Saya punya pengalaman unik semasa kerja dengan beberapa petinggi yg sekaligus menjadi atasan langsung saya. Dari sekian banyak atasan yg pernah bekerjasama dengan saya, saya bisa memberikan gambaran detail versi saya mengenai atasan yg mampu memberikan inspirasi dan pertumbuhan mental yg baik bagi para bawahannya.
Beberapa tahun yg lalu saya pernah mendapat kesempatan bekerjasama dengan salah satu orang asing sebut saja namanya Mr. Right. Badannya tidak terlalu tinggi tapi punya sorot mata yg tajam tapi mengandung ketulusan. Dan punya kebiasaan tersenyum manis.
Mr. Right diguguh dan ditiru
Berhubung beliau menjadi salah satu petinggi dibidang produksi di sebuah perusahaan manufaktur ternama di Indonesia, kebiasaannya yg super unik adalah membersihkan, melap, mengepel seluruh lantai yg ada di area produksi sampai kinclong long kayak di masjid. Dia takkan pernah membiarkan ada oli yg bocor dari mesin. Takkan pernah betah melihat sampah yg terjatuh di lantai ataupun dihalaman pabrik. Setiap hari dia sibuk membersihkan dan memunguti sampah yg berserakan. Dan tak pernah sekalipun keluar dari bibirnya, dia menyuruh atau memerintahkan anak buahnya atau bawahannya untuk melakukan hal yg sama, bersih-bersih atau melap kaca atau mengepel lantai. Dia terlihat dengan tulus mengerjakan semuanya. Karena risih melihat beliau sering bersih2 sendirian, akhirnya satu per satu anak buahnya mulai mengikuti kebiasaan yg aneh ini sebagai kegiatan rutin di pabrik. Pagi-pagi sebelum mulai bekerja hampir semua bawahannya dengan tekun melakukan 5S di area kerja masih-masing. Suasana kerja yg bersih dan rapi membuat hati juga jadi senang dan riang kalau memulai kerja. Tak perlu banyak bicara, tak perlu perintah, anak buahnya hanya melihat dan meniru sikap dan tingkah laku para pimpinannya. Sikap benar dan tulus ini menjadi sesuatu yg membuat para bawahan terinspirasi untuk menguguh dan meniru gurunya atau atasannya atau pimpinannya. Sikap beliau tersebut selalu menjadi pelajaran berharga buat saya dan tak pernah saya lupakan. Sebuah kenangan manis semasa saya baru pertama kerja di pabrik.
Catatan : Bagi orang Jepang : Five S (5S) develops an efficient workplace and improves employee morale. Dasar dari sebuah manufaktur adalah Five S (5S)
Beberapa tahun yg lalu saya pernah mendapat kesempatan bekerjasama dengan salah satu orang asing sebut saja namanya Mr. Right. Badannya tidak terlalu tinggi tapi punya sorot mata yg tajam tapi mengandung ketulusan. Dan punya kebiasaan tersenyum manis.
Mr. Right diguguh dan ditiru
Berhubung beliau menjadi salah satu petinggi dibidang produksi di sebuah perusahaan manufaktur ternama di Indonesia, kebiasaannya yg super unik adalah membersihkan, melap, mengepel seluruh lantai yg ada di area produksi sampai kinclong long kayak di masjid. Dia takkan pernah membiarkan ada oli yg bocor dari mesin. Takkan pernah betah melihat sampah yg terjatuh di lantai ataupun dihalaman pabrik. Setiap hari dia sibuk membersihkan dan memunguti sampah yg berserakan. Dan tak pernah sekalipun keluar dari bibirnya, dia menyuruh atau memerintahkan anak buahnya atau bawahannya untuk melakukan hal yg sama, bersih-bersih atau melap kaca atau mengepel lantai. Dia terlihat dengan tulus mengerjakan semuanya. Karena risih melihat beliau sering bersih2 sendirian, akhirnya satu per satu anak buahnya mulai mengikuti kebiasaan yg aneh ini sebagai kegiatan rutin di pabrik. Pagi-pagi sebelum mulai bekerja hampir semua bawahannya dengan tekun melakukan 5S di area kerja masih-masing. Suasana kerja yg bersih dan rapi membuat hati juga jadi senang dan riang kalau memulai kerja. Tak perlu banyak bicara, tak perlu perintah, anak buahnya hanya melihat dan meniru sikap dan tingkah laku para pimpinannya. Sikap benar dan tulus ini menjadi sesuatu yg membuat para bawahan terinspirasi untuk menguguh dan meniru gurunya atau atasannya atau pimpinannya. Sikap beliau tersebut selalu menjadi pelajaran berharga buat saya dan tak pernah saya lupakan. Sebuah kenangan manis semasa saya baru pertama kerja di pabrik.
Catatan : Bagi orang Jepang : Five S (5S) develops an efficient workplace and improves employee morale. Dasar dari sebuah manufaktur adalah Five S (5S)
Mr. Right dihormati dan disegani
Pada kesempatan yg berbeda, saya punya petinggi atau atasan langsung yg sangat dikenal dengan kebiasaannya yg luar biasa, sedikit bicara tapi kalau bicara itu hanya hal-hal yg penting dan yg patut dibicarakan saja. Pembawaannya yg anggun dan tenang bak seorang samurai, yg akan mengeluarkan pedangnya bila dibutuhkan. Tapi biasanya sekali pedang samurai tersebut keluar dari sarungnya niscaya akan ada yg mati ditebas tak berbekas. Jadi harus hati-hati. Antara perkataan dan perbuatannya selalu sejalan. Itu sebabnya dia selalu irit bicara. Dia paling ahli dalam menebar senyumannya. Anda tak akan bisa menduga kapan beliau marah dan kapan sedang adem. Karena hampir setiap saat tersenyum.
Kebiasaannya yg lain yg membuat saya belajar banyak dari beliau adalah apabila memberi instruksi kepada bawahannya, dia selalu menggambarkan setiap detail instruksi tersebut menggunakan media kertas bekas dilengkapi dengan gambar–gambar untuk memperjelas instruksinya. Setiap langkah untuk mencapai target yg akan diberikan digambarkan dengan jelas. Kalau bawahannya kurang paham, dia dengan sabar menjelaskannya. Tak ada kesan menggurui atau kesan melecehkan dari matanya, saat anak buahnya bertanya berkali-kali karena kurang paham. Dia pasti menemukan berbagai cara untuk menjelaskan apa yg diinginkannya. Para anak buahnya akan merasa nyaman dan tenang mengungkapkan ketidakpahaman mereka terhadap sebuah masalah. Dan ini membuat beliau semakin bersemangat mendidik dan memantau anak buahnya agar paham dengan tujuan2 yg ingin dicapainya. Tak lupa dia selalu membubuhkan tanggal harus selesai setiap instruksi dan tanda-tangannya yg sakti dibagian paling atas kertas tersebut. Sebuah cara mendidik yg efektif menurut saya. Itu sebabnya saya sebagai bawahannya sangat menghormati dan segan padanya. Sebelum ditegur saya akan memastikan dengan baik agar saya tak melakukan kesalahan. Walaupun saya tahu, ketika saya salah dia tak akan berteriak marah, tapi karena rasa hormat dan segan yg luar biasa, saya memilih tak mau berbuat kesalahan karena malu. Mr. Right selalu dihormati dan disegani karena gayanya yg irit bicara, banyak bekerja hehehe…
Pada kesempatan yg berbeda, saya punya petinggi atau atasan langsung yg sangat dikenal dengan kebiasaannya yg luar biasa, sedikit bicara tapi kalau bicara itu hanya hal-hal yg penting dan yg patut dibicarakan saja. Pembawaannya yg anggun dan tenang bak seorang samurai, yg akan mengeluarkan pedangnya bila dibutuhkan. Tapi biasanya sekali pedang samurai tersebut keluar dari sarungnya niscaya akan ada yg mati ditebas tak berbekas. Jadi harus hati-hati. Antara perkataan dan perbuatannya selalu sejalan. Itu sebabnya dia selalu irit bicara. Dia paling ahli dalam menebar senyumannya. Anda tak akan bisa menduga kapan beliau marah dan kapan sedang adem. Karena hampir setiap saat tersenyum.
Kebiasaannya yg lain yg membuat saya belajar banyak dari beliau adalah apabila memberi instruksi kepada bawahannya, dia selalu menggambarkan setiap detail instruksi tersebut menggunakan media kertas bekas dilengkapi dengan gambar–gambar untuk memperjelas instruksinya. Setiap langkah untuk mencapai target yg akan diberikan digambarkan dengan jelas. Kalau bawahannya kurang paham, dia dengan sabar menjelaskannya. Tak ada kesan menggurui atau kesan melecehkan dari matanya, saat anak buahnya bertanya berkali-kali karena kurang paham. Dia pasti menemukan berbagai cara untuk menjelaskan apa yg diinginkannya. Para anak buahnya akan merasa nyaman dan tenang mengungkapkan ketidakpahaman mereka terhadap sebuah masalah. Dan ini membuat beliau semakin bersemangat mendidik dan memantau anak buahnya agar paham dengan tujuan2 yg ingin dicapainya. Tak lupa dia selalu membubuhkan tanggal harus selesai setiap instruksi dan tanda-tangannya yg sakti dibagian paling atas kertas tersebut. Sebuah cara mendidik yg efektif menurut saya. Itu sebabnya saya sebagai bawahannya sangat menghormati dan segan padanya. Sebelum ditegur saya akan memastikan dengan baik agar saya tak melakukan kesalahan. Walaupun saya tahu, ketika saya salah dia tak akan berteriak marah, tapi karena rasa hormat dan segan yg luar biasa, saya memilih tak mau berbuat kesalahan karena malu. Mr. Right selalu dihormati dan disegani karena gayanya yg irit bicara, banyak bekerja hehehe…
Catatan : Bagi orang Jepang, sebelum membuat produk berkualitas tinggi, maka mereka selalu focus untuk mendidik SDM-nya dulu dengan baik, baru secara otomatis, SDM yg baik akan mampu memproduksi produk yg berkualitas tinggi.
Mr. Right selalu dicintai bawahannya.
Mr. Right punya kebiasaan mengitari seluruh pabrik untuk mengecek ada apa atau ada yg ganjil tidak diseluruh pabriknya. Sembari berjalan-jalan disekitar area produksi dia akan tersenyum manis sambil bertegur sapa dengan para anak buahnya di lapangan. Sambil sesekali dia bertanya tentang keadaan di rumah kita, apakah anak-istri semuanya sehat tidak? Atau ada masalah tidak di lokasi kerja? Hampir semua bawahannya dia kenali kebiasaannya dan wataknya. Sikapnya yg sangat peduli dengan lingkungan kerja para bawahannya membuat dia sangat dicintai dan disayangi anak buahnya. Kalau ada anak buahnya yg punya baju kerja sudah tidak layak lagi, dia akan segera memerintahkan leader langsung bawahannya tersebut untuk segera mengganti dengan yg baru. Kalau sepatu pengaman kurang baik akan segera diganti. Dan semua fasilitas kenyamanan bawahannya pasti menjadi focus penting buat beliau. Sebelum karyawan berkeluh kesah dia sudah bisa menangkap ketidaknyamanan bagi bawahannya. Dia bak seorang bapak yg bijak selalu berusaha melindungi para bawahanya, dengan memberikan perhatian ekstra terhadap kesejahteraan para bawahannya. Sulit menemukan atasan sehebat dia. Sikapnya yg tegas, berkarisma dan penuh kasih sayang membuat saya sangat kehilangan dengan sosoknya yg bersahaja. Rasanya walaupun sudah berpisah dan tidak bekerjasama lagi, saya selalu ingat dengan semua sepak terjangnya yg luar biasa. Seorang atasan akan sangat dicintai, ketika dia dengan serius dan tulus ingin memberikan kesejahteraan terhadap para bawahannya. Dan rasanya sangat sulit menemukan orang setangguh dan sehebat itu saat ini hehehe.
Catatan : Seorang atasan yg mendahulukan kesejahteraan para bawahannya, tak perlu bersusah payah atau berjibaku untuk mencapai targetnya, ketika seluruh kesejahteraan bawahannya terjamin dan para bawahannya merasa yakin dan percaya pada atasannya maka bawahan akan dengan senang hati dan sangat loyal untuk mengabdi pada atasannya untuk mencapai target-target yg sudah direncanakan.. Apabila tidak ada rasa saling percaya antara atasan dan bawahannya maka target sekecil apapun akan sangat sulit dicapai. Karena belum dimulai saja bawahannya udah empet,dongkol,sebel, kesel dan pengen mencincang2 atasanya….Capek dech! Harga sebuah kepercayaan itu tak ada batasannya…
Moral dari cerita saya ini adalah :
Catatan : Seorang atasan yg mendahulukan kesejahteraan para bawahannya, tak perlu bersusah payah atau berjibaku untuk mencapai targetnya, ketika seluruh kesejahteraan bawahannya terjamin dan para bawahannya merasa yakin dan percaya pada atasannya maka bawahan akan dengan senang hati dan sangat loyal untuk mengabdi pada atasannya untuk mencapai target-target yg sudah direncanakan.. Apabila tidak ada rasa saling percaya antara atasan dan bawahannya maka target sekecil apapun akan sangat sulit dicapai. Karena belum dimulai saja bawahannya udah empet,dongkol,sebel, kesel dan pengen mencincang2 atasanya….Capek dech! Harga sebuah kepercayaan itu tak ada batasannya…
Moral dari cerita saya ini adalah :
1) Seorang pemimpin yg berbuat dan cenderung memberikan contoh yg baik bagi bawahannya akan dengan mudah diguguh dan ditiru tanpa perlu mengeluarkan sepatah katapun. Karena yg dipimpin adalah manusia yg memiliki akal dan budi pekerti. Mereka bukan robot atau kerbau.
2) Seorang pemimpin harus mengenali semua anak buahnya baik kelebihan dan kekurangan mereka, sehingga pada saat memberikan instruksi dapat disesuaikan dengan kemampuan dan watak masing2 anak buahnya. Pemimpin yg baik adalah yg mampu mendidik anak buahnya dari berbagai tingkatan kemampuan dan watak yg berbeda
3) Seorang pemimpin yg baik adalah yg mendahulukan kesejahteraan para anak buahnya. Dan selebihnya dukungan dan bantuan yg dibutuhkan seorang pemimpin akan mengalir dengan baik. Akan menciptakan para anak buah yg setia dan taat.
4) Seorang pemimpin harus sejalan antara perkataan dan perbuatan, agar dapat dipercaya oleh anak buahnya. Atasan atau pemimpin yg curang dan licik lambat laun akan ditinggalkan para bawahannya.Silakan deh kerja sendiri. Capek dech!
nuchan@27062010
Copyright
Saya berani dan mampu menuliskan ini karena saya sudah malang melintang berhadapan dengan para pemimpin mulai dari leader yg bisa dijadikan suri-tauladan sampai atasan yg ditunjuk secara struktural yg berlagak bak centeng di perkebunan di zaman penjajahan Belanda cuma bisa berkacak pinggang dan bawa tongkat untuk menggebuki anak buahnya, ketika tongkat itu hilang dia berubah bak macan ompong tak punya nyali. Cuma bisa jadi pecundang. Capek dech!
ReplyDeleteKayaknya saya kenal dengan atasn-atasan yang disebut diatas...he...he...he..
ReplyDeleteHehehe kalo P Gito nga kenal wadoh itu mah namanya ter- ter- lalu hahaha
ReplyDeleteHehehe saya lupa menambahkan nie..beberapa point di atas itu ada yg dimiliki oleh P Gito kekeke.. Hasil analisa sementara dan sangat subjektif dari saya, belum ada yg menyamai kualitas dan integritas yg baik dari yg P Gito miliki hehehe...Entah suatu hari saya bisa bertemu... Tapi untuk saat ini sama sekali belum ada yg sekelas dgn bapak itu versi saya. Saya percaya 100% bapak akan sukses di tempatkan di mana saja....hehehe. Good luck!
ReplyDeleteThank you Nuchan!
ReplyDeleteSatu yang saya belum bisa, bikin Blog!
Good luck to you too!
Sami-sami pak..kekekke..Bukan nga bisa bikin BLOG..bahasa halusnya nga ada waktu doank hahhaha...Wadoh berarti saya kelebihan waktu nie hahahha..iyah mungkin karena saya punya banyak unek2 jd BLOG menjadi media ampuh buat saya curhat hahhaha
ReplyDelete