Suka atau tidak suka, semua sudah tertulis di dalam Kitab Kehidupan. Bahkan ketika kamu belum lahir pun semua sudah tersurat. Tidak ada satu pun yg ada di dalam hidup ini yg luput dari campur tangan Tuhan. Saya menyadarinya setelah terlambat. Saya selalu merasa bahwa apapun yg saya dapatkan saat ini adalah berkat ketekunan dan kerja keras saya. Saya lupa. Saya sombong. Dan saya tidak melibatkan Tuhan secara pribadi dalam hidup saya. Saya berdoa tapi tidak dari hati terdalam. Saya hanya ingat Tuhan ketika saya kepepet.
Sekarang saat semua kenyamanan dan kemudahan yg saya peroleh diambil oleh Tuhan, saya baru sadar, saya baru menangis memohon ampun agar Tuhan berkenan memberikan saya pencerahan, kedamaian, suka cita, damai dan segala kenikmatan dunia yg dulu pernah saya dapatkan dengan mudah.
Kesulitan hidup, membuat saya sadar dan lebih mengerti kesulitan orang lain. Saya lebih berempati terhadap kesusahan orang. Saya lebih mudah tersentuh. Saya lebih rendah hati ketika Tuhan menghancurleburkan hidup saya sampai titik nadir terberat yg harus saya hadapi. Saya sampai berteriak bertanya Tuhan Engkau di mana? Kenapa Engkau meninggalkan aku... Saya lupa bahwa yg berpaling adalah saya bukan Tuhan. Yg meninggalkan Tuhan adalah saya bukan Dia.
Mendadak saya begitu rindu ayah ibu saya. Saya menangis agar ibu dan ayah saya memeluk dan mengangkat tubuh saya. Saya lelah. Saya letih Tuhan. Oh andai ibu saya saya masih hidup, tentu dia akan memeluk dan menenangkan jiwa saya yg kalut. Bahkan saking sedihnya saya sulit meneteskan air mata. Terkadang saya memohon kepada Tuhan, agar diberikan linangan air mata, agar beban di pundak saya di angkat Agar saya diselamatkan.
Save me Jesust!
No comments:
Post a Comment