Thursday, September 22, 2011

Jejak kenangan itu tersapu habis

Seminggu yg lalu saya secara tak sengaja melewati sebuah kompleks perumahan, dimana dulu saya pernah tinggal di sana selama 1.5 tahun. Sepanjang jalan menuju perumahan ini ada deretan ruko dan resto tempat saya dulu sering makan malam. Dan juga di sebelah kiri di sepanjang taman terbuka di sana dulu banyak warung-warung tenda di sana. Kini seluruh taman dan tenda itu sudah lenyap tak tersisa lagi, dibangun dengan rumah  cluster-cluster baru. Saya sempat kaget. Lama saya berdiri di ruko itu memandangi taman yg sudah akan dibangun rumah-rumah baru.

Ingatan saya melayang ke masa lalu. Sebuah warung tenda yg menjual nasi goreng dan beberapa masakan lainnya. Saya dan teman saya dulu sering menghabiskan waktu makan malam di sana. Sepulang dari kantor kami memilih warung tenda ini karena tak jauh dari rumah tinggal saya. Saya tersenyum mengenang semua tingkah laku dan gerak-geriknya. Semuanya berputar bagaikan slow moving film di otak saya. Saya tersenyum getir mengingat semua kenangan manis yg terukir di sana. Saya tersenyum mengenang sorot matanya yg berbinar menatap saya dan membuat saya gugup dan kikuk bahkan tak sanggup mengangkat wajah saya karena khawatir saya akan melihat sesuatu yg bersinar di matanya. Dan itu membuat lutut saya lemas dan tak berdaya.
Saya tersenyum betapa malam-malam saya sulit tidur karena harus menemaninya ngobrol di telpon sepanjang jalan dia menuju rumahnya. Dia nga mau pulang sendirian tanpa mendengar suara saya. Entah sudah berapa ribu sms yg kami layangkan bertukar cerita. Entah sudah berapa juta pulsa telpon yg kami habiskan untuk bertukar kisah. Entah sudah berapa banyak waktu yg kami habiskan bersama. Saya bahkan tak sanggup menghitungnya. Bahkan terkadang cerita yg sama terus direwind dan direwind lagi. Tapi kini semuanya sudah hilang tak berbekas.Jejaknya musnah. Yg tersisa hanya kisah dan cerita yg terekam di memori otak saya. Tapi kini semua jejak kenangan dulu sudah dihapus dan diganti dengan cluster baru. Semuanya sudah berubah. Bukankah sudah waktunya saya berubah juga???


nuchan@22092011
imissyou

Wednesday, September 21, 2011

Big Sale AA

Pagi-pagi saya sudah dapat sms dari AA bahwa terhitung sejak hari ini ada Big Sale untuk semua destinasi. Jadwal beli tiket 21-25 Sept 2011. Saya sedikit bergairah ingin melihat tiket murah meriah. Pas diklik web AA masih bisa dibuka dengan mudah sekali tapi begitu mau booking ticket yg Big Sale, maka otomatis saya langsung masuk ke dalam antrian yg panjang sekali. Terlihat count down dalam 15 detik. Muncul pemberitahuan seperti ini. 

Gairah saya langsung terbang dan lenyap. Jengkel kalau disuruh antri sepanjang ini. Biasanya antri beli tiket KA saja saya muak dan gemes, apalagi antri tiket pesawat, ohlala saya jadi weks pengen muntah.Seingat saya dulu waktu masih tahun 2005 – 2008 saya masih aktif membeli tiket murah meriah dari AA ini. Peminatnya pun tidak sebanyak saat ini. Masa itu saya bebas membeli tiket nol fare. Karena saya biasanya dapat jalur cepat sehari sebelum masa pembelian Big Sale ini berlaku dan diposting di website resmi AA, saya sudah dapat info dari management AA untuk melakukan pembelian sehari sebelumnya. Sehingga berjam-jam di rumah saat malam hari saya bebas menentukan tanggal, destinasi dan segala tetekbengek yg terkait pembookingan online ini. Tapi sekarang hanya dibatasi 10 menit saja. Pasti sulit mengambil keputusan kalau hanya berlaku 10 menit saja. Apalagi kayak saya orang gajian, ohlala cuti tahunan itu dibatasi dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, maka bertambah rumitlah mendapatkan tiket 3M ini. Plus ditambah antrian pula kayak sekarang, halah tambah kecil peluang dapat tiket 3M. Cape deh. Makin hari makin banyak saja aturan yg dibikin AA ini. Biasalah dimana ada demand yg tinggi disitu pula aturan-aturan baru yg muncul bikin pembeli tiket makin bete aja hehhehee

Osaka Osaka I am coming 

Big Sale AA kali ini cukup menggoda sekali. Padahal saya sudah janji untuk berhenti sejenak dari travelling. Saya sedang lelah dan jenuh sekali. Tapi begitu sms tentang Big Sale itu masuk ke HP saya, godaan itu begitu dashyat menghajar saya. Saya akhirnya tergoda mengecek semua destinasi dan harga promo yg ditawarkan. Tapi seperti biasa saya jadi gemes saat masuk  antrian  booking tiket ini. Gila booking online juga antri bo, bukan hanya antri di loket KA aja yg bikin bete.  Para pelanggan AA saat ini sudah terlalu ramai,setiap saya coba booking satu jurusan saja, pasti masuk ke dalam antrian dan itu cukup menyebalkan buat saya.

Dari pukul 20:00 malam saya baru bisa dapat dengan leluasa mengecek seluruh destinasi dengan tenang yaitu pukul 21:30 malam. Itu pun berulang-ulang saya eksekusi error terus sampai berkali-kali. Coba lagi error lagi.  Saya sudah kesal dan bosan mencobanya dan saya berjanji dalam hati saya, kalau masih gagal saya putuskan untuk tidak melanjutkan pembookingan tiket Big Sale  ini. Tapi di saat saya sedang mencapai titik jenuh dan kesal justru bisa masuk sampai eksekusi pembelian tiket. Bener-bener deh. Mau beli tiket murah AA ini butuh kesabaran yg luar biasa. Alamak. Osaka Osaka I am coming!

Tapi walaupun masuk dalam antrian berulang kali,  tapi saya cukup lega karena dapat tiket Big Sale yg cukup murah meriah dan cukup layaklah untuk dipantengi tuch layar monitor kompi saya yg 10 inch. Padahal mata saya sudah perih karena layarnya terlalu kecil jadi mesti diplototin banget deh.  Kalau nga sabar udah dibuang tuch kompi saking kecilnya layarnya hehhehe. 1.5 jam berjibaku mendapatkan tiket murah dan hasilnya cukup memuaskan. Tadinya saya mau beli destinasi JKT-Paris tapi harganya masih cukup mahal untuk ukuran kocek saya. Batal deh. Rasanya sayang duit melayang sebanyak itu kalau visa schengen saya ditolak hehehe. Kasihan deh. Beginilah nasib pekerja kere yg pengen keliling dunia tapi koceknya pas-pasan hehehhe pas diperlukan pas kurang hahhahhaa..Cape deh.
 

nuchan@23092011

Monday, September 12, 2011

Justin Bieber & Muara Nauli

Siapa sih yg tak kenal Justin Bieber? Lebay nga sih kalau saya bilang bahwa hampir separoh penduduk bumi ini kenal dengan Justin Bieber.  Justin Bieber sering diulas sebagai  artis atau sosok yang tenar berkat situs You Tube. Tak terbantahkan bahwa Justin Bieber memang salah satu  artis jebolan You Tube yg paling sukses. Namun, seperti kisah sukses artis lainnya, kisah Justin Bieber bukan didapat dari mimpi semalam. Tetapi melalui perjuangan panjang, keteguhan hati dan sikap pantang menyerah. Nothing great ever comes that easy. Dan Justin Bieber sudah melalui proses pembentukan yg sungguh berat itu. Dari pria muda yg sering tak percaya diri  dan sangat miskin bermetamorfosis menjadi artis muda yg penuh percaya diri, populer dan kaya raya saat ini.

Saturday, September 10, 2011

Dering telpon yg kutunggu


Aku terbangun tanpa deringan telpon…
Hari ini katanya hari spesial buatku…
Kucari-cari hp-ku di sekitar tempat tidurku…
Ketika kutemukan…tak ada pesan khusus yg kuterima…


Friday, September 9, 2011

Is it destiny?


Ketika hati miris mengingat segalanya…
Segalanya yg sudah terjadi…
Ketika segala yg menyesakkan dada…
Tak tertahankan lagi…
Tubuhku serasa melayang di antara ruang hampa…

Thursday, September 8, 2011

Sejarah Pekabaran Injil Masuk Tanah Batak

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) lahir dari proses panjang dan dramatis gerakan Pekabaran Injil yang bangsa Belanda, Amerika, dan Jerman. Sejak paruh abad ke-19 HKBP lambat laun berkembang menjadi Gereja muda paling besar di dunia.

Pekabaran Injil atau Zending sudah memasuki Indonesia pada masa pendudukan Portugis di kepulauan Maluku (1512-1605) ditandai dengan menetapnya beberapa misionaris Yesuit (Katolik Roma) di Ternate, pada tahun 1522.

Perjalanan Pekabaran Injil di Tano Batak


I. Pendahuluan
Berbicara tentang perkembangan Kekristenan di Tanah Batak sangatlah berkaitan dengan pengaruh penginjilan yang dilakukan oleh Missionaris Barat, khususnya Jerman. Secara khusus dalam gereja HKBP perkembangannya pada tahap awal sangat ditentukan oleh Badan Zending yang disebut sebagai RMG. RMG mengutus para penginjil ini ke tanah Batak dengan tujuan memberitakan Injil Kristus bagi orang Batak yang masih hidup tradisional, miskin, dan sarat dengan nilai-nilai mitos/sihir. 
Untuk memudahkan penginjilan itu dalam konteks budaya Batak, maka para Missionaris ini belajar tentang karakter, adat atau budaya, dan bahasa Batak sendiri. Mereka bergaul dengan penguasa-penguasa atau raja-raja wilayah di daerah Silindung, Toba, sekitarnya. Dalam pelaksanaannya, para missionaris melakukan berbagai strategi yang berorientasi pada nilai-nilai Injili. Seperti yang dilakukan oleh Dr. I. L. Nommensen yaitu melalui ilmu pertanian, ilmu kesehatan, pendidikan (sekolah), dan pasar dan sistem onan atau pekan. Injil diberitakan sejalan dengan berbagai upaya yang membebaskan orang Batak dari kesengsaraan sosialnya. Beberapa hal yang dilakukan Nommensen yaitu mendirikan pusat kesehatan di Huta Dame, mendirikan koloni-koloni Zending di Silindung yang berkecimpung dalam perusahaan dagang secara besar-besaran dengan harapan untuk memperkenalkan tehnik-tehnik pertanian modern. Ia juga menebus para budak yang tadinya ditetapkan akan dibunuh, meminjamkan dengan jasa rendah dan menyembuhkan orang sakit. 

Napak Tilas Nommensen, sang Apostel di Tanah Batak

Sumber :  Irawati Diah Astuti) Suara Pembaruan
 

Makam I L Nommensen, tokoh penyebar agama Kristen di Tanah Batak, di Sigumpar, Tobasa, Sumatera Utara. Ia dianggap sebagai Apostel atau Rasul bagi masyarakat Batak Kristen, dan tokoh panutan bagi masyarakat Batak Muslim. 

Bagi TB Silalahi, Pendeta Ingwer Ludwig Nommensen adalah tokoh yang sangat berjasa bagi majunya masyarakat suku Batak. Bahkan, Silalahi mengungkapkan, tanpa Nommensen, mungkin ia dan warga Batak lainnya masih berada dalam masa kegelapan, seperti yang terjadi 150 tahun lalu.

Wednesday, September 7, 2011

Berpikir positif & Sekilas kisah IL Nommensen

Membuat pikiran tetap tenang dan waras saat digempur persaingan yg kurang sehat di dalam sebuah komunitas maupun lingkungan kerja adalah tetaplah berpikir positif. Lakukan yg terbaik buat semua orang, jangan pandang bulu. Kebaikan akan selalu menang melawan kebatilan. Syetan pun takut dengan kebaikan. Kejahatan  pun akan takluk dengan kebaikan.

Mencari-cari kesalahan orang lain hanya akan membuat otak dan pikiran kita menjadi terbalut iri dan dengki. Sebab apakah upah orang yg melakukan tindakan buruk terhadap musuhnya? Itu hanya akan membuat kita semakin buruk dan sama kotornya dengan musuh kita. Saya dulu begitu najis dan muaknya dengan nasehat orang tua saya yg berpesan kepada anak-anaknya : Hormatilah musuhmu. Karena dari musuhmu kamu akan belajar waspada dan berhati-hati saat melangkah. Sekarang saya baru menyadari bahwa apa yg dipesankan orang tua saya itu benar. Saya belum sampai ke tahap yg lebih ekstrim : Kasihilah musuhmu. Ohlala kayaknya ini sulit saya lakukan. Padahal di dalam ajaran keyakinan saya itu, sebuah harga mati untuk mengasihi musuh. Sebab apakah upah orang yg hanya mengasihi orang yg baik padanya. Sama sekali tidak ada upahnya.

Tiket Kereta Api VS Bika Ambon

Kereta api yg membawa saya menuju Medan berangkat pukul 8:00 pagi, itu yg tertera di tiket KA saya.  Seperti biasa saat Lebaran tiket KA selalu terjual habis, laris manis bak kacang goreng. Demi selembar tiket orang-orang rela mengantri berjam-jam lamanya. Saya pun sering tak habis pikir, kenapa pihak PJKA tidak menjual tiket ini secara online. Penumpang yg ingin mudik dipaksa untuk antri di depan loket. Yg jam bukanya pun suka-suka para petugasnya. Cape deh. Tapi itulah seni hidup di Indonesia. Segala hal yg mudah dan sederhana dibikin sulit. Saya yg sudah tahu betul kebiasaan orang Indonesia ini, seminggu sebelum keberangkatan saya sudah booking tiket via travel saja, harganya memang lebih mahal sedikit dibandingkan beli langsung tapi nga pakai acara antri bo. Sudahlah gara-gara uang sedikit, saya tak mau capek dan kesal antri di sana. Belum tentu juga dapat tiket. Biasalah ada-ada saja calo yg mencari kesempatan dalam kesempitan.  Mungkin calo juga manusia kali ya.

Saya pesan tiket via travel dan bilang sama ponakan saya untuk segera membeli tiket tsb. Pastikan tiket yg saya inginkan itu sudah harus ada ditangan ponakan saya paling lambat tanggal 30 Aug 2011. Saya tak mau mendengar janji-janji yg biasa didengungkan para penjual jasa di travel. Katanya tiket oke, tapi pas hari ”H” tiket yg dibutuhkan tidak ada, habis terjual. Ohlala saya nga mau drama konyol beginian. Akhirnya sesuai instruksi saya, tiket sudah ditangan ponakan saya tertanggal 30 Aug 2011. Kini saya bisa bernafas lega. Setidaknya saya sudah merasa nyaman.

Dari rumah kakak saya di Kompleks Sakura Indah  menuju stasiun KA tak begitu jauh.Paling lama naik mobil hanya 5-10menit saja. Pagi itu kami keluar rumah sudah pukul 7.40 pagi. Suasana jalanan masih normal. Lagian di kampung jarang ada kemacetan, kecuali ada kecelakaan lalu lintas. Hehehe

Saat tiba di stasiun KA, suasana peron sudah ramai dengan penumpang yg hilir mudik. Masih ada beberapa penumpang yg antri beli tiket. Sayang sekali sudah menjelang detik-detik terakhir, saya lihat ada beberapa pembeli tiket yg kecewa karena tiket habis terjual. Kasihan sekali. Sudah antri tapi tiket habis katanya. Itulah yg saya khawatirkan kalau beli tiket KA, sudah antri lama tapi tiket habis. Dan kalau ada kepentingan yg mendesak bisa bikin frustrasi. Coba PJKA jual tiket online, pasti lebih praktis buat para pembelinya.

Waktu sudah pukul 8:00 pagi tapi kereta belum berangkat karena ramainya penumpang hari itu. Saya masih berdiri di dekat pintu masuk sambil ngobrol2 dengan kakak saya. Tak berapa lama pluit berbunyi, saya segera lari kalang-kabut dengan adik saya. Saya tak sempat mengecek nomor gerbong saya. Tapi dengan terburu-buru saya naik ke salah satu gerbong dengan adik saya. Ampun dah. Untung nga ketinggalan kereta hahaha. Ternyata kami duduk di gerbong dua. Saya no. 4A dan adik saya no.7A. Ternyata bangku kami terpisah. Suasana di gerbong dua masih relatrif nyaman dan bersih karena pakai AC. Memang gerbong 1-4 itu adalah kelas eksekutif.Sisanya kelas ekonomi. Saya pilih pakai kelas eksekutif, karena tak mau diganggu para pedagang asongan yg sering berhamburan masuk saat berhenti di beberapa stasiun kecil. Kalau suasana di kelas ekonomi sering ramai, pengap dan panas banget karena cuma pakai kipas angin saja. Belum lagi banyak pedagang asongan yg bebas keluar masuk gerbong saat KA berhenti mengangkut penumpang di stasiun berikutnya. Ihhh cape deh.

Saat kereta api sudah melaju, saya pilih baca buku Madre karya Dewi Lestari. Dalam sekejab saya sudah tenggelam dalam bacaan saya. Seperti biasa buku-buku karya Dewi Lestari ini sering kali berhasil membawa saya menikmati jalinan kalimat yg begitu indah dan dalam maknanya. Dewi memang menuturkan kisah Madre ini dengan sangat apik sekali. Kalimat demi kalimat membawa saya menghayati dan seolah-olah saya menyatu dengan sosok Tansen yg menjadi tokoh sentral dalam buku ini. Kisah Madre ini membuat saya merenung bahwa hidup memang sering kali penuh kejutan. Seperti apa rasanya sejarah hidup kita berubah hanya dalam sehari?

Lelah membaca, saya pilih tidur-tidur ayam. Saya tiduran sambil mendekap tas saya untuk menahan udara dingin dari AC. Saya sempat tidur terlelap. Rasanya nikmat. Saya terbangun saat kereta berhenti di salah satu stasiun, dan dari jendela saya mendengar suara para pedagang makanan yg sedang berteriak-teriak meneriakkan dagangannya. Ada pecal sayur, ada mie kuning bumbu pecal, ada bihun goreng, ada sate kerang dan ada juga kripik-kripik ubi.Ada juga pedagang air mineral. Mereka berdagang hanya di depan pintu masuk gerbong saja. Karena para petugas tak mengizinkan mereka masuk gerbong kelas eksekutif.

Saya berjalan menuju pintu masuk gerbong dan memesan mie kuning pakai bumbu pecal dan campur sate kerang. Hmmm membayangkannya saja sudah membuat saya lapar dan mengundang air liur hehehe. Saya pesan dua pincuk. Di sini mereka masih menjual mie goreng pakai daun pisang yg dipincuk pakai lidi. Terasa nilai tradisionalnya. Saya dan adik saya menikmati mie kuning bumbu pecal dan sate kerang yg sangat nikmat rasanya. Kalau anda penggemar kebersihan dan suka yg serbahigienis, pasti anda tak sudi membeli makanan dari para pedagang ini hehehe. Tapi bagi saya tidak terlalu masalah, kalau lapar dan kelihatannya enak, ya disikat sajalah, daripada perut lapar hehehe. Terbukti mie kuning bumbu pecalnya memang enak. Saya rasa bumbu pecal di Sumatra itu rasanya pas dan enak banget di lidah saya.

Uniknya para pedagang asongan di kereta api ini sungguh kreatif ya. Mereka jual kopi panas dengan cara membawa termos air dan kopi bungkusan. Tinggal modal kopi bungkusan dan termos air panas saja,  mereka berjalan menjajakan kopinya. Dan memang banyak yg minat beli kopi panas hehehe. Tak kalah gila di sini harga satu botol air mineral Aqua sebanyak 600ml, dijual 4000ribu rupiah. Mehong abis. Tapi memang masih bisa ditawar sih jadi 3-4ribu per botol. Tergantung cara anda menawarlah. Bikin wajah memelas pasti dikasih 3ribu rupiah per botol hahahaha. Dikirain kamu sedang pailit kali selepas Lebaran hehehehe. Saya suka dengan usaha yg gigih dari para pedagang ini. Seni naik KA di Sumatra ya begini, bisa jajan di setiap stasiun. Aneka jajanan pasar yg serbaenak. Hitung-hitung mirip wisata kuliner ajalah. Tempat yg paling banyak jajanannya itu biasanya di Kisaran dan Tebing Tinggi. Kalau di Tebing Tinggi malah lebih enak karena banyak yg jual lemang bambu. Lemang itu terbuat dari beras pulut putih  yg dicampur dengan santan terus dimasukkan ke wadah bambu lalu dibakar. Hasilnya adalah lemang yg rasanya lemak dan beraroma sedap. Saya suka makan lemang dari Tebing Tinggi. Biasanya lemang ini disebut nasi jaha di Manado, tapi rasanya sama saja, sama-sama enaklah. Jadi kalau kamu ke Sumatra Utara, jangan lupa cobain makan lemang dari Tebing Tinggi ya.


Pukul 13:30 siang kereta api sampai di Medan. Huh langit mendung tapi udaranya agak lembab dan tidak nyaman. Suasana di pintu keluar ramai dengan para tukang bentor aka becak bermotor, taksi, dan angkutan umum. Di Medan banyak sekali bentor. Modelnya sedikit beda dengan becak yg ada di Jogyakarta. Tapi serunya bisa muat untuk bertiga. Harganya sedikit lebih murah dibandingkan taksi. Tapi menurut saya, kalau jalanan tidak macet, lebih baik naik taksi saja yg pakai argometer, lebih nyaman.  Tapi kalau sedang buru-buru memang becak bermotor bisa jadi pilihan juga sih, karena bisa balap dan menyalib hahaha. Biar cepat sampai.

Hari itu pesawat saya berangkat pukul 19:20 malam dari bandara Polonia Medan. Jadi saya masih punya waktu luang buat cuci mata dulu di Medan. Rencana pertama saya hari ini, ingin ke Sun Plaza dulu ambil kaca mata progresif yg dipesan adik saya di Optik Asean di Ground persis dekat toko buku  Gramedia. Kami pilih naik becak bermotor saja karena dekat banget dari stasiun kereta api. Sekalian sudah rindu naik bentor.

Rencana kedua adalah belanja bika Ambon,markisa,brownies,dll di Toko Zulaikha. Lokasinya  di jalan Mojopahit. Dari Sun Plaza pun kami putuskan naik bentor ke jalan Mojopahit.

Tuesday, September 6, 2011

Mudik ke Medan Aug 2011

Mendarat di Bandara Polonia Medan 27 Aug 2011
Pesawat saya mendarat di Bandara Polonia Medan pukul 19:30 malam WIB.  Keluar dari ruangan kedatangan sudah ramai dengan para penjemput di depan pintu keluar. Suasana ruangan kedatangan untuk domestik sungguh menyedihkan, terlihat kumuh dan kotor. Meskipun mendarat malam hari, tapi udaranya cukup panas dan membuat tubuh saya gerah dan lengket. Penerbangan ini sungguh melelahkan buat saya. Ruangan saat klaim bagasi yg sangat sempit, membuat orang yg berkerumun menunggu bagasi keluar sangat ramai dan padat. Ditambah lagi para porter barang yg sibuk menawarkan jasanya, menambah sumuk dan menyebalkan. Troli barang yg seharusnya bisa diambil dengan mudah tapi karena para porter barang ini sudah mendominasi dan mengambil troli barang yg tersedia  sehingga saya tak bisa menemukan troli yg sedang ngangur. Sebel campur jengkel menyatu di benak saya, tapi tak kuasa menghadapi kebiasaan orang Medan yg serbasemrawut. Saya mencoba meredakan rasa kesal saya dengan bergumam dalam hati saya, nikmati saja keadaan yg ada. Jangan marah, jangan kesal dan jengkel, itu tak akan menyelesaikan masalah. Inilah salah satu seni memasuki kota Medan, bisik saya dalam hati sebagai penawar rasa galau dan jengkel saya.

Sambil menunggu bagasi keluar, terdengar suara handphone saya berbunyi, ada sms dari adik laki-laki  Evi, sahabat saya. Mereka sudah tiba di bandara dan sedang menunggu di dekat ATM BCA, sebelah kanan saat pintu keluar. Apa gerangan kenapa mereka menunggu saya, tak lain tak bukan karena Evi menitipkan mukena baru sebagai hadiah Lebaran buat saudara-saudaranya di Medan. Titipan Evi yg lumayan berat ini cukup menambah banyak daftar bawaan saya yg memang sudah banyak pula. Saya tak bisa menolak titipan ini karena ternyata Evi balik ke Medan pada tanggal 31 Agust 2011. Sementara saudara-saudaranya mungkin sudah membayangkan Sholat Ied dengan mukena baru. Saya menyetujui membawa mukena ini karena memang situasinya sudah mepet buat Evi untuk mengirimkannya via TIKI, khawatir tak sampai sesuai waktu yg diharapkan. Evi terpaksa menyogok saya 100ribu rupiah untuk membayar bagasi katanya. Padahal harga kelebihan beban bagasi saja saat ini 95ribu per kilo di AA. Alamak! Tapi sudahlah tak perlu dibahas begitu panjang, saya sudah ikhlas untuk membawanya. Semoga pula mukena baru ini membawa keberkahan buat saudaranya.