL  untuk kocek orang Indonesia. Untuk menyiasati biaya transportasi yg supermahal ini, gue pikir one day pass card, terkadang bisa jadi solusi penghematan, asalkan kamu cermat memperhitungkan waktu,rute perjalanan dan lokasi yg dituju. Nanti yg ini bisa dibahas tersendiri hehehe.

Paket Hemat Transportasi di Jepang
Tadinya untuk menghemat biaya transport selama liburan di Jepang gue pilih mau beli Japan Rail Pass saja di Jakarta. Paket yg ditawarkan seperti ini :
Type :  07 consecutive days, Ordinary 28,300 yen, Green Car  : 37,800 yen
Type : 14 consecutive days, Ordinary 45,100 yen, Green Car  : 61,200 yen
Type : 21 consecutive days, Ordinary 57,700 yen, Green Car  : 79,600 yen

Paket JR Pass  ini menawarkan kemudahan bagi kamu untuk menjelajahi Jepang dengan Shinkansen/bullet train maupun KA Ekspress yg berlaku di seluruh wilayah di Jepang. Untuk lebih jelas kamu bisa cek di http://www.japan-guide.com/e/e2361.html

Tapi setelah dapat info baru dari teman gue yg tinggal di Osaka, namanya Yada-san, dia bilang beli JR Pass itu “mottai nai” alias boros banget. Lalu mencoba memberikan opsi baru yaitu pakai Kansai Thru Pass.
Type :  3 day ticket, Dewasa 5,000 yen, Anak-anak  : 2,500 yen
Type :  2 day ticket, Dewasa 3,800 yen, Anak-anak  : 1,900 yen

Kalau kamu tertarik, bisa cek lebih rinci mengenai syarat dan di mana bisa beli tiket ini. Cek websitenya : http://www.surutto.com/tickets/kansai_thru_english.html

Selain Kansai Thru Pass, sebenarnya ada paket hemat yg lainnya. Kamu bisa cek juga di website ini : http://www.nankai.co.jp/global/english/traffic/ticket/surutto/index.html#osaka

Hasil diskusi by email dengan Yada-san ini membuat gue memutuskan untuk membeli Kansai Thru Pass yg 3 day ticket seharga 5,000 yen. Dan menurut info dari internet katanya gue bisa beli di Travel Desk yg ada di lobbi KIX ini. Makanya sesampainya di lobbi KIX Airport ini, hal pertama yg ingin gue lakukan adalah membeli Kansai Thru Pass. Karena dengan Kansai Thru Pass ini, gue bisa naik kereta api Nankai Electric Railway ke hotel gue namanya Toyo Hotel, gue bisa turun  di dekat Sin-Imamiya Station dan jalan kaki sekitar 10 menit menuju hotel gue. Hasil cek di website, kalau tanpa Kansai Thru Pass ini, artinya gue beli one ticket saja, itu seharga 890 yen. Ya, mungkin hari pertama di Osaka ini akan lebih efektif kalau gue coba pakai Kansai Thru Pass saja, jadi sekalian gue bisa naik KA Nankai ke hotel gue, tak perlu beli tiket KA lagi. Yoss, akhirnya gue melakukan transaksi pertama di Osaka adalah beli Kansai Thru Pass seharga 5,000 yen di Travel Desk. Upsss, beres tahap satu. Yuk, mari menuju platform KA Nankai.

Mau curhat dulu, gue nga pintar baca peta

Ada satu hal yg masih belum bisa gue atasi saat travelling di luar negeri, gue kurang pintar baca peta. Ini sering kali menggangu hati gue, tapi untuk menghilangkan hambatan ini, gue lebih rajin bertanya dan juga menghapal gedung-gedung yg menjadi patokan saat pergi maupun balik ke tempat yg gue tuju. Kalau nama jalannya sedikit ruwet tulisannya, gue akan photo nama jalannya sebagai dokumentasi, saat keliru gue hanya perlu menunjukkan photo tsb ke seseorang hehehe. Kadang ketidakmampuan gue baca peta dengan baik ini membuat waktu gue sedikit tercuri untuk bertanya dulu ke seseorang. Tapi tidak melulu ini menjadi sebuah kerugian buat gue ya, karena dengan berinteraksi dengan seseorang atau penduduk lokal, justru membuat gue tahu dan menyadari betapa ramahnya penduduk lokal tsb terhadap kehadiran orang asing dan ternyata mereka suka menolong. Dan itu menjadi bonus bagi gue, karena jadi paham betapa baik dan ramahnya mereka. Dan biasanya ini akan membuat gue ingin belajar dan berbuat baik seperti mereka. Tak ada yg lebih membahagiakan dalam hidup ini, ketika gue menerima kebaikan dari seseorang saat gue bingung dan butuh bantuan.Itu pun sering kali menyadarkan gue bahwa kita tidak bisa hidup sendiri karena kita memang mahluk sosial yg butuh bantuan dan interaksi dengan orang lain. Ini hakikat hidup yg sebenarnya saling-menolong karena kita sesungguhnya mahluk sosial sejati. Taelah kenapa gue jadi ceramah begini yah hehehe.

Peach Avition Japan

Sorry. Gue lupa cerita, kalau sebelum naik KA Nankai, sebenarnya gue melakukan survey dulu mengenai lokasi check in Peach Aviation. Peach Aviation adalah Japan's first low-cost airline. Gue pikir hampir mirip kayak AA saja yg berbasis di Malaysia. Sedangkan Peach Aviation ini, low-cost airline yg berbasis di Osaka-Jepang. Saat ini mereka sudah membuka rute penerbangan ke beberapa kota-kota maupun pulau-pulau besar yg ada di Jepang. Harganya memang sangat kompetitif dibandingkan dengan airline yg lainnya yg ada di Jepang. Ini beberapa daftar airline yg ada di Jepang sbb:
Untuk sebagai bahan perbandingan, mungkin sebaiknya kamu bisa cek website ini. Di situ dibuatkan daftar perbandingan harga untuk setiap penerbangan yg ada di Jepang. Selamat ngecek ya. Ini website http://www.japan-guide.com/e/e2364.html

Btw gue beli tiket Peach Aviation ini untuk rute penerbangan Osaka-Sapporo-Osaka. Gue membeli tiket ke Sapporo ini secara dadakan. Padahal rencana awal gue ingin berlibur di Jepang itu dengan main destinations yg sudah gue atur yaitu : Osaka,Kyoto,Nara,Kobe,Hiroshima dan Tokyo. Tapi secara tak sengaja teman gue Mamiya-san kasih informasi bahwa salah satu pulau terbaik yg wajib  dikunjungi saat Summer Season itu adalah Pulau Hokkaido. Gila, ini pertama kali gue dengar cerita tentang keindahan Pulau Hokkaido. Setelah mendengar cerita Mamiya-san ini, setiap malam gue coba browsing-browsing internet tentang highlights dan wisata yg paling bagus di Pulau Hokkaido. Menurut cerita Mamiya-san saat Summer Season itu bunga-bunga Lavender bersemi sangat indah di Furano-shi Hokkaido. Wuih hasil cek and ricek di internet, memang bener indah banget booo..Padang Lavender yg membentang menghiasi bukit-bukit di Tomita Farm Furano-shi ini memang menimbulkan sensasi keindahan yg sangat menggoda. Tangan gue langsung gemes pengen mengabadikan ladang dan padang Lavender ini dengan camera Canon gue. Godaan atas padang Lavender ini membuat gue merubah sebagian main destinations gue di Jepang. Gue batal ke Tokyo dan Hiroshima. Sebagai gantinya gue pilih berlibur di Pulau Hokkaido selama satu minggu penuh. Sedap!

Duch kenapa gue ceritanya jadi lompat-lompat ya, kayak main lompat tali aja hehehe. Nah dari hasil browsing internet maka tiket yg paling terjangkau kocek gue itu yaitu beli tiket promo dari Peach Aviation Osaka-Sapporo-Osaka seharga 20,000 yen. Murah? Nga juga. Mahal? Nga juga. Simulasinya begini, murah kalau dibandingkan dengan harga JAL,ANA dan Skymark. Tapi jadi terasa MAHAL banget kalau dibandingkan gue naik tiket promo AA Jakarta-Bali gue pernah cuma bayar 70,000IDR/PP.Gila nga? Sama dengan harga satu kali makan fast food di Jepang hehehe Jadi mahal atau murah itu tergantung faktor pembandingnya aja. Jadi harganya kategori "so so" ya. Artinya masih cukup terjangkau kocek gue juga sih.

Berhubung gue kudu berangkat 18 Juli 2012, Pukul 10:05am, maka sebelum gue tersesat dan keliru segala, gue memutuskan untuk mengecek lokasi check in dan berapa jauh jaraknya dari station KA yg ada di KIX Airport ini. Karena setelah gue cek di Kansai Tourist Information Centre bahwa jarak tempuh dari Osaka City ke KIX Airport ini, rata-rata satu jam dengan KA. Dan gue pengen menghitung total waktu yg gue butuhkan ke airport ini berapa jam dari tempat gue menginap di J-Hoppers yg ada di dekat Fukushima Station.

Ternyata lokasi check in Peach Aviation sangat dekat dengan lokasi stasiun KA yg ada di KIX Airport ini. Begitu keluar dari stasiun KA ini, kita naik escalator atau tangga maka kita bisa melihat di sebelah kanan itu dekat gedung AeroPlaza itu adalah lokasi check in Peach Aviation.Kamu bisa dengan jelas melihat panduannya tertera di sana. Lihat gambar di bawah ini.
Ini petunjuk untuk menuju lokasi check in Peach Aviation yg ada di gedung shopping centre AeroPlaza, sangat dekat dengan stasiun KA yg ada di KIX Airport. Biasanya stasiun KA atau airport itu identik dengan mall di Jepang. Setiap stasiun KA itu biasanya  terintegrasi dengan mall atau shopping centre.
Di dalam gedung mereka menuliskan dengan huruf besar dan warna purple yg menyolok dengan tulisan PEACH. Jadi mungkin kamu tidak akan keliru ya hehehe

Nah ini mesin untuk check in di Peach Aviation. Warna purplenya yg cerah itu mempermudah kamu mengenalinya dengan cepat. Sangat praktis dan efisien sekali yah. Nga rumit. Cakep dan cepat.

Kenapa gue jadi ekstra hati-hati atau malah cenderung parno?

Gue itu pernah punya pengalaman ketinggalan pesawat saat akan terbang dari KL ke Penang. Waktu itu karena gue punya waktu yg lumayan panjang saat terbang dari Bangkok dan transit di KL selama 4 jam dan gue akan melanjutkan terbang ke  Penang. Tapi sayang banget karena gue keasyikan window shopping dan mengambil beberapa photo di KLIA, tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan saat gue sadar,  jam gue sudah menunjukkan waktu keberangkatan gue. Gue berusaha mengejar jam check in tapi sayang banget karena mereka sudah melakukan penghitungan penumpang sebagai tanda pesawat akan ditutup, maka dengan sangat menyesal mereka menyatakan bahwa gue sudah tak bisa lagi naik ke pesawat. Sial. Itu pertama kali gue ketinggalan pesawat. Bener-bener kacau. Sejak saat itu gue lebih berhati-hati dan tak mau lagi main-main dengan jam keberangkatan pesawat. Taubat gue. Cukup sekali deh!

Terbang ke Sapporo ini, di pagi hari pula, bikin gue jadi lebih ekstra hati-hati. Nga mau lagi terulang kejadian yg sama, ketinggalan pesawat. Nga gue banget bo. Gila, bisa melayang tiket gue yg seharga 20,000 yen. Makanya gue bener-bener memperhatikan detail waktu dan juga lokasi check-in Peach Aviation ini. Setelah dapat lokasi check-in, gue mencoba mengecek sampai ke lantai 2 tempat boarding pass-nya. Gue melihat salah satu petugas Peach Aviation yg sedang sibuk mengatur penumpang yg berbaris memasuki antrian boarding pass yg sedang berlangsung. Gue mendekati seorang staff wanita dan bertanya, berapa jam waktu check in yg diizinkan sebelum pesawat terbang? Kalau tidak punya bagasi, dia bilang check in dibuka 30 menit sebelum keberangkatan dan paling lambat 15 menit sebelum terbang masih boleh check-in kog katanya. Gila, enak banget ya. Biasanya beberapa penerbangan menerapkan jam yg sangat ketat banget yaitu 45 menit sebelum berangkat harus check in, walaupun tanpa bagasi. Tapi di Peach Aviation ini lebih nyaman, nga perlu terburu-buru, karena ini hanya penerbangan lokal, jadi nga perlu pengecekan yg superribet. Mantap. Karena nga yakin banget, gue berulang-ulang menegaskan kepada petugas dalam bahasa Inggris yg superlambat bahwa gue boleh check in 30 menit sebelum berangkat. Dia jawab dengan mantap : Bisa. Wuih sedapnya. Sekarang gue sudah lega banget. Lokasi check in jelas. Stasiun KA dekat lokasi check in juga sudah jelas. Jam terakhir bisa check in juga sudah jelas. Semua sudah jelas. Kini dengan langkah pasti gue menuju stasiun KA Nankai hehehe. Siap-siap menuju Toyo Hotel. Yuk, mari ke Osaka City.

Menuju hotel naik Nankai Electric Railway

Jepang salah satu negara di Asia  yg transportasi kereta api listriknya sangat maju. Tak kalah dengan kereta api listrik di negara-negara Eropa. Kalau Prancis terkenal dengan TGV : Train à Grande Vitesse, meaning high-speed train, dengan kecepatan yg fantastis 320km/jam. Dan Jepang pun tak mau kalah sudah mengembangkan Shinkansen atau bullet train dengan model terbaru. Kereta peluru Shinkansen Tohoku Baris ( 北新干线 , Tohoku Bullet Train Line) seri E5 disebut ("Hayabusa"/ はやぶさ , elang) yang diluncurkan dan masuk ke pelayanan publik. Hayabusa mampu menempuh perjalanan di 300 km / jam yang merupakan tercepat dari semua jalur kereta peluru di Jepang. Bahkan dalam waktu dekat Jepang akan merilis kereta peluru dengan kecepatan 320km/jam. Isu tentang perang teknologi kereta api listrik antara Prancis dan Jepang ini sudah lama terdengar di media massa. Dua negara ini secara jelas  bersaing untuk menjadi yg tercepat dan terunggul di dunia.

Tapi gue sebenarnya tidak sedang ingin menceritakan dunia kereta api listrik di sini. Inti yg mau gue sampaikan adalah Jepang memiliki berbagai pilihan kereta api listrik yg sangat beragam di negaranya. Ada beberapa macam jalur kereta api yg ada di sana. Gue sendiri sering pusing dengan jenis-jenis KA yg ada di sana. Mulai dari yg superlambat sampai yg supercepat semua ada. Tinggal kamu pilih dan sesuaikan dengan kocek kamu. Kalau mau supercepat ada Shinkansen atau bullet train. Kalau mau sedang-sedang saja, tidak lemot dan tidak cepat banget juga ada, seperti Nankai Electric Railway ini. Ini KA Ekspress tapi bukan Shinkansen. Pilihan paling cocok buat kocek gue adalah KA Nankai ini. Dan kali ini gue bisa naik KA Nankai ini dengan menggunakan paket kartu Kansai Thru Pass. Ini beberapa contoh railway atau jalur KA yg ada di Osaka.
Tuch lihat jalur KA di sana udah kayak pelangi khan? Merah,kuning,hijau,biru,pink,ungu,dll warna-warni kayak pelangi. Sampai mumet gue, kalau dipaksa menghapal nama jalur KA di sana. Kalau nga hati-hati bisa salah naik KA dan nyasar ke mana-mana hehehe. Dan itu sungguh menyebalkan kalau sampai nyasar. Selain rugi uang, juga rugi waktu.


Buat gue satu hal yg patut diacungi jempol adalah transportasi KA di Jepang ini memang super-efektif. Tepat waktu. Dan jarak kedatangan antara satu kereta api dengan kereta api yg berikutnya tidak terlalu lama. Pokoknya praktis dan nyaman banget. Tapi seperti yg kamu tahu bahwa kenyamanan itu MAHAL harganya, tidak ada yg murah. Bayangkan harga paling murah untuk satu trip perjalanan dengan jarak yg sangat dekat saja naik KA ini seharga 200-220 yen. Kalau saya konversikan ke IDR 24,000 – 26,000 IDR. Coba kalau naik Metro Mini atau Kopaja di Jakarta satu trip perjalanan baik jauh maupun dekat itu hanya seharga 2,000-2,500 IDR/trip, jadi biaya KA di Jepang ini 10-12X lipat dibandingkan transportasi di Jakarta. Ckckck bener-bener mahal. Tapi kualitas pelayanan dan harga memang sesuai dong. Semua kenyamanan itu harus dibayar dengan harga yg fantastis. Buat gue yg terbiasa hidup di negara yg transportasinya serba-ruwet, serba-tak jelas, waktunya tak jelas, safety-nya tak jelas, pokoknya serba-tak jelas, maka melihat sistem transportasi di Jepang ini, membuat gue terkagum-kagum. Bersih, rapi, teratur, tepat waktu  dan kualitas pelayanan yg sangat prima dengan harga yg sungguh prima pula. TOP BGT! Gue jadi iri melihat semua ini. Kapan ya di negeri gue bisa seperti ini.

Setelah puas mengamati segala lokasi yg penting di KIX Airport ini, maka gue segera menuju platform KA Nankai ini.
Suasana di dalam KA masih terlihat sangat sepi. Mumpung sepi banget, maka secara iseng gue mengambil photo di dalam KA ini. 
Suasana sepi, kursi yg empuk dan bersih di dalam KA ini menggoda mata gue untuk segera tertidur. Tapi kalau sampai gue tertidur, maka gue akan kehilangan momen mengamati pemandangan sepanjang jalan menuju Shin-Imamiya station. Pemandangan di luar KA ini sebenarnya tidak ada yg istimewa, hanya gedung-gedung yg berwarna pucat dan didominasi warna cool white dan putih keabu-abuan. Ditambah lagi musim panas di Osaka ini cenderung lembab, sehingga bukan hanya udaranya saja yg panas tapi kelembabannya yg terlalu tinggi membuat badan keringatan dan lengket. Tapi AC di dalam KA ini membuat gue merasa nyaman dan sejuk. Rata-rata penumpang KA  di Osaka ini ternyata manusia autis juga, masing-masing sibuk dengan gadgetnya. Mereka sibuk terus menatap monitor HPnya atau tertidur sambil menyumbat telinganya dengan earphone mendengarkan musik. Gue pikir hanya di Indonesia saja yg banyak manusia autis. Ternyata di Jepang juga sama boo. Era IT yg berada dalam genggaman ini memang mengubah gaya manusia berinteraksi dengan sesamanya.

***

Malam pertama di Osaka ini, gue memutuskan menginap di Toyo Hotel. Apa yg bisa gue ceritakan tentang Toyo Hotel. Hotel ini gue temukan atas informasi kenalan gue Gabriela yg pernah menginap di sana. Toyo Hotel ini sebenarnya lebih cocok disebut Backpackers Hostel, karena hampir semua pelanggan yg menginap di sana adalah para traveler yg backpacking. Mungkin disebut hotel karena di sini tidak ada kamar yg tipe dormitory, semuanya Standard Single Room Shared-Bathroom. Kamarnya dibagi 2 kategori Single Room A dan B. Kalau Room A, kamar dengan kipas angina/fan saja seharga 1,500 yen/malam tapi kalau Room B, kamar dengan AC, seharga 1,700 yen/malam. Ukuran kamarnya tak lebih dari 1.5MX2.5M, ada TV ukuran 14inch tapi model lama. Semua kamar itu pakai tatami dan futon, tidak ada yg pakai tempat tidur. Jadi semuanya sangat sederhana sekali. Kamar mandi di Lt.1 ada 2 buah. Dan fasilitas gratis yg tersedia minum teh atau kopi, air minum, sabun mandi dan shampoo dan hair dryer. Ada kitchen dan  living room sederhana yg bisa dipakai bersama. Kalau kamu suka masak tersedia juga kulkas dan kompor gas buat masak. Harga yg ditawarkan Toyo Hotel ini, gue pikir cukup murah karena lokasinya juga sangat strategis, dekat dengan subway Dobutsuenmae Station dan juga stasiun KA Shin-Imamiya. Jarak tempuh dari KIX Airport ke Toyo Hotel butuh waktu 55 menit dengan JR Train.  Kalau naik Nankai Train, gue pikir sama saja waktunya.Kurang lebih 1 jam saja.
*** 
Sebelumnya gue memutuskan untuk menginap di Toyo Hotel ini selama 5 malam sejak 13 Juli 2012 – 18 Juli 2012. Rencananya 18 Juli gue check-out dan terbang menuju Sapporo. Tadinya alasan gue menginap di sini selain harganya sangat terjangkau kocek gue, ditambah lagi lokasinya dekat dengan subway Dobutsuenmae Station dan JR Train Shin-Imamiya Station. Gue akan menjelajah daerah Kansai ini dengan JR Pass. Itu rencana yg gue pikir akan lebih praktis. Dengan JR Pass gue bisa naik Shinkansen ke mana saja dengan waktu yg sangat singkat. Tapi semua rencana itu menjadi berubah karena setelah diskusi dengan Yada-san katanya rencana gue terlalu ketat dan melelahkan. Dan harga JR Pass yg aduhai pun menurut dia sangat boros alias mottai nai. Yada-san menyarankan pakai Kansai Thru Pass yg lebih hemat 3 hari hanya 5,000 yen. Ya memang lebih hemat yah. Diskusi dengan Yada-san ini juga membuat gue merubah perjalanan gue yg seharusnya menjelajah Hiroshima jadi batal. Karena kalau gue harus ke Hiroshima maka jalur tercepat adalah naik Shinkansen, sementara gue sudah memutuskan tidak jadi beli JR Pass. Akhirnya semua itinerary gue rubah total. Maka rute yg gue gunakan Jakarta-KL-Osaka-Kyoto-Nara-Osaka-Sapporo-Osaka-KL-Jakarta. Dan gue pilih menginap di setiap kota yg gue kunjungi. Kebayang khan betapa banyaknya hostel yg harus gue pesan via hostelworld.com
***

Perjalanan dari KIX Airport menuju Toyo Hotel dengan Nankai Railways ini memakan waktu 55 menit. Gue hanya melamun memandangi para penumpang yg aneka rupa, mulai dari dandanan yg unik dgn fashion yg gue pikir agak menimbulkan gegar budaya buat gue, yg akrab dengan budaya Indonesia yg senang dengan padu-padan pakaian. Maksudnya memilih warna yg serbaselaras gitu lo. Kalau bajunya biru, ya pasti  milih aksesoris yg rada cocok dengan biru gitu lo. Bahkan ada yg rada ekstrim juga, semuanya bernuansa biru dari ujung kaki sampai ujung kepala, serbaselaras. Atau paling tidak, baju dan celana atau roknya itu menggunakan warna-warna netral agar terlihat selaras semuanya. Itu di Jakarta-Indonesia. Tapi kalau kamu ada di Jepang setidaknya ini di Osaka, kayaknya hal itu nga penting banget bo. Jangan kaget kalau para muda-mudi atau tua-muda ini nekat menggunakan pakaian yg serba-tabrakan warnanya, jadi serba nga nyambung gitu bo. Baju sama celana atau roknya nga ada yg senada warnanya atau sama sekali nga selaras warnanya. Nah lo yg paling unik lagi, udah pakai kemeja dan rok  yg serbaformal, tiba-tiba pakai sepatu high-heels yg dipadu dengan pakai kaoskaki yg lucu dan unik banget. Seumur hidup gue belum pernah lihat sepatu high-heels yg keren banget terus dikasih kaoskaki yg model casual gitu deh. Jadinya serbaunik. Kalau sepatu high-heels terus pakai stocking tipis warna netral coklat atau malah hitam, sering lihat sich di Indonesia atau negara lainnya. Tapi high-heels yg superformal dipadu sama kaoskaki yg casual banget dengan motif renda-renda pula, belum pernah lihat itu, kecuali di sini di Jepang. Unik banget. Terus cara mereka menyandang tas-tangan  juga ckckck unik banget booo...Adalagi yg lebih unik, laki-laki dan perempuan tas-tangannya itu sama saja. Jangan heran lihat cowok pakai tas-tangan yg juga dipakai perempuan. Pertama kali lihat gue cekikikan, kaget campur geli. Tapi karena lihat dimana-mana sama saja, jadi mulai terbiasa deh hehehe. Ini mungkin sudah menjadi trend di sini. Saya hanya terkena gegar-budaya saja.


Sepanjang jalan terlihat pemandangan di luar jendela bangunan-bangunan yg bergaya modern dengan cat putih keabu-abuan dan warna netral yg sangat buram dibalut udara lembab di musim panas Juli 2012. Tak ada bangunan yg istimewa, kecuali saya suka menyaksikan bridge yg panjang dan terlihat kokoh. Saya membayangkan light up di malam hari pasti bridge akan terlihat indah.

50 menit perjalanan terasa singkat dan gue sudah harus turun di Shin-Imamiya Station. Gue masih clingak-clinguk memandangi suasana peron dan para penumpang yg turun dan yg mau naik kereta api terlihat semuanya sibuk sekali. Karena memang jam kereta api ini super-ontime jadi kadang saya lihat penumpang yg sedang mengejar jam kereta api yg mau berangkat sampai berlari-lari kencang sekali. Gue takut dia jatuh dan tergelincir. Tapi kalau mereka berhasil mencapai gerbang dengan tepat-waktu, gue juga ikutan lega melihatnya. Rasanya gue jadi kayak ikutan lari dan deg-degan juga melihatnya. Padahal selisih waktu antara satu kereta dengan kereta berikutnya tidak terlalu jauh sih. Tapi tetap saja time is money buat para orang Jepang ini. Kayaknya haram hukumnya buat mereka bersantai-santai. Satu lagi gegar budaya buat gue yg terbiasa alon-alon asal klakon. Biar lambat asal selamat.

Gue turun berbaris mengikuti  mereka yg sedang menuju pintu keluar. Untung di Shin-Imamiya ini hanya ada satu pintu keluar saja. Coba kalau ada beberapa exit door, bisa menyita waktu gue lagi buat nanya-nanya ke petugas di sana. Gue keluar menuruni anak tangga yg sedikit agak buram, rasanya bukan kayak di Jepang. Begitu sampai di luar, sekarang gue bingung nih menuju ke mana yah? Kekiri atau kekanan ya? Soalnya petunjuknya nga terlalu jelas. Hanya bilang kalau jalan kaki dari Shin-Imamiya Station kira-kira 10-15 menit saja, tergantung seberapa cepat kaki kamu bisa berjalan. Daripada bingung dan keliru, gue berinisiatif masuk ke sebuah ruangan yg terbuka dan terlihat seorang petugas pria sedang sibuk menulis-nulis di kertas. Tiba-tiba gue datang mengganggu dia. Lalu gue tanya di mana letak Toyo Hotel? Kelihatannya beliau nga tahu persis juga letaknya, jadi ambil peta dulu, dan dia mencoba mempelajari cara menjelaskan ke gue, setelah paham dia mengangguk-anggukan kepalanya sendiri, lalu dengan yakin dia menjelaskan ke gue, lurus, setelah lampu merah kedua, menyeberang jalan, terus belok kiri dan lurus lagi terus menyeberang jalan lagi, ketemu gedung bertingkat yg berwarna pink, belok kanan dan nanti kamu bisa lihat ada tulisan Toyo Hotel. Terdengarnya mudah sekali yah. Sesuai penjelasan beliau, gue berjalan kaki menuju Toyo Hotel. Udara yg sangat lembab, membuat gue kegerahan. Rasanya pengen buru-buru mandi dan mendinginkan tubuh gue di dalam ruang ber-AC. Waktu keadaan kurang nyaman begini, rasanya kog pengen tidur di kamar gue sendiri dan tak ingin travelling begini. Kesannya gue cari susah sendiri. Udah enak dan nyaman di rumah sendiri, kenapa gue mesti iseng berlelah-lelah begini yah hahaha. Itu kalau gue udah capek banget jadinya rada bete hahaha, tiba-tiba muncul perasaan rindu dengan zona nyaman gue. Manusiawi banget yah. Walaupun itu hanya pikiran sesaat kalau lelah, tapi setelah istirahat dan badan gue segar lagi, maka rasa bete itu akan hilang sendiri. Memang keadaan lelah sering memicu otak gue berpikir untuk balik ke zona nyaman.

Sesampainya di Toyo Hotel, gue disambut petugas perempuan dengan senyuman,. Gue menyerahkan kertas booking room gue ke tangannya. Sejenak dia sibuk mengecek booking room gue di layar komputernya, dan kemudian dia bilang kamar akan siap digunakan setelah pukul 14:00PM. Saat itu sudah pukul 12:30 siang. Perut gue sudah lapar dan keroncongan. Jadi masih harus menunggu 1 jam 30 menit. Hmm sebaiknya gue makan siang dulu kali ya. Lalu gue tanya lokasi terdekat untuk makan siang dimana dan pastikan harganya murah. Lalu dia tanya berapa kira-kira harga yg gue inginkan? Berapa saja yg penting yg paling murah di sekitar area Toyo Hotel ini. Lalu dia menyerahkan kopian sebuah peta di area Toyo Hotel ini dan menjelaskan lokasi sebuah resto kecil yg menyajikan okonomiyaki, masakan Jepang. Harganya murah katanya. Gue hanya pengen dengar kata murah saja hahaha.Irit.Irit.Irit.


nuchan@072012
Osaka I am coming

7 comments:

  1. Nu chan perkenalkan nama q meydi
    Aq punya rencana awal tahun depan mau ke sapporo liat yuki matsuri
    Jika tidak ada perubahan,melihat tiket diskonan yg ditawarkan dr surabaya ke osaka jd jadwalnya hmpr sama dg jadwal nu chan
    Tolong penjelasan nya *˚*•(*) Îγα™ (*)•*˚*•
    Soalnya yg terakhir blm nyampe kyoto.
    Akan sangat membantu
    Terimakasih

    ReplyDelete
  2. Nu chan perkenalkan nama q meydi
    Aq punya rencana awal tahun depan mau ke sapporo liat yuki matsuri
    Jika tidak ada perubahan,melihat tiket diskonan yg ditawarkan dr surabaya ke osaka jd jadwalnya hmpr sama dg jadwal nu chan
    Tolong penjelasan nya *˚*•(*) Îγα™ (*)•*˚*•
    Soalnya yg terakhir blm nyampe kyoto.
    Akan sangat membantu
    Terimakasih

    ReplyDelete
  3. Hai Meydi...ma kasih komennya...
    Apa yg bisa saya bantu jelaskan? Meydi mau info apa?
    Kalau mau nanya2 coba aja email ke nuchan.aritra@gmail.com
    Kalau bisa saya jawab ya dijawab hehehe
    Okay have a fun!

    ReplyDelete
  4. Hai Nu-chan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu m(_ _)m
    Aku punya rencana buat ke Jepang nih, tapi masih ngitung-itung biaya dan lain-lainnya..
    0(>.< )( >.<)0

    Mohon bantuannya ya... :3
    Itu aku udah kirim email..

    makasih sebelumnyaa :3

    ReplyDelete
  5. Hai Nu-chan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu m(_ _)m
    Aku punya rencana buat ke Jepang nih, tapi masih ngitung-itung biaya dan lain-lainnya..
    0(>.< )( >.<)0

    Mohon bantuannya ya... :3
    Itu aku udah kirim email..

    makasih sebelumnyaa :3

    ReplyDelete
  6. Nuchan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu...

    Aku punya rencana mau ke Jepang nih, tapi masih galau biaya 0(>.< )( >.<)0
    Aku mau tanya-tanya nih, seputar wisata di Jepang. Boleh via email?

    Makasih sebelumnyaa :3

    ReplyDelete
  7. trims infonya, lagi nyari info soal toyo hotel

    ReplyDelete