Dulu kalau ada yg tanya tips liburan ke luar negeri
bagaimana caranya? Maka saya jawab dengan nada ringan, beli tiket dong, terus
buat paspor, terus bikin itinerary dan menabung. Gampang khan kata saya. Pasti
yang mendengar ide konyol saya ini langsung jengkel banget. Karena memang
menurut mereka jawaban saya mengada-ada dan sedikit bercanda hahaha. Tidak
serius. Padahal mereka butuh jawaban yg masuk di akal.
Tapi apa yg saya sebutkan itu bener-bener saya terapkan
dalam dunia nyata. Meskipun kedengaran konyol bener.
Tanggal 7-9 Oktober 2016 Garuda Indonesia Travel Fair 2016
diadakan di Jakarta Convention Center. Saya lihat iklannya berkali-kali
di timeline FB saya. Saya pikir saya perlu melihat GATF ini meskipun saya belum
tentu beli tiket. Tapi saya tertarik mau lihat tawarannya. Saat di dalam bis
menuju JCC saya mendadak punya ide ingin membeli tiket Jkt-Jpn buat adik saya.
Saya pikir saya ingin merayakan ulang tahun saya di 2017 dengan cara membeli
tiket Jkt-Jpn buat adik saya. Kasihan dia belum pernah ke Jepang. Saya mendadak
ingin merayakan ultah saya dengan sesuatu yg beda. Maka timbullah ide gila ini.
Sesampainya di GATF ini saya focus beli tiket Jkt-Jpn. Saya
berburu tiket murah dari satu booth ke booth yg lainnya. Sampai akhirnya saya
dapat yg sesuai dengan yg saya inginkan Jkt-Tokyo-Osaka-Dps-Jkt. Saya beli
tiket untuk 2 orang tanpa sepengetahuan adik saya. Sesudah tiket terbeli baru
saya informasikan ke adik saya. Dia mungkin shocked and confused. Mau
bagaimana ini. Secara dia belum pernah. Saya pun sebenarnya sama bingungnya.
Karena saya harus memikirkan bagaimana caranya supaya perjalanan ini bisa
terwujud dan tidak kacau. Karena saya pikir pasti sulit mengajak orang yg tidak
punya pengalaman travelling dengan cara yg tidak mudah dan dgn budget yg sangat
terbatas. Semuanya harus diirit. Buat saya ini hal yg mudah karena saya sudah
terbiasa tapi buat adik saya ini bisa jadi neraka. Dan saya juga kurang sabar
mengajari orang yg tidak cepat belajar. Damn.
Sesudah tiket terbeli. Saya langsung diskusi dengan adik
saya agar kami segera bikin e-passport buat dia. Saya berulang kali mencoba
mengatur schedule bareng ke Kantor Imigrasi di Jakarta Barat tapi selalu gagal
melulu. Sementara waktu sudah berlalu 2 bulan lebih sejak tiket di beli tapi
tetap gagal dapat waktu yg tepat. Sampai akhirnya saya paksakan cuti di tgl 8
Des 2016. Saya siapkan semua dokumen yg diperlukan untuk membuat e-passport.
Kami sepakat berangkat ke Imigrasi Jakbar dari rumah yg di Mutiara pukul 4 pagi
dini hari. Saya minta adik saya pakai baju yg rapi supaya tak ditolak saat di
Imigrasi. Saat berangkat ternyata sudah pukul 4.30 pagi dan dan kami sampai di
Imigrasi sudah hampir pukul 6 lewat. Tapi yang antri sedikit banget dan adik
saya dapat antri No.7
Saya lihat suasana di sekitar Imigrasi dan Kota Tua
Fatahillah sudah bersih dari pedagang asongan dan parkir liar sudah hilang dari
sekitar Imigrasi. Saya berbincang-bincang dengan seorang pria yg sedang
mengurus paspor juga tentang perubahan Jakarta dan juga birokrasi di Jakarta yg
semakin mudah. Dan kami juga berbincang ngalor ngidul tentang kasus penistaan
agama yg dituduhkan kepada Ahok. Betapa bobroknya politisi di negeri ini. Dan
dagelan dari bebrbagai partai besar yg disinyalir sarangnya para koruptor. Kami
terus berbincang2 sampai petugas memanggil kami dan diabsen di depan pagar.
Akhirnya pukul 7.10 saya dan adik saya sudah masuk ke area Imigrasi. Kami
masih sibuk berbincang2 di dalam ruangan sampai kemudian petugas datangpukul
7.30an untuk memberikan pengarahan seputar pendaftaran dan registrasi paspor.
Semuanya dijelaskan dengan runut dan jelas dan kami diberikan kesempatan untuk
bertanya apa saja yg terasa membingungkan seputar mengurus paspor.
Saya melihat raut wajah adik saya yg bersemangat karena ini
pertama kalinya buat dia mengurus paspor. Saya dalam hati terharu dan merasa
senang melihatnya. Saya jadi ingat masa-masa awal saya memiliki paspor dan
pertama kali jalan-jalan ke luar negeri dan itu membuat saya berbahagia.
Pukul 8 pagi mulai dibuka pendaftaran dan mereka antri di
loket yg sudah dibuka. Saya menunggu giliran adik saya dipanggil. Saat dia dipanggil
dan masuk antrian pemeriksaan dokumen saya kaget waktu dia minta bukti tiket yg
sudah dibeli. Aneh kog ditanyain tiketnya? Walaupun saya sudah bawa
tiketnya. Tapi agak aneh saya pikir pertanyaan petugasnya. Btw tiket saya
serahkan ke adik saya.
Setelah cek dokumen selesai, selanjutnya kami menunggu
jadwal wawancara sembari mengisi format isian yg diminta petugas. Karena
petugas wawancara banyak jadi prosesnya cepat juga selesainya. Adik saya
diwawancarai sangat cepat dan jam 9 pagi semua urusan sudah selesai. Dan adik
saya hanya perlu bayar biaya e-passport di Bank BNI terdekat sejumlah 655,000
rupiah. Dan 7 hari sejak bayar maka paspor sudah bisa diambil di Imigrasi. Kami
segera berjalan kaki ke bank BNI di dekat Fatahilla dan bayar di sana. Setelah
itu kami belanja kebutuhan took adik saya di sekitar Kota Tua.
Tanggal 20 Dec 2016 adik saya pergi ke Imigrasi dengan bis
untuk mengambil paspornya. Tadinya dia pengen bawa mobil saya tapi karena saya
pikir lebih baik naik bis saja maka saya sarankan dia pergi dengan bis.
Tanggal 22 Dec 2016 saya ambil cuti lagi untuk menemani adik
saya mendaftarkan Visa Waiver to enter Japan di Kedubes Jepang yg di Sudirman
Jakarta. Kali ini kami jalan bareng dari Citywalk pukul 7.30 pagi. Dan jam 10
pagi kami tiba di Kedubes karena lumayan macet arah ke Jakarta. Saat tiba di
Kedubes suasana di sana tidak terlalu ramai. Dan saya antri No. 78 tapi saat
ini No. antrian sudah masuk No.60 dan proses pengecekan pun sangat cepat di
sana. Saat giliran adik saya tiba diproses sangat cepat dan diminta kembali
ambil visa di tanggal 27 Dec 2016 karena saat kami daftarkan sudah hari Kamis
dan proses kerjanya 2 hari kerja, sedangkan 24-26 Dec adalah libur Christmas,
itu sebabnya adik saya harus ambil di tanggal 27 Dec. Waktu ambil Visa pun adik
saya ambil sendiri dengan naik bis ke Jakarta.
Waktu saya telpon apakah Visa sudah diambil di Kedubes? Adik
saya bilang sudah diambil. Artinya tugas saya adalah mengirimkan No Paspor adik
saya ke Travel Agent yg menangani tiket kami di GATF. Saya harus daftarkan No.
Paspor adik saya ke Garuda via Travel Agent. Saya sedikit lega karena semua
proses pembuatan paspor dan visa berjalan lancar.
Kini saya mulai focus membuat itinerary dan budget
calculation selama kami di Jepang. Saya juga mulai searching spot-spot wisata
terbaik yg akan kami kunjungi nanti. Saya mulai membuat berbagai option di
computer saya.
Saya juga mulai meminta adik saya belajar menggunakan kamera
sendiri agar dia bisa membidik spot-spot terbaik saat jalan-jalan nanti.
Adik saya pun mulai berminat belajar menggunakan kamera digital
dan mulai rajin baca-baca berita di website. Saya pikir dia punya sesuatu dan
tujuan untuk dilakukan di tahun 2017. Saya juga mulai minta adik saya mengecek
nilai tukar uang IDR to JPY. Banyak hal yg mendadak harus dipelajari adik saya.
Dimulai dari sebuah ide konyol yg saya buat sendiri. Tapi
hasilnya adalah saya memberikan sebuah ide dan alasan buat adik saya untuk
belajar membuat persiapan sendiri saat dia travelling ke luar negeri. Semua
diawali dari sebuah IDE. Semoga perjalanan kami bisa berjalan lancar.
Jadi memang simple bukan? Caranya jalan-jalan ke luar negeri.
1. Beli tiket dulu
2. Buat e-passport
3. Urus visa
4. Buat Itinerary
5. Hitung biaya dan tetapkan budget
6. Menabung
7. Latihan fisik atau OR supaya sehat dan kuat
8. Tentukan pakaian dan barang-barang yg perlu dibawa
9. Berlatih menyusun pakaian secara praktis di koper
10. Berlatih Bahasa sehari-hari di negara yg akan dituju
Take every chance you get in life, because some things only happen once.