Pukul 8:25 pagi, gue mendarat dengan selamat di KIX, Kansai International
Airport. Gue sama sekali
nga bisa menjelaskan perasaan gue. Tidak ada rasa deg-degan, walaupun ini yg
pertama kali gue mendarat di KIX dan berkunjung ke Osaka. Kunjungan sebelumnya gue mendarat di Tokyo Narita
Airport. Baik Narita
Airport maupun KIX,
bangunannya buat gue sama saja, terlihat minimalis dan modern. Tidak ada
ciri khas khusus yg mendominasi airport
ini. Warna dinding yg didominasi warna cenderung cool white seperti warna putih
yg dipadu dengan abu-abu jadi kesannya tidak terlalu mencolok warnanya. Bagi
gue ini seperti kebiasaan orang Jepang yg tidak terlalu menyukai hal-hal yg
terlalu mencolok, pilihan warna yg umum bagi orang Jepang adalah warna dasar yg
alami dan tidak terlalu berbenturan dengan warna alam. Malah buat gue yg suka
warna cerah, maka pilihan warna di semua bangunan di Jepang ini cenderung kusam
dan redup buat gue. Ada
satu atau dua bangunan yg cerah tapi
tidak terlalu memberikan efek ceria buat gue. Datar, kusam dan sunyi, tidak ada
kesan wow…layak negara maju gitu lo…
Gue berbarengan turun
dengan penumpang yg lainnya. Beberapa penumpang yg satu pesawat dengan gue
kelihatannya berkunjung ke Osaka
ini dalam rangka berlibur atau berwisata ke Jepang. Usaha AA membuka jalur
penerbangan ke kota-kota yg ada di Jepang ini, cukup memberikan gairah baru
buat para wisatawan dari Asean yg ingin berkunjung ke Jepang. Selama ini salah
satu kendala utama berlibur ke Jepang adalah biaya penerbangan yg
relatif mahal ditambah biaya hidup di
Jepang terkenal super-duber mahal. Semuanya mahal. Perbandingannya bisa 4-6X
lipat biaya hidup di Jakarta.
Bahkan ada yg bilang biaya hidup di Jepang sama dengan biaya hidup di Eropa
seperti London atau Frankfurt.
Sepanjang pengetahuan saya, biaya makan yg lumayan murah saya pikir antara 7-8USD untuk makanan sejenis
cepat saji/fast food. Beberapa restoran cepat
saji yg mudah ditemui di Jepang seperti
Nakau, Matsuya atau Yoshinoya.
Dari hasil curi dengar percakapan penumpang yg duduk
bersebelahan dengan gue, mereka pun kelihatannya berlibur ke Jepang via Osaka ini, dengan membeli tiket promo yg ditawarkan AA,
saat membuka jalur baru ke Osaka.
Dua penumpang pria ini begitu asyik mendiskusikan usaha mereka dalam membeli
tiket promo ini. Salah satu syarat saat membeli tiket promo online AA, memang
sebaiknya kita sudah punya credit card. Sebenarnya bisa bayar dengan tunai atau
debit BCA, tapi terkesan merepotkan sekali. Tapi dengan pembayaran online
credit card jauh lebih praktis dan nyaman. Kadang kalau mereka tidak punya
credit card, mereka bela-belain minjam credit card temannya, asalkan dapat
tiket promo yg murah sekali. Mendengar diskusi mereka yg asyik banget, gue
hanya senyum simpul sendiri. Itu mungkin salah satu kegilaan orang yg memang
hobbi travelling, segala cara dilakukan asalkan bisa traveling atau bertualang ke
negeri-negeri impian mereka dengan biaya
yg terjangkau kocek mereka.
Menurut gue, walaupun traveling dengan biaya murah atau
terjangkau, pada dasarnya traveling is expensive but it is so worth it. Kalau
dikalkulasikan semua biaya yg gue keluarkan untuk traveling selama ini,
mungkin bisa dikonversikan jadi sebuah rumah yg nyaman dan mobil terbaru yg bisa dipakai wara-wiri ke
sana ke mari. Ini hanya masalah pilihan hidup atau life-style yg kita pilih. Ada orang yg lebih memilih
menggunakan uangnya untuk memiliki rumah nyaman, mobil yg baru dan barang-barang baru yg bisa
memberikan mereka kenyamanan. Ada
pula yg lebih suka menghabiskan uangnya untuk berpetualang menjelajahi berbagai
tempat-tempat baru nan eksotis di dunia dan mencari sesuatu yg lebih
menantang, daripada terjebak dalam
rutinitas yg sama dan mungkin membosankan dalam pandangan para traveler ini.
Berpetualang juga mungkin dalam persfektif para traveler akan membuat mereka
lebih terbuka pada hal-hal baru seperti budaya baru, pandangan baru dan akan
menambah cakrawala pengetahuan mereka tentang dunia luar yg saat ini berkembang
sangat cepat. Ya bagian dari usaha untuk tidak terjebak dalam narrow mindset, atau seperti katak dalam tempurung.
Bagi gue sendiri, traveling ini sering menguji kesabaran, kearifan dan juga kemampuan gue untuk bertahan di tempat baru atau di negeri orang. Gue sendiri sebenarnya tak mudah untuk keluar dari zona nyaman gue. Gue memiliki tingkat kesulitan sendiri dalam hal beradaptasi dengan segala hal yg serbabaru. Gue butuh extra-energy untuk belajar cepat menghadapi segala hal yg baru di negeri orang atau di tempat baru, mulai dari makanan utama, cara bersikap terhadap perbedaan budaya, perbedaan musim yg sangat signifikan terkait dengan kemampuan tubuh gue menghadapi suhu udara di negara tersebut sampai dengan belajar berpikir cepat mengkonversikan nilai mata uang kita terhadap mata uang yg berlaku di negara tersebut. Mungkin kalau saya paparkan satu per satu butuh berlembar-lembar penjelasannya. Tapi intinya semua yg serbabaru butuh usaha adaptasi yg luar biasa cepat dari kita untuk bisa bertahan dan memahami situasi yg sedang kita hadapi. Dan hal ini hanya bisa dipelajari melalui pengalaman sendiri dan petualangan pribadi dalam mencari saripati kehidupan.
Okay back to the topic. Seperti biasa keluar dari pesawat,
hal pertama yg ingin gue lakukan adalah ke toilet. Gue sesak pipis. Aneh,
setiap kali keluar pesawat, gue pasti pengen pipis. Maka setelah landing di
KIX, gue pun ikutan antri masuk toilet. Lumayan ramai juga yg antri pagi ini.
Gue melihat serombongan orang Indonesia yg berwajah China tapi logatnya seperti
China dari Surabaya atau Semarang. Mereka sibuk berkomentar tentang air yg
keluar dari kran yg ada di negara Jepang ini layak untuk diminum. Menurut hasil
konfirmasi mereka dengan salah seorang staff yg ada di pesawat bahwa air yg
keluar dari kran itu bisa langsung diminum. Masing-masing mereka gue lihat
sudah bawa botol minum masing-masing, siap untuk diisi dengan air kran yg layak
diminum. Ya, menurut gue itu ide yg bagus banget untuk menghemat biaya hidup di
negara yg biaya hidupnya super-duper mahal ini. Di sini satu botol air mineral
600ml itu paling murah seharga JPY120/botol. Kalau dikonversikan ke IDR sekitar
15ribu rupiah. Hitung sendiri berapa kali lipat itu. Jadi kalau mereka
berangkat sekeluarga 5 orang, suami-istri plus 3 orang anaknya, wow minum air
dari kran ini, bisa jadi solusi untuk penghematan ya. Good job! Gue juga
tertarik mengikuti ide ini.
Masuk ke toilet di Jepang ini, semua serbabersih. Dan yg
pasti di setiap toilet pasti ada tissue. Umumnya tissue yg tersedia di sana,
bisa langsung dibuang ke toilet karena hancur terkena air. Tapi sayang sekali,
gue kurang nyaman dengan bau ruangan toilet ini. Bersih tapi baunya kurang
sedap, pengaruh jenis makanan yg dikonsumsi oleh orang Jepang kali ye. Entahlah. Btw, ini kalau teman gue baca, pasti komentar begini : di
mana-mana yg namanya toilet itu nga ada yg wangi neng…hehehe. Tapi
suwer(swear), ada yg wangi lo toilet. Waktu gue masuk ke salah satu toilet yg
ada di KLCC Suria, gila wangi banget bo..wanginya aroma therapy dari Body Shop.
Sayang pas mau masuk ke toilet, gue kudu ditagih 2RM (IDR6,000) hehehe. Jadi
wajar dong kalau rada wangi. Toilet atau ruang rias yah..kog wangi banget ya. Ckckck.
Antri Imigrasi di KIX
Osaka I am comingAntri Imigrasi di KIX
Setelah urusan toilet selesai, gue harus segera memasuki
antrian immigration procedures. Supaya semua proses lancar, sebaiknya siapkan
passport kamu dan jangan lupa mengisi arrival card untuk orang asing. Gila pagi
ini di KIX antrian imigrasi panjang dan mengular.Duch gila ya rasanya udah 15
menit di toilet, tetap saja antrian
imigrasinya masih begini.Ampun dah. Terlihat petugas imigrasi KIX ini, sibuk
mengecek satu per satu kelengkapan data para visitor. Arrical Card sudah diisi
atau belum. Sangat teliti dan berusaha menolong para visitor bila ada masalah
dengan cara pengisian kartu kedatangan. Petugas terus mendorong para visitor
untuk bergerak teratur dan cepat. Jepang memang sangat terkenal efisien dalam
menangani hal seperti ini. Semua petugas yg ada di sana terlihat aktif membantu
dan mengatur jalannya proses pengecekan imigrasi ini. Gue hanya bisa bilang
satu kata buat para petugas imigrasi Jepang ini : Super! Selama proses imigrasi gue bertemu dengan
beberapa orang Indonesia, yg tadinya mereka satu pesawat dengan gue. Mereka
terlihat menikmati suasana di loket imigrasi ini, sambil terus bercanda mereka
menggunakan bahasa Jepang yg rada unik hahaha. Suasana antrian panjang tapi para visitor ini terlihat tenang dan rileks. Yah iyahlah gimana nga tenang petugasnya kerja dengan sangat efisien begitu, jadi nga perlu menggerutu. Semua terkendali.
Tak terasa giliran gue sudah tiba, semuanya dicek dengan cepat dan
hasilnya gue lolos dengan mulus. Lega. Sekarang gue harus segera keluar, karena
gue tak ada bagasi yg diklaim. Tapi bagi visitor yg lainnya mereka keluar dari
imigrasi, terus naik escalator turun menuju Baggage Claim. Pada dasarnya setelah baggage claim itu harus disiapkan
apakah ada barang yg harus di-declare atau nga. Silakan menyiapkan semua dokumennya.
Tapi kalau tidak ada bisa langsung menuju lobbi kedatangan international,ada
gate utara atau selatan. Tinggal pilih saja.
Suasana di bagian baggage claim terlihat sepi dan petugas
juga sangat jarang. Troli berjajar rapi dan ruangan ini didominasi lampu Down
Light, terlihat sederhana tidak terlalu wah, cat dinding yg bernuansa cool
white menjadikan ruangan ini sederhana tapi bersih. Yah memang tidak ada yg
luar biasa terhadap bangunan bandara KIX ini. Ketika saya akan keluar dari
bagian baggage claim, petugas menanyakan baggage gue dan ada barang yg harus
di-declare tidak? Gue jawab nga ada, hanya satu ransel kecil saja dan tas
tangan yg lumayan gede, hahaha tas tangan kog gede ya. Petugas tersenyum
mempersilakan gue keluar.
Gue keluar ruangan sambil mengamati suasana di sana. Saat melewati pintu keluar, gue langsung melihat sebuah lobbi dan di sana ada Kiosk Kansai Tourist Information Center, kamu bisa menanyakan apa saja seputar wisata di Kansai. Yg dimaksud wilayah Kansai itu, Osaka, Sakai,Hyogo,Kobe,Nagoya, Kyoto, Nara, Mie dan daerah-daerah lainnya yg masih radius satu-dua jam naik kereta api sepertinya masih wilayah Kansai. Semua bisa ditanya di Kansai Tourist Information Centre ini. Mereka akan memberikan bantuan yg sangat baik dengan bahasa Inggris. Kalau malas tanya-tanya karena kendala bahasa, bisa juga ambil brosur,leaflet dan berbagai info lainnya di rak yg tersedia di sana yg menyajikan Tourist Information seputar Kansai. Ada juga Travel Desk, di sana kamu bisa membeli berbagai paket wisata atau paket tiket kereta api atau bis,dll sebagai solusi untuk menghemat dana kamu selama berlibur singkat di Jepang. Karena biaya transportasi di Jepang super-duber mahal dan menguras kocek kamu. Buat gue hanya satu kata untuk transportasi di Jepang : MAHAL untuk kocek orang Indonesia. Untuk menyiasati biaya transportasi yg supermahal ini, gue pikir one day pass card, terkadang bisa jadi solusi penghematan, asalkan kamu cermat memperhitungkan waktu,rute perjalanan dan lokasi yg dituju. Nanti yg ini bisa dibahas tersendiri hehehe.
Btw gue beli tiket Peach Aviation ini untuk rute penerbangan Osaka-Sapporo-Osaka. Gue membeli tiket ke Sapporo ini secara dadakan. Padahal rencana awal gue ingin berlibur di Jepang itu dengan main destinations yg sudah gue atur yaitu : Osaka,Kyoto,Nara,Kobe,Hiroshima dan Tokyo. Tapi secara tak sengaja teman gue Mamiya-san kasih informasi bahwa salah satu pulau terbaik yg wajib dikunjungi saat Summer Season itu adalah Pulau Hokkaido. Gila, ini pertama kali gue dengar cerita tentang keindahan Pulau Hokkaido. Setelah mendengar cerita Mamiya-san ini, setiap malam gue coba browsing-browsing internet tentang highlights dan wisata yg paling bagus di Pulau Hokkaido. Menurut cerita Mamiya-san saat Summer Season itu bunga-bunga Lavender bersemi sangat indah di Furano-shi Hokkaido. Wuih hasil cek and ricek di internet, memang bener indah banget booo..Padang Lavender yg membentang menghiasi bukit-bukit di Tomita Farm Furano-shi ini memang menimbulkan sensasi keindahan yg sangat menggoda. Tangan gue langsung gemes pengen mengabadikan ladang dan padang Lavender ini dengan camera Canon gue. Godaan atas padang Lavender ini membuat gue merubah sebagian main destinations gue di Jepang. Gue batal ke Tokyo dan Hiroshima. Sebagai gantinya gue pilih berlibur di Pulau Hokkaido selama satu minggu penuh. Sedap!
Duch kenapa gue ceritanya jadi lompat-lompat ya, kayak main lompat tali aja hehehe. Nah dari hasil browsing internet maka tiket yg paling terjangkau kocek gue itu yaitu beli tiket promo dari Peach Aviation Osaka-Sapporo-Osaka seharga 20,000 yen. Murah? Nga juga. Mahal? Nga juga. Simulasinya begini, murah kalau dibandingkan dengan harga JAL,ANA dan Skymark. Tapi jadi terasa MAHAL banget kalau dibandingkan gue naik tiket promo AA Jakarta-Bali gue pernah cuma bayar 70,000IDR/PP.Gila nga? Sama dengan harga satu kali makan fast food di Jepang hehehe Jadi mahal atau murah itu tergantung faktor pembandingnya aja. Jadi harganya kategori "so so" ya. Artinya masih cukup terjangkau kocek gue juga sih.
Berhubung gue kudu berangkat 18 Juli 2012, Pukul 10:05am, maka sebelum gue tersesat dan keliru segala, gue memutuskan untuk mengecek lokasi check in dan berapa jauh jaraknya dari station KA yg ada di KIX Airport ini. Karena setelah gue cek di Kansai Tourist Information Centre bahwa jarak tempuh dari Osaka City ke KIX Airport ini, rata-rata satu jam dengan KA. Dan gue pengen menghitung total waktu yg gue butuhkan ke airport ini berapa jam dari tempat gue menginap di J-Hoppers yg ada di dekat Fukushima Station.
Ternyata lokasi check in Peach Aviation sangat dekat dengan lokasi stasiun KA yg ada di KIX Airport ini. Begitu keluar dari stasiun KA ini, kita naik escalator atau tangga maka kita bisa melihat di sebelah kanan itu dekat gedung AeroPlaza itu adalah lokasi check in Peach Aviation.Kamu bisa dengan jelas melihat panduannya tertera di sana. Lihat gambar di bawah ini.
Ini petunjuk untuk menuju lokasi check in Peach Aviation yg ada di gedung shopping centre AeroPlaza, sangat dekat dengan stasiun KA yg ada di KIX Airport. Biasanya stasiun KA atau airport itu identik dengan mall di Jepang. Setiap stasiun KA itu biasanya terintegrasi dengan mall atau shopping centre.
Di dalam gedung mereka menuliskan dengan huruf besar dan warna purple yg menyolok dengan tulisan PEACH. Jadi mungkin kamu tidak akan keliru ya hehehe
Nah ini mesin untuk check in di Peach Aviation. Warna purplenya yg cerah itu mempermudah kamu mengenalinya dengan cepat. Sangat praktis dan efisien sekali yah. Nga rumit. Cakep dan cepat.
Kenapa gue jadi ekstra hati-hati atau malah cenderung parno?
Setelah puas
mengamati segala lokasi yg penting di KIX Airport ini, maka gue segera menuju
platform KA Nankai ini.
nuchan@072012
Gue keluar ruangan sambil mengamati suasana di sana. Saat melewati pintu keluar, gue langsung melihat sebuah lobbi dan di sana ada Kiosk Kansai Tourist Information Center, kamu bisa menanyakan apa saja seputar wisata di Kansai. Yg dimaksud wilayah Kansai itu, Osaka, Sakai,Hyogo,Kobe,Nagoya, Kyoto, Nara, Mie dan daerah-daerah lainnya yg masih radius satu-dua jam naik kereta api sepertinya masih wilayah Kansai. Semua bisa ditanya di Kansai Tourist Information Centre ini. Mereka akan memberikan bantuan yg sangat baik dengan bahasa Inggris. Kalau malas tanya-tanya karena kendala bahasa, bisa juga ambil brosur,leaflet dan berbagai info lainnya di rak yg tersedia di sana yg menyajikan Tourist Information seputar Kansai. Ada juga Travel Desk, di sana kamu bisa membeli berbagai paket wisata atau paket tiket kereta api atau bis,dll sebagai solusi untuk menghemat dana kamu selama berlibur singkat di Jepang. Karena biaya transportasi di Jepang super-duber mahal dan menguras kocek kamu. Buat gue hanya satu kata untuk transportasi di Jepang : MAHAL untuk kocek orang Indonesia. Untuk menyiasati biaya transportasi yg supermahal ini, gue pikir one day pass card, terkadang bisa jadi solusi penghematan, asalkan kamu cermat memperhitungkan waktu,rute perjalanan dan lokasi yg dituju. Nanti yg ini bisa dibahas tersendiri hehehe.
Paket Hemat Transportasi di Jepang
Tadinya untuk menghemat biaya transport selama liburan di
Jepang gue pilih mau beli Japan Rail Pass saja di Jakarta. Paket yg ditawarkan
seperti ini :
Type : 07 consecutive
days, Ordinary 28,300 yen, Green Car :
37,800 yen
Type : 14 consecutive days, Ordinary 45,100 yen, Green
Car : 61,200 yen
Type : 21 consecutive days, Ordinary 57,700 yen, Green
Car : 79,600 yen
Paket JR Pass ini
menawarkan kemudahan bagi kamu untuk menjelajahi Jepang dengan
Shinkansen/bullet train maupun KA Ekspress yg berlaku di seluruh wilayah di
Jepang. Untuk lebih jelas kamu bisa cek di http://www.japan-guide.com/e/e2361.html
Tapi setelah dapat info baru dari teman gue yg tinggal di
Osaka, namanya Yada-san, dia bilang beli JR Pass itu “mottai nai” alias boros
banget. Lalu mencoba memberikan opsi baru yaitu pakai Kansai Thru Pass.
Type : 3 day ticket,
Dewasa 5,000 yen, Anak-anak : 2,500 yen
Type : 2 day ticket,
Dewasa 3,800 yen, Anak-anak : 1,900 yen
Kalau kamu tertarik, bisa cek lebih rinci mengenai syarat
dan di mana bisa beli tiket ini. Cek websitenya : http://www.surutto.com/tickets/kansai_thru_english.html
Selain Kansai Thru Pass, sebenarnya ada paket hemat yg
lainnya. Kamu bisa cek juga di website ini : http://www.nankai.co.jp/global/english/traffic/ticket/surutto/index.html#osaka
Hasil diskusi by email dengan Yada-san ini membuat gue
memutuskan untuk membeli Kansai Thru Pass yg 3 day ticket seharga 5,000 yen.
Dan menurut info dari internet katanya gue bisa beli di Travel Desk yg ada di
lobbi KIX ini. Makanya sesampainya di lobbi KIX Airport ini, hal pertama yg
ingin gue lakukan adalah membeli Kansai Thru Pass. Karena dengan Kansai Thru
Pass ini, gue bisa naik kereta api Nankai Electric Railway ke hotel gue namanya
Toyo Hotel, gue bisa turun di dekat
Sin-Imamiya Station dan jalan kaki sekitar 10 menit menuju hotel gue. Hasil cek
di website, kalau tanpa Kansai Thru Pass ini, artinya gue beli one ticket saja,
itu seharga 890 yen. Ya, mungkin hari pertama di Osaka ini akan lebih efektif
kalau gue coba pakai Kansai Thru Pass saja, jadi sekalian gue bisa naik KA
Nankai ke hotel gue, tak perlu beli tiket KA lagi. Yoss, akhirnya gue melakukan
transaksi pertama di Osaka adalah beli Kansai Thru Pass seharga 5,000 yen di
Travel Desk. Upsss, beres tahap satu. Yuk, mari menuju platform KA Nankai.
Mau curhat dulu, gue nga pintar baca peta
Ada satu hal yg masih belum bisa gue atasi saat travelling di luar negeri, gue kurang pintar baca peta. Ini sering kali menggangu hati gue, tapi untuk menghilangkan hambatan ini, gue lebih rajin bertanya dan juga menghapal gedung-gedung yg menjadi patokan saat pergi maupun balik ke tempat yg gue tuju. Kalau nama jalannya sedikit ruwet tulisannya, gue akan photo nama jalannya sebagai dokumentasi, saat keliru gue hanya perlu menunjukkan photo tsb ke seseorang hehehe. Kadang ketidakmampuan gue baca peta dengan baik ini membuat waktu gue sedikit tercuri untuk bertanya dulu ke seseorang. Tapi tidak melulu ini menjadi sebuah kerugian buat gue ya, karena dengan berinteraksi dengan seseorang atau penduduk lokal, justru membuat gue tahu dan menyadari betapa ramahnya penduduk lokal tsb terhadap kehadiran orang asing dan ternyata mereka suka menolong. Dan itu menjadi bonus bagi gue, karena jadi paham betapa baik dan ramahnya mereka. Dan biasanya ini akan membuat gue ingin belajar dan berbuat baik seperti mereka. Tak ada yg lebih membahagiakan dalam hidup ini, ketika gue menerima kebaikan dari seseorang saat gue bingung dan butuh bantuan.Itu pun sering kali menyadarkan gue bahwa kita tidak bisa hidup sendiri karena kita memang mahluk sosial yg butuh bantuan dan interaksi dengan orang lain. Ini hakikat hidup yg sebenarnya saling-menolong karena kita sesungguhnya mahluk sosial sejati. Taelah kenapa gue jadi ceramah begini yah hehehe.
Peach Avition Japan
Sorry. Gue lupa cerita, kalau sebelum naik KA Nankai, sebenarnya gue melakukan survey dulu mengenai lokasi check in Peach Aviation. Peach Aviation adalah Japan's first low-cost airline. Gue pikir hampir mirip kayak AA saja yg berbasis di Malaysia. Sedangkan Peach Aviation ini, low-cost airline yg berbasis di Osaka-Jepang. Saat ini mereka sudah membuka rute penerbangan ke beberapa kota-kota maupun pulau-pulau besar yg ada di Jepang. Harganya memang sangat kompetitif dibandingkan dengan airline yg lainnya yg ada di Jepang. Ini beberapa daftar airline yg ada di Jepang sbb:
Untuk sebagai bahan perbandingan, mungkin sebaiknya kamu bisa cek website ini. Di situ dibuatkan daftar perbandingan harga untuk setiap penerbangan yg ada di Jepang. Selamat ngecek ya. Ini website http://www.japan-guide.com/e/e2364.htmlMau curhat dulu, gue nga pintar baca peta
Ada satu hal yg masih belum bisa gue atasi saat travelling di luar negeri, gue kurang pintar baca peta. Ini sering kali menggangu hati gue, tapi untuk menghilangkan hambatan ini, gue lebih rajin bertanya dan juga menghapal gedung-gedung yg menjadi patokan saat pergi maupun balik ke tempat yg gue tuju. Kalau nama jalannya sedikit ruwet tulisannya, gue akan photo nama jalannya sebagai dokumentasi, saat keliru gue hanya perlu menunjukkan photo tsb ke seseorang hehehe. Kadang ketidakmampuan gue baca peta dengan baik ini membuat waktu gue sedikit tercuri untuk bertanya dulu ke seseorang. Tapi tidak melulu ini menjadi sebuah kerugian buat gue ya, karena dengan berinteraksi dengan seseorang atau penduduk lokal, justru membuat gue tahu dan menyadari betapa ramahnya penduduk lokal tsb terhadap kehadiran orang asing dan ternyata mereka suka menolong. Dan itu menjadi bonus bagi gue, karena jadi paham betapa baik dan ramahnya mereka. Dan biasanya ini akan membuat gue ingin belajar dan berbuat baik seperti mereka. Tak ada yg lebih membahagiakan dalam hidup ini, ketika gue menerima kebaikan dari seseorang saat gue bingung dan butuh bantuan.Itu pun sering kali menyadarkan gue bahwa kita tidak bisa hidup sendiri karena kita memang mahluk sosial yg butuh bantuan dan interaksi dengan orang lain. Ini hakikat hidup yg sebenarnya saling-menolong karena kita sesungguhnya mahluk sosial sejati. Taelah kenapa gue jadi ceramah begini yah hehehe.
Peach Avition Japan
Sorry. Gue lupa cerita, kalau sebelum naik KA Nankai, sebenarnya gue melakukan survey dulu mengenai lokasi check in Peach Aviation. Peach Aviation adalah Japan's first low-cost airline. Gue pikir hampir mirip kayak AA saja yg berbasis di Malaysia. Sedangkan Peach Aviation ini, low-cost airline yg berbasis di Osaka-Jepang. Saat ini mereka sudah membuka rute penerbangan ke beberapa kota-kota maupun pulau-pulau besar yg ada di Jepang. Harganya memang sangat kompetitif dibandingkan dengan airline yg lainnya yg ada di Jepang. Ini beberapa daftar airline yg ada di Jepang sbb:
Btw gue beli tiket Peach Aviation ini untuk rute penerbangan Osaka-Sapporo-Osaka. Gue membeli tiket ke Sapporo ini secara dadakan. Padahal rencana awal gue ingin berlibur di Jepang itu dengan main destinations yg sudah gue atur yaitu : Osaka,Kyoto,Nara,Kobe,Hiroshima dan Tokyo. Tapi secara tak sengaja teman gue Mamiya-san kasih informasi bahwa salah satu pulau terbaik yg wajib dikunjungi saat Summer Season itu adalah Pulau Hokkaido. Gila, ini pertama kali gue dengar cerita tentang keindahan Pulau Hokkaido. Setelah mendengar cerita Mamiya-san ini, setiap malam gue coba browsing-browsing internet tentang highlights dan wisata yg paling bagus di Pulau Hokkaido. Menurut cerita Mamiya-san saat Summer Season itu bunga-bunga Lavender bersemi sangat indah di Furano-shi Hokkaido. Wuih hasil cek and ricek di internet, memang bener indah banget booo..Padang Lavender yg membentang menghiasi bukit-bukit di Tomita Farm Furano-shi ini memang menimbulkan sensasi keindahan yg sangat menggoda. Tangan gue langsung gemes pengen mengabadikan ladang dan padang Lavender ini dengan camera Canon gue. Godaan atas padang Lavender ini membuat gue merubah sebagian main destinations gue di Jepang. Gue batal ke Tokyo dan Hiroshima. Sebagai gantinya gue pilih berlibur di Pulau Hokkaido selama satu minggu penuh. Sedap!
Duch kenapa gue ceritanya jadi lompat-lompat ya, kayak main lompat tali aja hehehe. Nah dari hasil browsing internet maka tiket yg paling terjangkau kocek gue itu yaitu beli tiket promo dari Peach Aviation Osaka-Sapporo-Osaka seharga 20,000 yen. Murah? Nga juga. Mahal? Nga juga. Simulasinya begini, murah kalau dibandingkan dengan harga JAL,ANA dan Skymark. Tapi jadi terasa MAHAL banget kalau dibandingkan gue naik tiket promo AA Jakarta-Bali gue pernah cuma bayar 70,000IDR/PP.Gila nga? Sama dengan harga satu kali makan fast food di Jepang hehehe Jadi mahal atau murah itu tergantung faktor pembandingnya aja. Jadi harganya kategori "so so" ya. Artinya masih cukup terjangkau kocek gue juga sih.
Berhubung gue kudu berangkat 18 Juli 2012, Pukul 10:05am, maka sebelum gue tersesat dan keliru segala, gue memutuskan untuk mengecek lokasi check in dan berapa jauh jaraknya dari station KA yg ada di KIX Airport ini. Karena setelah gue cek di Kansai Tourist Information Centre bahwa jarak tempuh dari Osaka City ke KIX Airport ini, rata-rata satu jam dengan KA. Dan gue pengen menghitung total waktu yg gue butuhkan ke airport ini berapa jam dari tempat gue menginap di J-Hoppers yg ada di dekat Fukushima Station.
Ternyata lokasi check in Peach Aviation sangat dekat dengan lokasi stasiun KA yg ada di KIX Airport ini. Begitu keluar dari stasiun KA ini, kita naik escalator atau tangga maka kita bisa melihat di sebelah kanan itu dekat gedung AeroPlaza itu adalah lokasi check in Peach Aviation.Kamu bisa dengan jelas melihat panduannya tertera di sana. Lihat gambar di bawah ini.
Ini petunjuk untuk menuju lokasi check in Peach Aviation yg ada di gedung shopping centre AeroPlaza, sangat dekat dengan stasiun KA yg ada di KIX Airport. Biasanya stasiun KA atau airport itu identik dengan mall di Jepang. Setiap stasiun KA itu biasanya terintegrasi dengan mall atau shopping centre.
Nah ini mesin untuk check in di Peach Aviation. Warna purplenya yg cerah itu mempermudah kamu mengenalinya dengan cepat. Sangat praktis dan efisien sekali yah. Nga rumit. Cakep dan cepat.
Kenapa gue jadi ekstra hati-hati atau malah cenderung parno?
Gue itu pernah punya pengalaman ketinggalan pesawat saat
akan terbang dari KL ke Penang. Waktu itu karena gue punya waktu yg lumayan
panjang saat terbang dari Bangkok dan transit di KL selama 4 jam dan gue akan
melanjutkan terbang ke Penang. Tapi
sayang banget karena gue keasyikan window shopping dan mengambil beberapa photo
di KLIA, tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan saat gue sadar, jam gue sudah menunjukkan waktu keberangkatan
gue. Gue berusaha mengejar jam check in tapi sayang banget karena mereka sudah
melakukan penghitungan penumpang sebagai tanda pesawat akan ditutup, maka
dengan sangat menyesal mereka menyatakan bahwa gue sudah tak bisa lagi naik ke
pesawat. Sial. Itu pertama kali gue ketinggalan pesawat. Bener-bener kacau.
Sejak saat itu gue lebih berhati-hati dan tak mau lagi main-main dengan jam
keberangkatan pesawat. Taubat gue. Cukup sekali deh!
Terbang ke Sapporo ini, di pagi hari pula, bikin gue jadi
lebih ekstra hati-hati. Nga mau lagi terulang kejadian yg sama, ketinggalan
pesawat. Nga gue banget bo. Gila, bisa melayang tiket gue yg seharga 20,000 yen.
Makanya gue bener-bener memperhatikan detail waktu dan juga lokasi check-in
Peach Aviation ini. Setelah dapat lokasi check-in, gue mencoba mengecek sampai
ke lantai 2 tempat boarding pass-nya. Gue melihat salah satu petugas Peach
Aviation yg sedang sibuk mengatur penumpang yg berbaris memasuki antrian
boarding pass yg sedang berlangsung. Gue mendekati seorang staff wanita dan
bertanya, berapa jam waktu check in yg diizinkan sebelum pesawat terbang? Kalau
tidak punya bagasi, dia bilang check in dibuka 30 menit sebelum keberangkatan
dan paling lambat 15 menit sebelum terbang masih boleh check-in kog katanya.
Gila, enak banget ya. Biasanya beberapa penerbangan menerapkan jam yg sangat
ketat banget yaitu 45 menit sebelum berangkat harus check in, walaupun tanpa
bagasi. Tapi di Peach Aviation ini lebih nyaman, nga perlu terburu-buru, karena
ini hanya penerbangan lokal, jadi nga perlu pengecekan yg superribet. Mantap.
Karena nga yakin banget, gue berulang-ulang menegaskan kepada petugas dalam
bahasa Inggris yg superlambat bahwa gue boleh check in 30 menit sebelum
berangkat. Dia jawab dengan mantap : Bisa. Wuih sedapnya. Sekarang gue sudah
lega banget. Lokasi check in jelas. Stasiun KA dekat lokasi check in juga sudah
jelas. Jam terakhir bisa check in juga sudah jelas. Semua sudah jelas. Kini
dengan langkah pasti gue menuju stasiun KA Nankai hehehe. Siap-siap menuju Toyo
Hotel. Yuk, mari ke Osaka City.
Menuju hotel naik Nankai Electric Railway
Jepang salah satu negara di Asia yg transportasi kereta api listriknya sangat maju. Tak kalah dengan kereta api listrik di negara-negara Eropa. Kalau Prancis terkenal dengan TGV : Train à Grande Vitesse, meaning high-speed train, dengan kecepatan yg fantastis 320km/jam. Dan Jepang pun tak mau kalah sudah mengembangkan Shinkansen atau bullet train dengan model terbaru. Kereta peluru Shinkansen Tohoku Baris ( 东北新干线 , Tohoku Bullet Train Line) seri E5 disebut ("Hayabusa"/ はやぶさ , elang) yang diluncurkan dan masuk ke pelayanan publik. Hayabusa mampu menempuh perjalanan di 300 km / jam yang merupakan tercepat dari semua jalur kereta peluru di Jepang. Bahkan dalam waktu dekat Jepang akan merilis kereta peluru dengan kecepatan 320km/jam. Isu tentang perang teknologi kereta api listrik antara Prancis dan Jepang ini sudah lama terdengar di media massa. Dua negara ini secara jelas bersaing untuk menjadi yg tercepat dan terunggul di dunia.
Tapi gue sebenarnya tidak sedang ingin menceritakan dunia kereta api listrik di sini. Inti yg mau gue sampaikan adalah Jepang memiliki berbagai pilihan kereta api listrik yg sangat beragam di negaranya. Ada beberapa macam jalur kereta api yg ada di sana. Gue sendiri sering pusing dengan jenis-jenis KA yg ada di sana. Mulai dari yg superlambat sampai yg supercepat semua ada. Tinggal kamu pilih dan sesuaikan dengan kocek kamu. Kalau mau supercepat ada Shinkansen atau bullet train. Kalau mau sedang-sedang saja, tidak lemot dan tidak cepat banget juga ada, seperti Nankai Electric Railway ini. Ini KA Ekspress tapi bukan Shinkansen. Pilihan paling cocok buat kocek gue adalah KA Nankai ini. Dan kali ini gue bisa naik KA Nankai ini dengan menggunakan paket kartu Kansai Thru Pass. Ini beberapa contoh railway atau jalur KA yg ada di Osaka.
Menuju hotel naik Nankai Electric Railway
Jepang salah satu negara di Asia yg transportasi kereta api listriknya sangat maju. Tak kalah dengan kereta api listrik di negara-negara Eropa. Kalau Prancis terkenal dengan TGV : Train à Grande Vitesse, meaning high-speed train, dengan kecepatan yg fantastis 320km/jam. Dan Jepang pun tak mau kalah sudah mengembangkan Shinkansen atau bullet train dengan model terbaru. Kereta peluru Shinkansen Tohoku Baris ( 东北新干线 , Tohoku Bullet Train Line) seri E5 disebut ("Hayabusa"/ はやぶさ , elang) yang diluncurkan dan masuk ke pelayanan publik. Hayabusa mampu menempuh perjalanan di 300 km / jam yang merupakan tercepat dari semua jalur kereta peluru di Jepang. Bahkan dalam waktu dekat Jepang akan merilis kereta peluru dengan kecepatan 320km/jam. Isu tentang perang teknologi kereta api listrik antara Prancis dan Jepang ini sudah lama terdengar di media massa. Dua negara ini secara jelas bersaing untuk menjadi yg tercepat dan terunggul di dunia.
Tapi gue sebenarnya tidak sedang ingin menceritakan dunia kereta api listrik di sini. Inti yg mau gue sampaikan adalah Jepang memiliki berbagai pilihan kereta api listrik yg sangat beragam di negaranya. Ada beberapa macam jalur kereta api yg ada di sana. Gue sendiri sering pusing dengan jenis-jenis KA yg ada di sana. Mulai dari yg superlambat sampai yg supercepat semua ada. Tinggal kamu pilih dan sesuaikan dengan kocek kamu. Kalau mau supercepat ada Shinkansen atau bullet train. Kalau mau sedang-sedang saja, tidak lemot dan tidak cepat banget juga ada, seperti Nankai Electric Railway ini. Ini KA Ekspress tapi bukan Shinkansen. Pilihan paling cocok buat kocek gue adalah KA Nankai ini. Dan kali ini gue bisa naik KA Nankai ini dengan menggunakan paket kartu Kansai Thru Pass. Ini beberapa contoh railway atau jalur KA yg ada di Osaka.
Tuch lihat jalur
KA di sana udah kayak pelangi khan? Merah,kuning,hijau,biru,pink,ungu,dll
warna-warni kayak pelangi. Sampai mumet gue, kalau dipaksa menghapal nama jalur
KA di sana. Kalau nga hati-hati bisa salah naik KA dan nyasar ke mana-mana
hehehe. Dan itu sungguh menyebalkan kalau sampai nyasar. Selain rugi uang, juga
rugi waktu.
Buat gue satu hal
yg patut diacungi jempol adalah transportasi KA di Jepang ini memang
super-efektif. Tepat waktu. Dan jarak kedatangan antara satu kereta api dengan
kereta api yg berikutnya tidak terlalu lama. Pokoknya praktis dan nyaman
banget. Tapi seperti yg kamu tahu bahwa kenyamanan itu MAHAL harganya, tidak
ada yg murah. Bayangkan harga paling murah untuk satu trip perjalanan dengan
jarak yg sangat dekat saja naik KA ini seharga 200-220 yen. Kalau saya
konversikan ke IDR 24,000 – 26,000 IDR. Coba kalau naik Metro Mini atau Kopaja
di Jakarta satu trip perjalanan baik jauh maupun dekat itu hanya seharga 2,000-2,500
IDR/trip, jadi biaya KA di Jepang ini
10-12X lipat dibandingkan transportasi di Jakarta. Ckckck bener-bener mahal. Tapi kualitas pelayanan dan harga
memang sesuai dong. Semua kenyamanan itu harus dibayar dengan harga yg fantastis. Buat gue yg
terbiasa hidup di negara yg transportasinya serba-ruwet, serba-tak jelas,
waktunya tak jelas, safety-nya tak jelas, pokoknya serba-tak jelas, maka
melihat sistem transportasi di Jepang ini, membuat gue terkagum-kagum. Bersih, rapi,
teratur, tepat waktu dan kualitas
pelayanan yg sangat prima dengan harga yg sungguh prima pula. TOP BGT! Gue jadi
iri melihat semua ini. Kapan
ya di negeri gue bisa seperti ini.
Suasana di dalam KA masih terlihat sangat sepi. Mumpung
sepi banget, maka secara iseng gue mengambil photo di dalam KA ini.
Suasana sepi, kursi yg empuk dan bersih di dalam KA ini menggoda mata gue untuk segera tertidur. Tapi kalau sampai gue tertidur, maka gue akan kehilangan momen mengamati pemandangan sepanjang jalan menuju Shin-Imamiya station. Pemandangan di luar KA ini sebenarnya tidak ada yg istimewa, hanya gedung-gedung yg berwarna pucat dan didominasi warna cool white dan putih keabu-abuan. Ditambah lagi musim panas di Osaka ini cenderung lembab, sehingga bukan hanya udaranya saja yg panas tapi kelembabannya yg terlalu tinggi membuat badan keringatan dan lengket. Tapi AC di dalam KA ini membuat gue merasa nyaman dan sejuk. Rata-rata penumpang KA di Osaka ini ternyata manusia autis juga, masing-masing sibuk dengan gadgetnya. Mereka sibuk terus menatap monitor HPnya atau tertidur sambil menyumbat telinganya dengan earphone mendengarkan musik. Gue pikir hanya di Indonesia saja yg banyak manusia autis. Ternyata di Jepang juga sama boo. Era IT yg berada dalam genggaman ini memang mengubah gaya manusia berinteraksi dengan sesamanya.
***
Malam pertama di Osaka ini, gue memutuskan menginap di Toyo Hotel. Apa yg bisa gue ceritakan tentang Toyo Hotel. Hotel ini gue
temukan atas informasi kenalan gue Gabriela yg pernah menginap di sana. Toyo
Hotel ini sebenarnya lebih cocok disebut Backpackers Hostel, karena hampir
semua pelanggan yg menginap di sana adalah para traveler yg backpacking.
Mungkin disebut hotel karena di sini tidak ada kamar yg tipe dormitory,
semuanya Standard Single Room Shared-Bathroom. Kamarnya dibagi 2 kategori
Single Room A dan B. Kalau Room A, kamar dengan kipas angina/fan saja seharga
1,500 yen/malam tapi kalau Room B, kamar dengan AC, seharga 1,700 yen/malam.
Ukuran kamarnya tak lebih dari 1.5MX2.5M, ada TV ukuran 14inch tapi model lama.
Semua kamar itu pakai tatami dan futon, tidak ada yg pakai tempat tidur. Jadi
semuanya sangat sederhana sekali. Kamar mandi di Lt.1 ada 2 buah. Dan fasilitas
gratis yg tersedia minum teh atau kopi, air minum, sabun mandi dan shampoo dan
hair dryer. Ada kitchen dan living room
sederhana yg bisa dipakai bersama. Kalau kamu suka masak tersedia juga kulkas
dan kompor gas buat masak. Harga yg ditawarkan Toyo Hotel ini, gue pikir cukup
murah karena lokasinya juga sangat strategis, dekat dengan subway Dobutsuenmae
Station dan juga stasiun KA Shin-Imamiya. Jarak tempuh dari KIX Airport ke Toyo Hotel butuh waktu 55 menit dengan JR Train. Kalau naik Nankai Train, gue pikir sama saja waktunya.Kurang lebih 1 jam saja.
***
Sebelumnya gue memutuskan untuk menginap di Toyo Hotel ini
selama 5 malam sejak 13 Juli 2012 – 18 Juli 2012. Rencananya 18 Juli gue
check-out dan terbang menuju Sapporo. Tadinya alasan gue menginap di sini
selain harganya sangat terjangkau kocek gue, ditambah lagi lokasinya dekat
dengan subway Dobutsuenmae Station dan JR Train Shin-Imamiya Station. Gue akan menjelajah
daerah Kansai ini dengan JR Pass. Itu rencana yg gue pikir akan lebih praktis.
Dengan JR Pass gue bisa naik Shinkansen ke mana saja dengan waktu yg sangat
singkat. Tapi semua rencana itu menjadi berubah karena setelah diskusi dengan
Yada-san katanya rencana gue terlalu ketat dan melelahkan. Dan harga JR Pass yg
aduhai pun menurut dia sangat boros alias mottai nai. Yada-san menyarankan
pakai Kansai Thru Pass yg lebih hemat 3 hari hanya 5,000 yen. Ya memang lebih
hemat yah. Diskusi dengan Yada-san ini juga membuat gue merubah perjalanan gue
yg seharusnya menjelajah Hiroshima jadi batal. Karena kalau gue harus ke
Hiroshima maka jalur tercepat adalah naik Shinkansen, sementara gue sudah
memutuskan tidak jadi beli JR Pass. Akhirnya semua itinerary gue rubah total.
Maka rute yg gue gunakan Jakarta-KL-Osaka-Kyoto-Nara-Osaka-Sapporo-Osaka-KL-Jakarta.
Dan gue pilih menginap di setiap kota yg gue kunjungi. Kebayang khan betapa
banyaknya hostel yg harus gue pesan via hostelworld.com
***
Perjalanan dari KIX
Airport menuju Toyo Hotel
dengan Nankai Railways ini memakan waktu 55 menit. Gue hanya melamun memandangi
para penumpang yg aneka rupa, mulai dari dandanan yg unik dgn fashion yg gue
pikir agak menimbulkan gegar budaya buat gue, yg akrab dengan budaya Indonesia
yg senang dengan padu-padan pakaian. Maksudnya memilih warna yg serbaselaras
gitu lo. Kalau bajunya biru, ya pasti
milih aksesoris yg rada cocok dengan biru gitu lo. Bahkan ada yg rada
ekstrim juga, semuanya bernuansa biru dari ujung kaki sampai ujung kepala,
serbaselaras. Atau paling tidak, baju dan celana atau roknya itu menggunakan
warna-warna netral agar terlihat selaras semuanya. Itu di Jakarta-Indonesia. Tapi
kalau kamu ada di Jepang setidaknya ini di Osaka, kayaknya hal itu nga penting banget
bo. Jangan kaget kalau para
muda-mudi atau tua-muda ini nekat menggunakan pakaian yg serba-tabrakan
warnanya, jadi serba nga nyambung gitu bo. Baju sama celana atau roknya nga ada
yg senada warnanya atau sama sekali nga selaras warnanya. Nah lo yg paling unik
lagi, udah pakai kemeja dan rok yg
serbaformal, tiba-tiba pakai sepatu high-heels yg dipadu dengan pakai
kaoskaki yg lucu dan unik banget. Seumur hidup gue belum pernah lihat sepatu
high-heels yg keren banget terus dikasih kaoskaki yg model casual
gitu deh. Jadinya serbaunik. Kalau sepatu high-heels terus pakai stocking tipis
warna netral coklat atau malah hitam, sering lihat sich di Indonesia atau
negara lainnya. Tapi high-heels yg superformal dipadu sama kaoskaki yg casual
banget dengan motif renda-renda pula, belum pernah lihat itu, kecuali di sini
di Jepang. Unik banget. Terus cara mereka menyandang tas-tangan juga ckckck unik banget booo...Adalagi yg
lebih unik, laki-laki dan perempuan tas-tangannya itu sama saja. Jangan heran lihat cowok pakai tas-tangan
yg juga dipakai perempuan. Pertama kali lihat gue cekikikan, kaget campur geli.
Tapi karena lihat dimana-mana sama saja, jadi mulai terbiasa deh hehehe. Ini
mungkin sudah menjadi trend di sini. Saya hanya terkena gegar-budaya saja.
Sepanjang jalan terlihat pemandangan di
luar jendela bangunan-bangunan yg bergaya modern dengan cat putih keabu-abuan
dan warna netral yg sangat buram dibalut udara lembab di musim panas Juli 2012.
Tak ada bangunan yg istimewa, kecuali saya suka menyaksikan bridge yg panjang
dan terlihat kokoh. Saya membayangkan light up di malam hari pasti bridge akan
terlihat indah.
50 menit perjalanan terasa singkat dan gue
sudah harus turun di Shin-Imamiya Station. Gue masih clingak-clinguk memandangi
suasana peron dan para penumpang yg turun dan yg mau naik kereta api terlihat
semuanya sibuk sekali. Karena memang jam kereta api ini super-ontime jadi
kadang saya lihat penumpang yg sedang mengejar jam kereta api yg mau berangkat
sampai berlari-lari kencang sekali. Gue takut dia jatuh dan tergelincir. Tapi
kalau mereka berhasil mencapai gerbang dengan tepat-waktu, gue juga ikutan lega
melihatnya. Rasanya gue jadi kayak ikutan lari dan deg-degan juga melihatnya.
Padahal selisih waktu antara satu kereta dengan kereta berikutnya tidak terlalu
jauh sih. Tapi tetap saja time is money buat para orang Jepang ini. Kayaknya
haram hukumnya buat mereka bersantai-santai. Satu lagi gegar budaya buat gue yg
terbiasa alon-alon asal klakon. Biar lambat asal selamat.
Gue
turun berbaris mengikuti mereka yg
sedang menuju pintu keluar. Untung
di Shin-Imamiya ini hanya ada satu pintu keluar saja. Coba kalau ada beberapa
exit door, bisa menyita waktu gue lagi buat nanya-nanya ke petugas di sana. Gue
keluar menuruni anak tangga yg sedikit agak buram, rasanya bukan kayak di
Jepang. Begitu sampai di luar, sekarang gue bingung nih menuju ke mana yah?
Kekiri atau kekanan ya? Soalnya petunjuknya nga terlalu jelas. Hanya bilang
kalau jalan kaki dari Shin-Imamiya Station kira-kira 10-15 menit saja,
tergantung seberapa cepat kaki kamu bisa berjalan. Daripada bingung dan keliru,
gue berinisiatif masuk ke sebuah ruangan yg terbuka dan terlihat seorang
petugas pria sedang sibuk menulis-nulis di kertas. Tiba-tiba gue datang mengganggu dia. Lalu gue tanya
di mana letak Toyo Hotel? Kelihatannya beliau nga tahu persis juga letaknya,
jadi ambil peta dulu, dan dia mencoba mempelajari cara menjelaskan ke gue,
setelah paham dia mengangguk-anggukan kepalanya sendiri, lalu dengan yakin dia
menjelaskan ke gue, lurus, setelah lampu merah kedua, menyeberang jalan, terus
belok kiri dan lurus lagi terus menyeberang jalan lagi, ketemu gedung
bertingkat yg berwarna pink, belok kanan dan nanti kamu bisa lihat ada tulisan
Toyo Hotel. Terdengarnya mudah sekali yah. Sesuai penjelasan beliau, gue
berjalan kaki menuju Toyo Hotel. Udara yg sangat lembab, membuat gue kegerahan.
Rasanya pengen buru-buru mandi dan mendinginkan tubuh gue di dalam ruang
ber-AC. Waktu keadaan kurang
nyaman begini, rasanya kog pengen tidur di kamar gue sendiri dan tak ingin
travelling begini. Kesannya gue cari susah sendiri. Udah enak dan nyaman di
rumah sendiri, kenapa gue mesti iseng berlelah-lelah begini yah hahaha. Itu
kalau gue udah capek banget jadinya rada bete hahaha, tiba-tiba muncul perasaan
rindu dengan zona nyaman gue. Manusiawi banget yah. Walaupun itu hanya pikiran
sesaat kalau lelah, tapi setelah istirahat dan badan gue segar lagi, maka rasa
bete itu akan hilang sendiri. Memang keadaan lelah sering memicu otak gue
berpikir untuk balik ke zona nyaman.
Sesampainya di Toyo Hotel, gue disambut
petugas perempuan dengan senyuman,. Gue menyerahkan kertas booking room gue ke
tangannya. Sejenak dia sibuk mengecek booking room gue di layar komputernya,
dan kemudian dia bilang kamar akan siap digunakan setelah pukul 14:00PM. Saat
itu sudah pukul 12:30 siang. Perut gue sudah lapar dan keroncongan. Jadi masih
harus menunggu 1 jam 30 menit. Hmm sebaiknya gue makan siang dulu kali ya. Lalu gue tanya lokasi terdekat untuk makan
siang dimana dan pastikan harganya murah. Lalu dia tanya berapa kira-kira harga
yg gue inginkan? Berapa saja yg penting yg paling murah di sekitar area Toyo
Hotel ini. Lalu dia menyerahkan kopian sebuah peta di area Toyo Hotel ini dan
menjelaskan lokasi sebuah resto kecil yg menyajikan okonomiyaki, masakan
Jepang. Harganya murah katanya. Gue hanya pengen dengar kata murah saja hahaha.Irit.Irit.Irit.
nuchan@072012
Nu chan perkenalkan nama q meydi
ReplyDeleteAq punya rencana awal tahun depan mau ke sapporo liat yuki matsuri
Jika tidak ada perubahan,melihat tiket diskonan yg ditawarkan dr surabaya ke osaka jd jadwalnya hmpr sama dg jadwal nu chan
Tolong penjelasan nya *˚*•(*) Îγα™ (*)•*˚*•
Soalnya yg terakhir blm nyampe kyoto.
Akan sangat membantu
Terimakasih
Nu chan perkenalkan nama q meydi
ReplyDeleteAq punya rencana awal tahun depan mau ke sapporo liat yuki matsuri
Jika tidak ada perubahan,melihat tiket diskonan yg ditawarkan dr surabaya ke osaka jd jadwalnya hmpr sama dg jadwal nu chan
Tolong penjelasan nya *˚*•(*) Îγα™ (*)•*˚*•
Soalnya yg terakhir blm nyampe kyoto.
Akan sangat membantu
Terimakasih
Hai Meydi...ma kasih komennya...
ReplyDeleteApa yg bisa saya bantu jelaskan? Meydi mau info apa?
Kalau mau nanya2 coba aja email ke nuchan.aritra@gmail.com
Kalau bisa saya jawab ya dijawab hehehe
Okay have a fun!
Hai Nu-chan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu m(_ _)m
ReplyDeleteAku punya rencana buat ke Jepang nih, tapi masih ngitung-itung biaya dan lain-lainnya..
0(>.< )( >.<)0
Mohon bantuannya ya... :3
Itu aku udah kirim email..
makasih sebelumnyaa :3
Hai Nu-chan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu m(_ _)m
ReplyDeleteAku punya rencana buat ke Jepang nih, tapi masih ngitung-itung biaya dan lain-lainnya..
0(>.< )( >.<)0
Mohon bantuannya ya... :3
Itu aku udah kirim email..
makasih sebelumnyaa :3
Nuchan, Hajimemashite, atashi wa Ochie desu. Yoroshiku onegaishimasu...
ReplyDeleteAku punya rencana mau ke Jepang nih, tapi masih galau biaya 0(>.< )( >.<)0
Aku mau tanya-tanya nih, seputar wisata di Jepang. Boleh via email?
Makasih sebelumnyaa :3
trims infonya, lagi nyari info soal toyo hotel
ReplyDelete