Untuk saya yg cukup lama hidup di negara tropis maka
bayangan tentang keindahan hidup di negara 4 musim itu sama sekali tak ada di
benak saya. Tapi dulu sekali, semasa sekolah, saya sangat memimpikan untuk bisa sekali saja
dalam hidup saya menikmati keindahan hidup di musim dingin aka winter season. Saya
selalu menyukai postcard yg menampilkan pemandangan gunung-gunung dan
pohon-pohon yg dibalut salju putih.
Tak ada bayangan dalam benak saya bagaimana sulitnya hidup
dalam musim dingin. Yg ada hanya impian betapa indahnya menyaksikan salju putih
pertama yg terlihat melayang-layang di udara, perlahan tapi pasti salju putih
ini pun akan mendarat mulus di tanah dan menciptakan tumpukan salju putih. Sejauh
mata memandang yg terlihat hanya hamparan salju putih.
Udara yg sangat dingin, terkadang bisa sampai minus derajat,
memaksa siapa saja yg belum terbiasa dengan ekstrimnya udara di musim dingin
ini, akan memilih bertapa di dalam kamar ditemani meja pemanas alias kotatsu
dan kamar pun dipenuhi udara hangat dari heater yg disetting 30 derajat.
Baju yg paling tepat untuk membalut tubuh adalah pakaian yg
terbuat dari bahan fleece, sehingga panas yg dihasilkan tubuh akan tetap
tersimpan dibalik pakaian yg berbahan fleece ini, sehingga kamu akan tetap
merasakan kehangatan berkat pakaian dari bahan fleece ini.
Bagi saya musim dingin hanya akan terasa sempurna, ketika
saya duduk di balik jendela kamar saya menyaksikan salju yg terus turun dan
membuat pohon-pohon yg berbaris di depan kamar saya akan terlihat indah
berbalut salju putih. Secangkir kopi kental kapal api dan senandung musik
klasik dari koleksi kumpulan lagu yg ada
di laptop saya akan menambah betapa cantik dan sempurnanya musim dingin buat
saya.
Meskipun begitu sulitnya hidup di musim dingin, apalagi
kalau anda dan saya terbiasa hidup dengan suhu udara diatas 25 derajat celcius
dan sepanjang tahun diberkahi dengan matahari yg setia bersinar penuh. Pasti
bukan perkara mudah untuk hidup di musim dingin. Tapi selalu ada alasan buat
saya tetap jatuh cinta dengan musim dingin. I love winter. Here’s why.
- Saya jatuh cinta setengah mati ketika bangun pagi dan membuka jendela kamar saya, seluruh pepohonan sudah berbalut salju putih. Dan itu membuat hati saya yg beku menjadi cair karena indahnya pohon bersalju itu membuat hari-hari saya diingatkan tentang harapan Natal. I am dreaming of a white Christmas…
- Saya jatuh cinta menyaksikan atap-atap rumah dan apartemen saya semuanya berbalut salju putih. Saya seperti hidup di dalam impian saya. Bukan hanya melihat pemandangan dalam postcard saja.
- Saya jatuh cinta dengan salju yg begitu tipis dan lembut, perlahan-lahan melayang-layang di udara dan kemudian jatuh ke bumi. Itu momen-momen yg sangat menakjubkan buat saya.
- Saya jatuh cinta menyaksikan sungai-sungai seperti beku dan tak mengalir sama sekali.Dan itu seperti sebuah kolam mistis buat saya
- Saya jatuh cinta dengan musim dingin, karena dengan musim dingin ini saya menjadi mengerti dengan sempurna, mengapa para bule yg tinggal di negara 4 musim ini begitu terobsesi dengan matahari. Sedangkan saya nyaris benci melihat matahari yg selalu setia membakar kulit saya yg cenderung sweet brown. Saya pernah merasakan kerinduan yg nyaris membuat saya putus asa dan homesick luar biasa karena saya mendadak merindukan sinar mentari. Walaupun hanya untuk bisa melihatnya semenit saja.
Malam ini saya kembali merindukan untuk menjalani hidup di musim dingin. Hidup memang aneh. Saat hidup di musim dingin saya begitu merindukan mentari dan hari-hari saya yg selalu berkubang panas. Tapi kini saat saya berada dalam lautan sinar mentari, hati saya terpaut merindukan musim dingin dan merindukan hamparan salju putih. Bukankah kita selalu begitu, menginginkan sesuatu yg tak kita miliki. C'est lavie...
nuchan@201211
I love winter
No comments:
Post a Comment