Antara Jakarta - KL - Singapore
Story of my reunion on May 2016
Beberapa orang bilang bahwa reuni itu hanya
ajang pamer kesuksesan atau ajang pamer kemewahan. Ceritanya pun soal
kesuksesan masing-masing setelah puluhan tahun tak bersua. Itu kata teman saya.
Saya tidak 100% setuju dan tidak membantah juga. Karena semua fakta itu pasti
ada kebenaran.
Ceritanya beberapa bulan yg lalu secara
iseng sahabat saya Ema minta ngumpul bareng ngopi-ngopi katanya. Saya turuti
undangannya. Dan ditengah ngopi2 itu tercetuslah keinginan untuk reuni bareng
teman kuliah yg satu angkatan dengan saya dan Ema.
Semula Ema ingin tahu No HP Indra sahabat
saat kuliah. Saya bilang saya tidak punya No.HP dia. Tapi kalau mau saya bisa
cek di FB Messenger. Karena Indra dan saya berFriendria juga di FB tapi
jarang-jarang bertegur sapa. Singkat cerita saya minta No HP Indra via FB dan
segera saya kirimkan ke Ema via WA. Jadilah sejak saya berikan NO HP Indra kami
pun jadi berteman bertiga via WA. Tak puas hanya bertiga jadilah kami menambah
sahahat lagi Evi. Dan Evi minta ditambahkan Jeannie, Na2, Saut dan Neni. Dan saya
kasih nama group USU 87 di tanggal 12 January 2016 dan kemudian ganti nama jadi
USU Japan. Tapi walaupun sudah di Added teman yg lain seperti Neni dan Saut
jarang nongol. Yg lebih amazing Nana justru Exit dan Left. Saya sempat kaget
juga. Tapi mendengar penjelasan Evi bahwa Nana memang tidak kenal dengan orang2
di Group ini makanya dia Exit hahaha. Harap Maklum. Maklum kog Nana hahaha…
Sejak group ini ada, maka kadang-kadang
kami bertegur sapa sesekali saja. Awalnya memang asyik banget hampir tiap hari
chit chat tapi karena kesibukan dan lain-lain maka jarang juga disapa hehehe.
Alasan klise para pekerja dan buruhlah. Terjebak rutinitas low worker life
hihihi…Gue banget gitu lo. Joni alias Jonggos Nippon. Untung Nippon-nya bloody
handsome jadi nga bikin marah tapi greget doang karena terkadang jaka sembung
juga. Gue maunya bergaya Timur Indonesia dan dia maunya Timur Laut dan Barat
Barat Daya Utara Timur Laut. Capelah. Hahaha.
Ok kembali ke topic reuni. Karena sudah
lama nga bersua maka kami berinisiatif dengan Ema, Indra dan Evi untuk reunion.
Saat pilih lokasi awal, sepakat semuanya DANTOB alias Danau Toba dan Samosir. Dan Indra sudah
kita minta siapkan mobil dan hotel di Danau Toba. Seperti biasalah Indra ini
Pangeran Kolombia yg paling EASY GOING. Langsung dia Siap 86 booo…Top.
Kami pun sepakat pilih hari libur panjang di
bulan Mei. Dan info ini pun kami sebarkan di Group USU Japan. Gayung pun
bersambut dan sepakat di 5-8 Mei 2016 di Danau Toba. Wow kelihatannya sudah ok
banget. Sampai kemudian Ema bilang ada gathering kantornya di tgl yg sama juga.
Hekssss…Ancur deh. Tak putus asa kami coba rubah lokasi jadi ke Lembang
Bandung. Alasan utama peserta Jakarta paling banyak, Ema,Itok,Evi, Saut dan
Neni. Kami minta Indra ke Bandung, memang ini boss paling keren langsung bilang
OK. Info ke Jeannie wow langsung buyar hahaha…karena Jeannie sulit ambil cuti
dari kantor dan susah juga pisah sama pendampingnya hahaha…Haleluya. Itu
bedanya single dan being married and mom. Hahaha…Sepertinya tidak ada harapan
sama sekali.
Karena sulit untuk reuni di Bandung, kami
putar haluan jadi mengarahkan lokasi baru ke KL dan Penang. Ketika berita ini
disebar di group USU Japan dan semuanya setuju untuk reuni di KL dan Penang.
Itulah awal ceritanya kenapa kami reuni di KL di bulan Mei 2016. Yg sangat
semangat membara yah Ema, Evi, Itok dan Indra hahaha…Ide ini langsung menjadi
Kristal. Bahkan untuk memantapkan ide ini saya, Evi dan Ema segera membeli
tiket ke KL. Saya dan Evi lebih dulu cek di Traveloka.com. Saya beli di
Traveloka dan Evi beli via MH/Malaysia Airways. Dan Ema menyusul beli via Travel
Agent dari kantornya. Semula saya dan Evi berpikir bahwa kita reunion hanya
single semuanya. Tapi ternyata Ema beli tiket sampai sekeluarga juga, Ema Icha
dan Irsan. Wow mimpi bergosipria seperti saat masih single dan bebas dulu
semasa masih muda belia mendadak
semuanya hilang raib tertiup angin. Damn.
Tapi the show must go on. Kami pilih
meneruskan semua rencana karena toh tiket sudah terbeli juga. Tidak bisa mundur
or flip-flop. Walaupun saya shock di awalnya. Tidak sesuai rencana semula.
Damn.
Dari semua peserta Evi yg dinobatkan jadi EO dadakan buat
kami. Yg paling berinisiatif mencari lokasi wisata dan tempat-tempat yg layak
dikunjungi juga adalah Evi. Ema juga sebenarnya rajin searching di internet
karena ini adalah the first time buat Ema dan Icha ke KL. So bisa dibayangkan
mereka pasti excited ingin menjelajah spot-spot terbaik di KL. Masukkan yg umum
kita harus ke Twin Towers, Batu Caves, Genting Highlands dan wisata kuliner di
Jl. Alor, ini icon di KL yg wajib dikunjungi.
Evi tanya ke gue, ada masukkan tidak lokasi yg pengen dikunjungi? Karena
hampir semua spot wisata yg di KL sudah berkali-kali gue kunjungi maka gue
pilih ikut itinerary yg dibuat Evi dan Ema saja. Gue hanya excited pengen reuni
saja. Tidak ada yg menarik hati gue secara khusus di KL. Jadi gue lebih banyak
ikut apa saja yg diputuskan Evi dan Ema. Itu lebih nyaman dan ditambah malas
mikir lagi karena urusan di kantor pun sedang bejibun hahaha… Evi dan Ema
menjadi tumpuan harapan kami hahaha.
Evi memang sangat proaktif jadi tour leader kami.
Berhubung Ema sudah beli tiket sekeluarga maka supaya super
aman, Ema bahkan sudah booking dan bayar penuh semua hotel dan transportasi
untuk wisata ke semua tempat yg kami kunjungi hahaha. Semuanya Ema pesan via
travel agent. Gue sempat kaget juga dengarnya karena biasanya gue tipikal orang
yg jarang booking dan bayar penuh. Just in case ada perubahan mendadak yg tak
bisa dihindari. Jadi kalau pun biaya awal harus hangus tapi tidak terlalu
besar.
Gue juga punya pengalaman selama traveling ada 2 kali
ketinggalan pesawat. Bisa karena gue lalai lihat jam dan bisa juga karena salah
set jam di negara tertentu. Tapi karena saat itu tiket promo jadi nga sampai
nangis Bombay sih hahaha…Hangus pun masih bisa senyum nyengir.
Jujur membayangkan semua perjalanan selama di KL ini sudah
diset-up dengan rapi dan pakai bis pesiaran pula, gue sudah bisa membayangkan
seperti apa jadinya nuansa traveling kali ini hahaha. Kita harus mematuhi semua
jadwal yg sudah ada. Karena nga bisa flip-flop lagi kalau nga mau semua
schedule jadi berantakan. Tidak ada lagi
spontanitas hahaha.
Impian gue untuk reuni hanya single man dan single ladies
semuanya tidak terwujud. Saat membayangkan reuni itu gue berpikir kami semua
single dan bebas lepas seperti masih
muda belia dulu. Dan kami akan bisa bercengkrama bebas lepas sejenak dari
status masing-masing. Bisa tertawa bercanda tanpa ada beban. Tanpa perlu
itinerary yg jelas…Bebas dan spontanitas. Damn damn damn. Itu semua buyar
tersapu angin.
Akhirnya kami masing-masing harus menyesuaikan diri kembali
dengan kondisi yg ada. Gue putar haluan akan meneruskan perjalanan ke Singapore
sendirian. Kali ini harus benar-benar sendiri. Gue butuh kesendirian dan
kebebasan. Bebas menentukan apapun yg gue mau selama dalam perjalanan. Buat gue
kenikmatan sebuah perjalanan itu adalah spontanitas. Dan spontanitas yg gue mau itu hanya bisa gue
dapatkan ketika gue travel sendiri. Semua keputusan ada di tangan gue sendiri.
Susah sendiri, pusing sendiri, nikmat
sendiri pula. Ini ajang uji mental buat diri sendiri hahaha… Itu salah satu
kenikmatan dari solo travel. Jieeee kalau kata si Agustinus, kita akan menemukan saripati sebuah
perjalanan ketika kita hanya travelling sendirian. Hmmm yg benar bro?
Evi pilih akan explore Melaka sendirian. Tapi kalau ada yg
minat bergabung juga nga apa-apa katanya. Nana karena tidak bergabung di Group
jadi gue nga tahu pasti kelanjutan ceritanya, beliau ikut atau tidak. Nana
hanya tukar informasi dengan Evi saja, katanya akan ke Singapore juga. Tapi
masih belum jelas bingits…Dengan cara sangat tipis dan halus banget, Evi
mencoba sounding ke gue kalau-kalau gue minat jalan bareng Na2 ke Singapore.
What? Dengan Na2? Wow nga mungkin banget. Beda haluan sist. Gue backpacker sist
dan Na2 cenderung travelista dgn koper. Susah untuk bareng… Gue ke Singapore
itu memang sudah niat harus sendirian. Gue senang ke Singapore karena pengen
wisata museum, pengen melihat sejarah melalui museum yg ada di Singapore.
Karena museum di Indonesia kurang menarik. Tapi kalau Museum di Singapore super
atraktif dan sangat lengkap. Bagus buat belajar sejarah. Itu kata gue looo…Beda
orang beda selera dan minatnya.
Pad dasarnya gue kalau jalan bareng dgn siapapun pasti sangat
sulit mengaturnya. Gue tidur di hostel, jalan ke mana-mana naik bis dan MRT
doang. Alat transport paling banyak dipakai di Singapore ya pakai kaki sendiri
kawan….Ke mana-mana lebih banyak jalan kaki. Lah kalau pola pikir backpacker kayak
gue itu mah kalau bisa murah kenapa mesti bayar mahal hahaha…Jadi traveler
koper dan backpacker nga mungkin banget disatukan dan beda pula GBHN-nya
hahaha.. Gue sudah memutuskan cukup di KL sudah disetup semua tapi di Singapore
gue harus sendiri. Itu harga mati.
Sepanjang yg saya tahu akhirnya Na2 hanya bernegoria dengan
Evi agar bisa ke Spore bareng dengan Evi tapi Evi sudah terlanjur beli tiket
JKT-KL-JKT. Rasanya sulit untuk berubah, karena harga tiket sudah melambung. Tapi
sampai detik akhir keberangkatan gue sebenarnya nga tau persis schedule
masing-masing dari kami. Karena gue akhirnya terjebak dengan urusan kantor yg
sejibun. Gue memilih tidak banyak ikut andil dalam memutuskan itinerary di KL.
Gue focus ikut saja semua keputuan Evi. Kecuali itin di Spore gue harus bikin sendiri.
Bahkan sampai gue berangkat pun gue nga punya itin di Spore. Just go…No
preparation. Damn.
***
Sedikit flashback ke bulan Maret 2016. Saya dan Evi ada
rencana akan ke Pemalang untuk liburan bareng Titi,cs. Katanya ada wisata
menarik di Pemalang. Saya pun tergoda untuk join dengan Evi. Rencananya naik KA
dari Gambir sampai Tegal lalu lanjut ke Pemalang. Karena Jumat 25 Mar itu libur
kejepit. Maka kami berniat liburan dari 25-27 Mar 2016. Yg paling fatal adalah
saya lupa bahwa 25 Mar itu adalah Jumat Agung/Good Friday. Karena terjebak
rutinitas kerja maka saya tak menyadarinya. Gila. Saya akhirnya bayar 1 juta
rupiah untuk biaya hotel dan tiket KA ke Titi. Yg anehnya tanggal 24 Maret
2016, sehari menjelang keberangkatan badan saya seharian sakit dan lelah
banget. Pas siang hari saya juga lupa makan siang. Jadilah sorenya badan saya
lemas banget dan kepala saya pusing banget. Padahal semua ransel dan keperluan
liburan ke Pemalang sudah siap. Tinggal berangkat dan nginap di rumah Evi di
Benhill. Karena tiket KA kami berangkat jam 7 pagi. Tapi sorenya badan saya
sudah hancur lebur tak kuat untuk meneruskan perjalanan ke rumah Evi. Jadilah
saya membatalkan rencana perjalanan saya ke Pemalang. Saya sudah tak kuat. Saya
menyetir pulang ke rumah saya sendiri, rasanya hanya pengen tidur dan kalau bisa bedrest
total. Energi saya seperti habis terkuras.
Dengan menyesal saya kabarkan ke Evi saya batal dan nga bisa
janji untuk ikut ke Pemalang. Berita ini saya sampaikan via WA. Dan sampai di
rumah saya makan mandi dan tidur langsung.
Pagi-pagi Evi WA ke saya, bisa ikut nga? Saya jawab nga
bisa. Jumat 25 Mar itu saya bener2 tidur nyenyak banget dan baru bangun sore.
Itu pun karena saya sudah niat banget untuk gereja sore hari. Acara Jumat Agung
yg jam 6 sore. Saat itu badan saya sudah pulih dan lebih segar banget. Meskipun
saya sedih tak bisa ikut join Evi tapi secara pribadi saya bersyukur tidak jadi
ikut karena memang saya tak sadar bahwa itu Jumat Agung. Thanks God. Saya bisa
ikut Jumat Agung Sesi ke-3. Saya pikir itu adalah yg terbaik.
Seharian saya dapat banyak WA dari Ema yg lagi liburan di
Pulau Seribu - Pantai Pari beserta pasukan bodrexnya Icha, Irsan dan Ka Erni.
Saya senang melihat photo2 mereka di sana bagus-bagus dan cantik dan keren.
Evi juga mengirimkan laporan liburan di Pemalang via WA. Photo2
Evi di Pemalang terlihat sangat hijau dan photo2 Ema di Pulau Seribu sangat
biru sekali. Mantap…
Yg aneh banget saya bahagia melihat liburan mereka yg sangat
asyik. Tapi pada saat yg sama pun saya merasakan kedamaian tersendiri karena
tidak jadi ikut berlibur dgn mereka karena akhirnya saya jadi punya kesempatan
mengikuti ibadah Jumat Agung 25 Maret 2016. Terkadang cara Tuhan menegur saya
sangat unik dan terkadang pahit untuk dijalani hehehe. God is so good to me….
24 Mar 2016, my
body,mind and soul are tired. I am exhausted.Tubuh saya biasanya kuat terhadap badai apa pun. Tapi hari itu saya habis dan remuk. Ternyata kegagalan saya berangkat ke Pemalang membuat Ema secara tak sengaja membuat candaan iseng di WA dan Ema khawatir kalau-kalau saya akan berakhir gagal juga berangkat ke Reunian kami yg di KL. Saya tersenyum membacanya. Yah reuniannya masih lama dan saya masih punya waktu sebulan untuk recovery hahaha....