Satu hal yg sering menjadi batu sandung buat kaum beragama adalah mereka sering kali terjebak dengan kesombongan rohani. Bagi saya yg orang awam dan tidak terlalu religius, sering kali terganggu dan menghindari orang-orang seperti ini.
Saya punya beberapa rekan kerja yg setiap menit dari hidupnya selalu mengkaitkan segala aktivitas dengan hal-hal yg berbau keagamaan. Kalau hanya sekedar dia religius dan tidak memaksa orang lain untuk mengikuti cara dan jalan pikirannya sih buat saya biasa saja. Tapi kalau sudah sampai tahap intervensi membuat saya jadi kesel dan gemes jadinya.
Suatu kali saat seorang rekan kerja saya memakai baju yg rada sexy dan rok yg agak naik sedikit di atas lutut, maka mulut mereka langsung nyinyir dan nyanyi, malah komentarnya itu terkesan menyindir teman saya yg sedang pakai rok pendek tersebut. Dalam hati saya hanya urusan rok pendek aja kog bisa jadi bahan sindiran ya buat mereka yg sok rohani ini. Katanya kurang bahanlah, tidak melihat tempat dan lokasilah, sok pamerlah dll. Hal-hal yg kecil begini sering menjadi bahan sindiran buat mereka. Seolah-olah kalau pakai rok mini itu jadi terlihat nista. Kalau menggunakan baju sexy itu terkesan binal dan tak bermoral bagi mereka. Baju dan penutup kepala yg mereka pakai seolah-olah harga mati dan kunci bagi mereka untuk menilai hidup mereka lebih terhormat dan kudus. Aneh.
Saat ada kegiatan keagamaan juga, mereka merasa risih dan melihat dengan pandangan aneh jika ada salah satu teman kerja yg malas ikutan dan memilih menghabiskan waktunya di depan laptop dan browsing-browsing artikel di internet. Bagi mereka mengikuti komunitas dan aktivitas keagamaan menjadi sebuah keharusan. Bila ada, yg tidak bergabung dengan mereka maka orang-orang seperti ini akan mereka kucilkan dan mereka mulai khasak-khusuk bergosip ria. Alamak!
Justru sikap yg seperti ini seringkali menghambat orang lain untuk bisa bergabung dengan mereka yg merasa dirinya paling religius dan paling bener. Sehingga sikap mereka yg sok kudus ini justru membuat orang lain memilih menghindari dan tidak tertarik dengan mereka yg fanatik beragama ini. Sikap mereka yg show off tentang ketaatan mereka dalam menjalankan berbagai ritual agama ini menyiratkan kalau mereka sombong rohani.
Buat saya, kata-kata yg manis itu baik, tapi harus jujur dari hati. Menutup aurat itu sangat baik, tapi bukan untuk alat menyindir orang lain yg belum bersedia menutup auratnya. Jangan pula ayat-ayat suci dipakai hanya untuk menilai dan menyindir orang lain, itu hanya sebuah kesia-siaan belaka. Mungkin akan terasa lebih inda h kalau kita belajar menghormati gaya dan pilihan hidup orang lain. Tanpa kita harus ikut-ikutan arus yg jelek. Kalau kita yakin dengan sikap kita, maka teruslah setia dengan sikap Anda, dan orang lain nanti bisa melihat buah-buah kebenaran keluar dari diri anda. Bukan perkataan manis yg menentukan kualitas kepribadian kita tapi sikap dan perbuatan yg baik dan bener. Maka orang lain akan melihat dan meniru sikap kita yg bener.
nuchan@20120203
Love n love n love
No comments:
Post a Comment